PENDAHULUAN
1
A. Istilah dan Pengertian HTN
adalah hukum yang mengatur organisasi Negara atau organisasi dari suatu
5. Apa wewenangnya
tersebut
menjalankan kewajibannya
hukum yang mengatur sarana masyarakat hukum tingkatan atas dan bawah
2
badan yang berkuasa, berwenang dan berfungsi dalam lingkungan masyarakat
hukum tersebut.
badan yang diperlukan termasuk itu wewenang, fungsi dalam hubungan antar
badan-badan itu dan antar baan-badan itu dengan individu serta kegiatannya.
negara tersebut.
dibagi menjadi 2 :
pemerintahan tersebut
3
A.V Dicey, HTN adalah hukum yang menunjukkan segala peraturan yang
berisi baik secara langsung atau tidak langsung tentang pembagian kekuasaan
dan pelaksanaan yang tertinggi dalam suatu Negara. HTN mengatur cara
Donner, HTN merupakan kunci dan puncak dari tata hukum, karena HTN
antara manusia yaitu anatara para warga negara disatu pihak dengan manusia
yang mengemban suatu jabatan sehingga diberi kekuasaan dilain pihak. Jadi
Negara yaitu yang terdapat di dalam UUD dan UU Organik. Maurice Duverger,
sesungguhnya sama dengan hukum kenegaraan, HTN tidak lain adalah mengenai
4
Koppmans, HTN adalah pengaturan tentang wewenang hukum jabatan
warga Negara.
Adalah HTN suatu Negara tertentu yang berlaku pada waktu tertentu
Yaitu HTN dalam arti luas dikurangi HTN dalam arti sempit.
HTN dalam arti luas adalah hukum yang mengatur bentuk negara dan
HTN meliputi HTUN yaitu hukum yang mengatur cara-cara menjalankan tata negara
tersebut. HTN dalam arti sempit adalah serangkaian kaedah-kaedah hukum yang
kuliah wajib, karena ia merupakan dasar yang sangat penting untuk mengetahui
keorganisasian Negara.
5
C. Objek Kajian dan Metode HTN
Objek kajian HTN adalah Negara dalam arti konkrit termasuk juga
dengan ilmu negara objeknya Negara dalam arti abstrak. Jadi objeknya adalah
hubungan dan perbedaan objek yang diselidiki disandarkan pada faktor-faktor yang
ada dalam lapangan hukum itu sendiri. Metode yuridis terbagi menjadi 4, yaitu :
6
Berdasarkan kelemahan metode yuridis dogmatis, Thoma
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan lembaga yang ada pada masa
sebelumnya.
1. Metode Yuridis
7
Negara-negara sebagai objek penyelidikan dianggap dan dititik
2. Metode Historis
deskriptif analisis.
3. Metode Komparatif
4. Metode Filosofis
8
dengan rakyat atau disebut juga hukum yang banyak mengandung perintah.
Menurut Pringgodigdo, Hukum publik adalah hukum yang tidak diperoleh dari
perjanjian tetapi merupakan hukum yang unggul atau menjurus ke satu arah
bagi Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara tidak mempunyai
nilai yang praktis. Jika orang mempelajari ilmu Negara, ia tidak memperoleh
hasil untuk dipraktekkan, berbeda dengan HTN sifatnya praktis. Dengan kata
adalah azas-azas pokok dan pengertian pokok tentang negara dan hukum
9
tata Negara pada umumnya atau lebih bersifat teoritis, maka objek HTN
adalah hukum positif yang berlaku pada suatu waktu di suatu tempat.
masing.
ditempat tertentu, oleh karena itu disebut HTN Positif. Misal : HTN
Indonesia.
10
2. Hubungan HTN dengan Ilmu Politik
yang ada di sekitarnya. Dalam beberapa hal untuk mengetahui suatu latar
Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari HTN dalam arti luas.
Pada garis besarnya terdapat perbedaan daripada para ahli hukum tentang
hubungan HTN dengan HAN. Dalam hal ini ada golongan yang membedakan
HTN dan HAN secara principal dan tegas dan ada yang beranggapan bahwa
a. Van Vollenhoven
HAN meliputi seluruh kegiatan Negara dalam arti luas. Jadi tidak
11
terbatas pada tugas pemerintah dalam arti sempit saja tetapi juga
b. Logeman
c. Stellings
tapi tidak hanya dalam HTN saja dilakukan sistematik tapi juga
didalam HAN.
a. Kranenburg
yang bermanfaat.
c. Vegting
12
HAN dan HTN memiliki lapangan penyelidikan yang sama.
Soal
13
BAB II
14
A. Istilah dan Pengertian Sumber Hukum
tersebut tergantung dari sudut mana orang melihatnya, bagi seorang ahli sejarah
sumber hukum memiliki arti yang berbeda dengan pendapat ahli kemasyarakatan.
Begitupula sumber hukum menurut ahli ekonomi tidak akan sama artinya dengan
ahli hukum.
1. Paton
2. Usep Pranuwidjaja
hukum
berlaku umum maka disebut hukum sedangkan bila tidak berlaku umum
bukanlah hukum.
15
B. Sumber Hukum Formal dan Sumber Hukum Materil
Pandangan seorang ahli hukum mengenai sumber hukum dapat dibagi dalam
arti formil dan materil. Sumber hukum dalam arti formil adalah sumber hukum yang
dikenal dari bentuknya. Karena bentuknya itu menyebabkan hukum berlaku umum,
diketahui dan ditaati. Disinilah suatu kaidah memperoleh kualifikasi sebagai kaedah
hukum bagi yang berwenang ia merupakan petunjuk hidup yang harus diberi
kewenangan badan yang lebih tinggi sehingga kita mengenal sumber hukum dalam
Sumber hukum formal diartikan sebagai tempat atau sumber dari mana
formal ini merupakan bentuk pernyataan bahwa sumber hukum materil dinyatakan
dirumuskan dalam suatu bentuk sehingga membedakannya dengan norma lain dan
berlaku umum, mengikat dan ditaati. Yang termasuk sumber hukum formal adalah
doktrin.
Sumber hukum dalam arti materil adalah sumber hukum yang menentukan
isi hukum bagi seseorang. Sumber hukum materil merupakan faktor pembantu
sumber hukum formil. Yang termasuk sumber hukum materil adalah faktor-faktor
16
masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum, faktor yang turut
mempengaruhi isi hukum. Bagi seorang sarjana hukum , yang terpenting adalah
sumber hukum formal dan bila dianggap perlu mengetahui asal usul hukum itu
maka yag diperhatikan sumber hukum materil, namun keduanya saling melengkapi.
C. Sumber HTN
Sumber-sumber hukum tata negara tidak terlepas dari sumber hukum pada
umumnya. Sumber hukum tata negara mencakup sumber hukum dalam arti materil
menjadi dasar Negara. Pancasila tidak hanya menjiwai tetapi juga harus
dengan pancasila.
pejabat yang berwenang dan dituangkan dalam bentuk tertulis. Hal ini
17
2. Hukum Adat ketatanegaraan
desa.
4. Yurisprudensi ketatanegaraan
5. Traktat ketatanegaraan
lain.
6. Doktrin ketatanegaraan
18
D. Hierarki Peraturan Perundang-undangan RI
a. UUD 1945
b. Ketetapan MPR
c. UU/Perpu
d. Peraturan Pemerintah
e. Keputusan Presiden
Menteri
a. UUD 1945
b. Ketetapan MPR
c. Undang-Undang
d. Perpu
e. Peraturan Pemerintah
f. Keputusan Presiden
g. Peraturan Daerah
b. UU/Perpu
c. Peraturan Pemerintah
d. Peraturan Presiden
19
e. Peraturan Daerah
1. Perda Provinsi
2. Perda Kabupaten/Kota
b. Ketetapan MPR
c. UU/Perpu
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
Undang-Undang Dasar
dan juga merupakan dasar ketentuan lainnya. UUD merupakan induk dari segala
Ketetapan MPR
20
Istilah Ketetapan MPR sebenarnya tidak ada dalam UUD 1945, hanya ada
6. Ketetapan MPR
7. Keputusan MPR
majelis.
UU/Perpu
Pelaksana dari Ketetapan MPR. Namun, tidak semua UU berfungsi sebagai peraturan
pelaksana dari UUD 1945 dan TAP MPR. Contoh UU yang berfungsi sebagai
peraturan pelaksana UUD 1945 yaitu UU No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan,
kedudukan MPR, DPR, DPRD dan DPD yaitu pelaksanaan dari Pasal 2, Pasal 19 dan
Pemiihan Umum yaitu UU No.3 Tahun 1999 tentang Pemilu. Contoh UU yang tidak
berfungsi sebagai peraturan pelaksana dari UUD 1945 dan TAP MPR adalah UU No.1
21
UU organik adalah UU yang harus dibuat berdasarkan perintah langsung dari
UUD 1945, seperti tentang Pemilu ( Pasal 22 E ), Susduk MPR, DPR, DPRD, DPD
( Pasal 2 ).
Perpu dibuat dalam hal ikhwal keadaan memaksa atau mendesak, dimana UU
yang sebelumnya tidak ada mengatur. Kalau ditetapkan UU akan memakan waktu
yang lama, karena memerlukan persetujuan DPR sedangkan keadaan genting harus
segera diatasi. Oleh karena itu presiden diberi hak untuk menetapkan Perpu dengan
syarat harus meminta persetujuan DPR dalam siding berikutnya, kalau disetujui
dapat ditetapkan menjadi UU dan sebaliknya Perpu harus dicabut bila tidak
Peraturan Pemerintah
menjalankan UU sebagaimana mestinya. Hal ini berarti tidak mungkin bagi Presiden
Keputusan Presiden
bersifat mengatur dibuat oleh Presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya
pemerintahan.
22
Adalah bentuk-bentuk peraturan yang ada setelah TAP MPRS
Peraturan Perundang-undangan :
adalah UU Ke bawah.
Pada hakikatnya Perpu sama dan sederajat dengan UU, hanya syarat
Perda dari segi pembuatannya, sudah semestinya dapat dilihat setara dengan
mengatur materi dan ruang lingkup daerah yang lebih sempit dianggap
dibawahnya.
23
2. Isi atau muatan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak
tingkatannya.
tegas dicabut. Selain itu, peraturan yang mengatur materi yang lebih khusus
Soal
hukum!
4. Jelaskan yang dimaksud dengan UUD, UU, Ketetapan MPR dan Peraturan
Daerah!
2011!
24
BAB III
25
Untuk mengetahui asas-asas ketatanegaraan suatu Negara dapat diketahui
dari UUD nya. Asas-asas HTN tidak jauh berbeda dengan asas-asas UUD 1945 adalah
sebagai berikut :
1. Asas Pancasila
Pancasila merupakan sumber hukum materil, oleh karena itu setiap isi
Pembukaan UUD 1945 memiliki empat pokok pikiran yang merupakan pancaran
sebagai Negara hukum, namun setelah perubahan ketiga, asas Indonesia sebagai
Negara hukum telah secara eksplisit terdapat pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945.
Pemikiran tentang negara hukum yang asalnya dapat ditelusuri pada tulisan-
tulisan John Locke ( Two treaties on Government, 1690 ) seperti yang dikutip
sebagi berikut :1
1
Indroharto, Usaha Memahami UU tentang PTUN, 1991, Hlm.57
26
a. Dalam negara hukum pemerintahan dilakukan berdasarkan UU (asas
b. Dalam negara hukum, hak-hak dasar manusia diakui dan dihormati oleh
penguasa.
Konsep negara hukum sangat terkait dengan sistem hukum yang dianut oleh
negara yang bersangkutan. Pada dasarnya sistem hukum di dunia ini dapat
dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu sistem hukum kontinental dan sistem
negara hukum, yaitu : rechtstaat, the rule of law dan negara hukum pancasila.3
bertumpu pada sistem kontinental yang disebut civil law dan modern roman law.
2
Bagir Manan, Dasar-dasar Perundang-undangan Indonesia, Jakarta, 1992, Hlm.5
3
Philipus M.Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Surabaya, 1987, Hlm.71
27
kekuasaan raja. Pada zaman Romawi, kekuasaan yang menonjol dari raja ialah
negara.
bertumpu atas sistem hukum yang disebut common law. Karakteristiknya adalah
judicial, hal ini di latar belakangi oleh kekuasaan utama dari raja adalah memutus
perkara. Peradilan oleh raja berkembang menjadi suatu sistem peradilan, sehingga
hakim peradilan adalah delegasi dari raja. Hakim harus memutus perkara
Perbedaan yang menonjol antara konsep rechtsstaat dan rule of law menurut
M.Tahir Azhary5 ialah pada konsep yang pertama peradilan administrasi negara
merupakan suatu sarana yang sangat penting dan sekaligus ciri menonjol pada
umum. Ciri yang menonjol pada konsep rule of law ialah ditegakkannya hukum yang
adil dan tepat, karena semua orang mempunyai kedudukan yang sama di hadapan
4
Ibid, Hlm. 72-73
5
Dikutip oleh Zairin Harahap, Hukum Acara PTUN, Jakarta, 2001, Hlm.18
28
hukum, maka ordinary court dianggap cukup untuk mengadili semua perkara
dikembangkan antara lain oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl dengan
istilah Jerman, yaitu “rechtsstaat” , sedangkan dalam tradisi Anglo Amerika, konsep
negara hukum dikembangkan oleh A.V Dicey dengan sebutan “ The Rule of Law ”.
Menurut Julius Stahl , konsep negara hukum yang disebutnya dengan istilah
2. Pembagian kekuasaan
Sedangkan A.V Dicey menguraikan adanya tiga ciri penting dalam setiap
negara hukum yang disebutnya dengan istilah The Rule of Law, yaitu :7
hukum)
6
Prof.Dr. Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, 2005, Hlm. 152
7
Ibid
29
Indonesia menganut asas kedaulatan rakyat terlihat pada Pasal 1 ayat 2.
pengakuan hak asasi manusia yang diatur secara tegas dalam UUD 1945.
Asas ini dapat dilihat secara eksplisit pada Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi :
tugas tertentu yang diurus sendiri oleh pemerintah pusat dan pemerintah
Dalam Perubahan UUD 1945, ada lima butir kesepakatan dasar yang tidak
Negara ini yang ditetapkan sejak awal berdirinya Negara dan dipandang paling
bermuara ketidakjelasan konsep yang dibangun oleh UUD 1945, tidak adanya checks
and balances antara alat kelengkapan organisasi Negara, selain kelemahan yang
melekat pada UUD 1945. Cabang kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif itu
sama-sama sederajat dan saling mengontrol satu sama lain sesuai prinsip checks
30
Soal
1. Jelaskan yang dimaksud dengan asas-asas hukum tata negara, dan kaitkanlah
2. Jelaskan yang dimaksud dengan asas negara hukum dan asas pancasila!
BAB IV
KONSTITUSI
31
A. Istilah dan Pengertian
suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Sedangkan istilah
Belandanya Grondwet.
Van Apeldoorn membedakan secara jelas antara keduanya, kalau Grondwet adalah
menyelenggarakan:
1. Kekuasaan pemerintahan
32
2. Hak-hak dari yang diperintah
bahwa pengertian konstitusi meliputi konstitusi tertulis dan tidak tertulis. UUD
materi muatan pokok dari suatu konstitusi, konstitusi yang terbaik dan ideal
pembentuk UUD dalam memilih mana yang penting dan harus dicantumkan
dalam konstitusi.
negaranya
33
2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat
fundamental
bersifat fundamental
eksekutif, yudikatif.
UUD
ke zaman. Pada masa peralihan dari feodal dengan kekuasaan mutlak penguasa
34
konstitusional, UUD mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan
and The Governmental Proce’s, bahwa konstitusi itu suatu sarana dasar untuk
politik
mereka
D. Klasifikasi Konstitusi
35
1. Konstitusi tertulis dan kontitusi bukan tertulis ( written constitution
constitution )
unitary constitution)
executive constitution )
konstitusi yang bukan tertulis ialah suatu konstitusi yang tidak dituangkan
dalam suatu dokumen formal, seperti Inggris, Israel dan New Zealand.
rigid. UUD 1945 dalam realitanya termasuk konstitusi yang rigid. Konstitusi
fleksibel memiliki ciri yaitu elastis, diumumkan dan diubah dengan cara yang
dengan cara yang khusus atau istimewa atau dengan persyaratan yang berat.
36
Ketiga, Konstitusi derajat tinggi adalah konstitusi yang mempunyai
lebih berat dibandingkan yang lain. Konstitusi tidak berderajat tinggi ialah suatu
Klasifikasi keempat dan kelima berkaitan erat dengan bentuk negara dan
sistem pemerintahan, artinya jika bentuk negara serikat, maka akan didapatkan
Soal
berlaku di Indonesia!
37
BAB V
38
A. Sebelum Kemerdekaan Negara RI ( Sebelum 17 Agustus 1945 )
Pada masa ini Indonesia merupakan bagian dari Kerajaan Belanda, hal ini
ditetapkan dalam Pasal 1 UUD Kerajaan Belanda disebut Indische Staatregeling (IS)
1926. Kekuasaan tertinggi terletak di tangan raja, namun kepala Negara tidak
39
Pasal 63 : Ketatanegaraan Indonesia ditetapkan dengan UU, soal intern
sendiri
Jenderal dibantu oleh Raad Van Indie atau Badan Penasehat. Kekuasaan
40
Kedudukan Jepang di Inbdonesia adalah sebagai penguasa pendudukan
kekuasaan Hindia Belanda, namun kekuasaan tertinggi tidak lagi dipegang oleh
a. Pembentukan BPUPKI, yang sidang I tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945 yang
keberadaan HTN Indonesia, karena sebelum proklamasi tidak dijumpai produk HTN
Indonesia, kecuali HTN Adat yang berlaku di Satuan Pemerintahan Indonesia asli.
41
norma pertama dari tata hukum Indonesia, karena menjadi dasar berlakunya
norma-norma lain.
1945, Konstitusi Indonesia sebagai suatu revolusi grondwet telah disahkan pada 18
Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dalam sebuah naskah
yang dinamakan UUD Negara RI. Menurut UUD 1945, Pemerintahan RI dipimpin
oleh Presiden dan dibantu oleh seorang Wakil Presiden ( Pasal 4 ayat (1) dan (2) ).
adalah Presiden, dilain pihak ia tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat, artinya kedudukan Presiden tidak tergantung kepada DPR ( Alinea kedua
memerhatikan sunguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR adalah kuat dan tidak
pemerintahan bukan hanya berdasarkan Pasal 4, 5, 10, 11, 12,13,14 dan 15 UUD
Komite Nasional Sebagai akibat dari ketentuan peralihan, Presiden dengan sah
dapat bertindak sebagai diktator karena bantuan Komite Nasional sama sekali tidak
42
dapat diartikan suatu pengekangan atas kekuasaannya. Wakil Presiden dan menteri
Pada 29 Agustus 1945 PPKI telah dibubarkan oleh Presiden dan sebagai
gantinya dibentuk Komite Nasional Pusat yang lebih dikenal dengan KNIP.
perkembangan yang sangat pesat, kurang lebih dua bulan dalam masa perjalanan
penting, yaitu :
hak mengontrol dan mengawasi pemerintah. Tugas itu langsung ada pada Presiden
dengan adanya Maklumat No. X itu berarti mengalami kemunduran. Sejak tanggal
16 Oktober 1945 Presiden harus membagi kekuasaan yang dimiliki Pasal IV Aturan
Peralihan UUD 1945, yaitu dalam hal menetapkan GBHN dan mengenai
43
Perubahan kedua yang terjadi dalam penyelenggaraan Negara ialah dengan
terhadap susunan kabinet yang ada. Dengan maklumat ini, diumumkan nama
menteri dalam susunan kabinet yang baru. Kalau semula, kabinet adalah di bawah
pimpinan Presiden, dengan maklumat ini kabinet tidak lagi di bawah pimpinan
Presiden, tetapi suatu dewan yang diketuai seorang Perdana Menteri yaitu Sutan
anggota kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri dan tidak lagi bertanggung
jawab kepada Presiden. Hal ini berarti, terjadi pergantian sistem ketatanegaraan
penyimpangan terhadap UUD 1945 ( Pasal 17 ), hal ini seharusnya tidak dapat
terjadi tanpa melakukan perubahan terlebih dahulu terhadap Pasal 17 UUD 1945.
Hingga saat ini, masalah dasar hukum kedua maklumat masih menjadi perdebatan
adalah konvensi. Menurut Soepomo, dengan adanya kabinet Syahrir, telah timbul
bahwa kementerian yang bertanggung jawab tersebut tidaklah sesuai dengan UUD
44
D. Perkembangan Konstitusi di Indonesia
berlaku, yaitu :
1959
Dalam keempat periode berlakunya keempat macam UUD, UUD 1945 berlaku
dalam dua kurun waktu. Kurun waktu pertama telah berlaku UUD 1945
waktu kedua berlaku sejak Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
tentang Pembentukan BPUPKI, badan ini dibentuk oleh Jepang dengan nama
Gunseikan no.23. BPUPKI ini memiliki anggota 62 orang bangsa Indonesia dan 7
orang dari wara Jepang. Ketuanya Dr. Radjiman Wediodiningrat dan Wakilnya
Badan ini dilantik 28 Mei 1945. Sidang I pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1
Juni 1945, sidang II tanggal 10 Juli-17 Juli 1945. Acara pokok pada sidang I
45
siadang II dibentuk suatu panitia dengan tujuan membentuk UUD dengan anggota
19 orang dengan ketua Ir.Soekarno. Untuk memperlancar tugas ini dibentuk panitia
Mr.A.Maramis, Mr.Pandji Singgih, H.A. Salim dan Dr. Sukiman, sedangkan Ketuanya
Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Kecil telah menyelesaiakan tugasnya dan
memberikan Laporan kepada Panitia Hukum Dasar. Setelah beberapa kali sidang,
BPUPKI menyetujui hasil Panitia tersebut sebagai Rancangan UUD pada tanggal 16
Juli 1945. Dengan selesainya tugas BPUPKI, maka oleh Pemerintah Balatentara
anggota termasuk ketua dan wakil ketua masing-masing Ir. Soekarno dan Drs.
Mohammad Hatta.
Rencana PPKI akan bertugas tanggal 9 Agustus 1945 gagal, karena Sekutu
dibentuk oleh bagsa Indonesia setelah Proklamasi yaitu tanggal 18 Agustus 1845
1945 oleh PPKI, kemudian Negara RI dihadapkan oleh berbagai tantangan dan
perjuangan yang beragam. Rencana Konstitusi RIS telah disepakati oleh ketiga
delegasi yaitu Indonesia, Belanda, BFO pada Konferensi Meja Bundar. Kemudian
46
UUD ini dimintakan persetujuannya pada KNIP dan Badan-badan Perwakilan dari
daerah-daerah yang kemudian akan menjadi Negara bagian atau daerah yang
berdiri sendiri untuk disahkan dan ditetapkan menjadi konstitusi RIS. Mulai
negeri RIS
Jadi konstitusi RIS merupakan salah satu akibat atau hasil dari KMB yang
Overlacht ).
sosiologis yang cukup kuat untuk diterapkan di Indonesia, tetapi karena terkait
bagian, yaitu Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur dan Negara
Sumatera Timur menggabungkan diri menjadi satu wilayah RI. Sejak itu wibawa
47
antara Pemerintah RIS dan Pemerintah RI untuk kembali bersatu mendirikan
naskah persetujuan bersama pada tanggal 19 Mei 1950, yang intinya menyepakati
Untuk persiapan kearah itu, maka untuk keperluan menyiapkan satu naskah
selesai, rancangan UUD disahkan oleh Badan Pekerja KNIP tanggal 12 Agustus 1950
dan oleh DPR dan Senat RIS tanggal 14 Agustus 1950. Selanjutnya, secara resmi
naskah ini mulai berlaku tanggal 17 Agustus 1950, yaitu dengan ditetapkannya UU
dengan naskah baru dengan nama Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950.
Seperti halnya KRIS, UUDS 1950 juga bersifat sementara. Hal ii terlihat jelas pada
menyusun UUD RI. Berbeda dengan KRIS, UUDS 1950 berhasil membentuk
Tahun 1953.
menyusun UUD baru, atas dasar ini Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit tanggal
5 Juli 1959 yang memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD Negara Indonesia.
48
Konstituante tidak dapat dijadikan dasar keluarnya dekrit, karena konstituante
Pada masa ini penyelewengan terhadap UUD 1945 kembali terulang. UUD
1945 tidak boleh disentuh oleh siapapun atau disakralkan dengan berbagai
ancaman dan stigma subversif yang dituduhkan bagi yang akan menyentuhnya.
Bahkan, hanya Pemerintah Orde Baru yang boleh menafsirkan makna yang
terkandung dalam UUD 1945, Sementara MPR tinggal mengesahkan saja. Contoh,
yang paling menonjol Pasal 6 dan Pasal 7. Presiden dipilih dengan suara terbanyak,
direduksi menjadi Presiden dan Wapres dipilih oleh Majelis dengan suara mufakat dan
49
calonnya harus tunggal. Disamping itu, tidak ada pembatasan masa jabatan bagi
Presiden dan Wapres, asal masih dipilih oleh MPR berapa kali pun tidak menjadi
masalah.
I/MPR/1978 tentang Peraturan Tata Tertib MPR, yang berisi kebulatan tekad
anggota majelis yang akan mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak dan
murni dan konsekuen. Hal ini memang ironis, padahal Pasal 37 UUD 1945
c. Masa Reformasi
yang tidak bisa dielakkan lagi. Adapun alasan perlu diadakannya perubahan UUD
1945, yaitu :
1. UUD 1945 merupakan moment opname dari berbagi kekuatan politik dan
sehingga ada hal-hal tertentu yang tidak tercakup dalam UUD 1945
2. UUD 1945 disusun oleh manusia yang sesuai kodratnya tidak akan
yang dinyatakan oleh Ir. Soekarno selaku Ketua PPKI dalam rapat
pertama 18 Agustus 1945, yang intinya : UUD ini sementara atau dengan
50
kata lain UUD kilat, nanti kalau suasana lebih tenteram, akan dibuat lagi
4. Aspek Yuridis, para perumus UUD 1945 telah berpikir jauh kedepan,
bahwa apa yang mereka susun tentu akan berbeda kondisinya dengan
keadaan masa yan akan datang. Maka, diberikanlah peluang melalui Pasal
rakyat tahun 1999, disusul dengan perubahan kedua dalam sidang tahunan tahun
2000 dan perubahan ketiga dalam sidang tahunan tahun 2001. Pada tahun 2002,
disusun kembali secara lebih utuh dalam satu naskah UUD yang mencakup
Soal
Indonesia setelahnya.
Indonesia.
51
3. Saudara jelaskan keberadaan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dari aspek hukum
tata negara.
BAB VI
SISTEM PEMERINTAHAN
52
A. Konsepsi Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan dan Sistem
Pemerintahan
Pemerintahan. Ini tercermin dalam Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945 “ Negara Indonesia
ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Kelemahan rumusan ini terkait
dengan pengertian bentuk Negara yang tidak dibedakan dari pengertian bentuk
pemerintahan. Padahal, kedua konsep ini sangat berbeda satu sama lainnya.
Bentuk Negara berarti organ atau organisasi Negara itu secara keseluruhan.
pemerintahan maka istilah yang tepat adalah Bentuk Pemerintahan. Istilah ini pun
harus dibedakan pula dari istilah sistem pemerintahan. Konsepsi terakhir ini lebih
dilakukan oleh organ-organ legislatif, eksekutif, yudikatif yang bekerja sama hendak
53
kekuasaan negara itu dalam rangka menyelenggarakan kepentingan rakyat. Dilihat
1. Garis Horizontal
2. Garis Vertikal
mempunyai fungsi masing-masing saling berhubungan satu sama lain menurut pola,
tata, norma tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan pemerintahan negara
yang lazimnya terurus dalam UUD suatu negara atau dalam dokumen-dokumen
lainnya.
demokrasi
54
Sistem pemerintahan negara yang bertitik tolak dari hubungan antara
raja tidak dapat diganggu gugat kedudukannya sebagai Kepala Negara, maka
bila terjadi perselisihan antara raja dengan parlemen maka kabinet yang
bertanggung jawab terhadap segala tindakan raja. Sistem ini lahir di Inggris
sejak awal abad 18, pada waktu itu seorang menteri yang bernama Wallpole
harus mengundurkan diri, karena pada waktu itu tidak mendapat dukungan
parlemen.
kebijaksanaan.
55
Kabinet ( Perdana Menteri dan Menteri ) bertanggung jawab pada
kabinet/eksekutif.
kabinet bisa jatuh melalui reshuffle dan disetujui oleh oleh Parlemen.
Parlemen.
wakil-wakil di parlemen
Ciri-cirinya:
56
Terdapat pemisahan yang tegas antara badan legislatif( parlemen)
rakyat yang dipilih oleh rakyat melalui badan perwakilan rakyat dari
hasil pemilu
dari 7 anggota dan dipilih melalui sidang federal, untuk masa jabatan
3 tahun
57
Kalau diperhatikan sistem ini tidaklah mungkin apabila diantara sidang
federal dan dewan federal saling kontrol, karena dewan federal merupakan
bagian dari sidang federal. Dewan federal dan Sidang Federal sama-sama
atau masing-masing menteri tidak dapat dipaksa oleh DPR, maka sistem yang
2. UUDS 1950
58
Sistem pemerintahannya adalah parlementer murni, hal ini terlihat pada
3. UUD 1945
mengandung prinsip-prinsip :
berdasarkan hukum.
59
1) Dalam negara hukum pemerintahan dilakukan berdasarkan UU
lembaga-lembaga kenegaraan.
tidak.
dikembangkan antara lain oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl
sebutan “ The Rule of Law ”. Menurut Julius Stahl , konsep negara hukum
yaitu :
60
2) Pembagian kekuasaan
setiap negara hukum yang disebutnya dengan istilah The Rule of Law, yaitu :
hukum)
4. Pembatasan Kekuasaan
61
11. Berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara ( welfare
state)
b. Sistem konstitusional
majelis
Setelah perubahan UUD 1945 : tidak mengenal lagi 7 kunci pokok sistem
Soal
Salah satu hasil kesepakatan dalam perubahan UUD 1945 adalah tetap
62
1. Saudara jelaskan, mengapa Sri Soemantri mengatakan bahwa sistem
pemerintahan presidensial.
63
BAB VII
64
A. Istilah dan Pengertian
Pada pokoknya, objek kajian ilmu hukum tata negara darurat adalah negara
yang berada dalam keadaan darurat atau state of emergency. Banyak sekali istilah
yang dipakai dalam praktik berbagai negara mengenai keadaan yang dimaksud
dengan keadaan darurat atau terkait dengan pengertian darurat tersebut. Semuanya
menunjuk kepada pengertian yang hamper sama yaitu keadaan bahaya tiba-tiba
mengancam tertib umum, yang menuntut negara untuk bertindak dengan cara-cara
yang tidak lazim menurut aturan hukum yang biasa berlaku dalam keadaan normal.
1. State of emergency
3. State of war
Dalam UUD 1945, kita dapat menemukan adanya rumusan Pasal 22 yang
65
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus
dicabut.
Kondisi negara dalam keadaan darurat dan berbagai norma hukum yang
ditentukan berlaku dalam keadaan darurat itu penting untuk dipelajari secara
tersendiri. Oleh karena itu, di dunia akademis, khususnya Hukum Tata Negara, perlu
dibedakan antara Hukum Tata Negara yang berlaku dalam keadaan luar biasa atau
normal dan keadaan yang berlaku dalam keadaan luar biasa atau tidak normal.
Hukum Tata Negara yang terakhir inilah yang kita namakan Hukum Tata Negara
Darurat.
aturan hukum tertentu yang biasanya diterapkan dalam negara tersebut tidak
sesuai. Dimana peraturan hukum itu hanya berlaku untuk kondisi negara yang telah
diperkirakan sebelumnya oleh aparatur negara terkait. Dari segi parktis, mengapa
studi mengenai hukum tata negara negara dianggap penting? Jelas karena studi ini
erat kaitannya dengan pelanggaran serius HAM yang dapat terjadi dengan
darurat, yaitu :
66
3. Keadaan darurat sipil
necessity, yaitu apabila timbul kebutuhan untuk itu.. Sebelum memberlakukan suatu
3. Tidak terdapat lagi alternative solusi yang lebih baik dan lebih
Secara garis besar, setelah keadaan darurat atau keadaan bahaya ditetapkan
dalam bentuk hukum tertentu, yaitu dalam bentuk Keputusan Presiden ataupun
67
3. Penyebarluasan naskah deklarasi itu kepada pihak-pihak yang terkait,
Internasional
Soal
ketatanegaraan Indonesia!
68
BAB VIII
Mahasiswa dapat menjelaskan istilah dan pengertian lembaga negara dan jenis-
jenis lembaga negara yang terdapat dalam UUD 1945
Mahasiswa dapat menjelaskan kedudukan, dasar hukum dan kewenangan
masing-masing lembaga negara, diantaranya MPR, DPR, DPD, Presiden, MA, MK
dan KY.
69
Jika dibandingkan dengan Konstitusi RIS dan UUDS 1950, dalam UUD 1945
menyelenggarakan pemerintahan.
minimal terdapat beberapa fungsi negara yaitu fungsi legislatif, fungsi eksekutif dan
yudikatif.
70
Dikenal dengan istilah alat-alat perlengkapan federal. Bab III Konstitusi
2. UUDS 1950
3. UUD 1945
sedangkan lembaga negara yaitu Presiden, DPR, BPK, DPA dan MA.
71
disesuaikan urutannya dengan urutan yang terdapat dalam UUD 1945,
BPK, DPR, DPD, MPR, Presiden dan Wakil Presiden, MA, MK dan KY.
sebelum diubah, yang berbunyi : “MPR terdiri atas anggota DPR, ditambah
dengan utusan dari daerah dan golongan, menurut aturan yang ditetapkan
UU”. Setelah diubah pada amandemen keempat tahun 2002 berbunyi : “MPR
terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui Pemilihan
dari sistem MPR yang selama ini mengarah pada teori kedaulatan negara
72
kepada sistem kedaulatan rakyat yang diatur melalui UUD 1945. Maksudnya,
Wapres dalam masa jabatannnya menurut UUD ( lihat Pasal 3). Secara
yaitu sistem yang vertikal hierarkis dengan prinsip supremasi MPR menjadi
umum dengan susunan yang akan diatur melalui UU. Hal tersebut
menunjukkan keanggotaan DPR mutlak melalui Pemilu dan tidak ada lagi
73
Selain kewenangan, terdapat fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan
berupa hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat. Terutama
Konstitusi
antara lain DPD. DPD dalam struktur ketatanegaraan Indonesia diatur dalam
74
kesempatan kepada orang-orang daerah untuk ikut mengambil kebijakan
dan daerah.
“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama lima tahun dan
dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan”.
dan Mahkamah Agung tampak dalam perubahan Pasal 13 dan 14. Perubahan
75
Dimana, sebelum perubahan Presiden memiliki wewenang untuk
persetujuan/pertimbangan DPR.
76
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
Konstitusi.
23 ayat (5) berada dalam hal keuangan, yang berbunyi : “ Untuk memeriksa
dalam Bab VIII A tentang Badan Pemeriksa Keuangan , yaitu Pasal 23 E, Pasal
77
8. Komisi Yudisial (KY)
negara yang terdiri atas mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum
dengan terlebih dahulu Presiden membentuk panitia seleksi yang terdiri dari
unsur-unsur diatas.
reformasi di institusi peradilan, yang selama ini dianggap kurang baik. Selain
itu, untuk meminimalisasi interes politik dari anggota DPR di dalam memilih
dipertanggungjawaban.
78
Soal
79
BAB IX
80
Perkembangan-perkembangan baru juga terjadi di Indonesia ditengah
reformasi. Pada tingkatan pertama, muncul kesadaran yang makin kuat bahwa
lembaga khusus seperti Komnas HAM, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi
Korupsi (KPK) dan lain sebagainya. Umumnya, lembaga-lembaga ini diatur melalui
UU dan Keppres.
Salah satu hasil perubahan UUD 1945 adalah adanya ketentuan mengenai
pemilu, yang ketentuannya diatur dalam Pasal 22 E UUD 1945, ketentuan lebih
lanjut diatur dalam UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan
DPRD. Pasal 1 angka 6 UU tersebut ditegaskan bahwa Komisi Pemilihan Umum yang
selanjutnya disebut KPU adalah lembaga yang bersifat nasional, tetap dan mandiri
81
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai
dengan Pancasila, UUD 1945 dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal HAM
dipilih oleh DPR berdasarkan usulan dan dari Komnas dan diresmikan oleh Presiden
KPK terdiri dari lima pemimpin komisi dan anggota tim penasihat. Pimpinan
komisi berstatus sebagai pejabat negara. Pimpinan KPK diplih DPR berdasarkan
calon anggota yang diusulkan Presiden. Sebelum adanya KPK, dikenal Komisi
82
Selain komisi di atas, masih banyak dikenal lembaga negara lain yang diatur
1. Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI) diatur oleh UU No.32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran
Soal
4. Berikan pendapat Saudara, Apakah KPK dan KPU telah mampu bersifat
disertai contoh.
83
BAB X
84
A. Sejarah lahirnya Pasal 18 UUD 1945
“Negeri, desa dan segala persekutuan hukum adat yang dibahrui dengan jalan
bawah. Antara bagian atas dan bagian bawah dibentuk bagian tengah sebagai
Pangreh Praja”.
“Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk
pemerintahan negara dan hak-hak asal usul dalam daerah yang bersifat
istimewa”.
terkandung dalam ketentuan Pasal 18 UUD 1945, pertama, adanya daerah otonomi
85
daerah harus disusun dan diselenggarakan dengan” memandang dan mengingati
Hal ini berarti, hak melakukan sendiri sebagai sendi kerakyatan dalam
sebuah negara kesatuan (eenheidsstaat) tidak lain berati otonomi, yaitu hak untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri. Dengan demikian, makin kuat alasan
bahwa pemerintahan dalam susunan daerah besar dan kecil menurut Pasal 18 tidak
UUD 1945 yang selama ini “ ikut-ikutan” menjadi acuan dalam mengatur
konstitusional pemerintah daerah adalah Pasal 18A dan Pasal 18B. Pasal-pasal baru
pemerintahan daerah memuat berbagai paradigma baru, hal ini tampak dari
prinsip-prinsip :
86
6. Prinsip badan perwakilan dipilih langsung dalam suatu pemilihan umum
(Pasal 18 ayat 3)
7. Prinsip hubungan pusat dan daerah harus dilaksanakan secara selaras dan
1974, UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.32 Tahun 2004 mengatur ketiga asas
Namun, dalam perubahan UUD 1945 Pasal 18 ayat 2 diregaskan bahwa pemda
provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
1. Asas Desentralisasi
2. Asas Dekonsentrasi
87
UU No.5 Tahun 1974 Pasal I huruf f, dekonsentrasi adalah pelimpahan
di wilayah tertentu.
penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa dan dari daerah
88
UU No.32 Tahun 2004, Pasal I butir 9, tugas pembantuan adalah
tugas tertentu.
pemerintah. Urusan yang menjadi kewenangan pusat atau yang tidak termasuk
otonomi, yaitu :
2. Pertahanan
3. Keamanan
4. Yustisi
89
5. Moneter dan Fiskal Nasional
6. Agama
Soal
Dalam bentuk negara kesatuan, hubungan antara pemerintah pusat dan daerah
90
BAB XI
DEMOKRASI DI INDONESIA
91
A. Konsepsi Demokrasi
dan nilai yang diwariskan dari masa lampau, yaitu gagasan mengenai demokrasi
dari kebudayaan Yunani Kuno dan gagasan mengenai kebebasan beragama yang
Sistem demokrasi langsung dapat dilaksanakan pada masa yunani kuno, dimana
rakyat secara langsung dapat menentukan kebijakan negara. Hal ini terlaksana,
karena kondisi yang sederhana, wilayahnya terbatas dan penduduk sedikit. Gagasan
demokrasi yunani kuno boleh dikatakan hilang dari dunia barat waktu bangsa
Romawi memasuki abad pertengahan. Pada masa ini dihasilkan oleh suatu dokumen
citakan pemerintah yang tidak boleh dibatasi kekuasaannya dan bersifat totaliter.
yakni:
92
4. Membatasi pemkaian kekerasan sampai minimum
tingkah laku.
Pada sidang BPUPKI dan PPKI secara formal menetapkan pilihan demokrasi
tersebut secara eksplisit terdapat pada Pasal I ayat 2 UUD 1945 bahwa kedaulatan
adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Namun praktiknya,
sering terkecoh pada format politik yang kelihatannya demokratis, tetapi dalam
Hal ini terlihat ketika UUD 1945 ditetapkan kembali melalui Dekrit Presiden
dan bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
kehidupan yang lebih demokratis. Jatuhnya orde lama yang digantikan oleh orde
baru, yang mulanya angin segar dan harapan baru memang ada. Lama kelamaan
kepada sistem kekuasaan represif. Selama orde baru, HAM dan Politik banyak
93
Derap reformasi yang mengawali lengsernya orde baru pada awal tahun
komitmen bangsa Indonesia yang secara rasional dan sistematis bertekad untuk
sebagaimana tertuang dalam GBHN 1999. Perintah MPR melalui GBHN 1999
dengan mengakui dan menghormati hukum agama dan adat melalui peningkatan
tanpa kecuali
94
C. Sistem dan Pelaksanaan Pemilu di Indonesia
Berbeda dengan Konstitusi RIS dan UUDS 1950, UUD 1945 dalam pasal-
pasalnnya tidak secara jelas mengatur tentang Pemilu. Ketentuan pemilu hanya
dikembangkan dari Pasal 1 ayat 2, Pasal 7, Pasal3, Pasal 19 UUD 1945. Awal
pemilu belum pernah atau belum sempat dilaksanakan, bahkan keinginan untuk itu
belum pernah ada. Setelah orde baru memegang kekuasaan, keinginan untuk
melaksanakan pemilu muncul kembali. Hal tersebut terdapat dalam amanat rakyat
umum yang bersifat langsung, umum, bebas dan rahasia diselenggarakan dengan
kondisi saat itu belum memungkinkan, maka pemilu tidak dapat dilaksanakan.
ini, Presiden dan DPR menetapkan UU No. 15 Tahun 1969 tentang Pemilihan
16 Tahun 1969 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR dan DPRD. Setelah
lahirnya UU No.15 Tahun 1969 dan UU No.16 Tahun 1969, pemilu berikutnya
masalh pemilu mulai diatur secara tegas dalam UUD 1945 Bab VII B tentang pemilu.
Maksud ketentuan tersebut adalah untuk memberi landasan hukum yang lebih kuat
95
Secara umum, sistem pemilu ada 2 yaitu sistem proporsional dan sistem
distrik. Sistem Proporsional adalah suatu sistem pemilihan dimana kursi yang
tersedia di parlemen dibagikan kepada parpol sesuai dengan imbangan suara yang
didapat parpol/organisasi peserta pemilihan. Oleh karena itu, sistem pemilihan ini
disebut sebagai “ sistem berimbang”. Segi positifnya : (1) suara yang terbuang
Sistem distrik, adalah suatu sistem pemilihan yang wilayah negaranya dibagi
atas distrik-distrik pemilihan, yang jumlahnya sama dengan jumlah kursi yang
tersedia di parlemen. Setiap distrik hanya memilih satu orang calon yang diajukan
banyak orang untuk duduk dalam panitia pemilihan. Biaya lebih murah dan
waktu cepat.
96
Segi negatif sistem distrik :
singkat, terlaksana dengan relatif bebas, jujur dan adil. Pemilu 1999, jelas langkah
awal dan belum mampu menjadi sarana partisipasi politik rakyat, karena pemilu
Dan untuk pertama kalinya perselisihan hasil Pemilu Legislatif 2004 diadili dan
Soal
Dari 5 partai politik yang ikut pemilu: Partai A mendapat 200 kursi, Partai B 175
pemerintah baru?
97
2. Saudara jelaskan, mengapa praktik sistem pemerintahan parlementer
1. Koalisi.
3. Kabinet bayangan.
98
BAB XII
KEWARGANEGARAAN
99
Rakyat yang mendiami suatu negara terdiri dari :
b. Penduduk
c. Warga Negara
1. Aspek Yuridis
dimiliki oleh warga negara dan tidak dimiliki oleh orang asing.
sejumlah manusia yang terikat satu dengan lainnya karena kesatuan bahasa,
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
warga negara
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia
100
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan UU
maupun warga negara. Perlindungan tetap diberikan tanpa dibedakan warga negara
Asas-asas Kewarganegaraan :
1. Ius Sanguinis
maka ia berkewarganegaraan A
2. Ius Soli
status orang dan akan merugikan negara tertentu sedangkan tidak mempunyai
perlindungan dari negara manapun. Untuk mencegah keadaan seperti ini maka
pemerintah membentuk UU No.3 Tahun 1946 diubah UU No.62 Tahun 1958 diubah
101
Warga negara Indonesia adalah
1. orang orang bangsa indonesia dan orang orang bangsa lain yang disahkan
3. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah warga negara indonesia dan
4. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah warga negara indonesia dan
ibu asing
5. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah asing dan ibu warga negara
indonesia
6. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari seorang ibu warga negara
7. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara indonesia
8. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari ibu seorang warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah warganegara indonesia sebagai anaknya
102
9. Anak yang lahir di wilayah negara Indonesia yang pada waktu lahir tidak
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara RI selama ayah dan
11. anak yang lahir di wilayah negara RI dari seorang warga negara Indonesia
12. anak dari seseorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
Warga negara asing adalah orang bukan orang Indonesia yang dimaksudkan dalam
undang undang.
antara lain :
RI paling singkat 5 tahun berturut turut atau pailng singkat 10 tahun tidak
berturut turut
4. dapat berbahas indonesia serta mengakui dasar negara Pancasial dan UUD
1945
103
6. jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI, tidak menjadi
kewarganegaraan ganda
masalah kewarganegaraan RI )
diterima
Presiden
104
7. Penolakan permohonan pewarganegaraan harus disertai alasan dan
Hilangnya kewarganegaraan
kewarganegaraan
3. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin dahulu dari presiden
4. Secara suka rela masuk dalam dinas negara asing yang jabatannya dalam
5. Secara suka rela mengangkat sumpah atau janji setia kepada negara asing
6. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
bersifat paspor dari negar asing atau surat yang dapat diartikan sebagai
tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya.
bukan dalam rangka dinas negara, tanapa alasan yang sah dan dengan tidak
105
menyatakan keinginan untuk tetap menjadi warga negara Indonesia
sebelum jangka waktu lima tahun itu berakhir. Dan setiap 5 tahun berikutnya
Status kewarganegaraan
kewarganegaraan ganda bagi anak anak sesuai dengan yang diatur dalam
106
Undang-undang no 12 tahun 2006 tidak mengenal kewarganegaraan
suatu pengecualian.
Selain asas tersebut ada asas khusus yang menjadi dasar penyusunan UU
negeri.
kebenarannya.
107
5. asas non diskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan
dalam hal ikhwal yang berhubungan dengan warga Negara atas dasar
segala hal ihwal yang berhubungn dengan warga negara harus menjamin
melindungi dan memulyakan HAM pada umumnya dan hak warga negara
pada khususnya.
7. asas keterbukaan adalah asas yang menentukan dalam segala hal ihwal
Soal
Indonesia!
108
BAB XIII
Bab ini bertujuan mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang Hak
Asasi Manusia.
109
1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak adalah kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang atas sesuatu
(Suria Kusuma, 1986). Istilah Hak asasi menunjukkan bahwa kekuasaan atau
hak asasi merupakan kewajiban dasar yang harus dipenuhi karena bersifat
fundamental. Segala hak lain (hak bukan asasi) bisa dikatakan merupakan
penjabaran dari dari hak-hak ini. Karena hak-hak asasi bersifat fundamental atau
karena hak-hak-hak ini menunjukkan nilai subjek hak. Dengan istilah lain,
dilakukan.
Ada beberapa definisi tentang Hak Asasi Manusia. Pertama, Hak Asasi
Manusia adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu
manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Kedua, Hak Asasi Manusia adalah
hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan
Ketiga, Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir
yang melekat pada esensinya sebagai anugerah Allah SWT (Mustafa Kemal Pasha).
Keempat, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara
harkat dan martabat manusia (Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
110
Asasi Manusia). Keempat definisi tentang hak ini secara materiil betul, namun
secara formal tidak tepat karena apa yang didefiniskan masuk ke dalam definisi
sehingga pada intinya kita tidak mendefinisikan apa pun. Kata hak yang harus kita
definisikan, menjadi bagian dari definisi kita. Dalam logika kesesatan ini disebut
dimaksud dengan Hak Asasi Manusia adalah kekuasaan atau wewenang moral yang
wewenang tersebut bersifat moral karena kekuasaan atau wewenang atas nilai-nilai
yang beragama mengatakan bahwa hak-hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap
orang terswbut merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Karena hak asasi
merupakan pemberian Tuhan, maka setiap manusia memilikinya justru karena dia
manusia. Pelanggaran terhadap hak-hak ini disebut tindakan yang tidak manusiawi
Berdasarkan pengertian Hak Asasi Manusia di atas, ada beberapa ciri pokok
1. Hak asasi itu tidak diberikan atau diwarikan melainkan melekat pada
111
2. Hak asasi itu berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
3. Hak asasi itu tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk
membatasi atau melangar hak orang lain. Orang tetap memiliki hak asasi
beberapa sifat (dasar) Hak Asasi Manusia. Sifat-sifat itu antara lain:
kelompok/hak kolektif).
2. Universal: dimiliki oleh setiap orang lepas dari suku, ras, agama, negara, dan
manusia terhadap harga diri dan martabat sebagai akibat tindakan sewenang-
112
sebab itu, perkembangan perjuangan HAM sesungguhnya sangat tergantung pada
konteks daerah dan zamannya. Dengan demikian, kendati HAM bersifat universal,
tetapi corak dan hasil perjuangannya di masing-masing tempat dan waktu memiliki
dengan adanya Magna Charta, yang merupakan cermin dari perjuangan rakyat dan
bangsawan bagi pembatasan kekuasaan Raja John. Masih di Inggris, di tahun 1628
dikeluarkan pula piagam Petition of Rights yang berisi tentang hak-hak rakyat
berikut jaminannya. Hak-hak itu adalah menyangkut pajak dan pungutan istimewa
yang harus disertai persetujuan, warganegara tidak boleh dipaksa untuk menerima
tentara di rumahnya, serta tidak bolehnya digunakan hukum perang dalam keadaan
damai. Selanjutnya, di tahun 1679 muncul pula Habeas Corpus Act yang berisikan
Revolusi Perancis di tahun 1789, dengan semboyannya yang sangat terkenal, yakni
yang dipelopori kaum borjuis ini kemudian menghasilkan sebuah naskah berjudul
113
Asasi Manusia dan warga negara). Pada deklarasi ini dinyataan bahwa “Hak Asasi
Manusia ialah hak-hak alamiah yang dimiliki manusia menurut kodratnya, yang
tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya dan karena itu bersifat suci”.
kekuasaan Inggris pada tanggal 4 Juli 1776. Deklarasi ini pula yang menempatkan
Amerika Serikat sebagai negara pertama yang menetapkan dan melindungi Hak
pemikiran John Locke, yakni tentang hak-hak alamiah, seperti hak hidup (life), hak
kebebasan (liberty), dan hak milik (property). Di samping itu, muncul seiring dengan
terjadinya Perang Dunia II, dengan dipelopori oleh F.D. Roosevelt dikeluarkan pula
Atlantic Charter (1941) yang berisi tentang The Four Freedom (Empat Macam
speech and thought (kebebasan untuk berbicara dan berpendapat), freedom of fear
(kebebasan dari rasa takut), freedom of want (dan kebebasan dari kemisknan).
Asasi Manusia. Pada pasal 1 deklarasi ini tertuang pernyataan bahwa, “sekalian
orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.
Mereka diakui karunia akal budi, dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam
114
1. Hak untuk berpikir dan mengemukakan pendapat,
Deklarasi PBB ini menjadi simbol komitmen dunia internasional pada Hak
Asasi Manusia, sekaligus sebagai pedoman dan standar minimum yang dicita-
citakan umat manusia untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan damai.
Implikasi ini terlihat dari adanya jaminan di setiap negara atas Hak Asasi Manusia
Umum PBB, di tahun 1966 mengakui Covenants on Human Rights dalam hukum
antara lain adalah The International on Civil and Political Rights (Konvensi tentang
hak-hak sipil dan politik), The International Covenant on Economic, Social, and
Cultural Rights (Konvensi tentang hak ekonomi, sosial, dan budaya), serta Optional
pelanggaran HAM kepada The Human Rights Commitee PBB setelah melalui upaya
pengadilan di negaranya.
115
Selanjutnya, muncul pula beberapa deklarasi mengenai HAM di dunia,
seperti:
c. African Charter on Human and Peoples, yang sering pula disebut dengan
f. Deklarasi Wina tahun 1993 yang merupakan deklarasi universal dari negara-
liberal, seperti hak atas hidup, hak atas kebebasan dan kemanan, hak atas
bersifat sosialis, seperti hak atas pekerjaan, hak atas penghasilan yang
116
layak, hak kesehatan, hak membentuk serikat pekerja, hak atas jaminan
Dewasa ini muncul pula gerakan perjuangan HAM yang mengkritik peranan
negara yang sangat dominan dalam proses pembangunan. Hal ini bermula dari
pemikiran perjuangan HAM dipelopori oleh negara-negara Asia yang di tahun 1983
Pengakuan Hak Asasi Manusia di Indonesia telah tercantum dalam UUD 1945
yang sebenarnya telah lebih dahulu ada dibanding dengan Deklarasi Universal PBB
117
melindungi………maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
ini menegaskan landasan idiil pengakuan dan jaminan Hak Asasi Manusia di
Indonesia.
UUD 1945. Pasal-pasal ini menegaskan Hak Asasi Manusia dalam bidang
2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Hak-Hak Asasi Manusia yang
terkandung dalam ketetapan tersebut antara lai: hak untuk hidup, hak
118
1. hak untuk hidup (pasal 4),
Dengan masuknya rumusan Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945 tersebut,
semakin kuat jaminan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Tugas negara selanjutnya
Keppres Nomor 5 Tahun 1993 pada tanggal 7 Juni Tahun 1993, yang
119
2) Penetapan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia.
Tahun 2000.
tahun 1958)
120
g) Konvensi Menentang Penyiksaaan dan Perlakuan atau Penghukuman
Selengkap atau sebaik apa pun undangn-undang yang mengatur HAM hanya
paling baik apakah Indonesia adalah negara yang menghormati HAM atau tidak,
bukan sekedar kita memiliki berbagai undang-undang yang menghormati HAM atau
manusia melainkan apakah kita dalam praktek menghukum orang yang melanggar
HAM atau tidak. Kasus besar seperti Bom Bali I dan II, Semanggi I dan II, atau
kerusuhan Mei yang berdarah itu selalu menuntut untuk diselesaikan demi
tegaknya HAM.
121
Soal
122
DAFTAR PUSTAKA
Arief Budiman, Teori Negara (Negara, kekuasaan dan ideologi), gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 200 ,
Bagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, PSH FH UII, Yogyakarta, 2004,
Bung Hatta, Peranan Pemuda Menuju Indonesia Merdeka Indonesia Adil dan Makmur,
Bulan Bintang. Jakarta 1975
I Gede Pantja Astawa. Hak Angket dalam Sitem Ketatanegaraan Indonesia. Disertasi.
UNPAD, Bandung. 2000
----------------------, Hukum Tata Negara Darurat, 2008, PT. Raja Grafindo Persada
.J. Van Schmid, Ahli –ahli Pikir Besar Tentang Negara dan Hukum, Pustaka Sarjana
Mahfud. MD. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Bhineka Cipta. Jakarta 2000
Muladi, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia, dan Reformasi Hukum di Indonesia, The
Habibie Center, Jakarta, 2002.
123
Moh. Hatta, Ke Arah Indonesia Merdeka. Dalam Moh. Hatta: Kumpulan Karangan.
Bulan Bintang. 1976, Jilid I
Moh. Hatta. Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia. Angkasa Bandung, 1966
Padmo Wahjono, Indonesia Berdasar Atas Negara Hukum, Ghalia Indonesia, 1983
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Rakyat di Indonesia, PT. Bina
Ilmu, Surabaya, 1987
Sri Soemantri, Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandung,
1992.
------------, Undang-Undang Dasar 1945 Kedudukan dan Aspek-Aspek Perubahannya,
Unpad Press, 2002.
Rover. C. de, Acuan Universal Penegakan HAM, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
Rustam Ibrahim, Hubungan Antar HAM Dengan Demokrasi dan Pembangunan, dalam
Diseminasi Hak Asasi Manusia, CESDA LP3ES, Jakarta, 2000.
Yoram Dinstein, Hak Atas Hidup, Keutuhan Jasmani, dan Kebebasan, dalam Hak Sipil
dan politik, Editor Ifdhal Kasim, ELSAM, Jakarta, 2001
124
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini,
Untuk itu saya akan selalu membuka diri dan menerima setiap saran dan kritik.
Pada akhirnya penulis berharap semoga buku ajar ini bermanfaat untuk para
pembaca sekalian .
Penyusun,
125
126