Anda di halaman 1dari 6

Resume Presentasi HTN

Hukum tata negara berdasarkan doktrin ilmu pengetahuan hukum, dipahami sebagai bidang ilmu
hukum tersendiri yang membahas mengenai struktur ketatanegaraan dalam arti statis, mekanisme
hubungan antara kelembagaan negara, dan hubungan antara negara dengan warga negara. Dalam
kepustakaan Hukum belanda, kata staatsrecht (Hukum Tata Negara) mempunyai dua macam arti,
pertama sebagai staatsrechtswetenschap (Ilmu Hukum Tata Negara) dan kedua, sebagai positief
staatsrecht (Hukum Tata Negara Postif). Sebagai ilmu, hukum tata Negara mempunyai objek
penyelidikan dan mempunyai metode untuk melakukan penyelidikan. Kedua ialah positief
staatsrecht (Hukum Tata Negara Positif), sebagi hukum tata Negara positif. Ada berbagai sumber
hukum yang harus pelajari atau kaji, sebagai doktrin ilmu pengetahuan hukum, HTN akrab dipahami
sebagai bidang ilmu hukum tersendiri yang membahas mengenai struktur ketatanegaraan dalam arti
statis, mekanisme hubungan antar kelembagaan negara sampai hubungan antara negara dengan warga
negaranya.

Hubungan HTN dengan HAN:

1. HTN fokus pada sistem ketatanegaraan dan struktur serta pengorganisasian negara, sedangkan HAN
fokus pada aktifitas dalam menjalankan pemerintahan.
2. HTN cenderung statis, HAN cenderung dinamis

Contoh nyataanya:

1. HTN mempelajari daerah otonom, HAN mempelajari kewenangan kepala daerah otonom dalam
mengelola daerahnya
2. HTN mempelajari DPRD, HAN mempelajari bagaimana pelaksanaan sidang DPRD

Van Vollenhoven mendefinisikan Hukum Tata Negara sebagai sekumpulan peraturan-peraturan


hukum yang menentukan badan-badan kenegaraan serta memberi wewenang kepadanya, dan bahwa
kegiatan suatu pemerintahan modern adalah mebagi-bagikan wewenang itu kepada badan-badan
tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah. Sesuao dengan pandangan Oppenheim, Hukum
Tata Negara diibaratkan sebagai kondisi negara dalam keadaan tidak bergerak (staat in rust).
Sedangkan, Hukum Administrasi Negara sebagai sekumpulan peraturan hukum yang mengikat badan-
badan negara baik yang tinggi maupun yang rendah jika badan-badan itu mulai menggunakan
wewenangnya yang ditentukan dalam Hukum Tata Negara. Van Vollenhoven mengartikan Hukum
Administrasi Negara meliputi seluruh kegiatan negara dalam arti luas, tidak hanya terbatas pada tugas
pemerintahan dalam arti sempit saja. Hukum Administrasi Negara itu, menurutnya, juga meliputi
tugas peradilan, polisi, dan tugas membuat peraturan. Menurutnya, Hukum Administrasi Negara
dalam arti luas itu dapat dibagi dalam 4 (empat) bidang:
1. bestuursrecht (hukum pemerintahan)
2. justitirecht (hukum peradilan )
3. politierecht (hukum kepolisian)
4. regelaarsrecht (hukum perundang-undangan)

Hubungan HTN dengan Ilmu Negara

Sejatinya Ilmu negara mempelajari aspek dalam Negara secara umum, asal-usul, unsur-unsur, timbul
dan lenyapnya, tujuannya dan jenis-jenis atau bentuk negara secara umum, dan sifat yang
dipelajarinya lebih pada tataran teoritis dan abstrak, dan definisinya lebih pads Ilmu yang mempelajari
asal-usul, perkembangan wujud dan lenyapnya suatu Negara

Pada HTN yang dipelajari lebih padanegara tertentu, bagaimana pemerintahan dalam negara itu
disusun dan dijalankan mulai dari pemerintah pusat hingga daerah dalam wilayah kekuasaannya, dan
sifatnya lebih praktis atau nyata.
Oleh karenanya wajar bila HTN lebih merupakan ilmu yang mempelajari sistem pemerintahan suatu
Negara bukan pada IN yang sifatnya lebih abstrak.

Pengertian Sumber Hukum

Dalam lapangan Ilmu Pengetahuan Hukum (law enforcement), terutama pada bagian-bagian yang erat
hubungannyaa dengan pembuatan hukum (law making) dan pelaksanaannya (law enforcement),
masalah sumber hukum merupakan suatu hal yang perlu dipahami, di analisis, serta ditimbulkan
problema-problema dan pemecahannya sehingga dapat diharapkan memiliki keserasian dengan
perkembangan hukum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.

Sumber hukum menurut tinjauan sejarah berbeda dengan pengertian sumber hukum menurut tinjauan
filsafat. Begituupun sumber hukum menurut tinjauan agama berbeda dengan pengertian sumber
hukum menurut tinjauan sosiologi dan ilmu hukum.
1 Sumber hukum dalam arti sejarah
2 Sumber hukum dalam arti sosiologis
3 Sumber hukum dalam arti filsafat
4 Sumber hukum dalam arti formal
5 Macam-macam Sumber Hukum

Istilah sumber hukum mempunyai arti yang bermacam-macam, tergantung dari sudut mana kita
melihatya. Sumber hukum formal diartikan sebagai tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum, untuk memperoleh sifatnya yang formal, sumber hukum dalam arti ini
setidak-tidaknya mempunyai dua cirri sebagai berikut
1 Dirumuskan dalam suatu bentuk
2 Berlaku umum, mengikat dan ditaati

Sumber hukum meteriil adalah faktor-faktor masyarakat yang memengaruhi pembentukan hukum
(pengeruh terhadap pembuat undang-undang, pengaruh terhadap keputusan hakim, dan sebagainya),
factor-faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan Hukum, atau tempat darimana
hukum itu diambil.

Sumber Hukum Tata Negara

Sumber hukum materil tata Negara adalah sumber yang menentukan kaidah hukum tata Negara.
Sumber hukum yang termasuk kedalam sumber hukum dalam arti materiil ini.
Hukum perundang-undangan adalah hukum tertulis yang dibentuk dengan cara-cara tertentu oleh
pejabat yang berwenag dan dituangkan dalam bentuk tertulis.

Hukum adat merupakan hukum asli bangsa Indonesia yang tidak tertulis, namun tumbuh dan
dipertahankan dalam perekutuan masyarakat hukum adat.
Doktrin ketatanegaraan adalah ajaran-ajaran tentang hukum tata Negara yang ditemukan dan
dikembangkan dalam dunia ilmu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan dan pemikiran saksama
berdasarkan logika formal yangberlaku.

Hierarki Peraturan Perundang-undangan RI


Dalam Memorandum DPR-GR tertanggal 9 Juni 1996 yang telah dikukuhkan oleh MPRS dengan
ketetapan MPRS No. XX/MPRS/199, MPR dengan ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan Lampiran
II tentang “Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia”.

Hierarki Menurut UU No. 10 Tahun 2004


Pada 24 Mei 2004, DPR dan Pemerintah telah menyetujui Rancangan Undang-undang tentang
pembentukan Peraturan Perundang-Undangan menjadi Undang-undang (UU No. 10 Tahun 2004)

Pengertian Asas-asas HTN

Rangkaian Istilah “Asas-asas Hukum Tata Negara”itu sendiri telah memberikan petunjuk bahwa
materi Kuliah yang kita pelajari ini merupakan pengantar mata kuliah Hukum tata Negara.

1 Asas-asas HTN
2 Asas Pancasila
3 Asas Negara Hukum
4 Asas Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi
5 Asas Negara Kesatuan
6 Asas Pemisahan Kekuasaan dan Check and Balance

LEMBAGA LEMBAGA NEGARA MENURUT UUD 1945

Sebelum perubahan UUD 1945, Republik Indonesia menganut prinsip supremasi MPR sebagai salah
satu bentuk varian system supremasi parlemen yang dikenal dunia. Dalam pembahasan ini tentunya
didapati bahwa terdapat beberapa lembaga negara yang memang memiliki karakterisik serta
kedudukan tertentu seperti:

1.Majelis permusyawaratan rakyat(MPR)

MPRadalah lembaga tertinggi di negara Indonesia yang strukturnya dibentuk berdasarkan pemilihan
langsung legislative, bersamaan dalam penetapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). MPR
terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih
melalui pemilihan umum. Dalam kenyataannya MPR juga sudah mengamandemen UUD 1945 yang
dimulai tahun 1999-2002.

2.Dewan perwkilan rakyat(DPR)

DPR terdiri dari anggota partai politik berdasarkan hasil pemilihan. Dalam pasal 21 UU No. 8 Tahun
2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPRD bahwa jumlah kursi anggota DPR sebanyak 560 orang.
Dalam pasal 22 menyatakan bahwa daerah pemilihan anggota DPR adalah provinsi, kabupaten/kota,
atau gabungan kabupaten/kota. Jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPR paling sedikit 3
kursi dan paling banyak 10 kursi. Masa jabatan anggota DPR lima tahun dan berakhir bersamaan pada
saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh ketua MK dalam sidang
Paripurna DPR.

3.Dewan perwakilan daerah(DPD)

Lembaga baru yang muncul melalui perubahan ketiga UUD 1945 antara lain dewan perwakilan daerah
(DPD). Hadirnya DPD dalam struktur ketata negaraan Indonesia diatur dalam pasal 22C dan 22D, dan
sebagai lembaga yang mempresentasikan suara-suara rakyat daerah DPD dianggap sebagai lembaga
yang memiliki legitimasi khusus karena tidak dipilih melalui calon-calon yang berasal dari partai
politik.
4.Presiden dan Wakil Presiden

Hasil perubahan UUD 1945 yang berkaitan langsung dengan kekuasaan presiden dan wakil presiden,
adalah pembatasan kekuasaan presiden sebagaimana diatur dalam pasal 7 (lama), yang berbunyi
“presiden dan wakil presiden memegang jabatannya selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali”.

5.Mahkamah agung (MA)

Perubahan UUD 1945 telah membawa perubahan dalam kehidupan ketatanegaraan khususnya dalam
pelaksanaan kekuasaan kehakiman, Mahkamah Agung atau sering disingkat dengan MA adalah
sebuah lembaga Tertinggi di dalam sistem tata negara Republik Indonesia dalam kekuasaan
kehakiman. Mahkamah Agung merupakan sebuah lembaga tinggi yang membawahi berbagai badan
peradilan. Badan-badan peradilan tersebut anatara lain seperti peradilan umum, peradilan agama,
peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara.

6.Mahkamah Konstitusi (MK)

Perubahan UUD 1945 melahirkan lembaga baru dibiang kekuasaan kehakiman yaitu mahkamah
konstitusi, sebagaimana di atur dalam pasal 24 ayat (2), yang berbunyi sebagai berikut: “kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung dan badn peradilan yang berada dibawahnya
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha Negara, dan oleh sebuah mahkamah konstitusi.” `

7.Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Cikal bakal ide pembentukan badan pemeriksa keuangan bersaal dari Raad van rekenkamer pada
zaman hindia Belanda, Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan dinyatakan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga negara
yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara

8.Komisi Yudisial (KY)

Sebenarnya ide tentang perlunya suatu komisi khusus untuk menjalankan fungsi fungsi tertentu yang
berhubungan dengan kekuasaan kehakiman bukanlah hal yang baru, namun pembentukan KY ini
dalam
LEMBAGA LEMBAGA INDEPENDEN

perkembangan lebaga lembaga independen


Selain lembaga lembaga Negara seperti yang disebutkan dalam bab 6, bentuk keorganisasian modern
dewasa ini juga mengalami perkembangan perkembangan yang sangat pesat, khususnya berkenaan
dengan inovasi inovasi baru yang tidak terelakan.

A.Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Komisi ini merupakan satu hasil perubahan UUD 1945 adalah adanya ketentuan mengenai pemilihan
umum (pemilu) dalam undang undang dasar 1945, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri adalah
merupakan jelmaan dari Lembaga Pemilihan Umum (LPU),Lembaga ini juga bertugas
menyelenggarakan pemilu pada zaman Orde Baru. Sebagai lembaga yang menyelenggarakan
pemilihan umum di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD,
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah, KPU ini tidak dapat disejajarkan kedudukannya dengan lembaga -lembaga negara
yang lain yang kewenangannya ditentukan dan diberikan oleh UUD 1945. Jadi Dapat disimpulkan
Bahwa komisi pemilihan umum adalah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan umum di
Indonesia yang bersifat nasional, tetap dan mandiri (independen).

B.Komisi nasional HAM (komnas HAM)

Sejarah bangsa Indonesia hingga kini mencatat berbagai penderitaan, kesengsaraan dan
kesenjangan sosial, yang disebabkan oleh perilaku tidak adil dan diksriminatif atas dasar eknik, ras,
warna kulit, budaya, bahasa, agama, golongan, jenis kelamin, dan status social lainnya, dan wacana
pembentukan Komnas HAM sebetulnya telah lahir dari tahun 1993 lewat kepres yang dibuat pada
masa kepimpinann Presiden Soeharto namun baru di realisasikan kedalam UU HAM tahun 1999.
Adapun Komnas HAM lahir juga dilatarblekangi oleh konversi PBB dan Konversi Wina, Austria yang
menghendaki negara memiliki lembaga yang bergerak independen untuk memperjuangkan Hak asasi
manusianyaK

Anda mungkin juga menyukai