Anda di halaman 1dari 40

BAHAN AJAR

MATA KULIAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

OLEH:
DIAN EKA PRASTIWI, SH. MH
NIDN: 0425049101

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
BANTEN
DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN 1 (Pengertian dan Peristilahan Hukum Administrasi Negara)

TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Istilah-Istilah Dalam Hukum

Administrasi Negara

2. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian Hukum Administrasi Negara

URAIAN MATERI:

Munculnya berbagai macam istilah megenai hukum administrasi negara yang diadopsi
menjadi bahasa Indonesia istilah Administrasi (Administration) memang mempunyai banyak arti
misalnya pemerintahan dan tata usaha.

Menurut J.R Stellinga membedakan hubungan antara Hukum Tata Pemerintahan dengan Hukum
Administrasi Negara menjadi tiga paham yaitu:
a. Hukum Administrasi Negara adalah lebih luas dari pada Hukum Tata
Pemerintahan.
b. Hukum Administrasi Negara adalah identik dengan Hukum tahan Tata
Pemerintahan.
c. Hukum Administrasi Negara adalah lebih sempit dari Hukum Tata
Pemerintahan
Pengertian Administrasi dalam arti sempit berarti segala kegiatan tulis-menulis, catat-
mencatat, surat-menyurat, ketik-mengetik, serta penyimpanan dan pengurusan masalah-masalah
yang hanya bersifat teknis ketata-usahaan. Maka dalam pengertian yang sempit ini pengertian
Administrasi sama dengan pengertian tata usaha.
Pengertian Administrasi dalam arti luas yang dikemukakan oleh L.D White dalam bukunya
Introduction on the Study of Public Administration mendefinisikan administrasi sebagai suatu
proses yang umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, negara, atau swasta sipil, usaha
yang besar atau yang kecil. Sedangan D.Waldo mendefinisikan Adminstrasi Negara adalah
Organisasi dan management dari manusia dan benda guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah
serta melaksanakan kekuasaan politik. Kansil juga mengemukakan tiga arti Administrasi Negara
yaitu:

a) Sebagi aparatur negara, aparatur pemerintahan, instansi politik artinya meliputi organ
yang berada dibawah pemerintah mulai dari Presiden, Menteri, termasuk pembantu-
pembantu presiden. Semua ikut menjalankan Administrasi Negara.
b) Sebagai Aktivitas yakni sebagai kegiatan Pemerintah dalam mengurus
kepentingan Negara.

c) Sebagai proses teknis penyelenggaraan UU yang meliputi aparatur negara dalam

menjalankan UU .
Pemerintah dalam arti sempit adalah alat perlengkapan negara yang diserahi tugas
pemerintahan atau melaksanakan UU. Pemerintah berfungsi sebagi Badan Eksekutif.
Sedangkan Pemerintah dalam arti luas adalah semua badan yang menyelenggarakan semua
kekuasaan didalam negara baik kekuasaan eksukutif maupun kekuasaan legislatif dan yudikatif.
Donner menambahkan pengertian pemerintah dalam pengertian yang luas meliputi badan-badan
yang menentukan haluan negara serta berkedudukan dipusat. Selanjutnya Van Vollenhoven
mengemukakan bahwa dalam arti luas tugas pemerintah itu terbagi kedalam empat fungsi yaitu
pembentuk Undang-Undang, Pelaksana/Pemerintah, Polisi, dan Keadilan. Dari pengertian diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa Hukum Administrasi Negara menurut Rochmat Soemitro
meliputi segala sesuatu mengenai pemerintahan yakni seluruh aktivitas pemerintah yang tidak
termasuk perundangan dan peradilan. Selanjutnya Utrecht menjelaskan objek mengenai Hukum
Administrasi Negara yaitu:
a) Sebagian hukum mengenai hubungan hukum antara alat perlengkapan yang satu dengan
alat perlengkapan yang lain.
b) Sebagian aturan hukum mengenai hubungan hukum antara perlengkapan negara dengan
perseorangan.
Hukum Administrasi Negara merupakan penghubung-penghubung yang istimewa sehingga
memungkinkan pejabat-pejabat negara melakukan tugasnya. Dengan kata lain:
a) Objek Hukum Administrasi Negara adalah semua perbuatan termasuk tugas mengadili
meskipun tugas itu dilakukan oleh badan diluar eksekutif, bagi HAN yang terpenting
bukan siapa yang menjalankan tugas itu tetapi masuk kedalam bidang manakah tugas itu.
b) Hukum Administrasi Negara merupakan himpunan peraturan-peraturan yang istimewa.
Subjek hukum dalam Hukum Administrasi Negara adalah KUH Perdata. Tetapi agar dapat
melaksanakan tugas khususnya dengan baik maka administrasi negara diberi kekuasaan yang
istimewa. Tugas khusus disini adalah tugas yang tidak dapat dilaksanakan oleh subjek hukum
lain. Wujud dari kekuasaan istimewa itu adalah kekuasaan memaksa agar pemerintah
Administrasi Negara dapat ditaati. Dikutip oleh Kansil yang mengemukakan bahwa “oleh karena
diIndonesia kekuasaan eksekutif dan kekuasaan administrasive berada dalam satu tangan yaitu
Presiden”, maka Pengertian Hukum Adimistrasi Negara yang luas terdiri atas tiga unsur yaitu:
a) Hukum Administrasi Negara yakni hukum eksekutif atau hukum tata pelaksanaan UU,
Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai aktivitas kekuasaan eksekutif
(kekuasaan untuk melaksanakan UU)
b) Hukum Administrasi Negara dalam arti sempit yakni hukum tata pengurusan rumah
tangga Negara (rumah tangga negara dimaksudkan segala tugas-tugas ditetapka dengan
UU sebagai urusan Negara.
c) Hukum Administrasi Negara yakni hukum mengenai , rahasia dinas dan jabatan,
kearsipan dan dokumentasi, pelaporan dan statistik, tata cara penyimpanan berita acara,
pencatatan sipil, pencatatan nikah, talak dan rujuk, publikasi .

Cakupan Hukum Administrasi Negara adalah:


Hukum Pemerintah Daerah, Kepegawaian, Keuangan Negara, Pajak, Anggaran, Keuangan
Negara, Pajak, Anggaran, Administrasi Pembangunan, Lingkungan, Pertanahan, Pertambangan,
Kehutanan, ketenagakerjaan, Kebijakan Publik, Administrasi.

Uji Pemahaman.
1. Apa pemahaman kalian tentang Hukum Admnistrasi Negara
2. apa yang kalian pahami dari hubungan istimewa dalam Hukum Admnistrasi Negara

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN 2 Hubungan Hukum Tata Negara Dengan Hukum Administrasi Negara Serta
Kedudukan, Sistematika, dan Kodifikasi

TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Hubungan HAN dan HTN

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Kedudukan HAN

URAIAN MATERI
Pada awalnya Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara merupakan satu
cabang ilmu yang bernama Staats en Administratief Recht. Setelah tahun 1946 terjadi pemisahan
antara Hukum Administrasi Negara dan Hukum Tata Negara. Prins didalam bukunya Inleiding in
het Administratief Recht van Indonesia mengemukakan perbedaan antara HAN dan HTN yaitu:
a. Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang sifatnya fundamental yakni
dasar-dasar dari negara dan menyangkut langsung setiap warga negara.
b. Hukum Administrasi Negara lebih menitik beratkan pada hal-hal yang teknis.
Selanjutnya menurut Oppenheim HTN adalah sekumpulan peraturan hukum yang
membentuk alat-alat perlengkapan negara dan aturan-aturan yang memberi wewenang kepada
seluruh perlengkapan Negara serta membagi-bagikan tugas pekerjaan pemerintah di tingkat
pusat hingga tingkat daerah. Sedangkan HAN adalah sekumpulan peraturan hukum yang
mengikat alat-alat perlengkapan yang lebih tinggi dan yang rendah dalam rangka menggunakan
wewenang yang ditetapkan oleh HTN (HAN merupakan aturan-aturan mengenai negara dalam
keadaan bergerak.
Soetomo dalam bukunya Hukum Tata Pemerintahan dijelaskan sebagai berikut:

Hukum Nasional : a. HTN materiil dibagi 4: pemerintahan, peradilan, kepolisian, Perundang-


undangan.

b. Hk. Perdata Materiil

c. Hk. Pidana Materiil

d. HAN materiil dan formal dibagi 3: Hk. Acara Perundang-undangan,


Hk. Kepolisian, Hk. Pemerintahan. Hk. Pengadilan ada Hk. Acara Ketenagakerjaan, Hk. Acara
Keperdataan, Hk. Acara Kepidanaan, Hk. Acara Administrasi Negara.

Menurut Logemann HTN mempelajari tentang hubungan kompetensi sedangkan HAN

adalah pelajaran tentang hubungan istimewa. Kompetensi HTN mempelajari hal-hal sebagai
berikut:
a. Jabatan-jabatan yang ada dalam susunan satu negara
b. Siapakah yang mengadakan jabatan itu
c. Dengan cara bagaimana jabatan itu ditempati oleh pejabat
d. Fungsi jabatan
e. Kekuasaan hukum jabatan
f. Perhubungan antara masing-masing jabatan
g. Dalam batas-batas manakah organ-organ kenegaraan dapat melakukan
tugasnya.
HAN mempelajari tentang sifat, bentuk dan akibat huum yang timbul karena perbuatan
hukum istimewa yang dilakukan oleh para pejabat dalam menjalankan tugasnya. Dalam ilmu
hukum pembagian hukum dibagi menjadi dua macam yaitu hukum privat (sipil) dan hukum
puplik yang tidak lepas dari isi dan sifat hubungan yang diatur, hubungan mana bersumber dari
kepentingan-kepentingan yang hendak dilindungi.Kepentingan itu bersifat perorangan
(privat/individu) tetapi ada juga yang bersifat umum (publik)
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara penguasa dengan
warganya yang didalamnya termasuk pidana, hukum tata negara, dan hukum administrasi
negara. HAN merupakan bagian dari hukum publik karena berisi pengaturan yang berkaitan
dengan masalah-masalah umum (kolektif). Masalah-masalah umum itu seperti kepentingan
nasional (bangsa), masyarakat, bangsa. Hukum Administrasi Negara dikelompokkan menjadi
dua yakni Hukum Administrasi Negara bersifat Heteronom dan bersifat otonom. Hukum
Administrasi bersifat heteronom adalah Hukum administrasi yang bersumber pada UUD, Tap
MPR, dan UU, yang isinya mengatur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi negara.
Sedangkan Hukum Administrasi otonom adalah hukum operasional yang diciptakan pemerintah
dan administrasi negara.
Selanjutnya hukum administrasi negara bersifat umum dan khusus. Didalam RUU
Administrasi Pemerintahan ditemukan ketentuan-ketentuan mengenai asas-asas umum
pemerintahan yang baik, ruang lingkup Undang-Undang administrasi pemerintahan, batas-batas
wewenang badan atau pejabat pemerintah, kounikasi elektronok, prosedur administrasi
pemerintah, pemberian kuasa, prinsip-prinsip pengujian administrasi pemerintahan, dengar
pendapat pihak yang berkepentingan, hak mengakses dokumen administrasi, legalisasi dokumen
dan arsip penyampaian keputusan perubahan, pencabutan dan pembatalan keputusan, tanggung
jawab pejabat pemerintahan dan sanksi administratif.
Hukum Administrasi khusus adalah ketentuan yang hanya berkaitan dengan bidang-
bidang Hukum Administrasi tertentu misalnya Hukum Pajak, Kepegawaia, Hukum Agraria,
Hukum Ketenagakerjaan, Lingkungan, Pertambangan. Menurut S. Basah Hukum Administrasi
Umum sebaiknya mengatur mengenai sifat, jenis, dan ciri serta bentuk dari subjek-subjek hukum
publik beserta kewenangan administrasi negara. Utamanya berkaitan dengan karakter, subjek
hukum, fungsi, ruang lingkup, atribusi, delegasi, mandat, koordinasi, harmonisasi, jenis, sifat,

bentuk, dan persyaratannya berikut proses pembuatan dari produk subjek-subjek hukum publik.
Menurut C.J.N Versteden secara garis besar Hukum Administrasi Negara mengatur bidang:
a. Penegakan ketertiban, keamanan, kesehatan, kesopanan
b. Pengaturan jaminan sosial bagi rakyat
c. Pengaturan tata ruang
d. Pengaturan bantuan terhadap aktivitas swasta dalam rangka pelayanan umum
e. Pengaturan pemungutan pajak
f. Pengaturan mengenai perlindungan hak dan kepentingan warga negara terhadap
pemerintah
g. Pengaturan mengenai penegakan hukum administrasi
Pengaturan mengenai pengawasan organ pemerintah yang lebih tinggi terhadap organ
yang lebih rendah. Sistematika adalah suatu kebulatan susunan atau keseluruhan yang kompleks
atau terorganisir atau satu himpunan dan perpaduan yang terdiri dari bagian-bagian untuk
mencapai tujuan dan bagian-bagian tersebut saling bergantung satu sama lain. Sedangkan
kondifikasi adalah penyusunan satu jenis hukum kedalam satu sistem kitab Undang-Undang
secara lengkap dan bulat.
Kesulitan menetapkan sistematika dan kodifikasi HAN tidak pernah dikemukakan oleh
Donner dalam dua alasan yaitu:
a. Peraturan-peraturan HAN itu berubah lebih cepat dan sering mendadak berbeda
dengan hukum privat dan Hukum Pidana yang berubah secara pelan-pelan
b. Peraturan-peraturan HAN tidak hanya terletak disatu tangan sebab diluar
pembuat UU pusat hampir semua departemen dan pemerintah daerah otonom
membuat peraturan HAN.

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN 3 Sumber Hukum Administrasi Negara
TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Sumber Hukum Administrasi

Negara

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Macam-Macam Sumber Hukum

URAIAN MATERI
Sudikmo Mertokusumo, sumber hukum sering digunakan dalam beberapa arti yaitu:
a. Sebagai asas hukum yakni sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum
b. Sebagai petunjuk bagi hukum terdahulu yang memberikan bahan-bahan hukum
kepada hukum yang berlaku sekarang, misalnya hukum prancis dan romawi
c. Sebagai sumber berlakunya hukum yakni yang memberikan kekuatan berlaku
secara formal kepada peraturan hukum
d. Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen, UU
e. Sebagai sumber terjadinya hukum yakni sumber yang menimbulkan hukum.
Sumber Hukum digolongkan kedalam dua pengertian yaitu:
1. Sumber Hukum dalam arti materiil adalah sumber dimana ditemukannya isi
(materi) hukum itu. Faktor-Faktor yang mempengaruhi isi pembentukan hukum
seperti faktor sosial, politik, ekonomi, tradisi (pandangan keagamaan,
kesusilaan). Faktor-faktor kebiasaan juga termasuk sumber hukum materiil.
Faktor materiil sangat membantu pembentukan hukum dan sangat
mempengaruhi isi hukum.
2. Sumber hukum dalam arti formil adalah sumber hukum yang dilihat dari cara
terjadinya bentuk aturan hukum, sehingga aturan hukum itu ditaati, diketahui,
berlaku umum dan mengikat.
Pada umumnya dalam ilmu hukum diterima sebagai sumber hukum formal adalah:
1. Undang-Undang
2. Kebiasaan atau asas-asas umum dalam penyelenggaraan pemerintah yang layak
3. Yurisprudensi
4. Perjanjian.
Sumber Hukum Administrasi Indonesia dapat pula dikelompokkan atas dua kelompok yakni
sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.
Sumber hukum formil Hukum Administrasi Indonesia terdiri dari:
a. Undang-Undang
b. Praktik Administrasi yang merupakan hukum kebiasaan
c. Yurisprudensi
d. Doktrin (anggapan para ahli)
Ruang lingkup undang-undang dalam arti material adalah mencakup peraturan umum
yang mengikat dan termasuk pula kedalamnya ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur
proses bagaimana caranya suatu keputusan administrasi negara itu terwujud atau berkaitan
dengan ketentuan-ketentuan Hukum Administrasi Indonesia Formal yang bersifat non-
kontentiosa. Selain ketentuan-ketentuan Hukum Administrasi materiil tersebut dikenal pula
ketentuan-ketentuan Hukum Administrasi Indonesia formil yang dapat dikualifikasikan dalam
hal yang bersifat: Formil non kontentiosa dan formal kontentiosa. Hukum Administrasi
Indonesia Formil non kontentiosa adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur proses atau
cara bagaimana suatu keputusan administrasi negara itu terwujud dilingkungan eksekutif
Hukum Administrasi Indonesia yang bersifat kontentiosa adalah ketentuan-ketentuan hukum
yang mengatur prosedur beracara dalam sengketa administrasi di pengadilan administrasi, baik
peradilan administrasi semu maupun administrasi murni
Selain ketentuan-ketentuan Hukum Administrasi materiil tersebut dikenal pula
ketentuan-ketentuan Hukum Administrasi Indonesia formil yang dapat dikualifikasikan dalam
hal yang bersifat: Formil non kontentiosa dan formal kontentiosa. Hukum Administrasi
Indonesia Formil non kontentiosa adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur proses atau
cara bagaimana suatu keputusan administrasi negara itu terwujud dilingkungan eksekutif
Hukum Administrasi Indonesia yang bersifat kontentiosa adalah ketentuan-ketentuan hukum
yang mengatur prosedur beracara dalam sengketa administrasi di pengadilan administrasi, baik
peradilan administrasi semu maupun administrasi murni.
Hukum Administrasi Formil

a. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan perundang-undanga mengandung dua makna yakni peraturan dan undang-


undang. Peraturan adalah keseluruhan aturan hukum yang tercakup didalam undang-undang
dalam arti materiil. Peraturan dalam arti materiil adalah hukum yang in abstrakto yang sifatnya
mengikat umum (berlSumber aku umum) dan tugasnya mengatur hal-hal yang bersifat umum
(general). Dalam Undang-Undang No. 12 tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan
Perundang-undangan dirumuskan pengertian Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dn dibentuk oleh lembaga
negara yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Menurut sarjana dari jerman Paul undang-undang dapat diartikan secara formil dan
secara materiil. Undang-undang dalam arti formil adalah setiap peraturan yang dikaitkan dengan
cara terjadinya atau cara pembentukannya. Di Indonesia pengertian UU dalam arti formil adalah
setiap produk hukum yang dibuat oleh Presiden bersama DPR. Sedangkan UU dalam arti
materiil adalah suatu penetapan kaidah hukum dengan tegas sehingga kaidah hukum itu
mempunyai sifat mengikat.
b. Asas-asas Umum Penyelenggaraan Pemerintahan yang Layak sebagai Sumber Hukum
Administrasi Indonesia Tidak Tertulis (hukum kebiasaan.
Hukum kebiasaan sebagai sumber hukum tidak tertulis dari hukum Administrasi
Indonesia, eksistensinya secara tidak langsung telah memperoleh tempat dan pengakuan yuridis
konstitusional. Kehadiran hukum kebiasaan sebagai hukum kebiasaan dalam praktek
penyelengagaraan pemerintahan telah dikenal dan diterima serta berkembang secara luas
dilingkungan Hukum Administrasi pada umumnya sebagai halnya hukum kebiasaan telah
diterima dan diakui sebagai salah satu sumber hukum disemua bidang hukum kecuali hukum
pidana materiil.
c. Yurisprudensi
Yurisprudensi berarti peradilan pada umumnya yang fungsinya melaksanakan hukum
kedalam peristiwa konkrit.

d. Doktrin

Doktrin dalam Hukum Administrasi Negara adalah pendapat para ahli Hukum
Administrasi Negara atau ahli Hukum Administrasi Negara dan ilmu Hukum Administrasi
Negara yang sering dijadikan rujukan oleh hakim peradilan Tata Usaha Negara dalam
merumuskan dan mempertanggung jawabkan suatu putusan. Doktrin atau pendapat ahli dapat
pula menjadi sumber hukum formal Hukum Administrasi Negara sebab pendapat para ahli itu
dapat melahirkan teori-teori dalam lapangan Hukum Administrasi Negara yang kemudian
mendorong timbulnya kaidah-kaidah HAN.

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN 4 Hukum Administrasi Negara dan Tujuan Negara

TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Tujuan Negara

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Fungsi Hukum Administrasi Negara

URAIAN MATERI
Tujuan Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
serta mewujudkan keadilan sosial. Dalam konsep negara hukum modern kedudukan dan peranan
negara sangat kuat dan besar karena itu negara dibebani tugas berat dan luas sehingga
mendorongnya turut campur dalam segala aspek kehidupan warganya. Konsekuensi negara RI
sebagai negara modern maka untuk mewujudkan tujuan pemerintahan negara kepada
administrasi negara dibebani tugas dan tanggung jawab yang besar serta kewajiban yang berat
sehingga interaksi antara administrasi negara dan warga semakin tinggi.
Akibatnya peluang terjadinya berbagai benturan kepentingan antara pemerintah dan
warga juga semakin besar. Fungsi Hukum Administrasi Negara secara fungsional adalah sebagai
berikut:

a. Sarana (instrument) bagi administrasi negara untuk mengatur, menyeimbangkan,


dan mengendalikan berbagai kepentingan masyarakat berlawanan satu sama lain.
b. Memberikan perlindungan hukum kepada warga dan administrasi negara
sehingga tercipta kepastian hukum.

c. Mengatur cara-cara partisipasi warga masyarakat dalam proses penentuan


kebijakan pemerintahan.

d. Menciptakan tertib penyelenggaraan administrasi pemerin tahan sehingga


terhindar dari perbuatan melanggar hukum.

e. Menjamin akuntabilitas, transparansi, efisiensi serta meningkatkan tata


pemerintahan yang baik.

f. Membentuk sikap-tindak (sikap, perilaku), pola pikir, pola budaya sehingga


terbentuk sikap tindak administrasi negara yang demokratis, objektif, dan
professional.

g. Menyusun dasar-dasar bagi pelaksanaan pemerintahan yang baik.


Selanjutnya menurut S. Basah apabila fungsi Hukum Administrasi disambung-
hubungkan dengan fungsi hukum dalam pembangunan maka fungsi Hukum Administrasi dalam
masa pembangunan menjelma berupa pancafungsi sebagai berikut:
a. Direktif berarti hukum administrasi berfungsi sebagai pengarah (merekayasa) dalam
membangun dan membentuk masyarakat adil dan makmur. Hukum Administrasi
memberikan arahan bagi terciptanya wajah masyarakat adil dan makmur.
b. Integratif berarti hukum administrasi berfungsi sebagai alat pembina dan pemersatu
bangsa Indonesia yang majemuk dan pluralistik.
c. Stabilitatif berarti hukum administrasi berfungsi sebagai pemelihara hasil-hasil
pembangunan dan menjaga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat.
d. Perfektif berarti hukum administrasi berfungsi sebagai penyempurna terhadap sikap-
tindak administrasi negara dan awrga apabila terjadi pertentangan dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat.
e. Korektif berarti hukum administrasi berfungsi sebagai pengoreksi atas sikap-tindak
administrasi negara dan warga apabila terjadi pertentangan hak dan kewajiban untuk
mendapatkan keadilan
Dengan demikian setiap tindakan administrasi negara yang diperoleh atas dasar atribusi
adalah sah karena secara formal wewenang itu diberikan oleh rakyat melalui wakil-wakilnya
dilembaga legislatif. Asas legalitas dan asas demokrasi merupakan duet integral yang harmonis
yang harus terwujud sebagai monodualistis dalam hukum administrasi. Asas demokrasi
menghendaki setiap wewenang dan tindakan administrasi negara yang mengikat umum harus
bersumber dari aspirasi rakyat. Kedua asas ini disebut dengan asas negara demokratis. Asas
negara hukum demokratis merupakan pancaran dari suatu pemerintahan rakyat yang realisasinya
secara fungsional dilakukan oleh hukum administrasi negara sebagai ujung tombak.
Dalam hukum administrasi asas legalitas ini sangat penting utamanya untuk
membedakan tindakan administrasi negara yang berupa tindakan tindakan hukum dan tindakan
kebijaksanaan. Artinya apabila tindakan administrasi negara tidak berdasarkan atas suatu
wewenang dari Undang-Undang maka tindakan administrasi negara disebut tindakan
kebijaksanaan. Selanjutnya apabila tindakan kebijaksanaan tertuang dalam bentuk tertulis
disebut dengan peraturan kebijaksanaan. Yang secara juridis tidak mempunyai kekuatan
mengikat umum dan tidak mempunyai daya menciptakan hubungan lalu lintas hukum

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN 5 Asas-Asas dalam Hukum Administrasi Negara

TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Asas-asas Hukum Administrasi Negara

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Fungsi Asas Hukum Administrasi

Negara

URAIAN MATERI
Asas Negara Hukum dan Demokrasi. Asas Demokrasi merupakan akar bagi negara
hukum dan hukum Administrasi Negara karena secara substansial asas demokrasi meletakkan
dan menjunjung tinggi superioritas kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Persetujuan dari rakyat dalam negara modern dilakukan melalui wakil-wakil diparlemen (DPR)
yang dituangkan dalam bentuk undang-undang sehingga melahirkan asas legalitas. Asas legalitas
mengandung makna bahwa setiap tindakan badan atau pejabat administrasi negaraharus
berdasarkan atas Undang-Undang formal atau hukum tertulis.
Dari asas legalitas inilah muncul pengertian administrasi negara dalam arti yuridis yakni
sebagai pelaksana atau penyelenggara Undang-Undang dalam arti luas. Asas legalitas dapat
melahirkan konsekuensi positif dan negatif bagi badan atau pejabat negara. Konsekuensi positif
berarti akan melahirkan setiap tindakan dari badan atau pejabat administrasi negara selalu
berdasarkan hukum (tertulis). Berdasarkan hukum tertulis (undang-undang formal) berarti
tindakan badan atau pejabat administrasi negara merupakan manifestasi dari keinginan rakyat
karena memperoleh persetujuan dari rakyat.
Konsekuensi negatif dari asas legalitas artinya badan atau pejabat administrasi negara
tidak boleh melakukan suatu tindakan yang bersifat mengikat secara umumtanpa memiliki dasar
wewenang yang diperoleh dari undang-undang. Asas legalitas sebagai dasar kewenangan dan
keabsahan didalam penyelenggaraan pemerintahan dapat terjadi karena diberikan oleh badan
legislatif kepada administrasi negara melalui atribusi atau diberikan oleh administrasi negara
kepada administrasi negara lainnya melalui perundang-undangan dengan cara delegasi atau sub
delegasi.
Attributif adalah penyerahan suatu wewenang baru kepada pemerintah atau pejabat
administrasi negara oleh pembentuk undang-undang dimana wewenang itu semula tidak dimiliki
oleh pemerintah atau pejabat administrasi negara. Pada attributif diciptakan suatu wewenang
baru yang belum dimiliki oleh pejabat administrasi negara. Dengan demikian hukum
administrasi merupakan instrument yuridis dari prinsip negara hukum dan prinsip
demokrasi.Derivatif adalah penyerahan wewenag dari suatu badan kepada badan baik
seluruhnya atau sebagian yang dilakukan berdasarkan adanya wewenang attributif. Yang

dilakukan dengan cara delegasi atau mandat Delegasi artinya penyerahan wewenang dari badan
atau pejabat yang lebih tinggi kepada badan atau pejabat yang lebih rendah. Dalam rancangan
undang-undang Administrasi Pemerintahan dirumuskan pengertian kewenangan delegasi adalah
pelimpahan kewenangan untuk mengambil keputusan pemerintah oleh suatu badan kepada pihak
yang melaksanakan kewenangan atas tanggung jawab sendiri dan tidak diberikan kepada
bawahannya.
Pada delegasi terjadi pemberian kewenangan dari suatu organ pemerintahan atau pejabat
administrasi negara kepada organ pemerintahan atau pejabat administrasi negara lainnya yang
dasar hukumnya disebutkan secara tegas dalam peraturan dimana kewenangan pemerintahan
berada. Dalam delegasi terjalin hubungan sedikitnya tiga pihak yakni pihak pemilik
kewenangan (presiden), pihak penerima wewenang delegasi (misal mendagri), pihak penerima
limpahan wewenang delegasi (misal gubernur). Pihak yang melimpahkan wewenang delegasi
disebut dengan delegans dan pihak yang menerima limpahan wewenang delegasi disebut
delegataris.
Mandat menurut Undang-Undang Hukum Administrasi Umum Belanda adalah
kewenangan yang diberikan oleh suatu organ pemerintahan kepada organ lain untuk atas
namanya mengambil keputusan. Pemberian mandat dilarang dalam hal-hal yang berkaitan
dengan wewenang untuk:
a. Mengeluarkan peraturan yang bersifat mengikat umum
b. Mengambil suatu keputusan yang ditentukan harus diambil berdasarkan
pemungutan suara
c. Suatu keputusan yang harus dilakukan menurut prosedur pembentukan suatu
keputusan

d. Mumutuskan suatu surat permohonan banding untuk membatalkan atau tidak


memberikan persetujuan suatu keputusan dari suatu organ pemerintahan lain.
Pemberian mandat dapat terjadi antara lain:
1. Mandat dapat terjadi dilingkungan suatu organ pemerintahan, diberikan oleh
oleh suatu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya yang masih
berada didalam lingkungan sendiri dan merupakan bawahan dari mandats
(pemberian wewenang yang bersifat internal dalam organ pemerintahan
pemberi mandat)
2. Mandat terjadi dilingkungan pemerintahan eksekutif. Pemberi mandat
dilakukan oleh suatu organ pemerintah kepada organ pemerintah lainnya yang
berada diluar organ pemberi mandat. Misal menteri luar negeri melimpahkan
wewenang kepada menteri Penertiban Aparatur Negara.
3. Mandat terjadi dari suatu organ pemerintah kepada pihak lain yaitu pihak
swasta yang bekerja dibawah tanggung jawabnya, diberi kuasa untuk
melakukan tindakan yang bukan suatu keputusan.
Perwakilan, dalam sistem pemerintahan jabatan mempunyai kewenangan pemerintah
umum ditingkat pusat hanyalah presiden. Karena itu sesuai dengan hukum pelimpahan
wewenang maka hanya presiden dan menteri yang memiliki kewenangan yang bersifat
pengaturan ditingkat pusat baik dalam bentuk peraturan pengganti UU maupun dalam bentuk
peraturan presiden.
Kewenangan Bebas, Terikat dan Fakultatif. Dalam Hukum Administrasi wewenang
mempunyai arti yang sangat penting karena wewenang merupakan dasar untuk bertindak bagi
badan atau pejabat tata usaha negara. Oleh karena itu wewenang dalam arti yuridis adalah
kemampuan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan kepada badan atau pejabat tata
usaha negara untuk melakukan tindakan-tindakan utamanya tindakan-tindakan yang
menimbulkan akibat-akibat hukum, baik bersifat internal maupun eksternal.
Wewenang pemerintah selalu dibatesi oleh isi, waktu, dan wilayah. Penggunaan
wewenang harus tunduk pada batasan-batasan hukum baik tertulis maupun tidak tertulis atau
asas-asas umum.
Wewenang bersifat fakultatif wewenang yang peraturan dasarnya memberikan pilihan-
pilihan kepada badan/pejabat tata usaha negara dalam menerapkan wewenang yang dimilikinya
Wewenang bersifat terikat artinya peraturan dasarnya tegas menentukan isi keputusan
yang harus diambil secara terperinci sehingga badan atau pejabat tata usaha negara tidak
mempunyai pilihan lain kecuali melaksanakan secara harafiahketentuan dalam peraturan
dasarnya.
Wewenang bersifat bebas artinya badan atau pejabat tata usaha negara diberikan ruang
kebebasan untuk menentukan sendiri tindakan apa yang akan diambilnya. Misalnya pejabat yang
berwenang memiliki wewenang untuk memberikan cuti kepada bawahannya
Asas Kedaulatan dan Kekuasaan atau Kewenangan Publik. Menurut J. Bodin
menyatakan kedaulatan sebagai satu-satunyakekuasaan yang asli, tertinggi, kekal, dan tidak
dapat dipindahkan kedaulatan sebagai kekuasaan yang asli artinya kedaulatan itu tidak
diturunkandari sesuatu kekuasaan lain, sedangkan tertinggi karena kekuasaannya. Bersifat abadi
atau kekal artinya kekuasaan tidak dapat dibagi-bagi karena hanya ada satu kekuasaan tertinggi
saja. Akhirnya kekuasaan itu tidak dapat dipindahkan kepada badan lain.
Mengenai kekuasaan publik dan kekuasaan hukum publik dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Kedaulatan merupakan sumber dari kekuasaan hukum publik karena kedaulatan
merupakan kekuasaan tertinggi bagi negara yang tidak berasal dan tidak berada
dibawah kekuasaan lain.
2. Teori kedaulatan memiliki relevansi langsung secara formal dengan kekuasaan
hukum publik dan hukum administrasi adalah teori kedaulatan rakyat dan teori
kedaulatan hukum.
3. Implikasi teori kedaulatan rakyat dan kedaulan hukum dijabarkan dalam
peraturan perundang-undangan yang melahirkan asas legalitas.
4. Kekuasaan hukum publik diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan
(asas legalitas) maka hubungan hukum yang dilahirkan selalu bersifat sepihak
5. Kekuasaan publik sebagai pelaksanaan dari fungsi yuridis hukum dijelmakan
dalam berbagai aktivitas atau tindakan badan atau pejabat administrasi negara
memiliki sifat sepihak dan memaksa.
Asas Opportunitas terdapat dilingkungan Hukum Acara Pidana yang menentukan, jaksa
berwenang untuk tidak melakukan penuntutan terhadap suatu perkara dengan alasan demi
kepentingan umum. Jika dikaitkan dengan Hukum Administrasi maka ditemukan rumusan asas
yang menyatakan badan atau pejabat tata usaha negara dapat menolak suatu permohonan
keputusan yang diajukan kepadanya dengan alasan demi kepentingan umum. Asas opportunitas
ini secara tersirat ditemukan pada Pasal 49 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1986 yang berbunyi:

Pengadilan tidak berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa TUN tertentu
dalam hal keputusan yang disengketakan itu dikeluarkan:
a. Dalam waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana alam, atau keadaan
luar biasa yang membahayakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Dalam keadaan mendesak untuk kepentingan umum berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN 6 Susunan Organisasi Pemerintahan

TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Organisasi Pemerintah

2. Mahasiswa mampu menjelaskan Organisasi Pemerintahan Dari Pusat Sampe Daerah

URAIAN MATERI
Dilihat dari landasan hukum pembentuknya, lembaga negara ditingkat pusat dibedakan
menjadi lembaga yang dibentuk atas perintah UUD yang diatur lebih lanjut dengan UU, PP,
Perpres dan Keppres.

a) Lembaga yang keberadaan dan kewenangannya ditentukan dengan tegas dalam UUD
tahun 1945 ada 23 lembaga yaitu presiden, wakil presiden, kementrian negara dan
menteri, dewan pertimbangan presiden, MPR, DPR, DPD, KPU, BPK, MA, MK,KY,
TNI, Kepolisian, Pemerintah daerah provinsi,, Gubernur, DPRD, Pemerintah Daerah
Kabupaten, DPRD Kabupaten, Bupati, Pemerintah Daerah Kota, Walikota, DPRD Kota.
b) Lembaga yang dibentuk atas perintah UU yang diatur lebih lanjut dengan pp, Perpres dan
Keppres.
c) Lembaga yang dibentuk dengan UU dan kewenangannya ditentukan dengan UU serta
pengangkatan keanggotaannya ditetapkan dengan keputusan presiden misalnya KPK,
KPI, Kepolisian, Kejaksaan, Komnas Anak
d) Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah yang diatur lebih lanjut
dengan keputusan Presiden, Pembentukan, Perubahan, dan Pembubaran lembaga-
lembaga ini sepenuhnya bersumber dari kewenangan yang dimiliki presiden selaku
Kepala Pemerintahan.
e) Lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan Menteri yang diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Menteri.
Penyelenggaraan Pemerintahan ditingkat pusat terdiri dari:
a. Lembaga Kepresidenan yang dipimpin oleh Presiden dibantu Wakil Presiden
b. Menteri dan Departemen
c. Menteri Pemerintahan Non Departemen.
Kementrian Negara dan Departemen . Menteri merupakan pembantu presiden didalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang tertentu sesuai tugas dan fungsi departemen
tersebut. Menteri-menteri diangkat oleh Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden bukan
DPR. Menteri bertugas membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Urusan tertentu
tersebut terdiri atas:
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur Kementriannya secara tegas
disebutkan dalam UUD tahun 1945. Urusan nomenklatur ini meliputi urusan
luar negeri, dalam negeri dan pertahanan. Kementrian ini tidak dapat diubah
oleh Presiden dan juga tidak dapat dibubarkan oleh Presiden.
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945.
Urusan ini meliputi urusan agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasi
manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan ,sosial, ketenagakerjaan,
perdagangan. Setiap urusan pemerin tahan tidak harus dibentuk dalam suatu
kementrian. Beberapa urusan dapat digabung dalam satu Kementrian.
c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi
program pemerintah. Urusan pemerintah meliputi urusan perencanaan
pembangunan, aparatur negara, kesekretariatan negara, BUMN, pertahanan,
teknologi, investasi, koperasi, pemuda, olahraga, perumahan.
d. Pengangkatan dan Pemberhentian Menteri. UU juga mengisyaratkan dalam
mengangkat seorang menteri agar memperhatikan integritas dan kepribadian
yang baikserta berkompetensi dalam bidang tugas kementrian, memiliki
pengalaman kepemimpinan dan sanggup bekerjasama sebagai pembantu
Presiden. Terdapat dua alasan Menteri berhenti dari jabatannya karena
meninggal dunia atau berakhir masa jabatannya. Diberhentikann oleh Presiden
karena:
1. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis
2. Tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 bulan secara berturut-turut
3. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 5 tahun
4. Melanggar ketentuan larangan rangkap jabatan
5. Alasan lain ditentukan oleh Presiden.

Dalam penyelenggaraan ditingkat pusat disamping departemen juga dikenal lembaga


pemerintahan non departemen yang berwenang, bertugas dan bertanggungjawab serta
kedudukan berada dibawah Presiden.
Dasar Hukum mengenai Lembaga Pemerintahan Non Departemen diatur dalam
Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan,
susunan organisasi dan tata kerja lembaga pemerintahan non departemen jo. Keputusan Presiden
No. 16 Tahun 2001 jo. Keputusan Presiden No. 42 tahun 2001 jo. Keputusan Presiden No. 103
tahun 2001.
Kedudukan Lembaga Pemerintahan Non Departemen adalah lembaga pemerintahan
pusat yang dibentuk untuk melaksana kan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Susunan organisasi LPND terdiri dari
Kepala, Sekretariat Utama, Deputi dan Unit Pengawasan,
Pengangkatan dan pemberhentian Kepala LPND dilakukan oleh Presiden, namun untuk
wakil kepala, sekretaris utama dan Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul
kepala.
Penyelenggaraan pemerintahan tingkat daerah dalam kewenangan otonomi luas adalah
keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua
bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dibidang politik luar negeri, pertahanan, peradilan,
moniter, dan fiskal agama serta kewenangan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintahan.
Otonomi yang nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan kewenang
pemerintahan dibidang tertentu secara nyata dan diperlukan serta tumbuh, hidup, dan
berkembang didaerah. Pemberian kedudukan Provinsi sebagai Daerah Otonom dan sekaligus
sebagai wilayah Administrasi dilakukan dengan pertimbangan:
a. Untuk memelihara hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah dalam
kerangka NKRI
b. Untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang bersifat lintas lintas daerah
kabupaten dan kota serta melaksanakan kewenangan daerah yang belum
dilaksanakan.
Untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah yang dilimpahkan dalam rangka
pelaksanaan asas dekonsentrasi
Bentuk dan susunan pemerintah daerah. Kepala daerah sebagai kepala eksekutif dibantu
oleh wakil kepala daerah. Dalam melaksanakan tugas dan kewenangan sebagai kepala daerah
Gubernur bertanggung jawab kepada DPRD sedangkn kedudukan sebagai wakil pemerintahan
berada dibawah tanggungjawab Presiden.
Organisasi Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD,
dan lembaga teknis daerah kecamatan dan kelurahan.
Dalam peraturan pemerintah No.84 Tahun 2000 dinyatakan organisasi perangkat daerah
diserahkan kedaerah yang diatur dalam peraturan daerah dengan mempertimbangkan hal-hal:
a. Kewenangan pemerintahan yang dimiliki oleh daerah
b. Karakteristik, potensi dan kebutuhan daerah
c. Kemampuan keuangan daerah
d. Ketersediaan sumber daya aparatur
e. Pengembangan pola kerjasama antar daerah

Perangkat daerah adalah lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab


kepada kepala daerah dan membantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
terdiri atas sekretariat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah.
Perangkat daerah provinsi yang didalamnya ada sekretariat DPRD yang merupakan
unsur pelayanan terhadap DPRD dan inspektorat yang merupakan unsur penyelenggaraan
pemerintah daerah. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah (PPNS) adalah pejabat pegawai
negeri sipil tertentu dilingkungan pemerintah daerah yang diberi wewenang khusus oleh UU
untuk melakukan penyelidikan atas pelanggaran peraturan daerah. Tugas utamanya adalah
melakukan penyelidikan atas pelanggaran peraturan daerah namun dibawah koordinasi dan
pengawasan penyidik polri.
Wewenang PPNS Daerah adalah:
a. Menerima pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana
pelanggaran perda
b. Melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan ditempat kejadian
c. Menyuruh berhanti seseorang dan memeriksa tanda pengenal tersangka
d. Melakukan penyitaan benda atau surat
e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksaa sebagai tersangka atau saksi
g. Mendatangkan sanksi ahli
h. Mengadakan penghentian penyelidikan setelah mendapat petunjuk dari
penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau bukan merupakan tindak
pidana.
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan

Kewajiban PPNS daerah adalah:


a. Melakukan penyidikan, menerima laporan dan pengaduan mengenai terjadinya
pelanggaran atas perda
b. Melakukan hasil penyidikan kepada penuntut umum melalui penyidik polri
c. Membuat berita acara setiap tindakan dalam hal:
1. Pemeriksaan tersangka
2. Pemasukan rumah
3. Penyitaan barang
4. Pemeriksaan saksi
5. Pemeriksaan kejadian

d. Membuat pelaporan pelaksanaan tugas kepada kepala daerah

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN 7 Perbuatan Pemerintah

TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Perbuatan Pemerintah

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Perbuatan Hukum Publik dan Perbuatan

Hukum Privat

URAIAN MATERI

Menurut V. Vollenhoven yang dimaksud tindakan pemerintahan adalah pemeliharaan


kepentingan negara dan rakyat secara spontan dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendahan.
Macam-macam perbuatan pemerintah yang pada garis besarnya dibedakan dalam dua golongan:
a. Golongan perbuatan hukum
b. Golongan perbuatan yang bukan perbuatan hukum.

Golongan perbuatan hukum penting bagi Hukum Administrasi Negara sebab perbuatan
tersebut langsung menimbulkan akibat hukum tertentu bagi Hukum Administrasi Negara.

Perbuatan pemerintah yang termasuk golongan perbuatan hukum dapat berupa:


a. Perbuatan hukum privat (sipil)
b. Perbuatan hukum publik

Cara-cara pelaksanaan tindakan pemerintah yang dapt dilakukan dengan berbacai cara yaitu:
a. Yang bertindak adalah administrasi negara itu sendiri
b. Yang bertindak adalah subjek hukum atau badan hukum lain yang tidak
termasuk administrasi negara dan dilakukan berdasarkan hubungan istimewa
seperti badan hukum yang diberi monopoli.
c. Yang bertindak adalah subjek hukum lain yang tidak termasuk administrasi
negara yang menjalankan pekerjaan berdasarkan izin dari pemerintah.
d. Yang bertindak adalah subjek hukum lain yang tidak termasuk administrasi
negara yang diberi subsidi oleh pemerintah.
e. Yang bertindak adalah pemerintah bersama-sama dengan subjek hukum lain
yang bukan administrasi negara dimana kedua belah pihak bergabung dalam
kerjasama.
f. Yang bertindak adalah yayasan yang didirikan atau diawasi oleh pemerintah
g. Yang bertindak adalah koperasi yang diawasi oleh pemerintah
h. Yang bertindak adalah perusahaan negara seperti PLN.
Dalam uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada beberapa macam tindakan
pemerintah yang merupakan tindakan hukum dalam rangka penyelenggaraan kepentingan umum
yaitu:
a. Dalam membebankan kewajiban pada organ-organ itu untuk menyelenggarakan
kepentingan umum.
b. Dengan mengeluarkan UU yang bersifat melarang atau yang ditujukan pada
tiap-tiap warga negara untuk melakukan perbuatanyang perlu demi kepentingan
umum
c. Memberikan ketetapan yang bersifat memberikan beban
d. Memberikan bantuan kepada swasta
e. Memberikan kedudukan hukum kepada seseorang sesuai dengan keinginannya
sehingga orang tersebut mempunyai hak dan kewajiban
f. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan swasta
g. Bekerjasama dengan perusahaan lain untuk kepentingan umum.
Perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang bertentangan dengan hak dan
kewajiban menurut UU
Unsur-unsur perbuatan melawan hukum menurut Arrest menurut pasal 1365
KUHPerdata adalah:
a. Melanggar hak orang lain
b. Bertentangan dengan kewajiban hukum dari pembuat
c. Bertentangan dengan kesusilaan
d. Bertentangan dengan kepatutan yang berlaku dalam masyarakat
Menurut Mariam Darus perbuatan melawan hukum harus memenuhi unsur sebagai
berikut:
a. Harus ada perbuatan baik perbuatan yang bersifat positif atau negatif
b. Perbuatan itu harus melawan hukum
c. Ada kerugian
d. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan
kerugian
e. Ada kesalahan.

Perbuatan melawan hukum oleh badan atau pejabat tata usaha negara menurut
yurisprudensi diukur:
a. Dengan UU dan peraturan formal yang berlaku
b. Dengan kepatutan dalam masyarakat yang seharusnya dipatuhi oleh penguasa
c. Penilaian faktor sosial ekonomi adalah pelengkap wewenang kepala daerah
sebagai penguasa yang tidak termasuk kompetensi pengadilan untuk
menilainya.
Penyelesaian sengketa perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh badan/ pejabat
tata usaha negara dalam bentuk perbuatan konkrit-individual yang dituangkan dalam bentuk
keputusan merupakan kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara untuk memeriksa dan
memutusnya sedangkan perbuatan melawan hukumyang dilakukan dalam bentuk nyata menjadi
kompetensi peradilan umum untuk memeriksa dan memutusnya.
Asas Larangan Menyalahgunakan Kewenangan yang didalam UU No. 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara dicantumkan dalam pasal 53 ayat 2. Ketentuan ini
berkaitan dengan penggunaan kewenangan bebas pemerintah agar dalam penggunaannya tidak
tergelincir pada perbuatan menyalahgunakan kewenangan.
Dalam penggunaan kewenangan bebas badan/pejabat tata usaha negara harus:
a. Mengumpulkan fakta yang relevan
b. Mempersiapkan, memutuskan dan melaksanakan keputusan tersebut dengan
memperhatikan asas-asas hukum tdk tertulis
c. Menentukan sendiri isi, cara menyusun dan saat mengeluarkan keputusan

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN 8 Instrumen Pemerintah

TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Instrumen Pemerintah

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Macam-macam instrument Pemerintah

URAIAN MATERI
Peraturan perundang-undangan yang didalam Pasal 1 angka 2 UU No. 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara dijelaskan sebagai peraturan yang bersifat mengikat secara
umum yang dikeluarkan oleh Badan Perwakilan Rakyat bersama Pemerintah baik ditingkat
Pusat maupun Daerah yang mengikat secara umum.
Rumusan Undang-Undang dapat diartikan secara formil dan materiil. Undang-Undang
dalam arti formil adalah setiap produk hukum yang dibuat oleh presiden bersama DPR.
Sedangkan Undang-Undang dalam arti materiil adalah penetapan kaidah hukum sehingga
mempunyai sifat mengikat secara langsung kepada penduduk tanpa mempersoalkan proses
terjadinya.
Undang-Undang sebagai sumber hukum formil berbeda dengan UU dalam arti formil.
UU dalam sebagai sumber hukum formil adalah peraturan yang sudah dibentuk penetapannya
sedangkan UU dalam arti formil dikaitkan dengan cara terjadinya dan lembaga yang
membentuknya.
Peraturan kebijaksanaan artinya peraturan kebijaksanaan tidak didasarkan pada
kewenangan pembuatan Undang-Undang dan oleh karena itu tidak termasuk peraturan yang
mengikat secara umum tetapi diletakkan pada wewenang pemerintahan dan terkait dengan
pelaksanaan pemerintahan.
Ciri-ciri peraturan kebijaksanaan adalah
a. Dilihat dari segi pembentuknya: pembentukannya tidak didasarkan atau
diperintahkan secara tegas oleh UUD/UU.
b. Dilihat dari segi bentuk dan kewenangannya:
c. Dilihat dari segi redaksi atau isi
d. Dilihat dari segi format
e. Tipe dan karakteristik peraturan kebijaksanaan
f. Dasar kewenangan dan alasan pembenar pembentukan
g. Persamaan antara kebijaksanaan dan peraturan perundang-undangan
Selanjutnya keputusan yang merupakan objek dalam hukum administrasi. Keputusan
adalah suatu perbuatan hukum publik bersegi satu yang dilakukan oleh alat pemerintah
berdasarkan suatu kekuasaan dengan maksud terjadinya perubahan hubungan hukum. Unsur-
unsur keputusan sebagai berikut:
a. Perbutan hukum publik bersegi satu (perbuatan yang dilakukan secara sepihak
oleh pemerintah)
b. Ssfat hukum publik diperoleh berdasarkan kekuasaan istimewa
c. Terjadi perubahan dalam Lapangan Hukum

Keputusan sendiri dapat dibedakan antara keputusan sah dan keputusan tidak sah.
Keputusan yang sah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Keputusan harus dibuat oleh organ atau pejabat yang berwenang membuatnya
b. Keputusan harus diberi bentuk dan harus menurut prosedur pembuatannya.
Syarat-syarat formil yang harus dibentuk sesuai dengan peraturan peundang-undangan
yang menjadi dasar dibuatnya keputusan mencakup:
1. Prosedur cara pembuatannya
2. Bentuk keputusan
3. Pemberitahuan kepada yang bersangkutan.

Keputusan tidak boleh kekurangan yuridis yang mengandung unsur-unsur: penipuan,


paksaan dan kekeliruan.

Isi dan tujuan harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan dasarnya
Selanjutnya keputusan yang tidak sah dapat terjadi karena:
a. Keputusan itu batal demi hukum
b. Keputusan yang batal mutlak (pembatalan keputusan dapat dituntut oleh setiap
orang)
c. Keputusan yang batal nisbi (keputusan yang pembatalannya hanya bisa dituntut
oleh orang-orang tertentu)
d. Keputusan yang dapat dibatalkan (keputusan yang dinyatakan batal setelah
pembatalan oleh hakim atau instansi yang berwenang)

Keputusan sendiri menurut UU No. 5 Tahun 1986 adalah suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha
negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dari pengertian keputusan dapat ditarik unsur-unsur yuridis keputusan menurut hukum
positis sebagai berikut:
a. Suatu penetapan tertulis
b. Dikeluaarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara
c. Berisi tindakan hukum tata usaha negara
d. Berdasarkan peraturan perundang-undangan
e. Bersifat konkret, individual dan final
f. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata

Selanjutnya mengenai keputusan menurut RUU Administrasi Pemerintahan yang


diartikan sebagai berikut:
Suatu keputusan tertulis atau tidak tertulis yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah dan
badan hukum yang berisi tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
bersifar kongkret, individual, dan final dan menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata.
Mengenai hukum Perizinan, yang secara umum diartikan sebagai suatu keputusan dari
badan atau pejabat administrasi yang berwenang, memperoleh untuk melakukan suatu
perbuatan yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan setelah syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dipenuhi sehingga timbul hubungan hukum.
Unsur-unsur perizinan ditinjau dari aspek yuridis terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:
a. Adanya larangan
b. Ketentuan
c. Persetujuan (diberikan apabila ketentuan atau persyaratan telah dipenuhi)

Selanjutnya mengenai persoalan politik perizinan yang sering digunakan oleh pemerintah
sebagai instrumen untuk mengendalikan atau mengatur perilaku masyarakat agar tidak
melakukan atau melakukan perbuatan tertentu utamanya untuk membatasi gerak gerik
masyarakat.
Izin disebut juga sebagai instrumen pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugasnya
seperti peraturan yang bersifat umum, peraturan kebijaksanaan, kepegawaian, keuangan dll. Izin
merupakan saran bagi pemerintah untuk melaksanakan tugasnya yang bersifat pengaturan.
Pelaksanaan perizinan selalu berlandaskan dan berpedoman pada hukum. Bentuk hukum sendiri
adalah UU. Adanya UU dapat diciptakan hubungan hukum antara pemerintah dengan warga.
Dalam perizinan sering dilakukan pembatalan atau penarikan izin yang merupakan bagian dari
sanksi. Adanya sanksi dan penegakan hukum perizinan mempunyai arti penting dalam setiap
peraturan perundang-undangan
Sanksi dalam hukum perizinan merupakan bentuk sanksi dalam hukum administrasi.
Sanksi hukum administrasi dibeda kan antara sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sanksi
administrasi bersifat khas antara lain:
a. Paksaan pemerintah
b. Penarikan kembali keputusan yang menguntungkan
c. Pengenaan denda administrasi
d. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah

Mengenai pembatalan izin dapat dilakukan dengan memperhatikan seksama dua hal
berikut:
1. Sifat wewenang izin dan wewenang pencabutan izin. Artinya wewenang
tersebut bersifat wewenang pemerintah terikat atau merupakan wewenang
pemerintahan yang bebas
2. Sifat objek dari izin berkaitan dengan suatu keputusan tata usaha negara.

Didalam menggunakan wewenang menerapkan sanksi kecuali perlu diperhatikan aspek


prosedural juga perlu diperhatikan mengenai:
a. Dasar kemungkinan menerapkan sanksi
b. Kepatutan dalam mengenakan sanksi
c. Keseimbangan dalam mengenakan sanksi

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN HUKUM 9 KEPEGAWAIAN
TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Hukum Kepegawaian

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai tugas Pegawai Negeri

URAIAN MATERI
Hukum kepegawaian dalam hukum administarsi negara adalah hukum yang berlaku bagi
pegawai yang bekerja pada administrasi negara sebagai pegawai negeri. Mengenai pegawai-
pegawai pada perusahaan swasta diatur dalam Hukum Ketenagakerjaan atau Hukum Perjanjian
Kerja seperti yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Peraturan mengenai
hukum kepegawaian diatur dengan UU No. 43 Tahun 1999 yang mengatur mengenai
kedudukan, kewajiban, hak, dan pembinaan pegawai negeri. Pegawai negeri sendiri merupakan
unsur aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam rangka
mencapai tujuan negara.
Tujuan negara bisa dicapai dengan pembangunan nasional yang dilakukan dengan
matang, terarah, bertahap, bersungguh- sungguh, berdaya guna dan berhasil guna. Ciri khas yang
melekat pada lembaga pegawai negeri adalah hubungan dinas publik. Hubungan dinas publik ini
adalah kewajiban bagi pegawai yang bersangkutan untuk tunduk pada pengangkatan dalam
beberapa macam jabatan tertentu yang berakibat bahwa pegawai yang bersangkutan tidak
menolak pengangkatannya dalam satu jabatan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Dilihat
dari segi hukum pengangkatan pegawai negeri menimbulkan hubungan dinas publik. Sedangkan
pengertian menurut pasal 1.a UU No.8 Tahun 1974 yang diubah dengan UU No. 43 Tahun 1999
Pasal 1 dan angka 3 adalah sebagai berikut:
Pegawai negeri adalah setiap warga negara yang telah memenuhi syarat yang ditentukan
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negara dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan yg berlaku.
Ketentuan PP No. 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam
Usaha Swasta. Ada golongan yang bukan pegawai negeri menurut pengertian UU No. 8 Tahun
1974 tetapi PP No. 6 tahun 1974 memberikan perluasan sehingga mencakup banyak golongan
pegawai lainnya. Menurut PP No. 6 Tahun 1974 Pegawai Negeri adalah: Pegawai Negeri Sipil
Pusat, Anggota ABRI. Pegawai Negeri yang dibantukan pada daerah otonom, Pegawai Otonom,
Pegawai Perusahaan Jawatan, Pegawai Perusahaan Umum, Pegawai BUMN, Pegawai Bank
Milik Negara
Selain itu PP No. 6 Tahun 1974 secara eksplisit menyebutkan beberapa pegawai yang
sebenarnya bukan merupakan pegawai negeri yang dipersaman dengan pegawai negeri adalah:
1. Pegawai perusahaan (perseroan)
2. Pegawai perseroan terbatas milik negara yang belum digolongkan berdasarkan
UU No.9 Tahun 1969
3. Pegawai Perusahaan Daerah.

Yang membedakan pejabat negara dengan pegawai negeri:


a. Pengangkatan pejabat negara semata-mata merupakan kekuasaan pihak negara
yang sebenarnya, negara itu formalitas tinggal mengesahkan hasil pemilihan
sedangkan pengangkatan pegawai negeri melalui penunjukan oleh pemerintah.
b. Pejabat mempunyai masa jabatan yang dibatasi dengan periodesasi tertentu
sedangkan pegawai negeri dapat bekerja terus sampai mencapai usia pensiun.
c. Pejabat negara belum tentu aparat pemerintah sedangkan pegawai negeri adalah
aparat pemerintah yang kedudukannya selalu dikaitkan dengan pangkat.
Beberapa golongan pejabat negara menurut peraturan perundang-undangan diangkat
melalui cara yang berbeda dengan cara diatas antara lain:
1. Ada golongan pejabat negara yang diangkat bukan dengan hasil pemilihan
tetapi diangkat berdasarkan hak prerogatif presiden. Contohnya menteri
2. Ada golongan pejabat yang diangkat untuk seterusnya sampai meninggal tidak
dibatasi dengan periode tertentu.
3. Ada golongan pejabat negara yang diangkat oleh Kepala Negara atas usul DPR.
Contoh Hakim Agung
4. Ada golongan pejabat negara yang dipilih berdasarkan pemilihan tetapi harus
dimintakan pengangkatan pemerintah pusat. Contohnya Gubernur.
Dalam UU No. 43 Tahun 1999 Pasal 11 ayat 1 yang termasuk pejabat negara terdiri atas:
a. Presiden dan Wakil Presiden
b. Ketua, wakil ketua, dan anggota MPR
c. Ketua, wakil ketua, dan anggota DPR
d. Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung serta ketua,
wakil ketua, dan hakim pd semua badan peradilan.
e. Ketua, wakil ketua, dan anggota badan pertimbangan agung.
f. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan
g. Menteri dan jabatan setingkat menteri
h. Kepala Perwakilan RI di luar negeri yang berkedudukan sebagai Dubes luar
negeri dan berkuasa penuh
i. Gubernur dan Wakil Gubernur
j. Bupati/ Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota
k. Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang
Yang dimaksud dengan penyelenggara Negara adalah Pejabat yang menjalankan fungsi
eksekutif, legislatif dan yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan
dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yg berlaku. Yg
termasuk dlm ckupan penyelenggara negara meliputi:
a. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara
b. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara
c. Menteri
d. Gubernur
e. Hakim
f. Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
g. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Kedudukan pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk
memeberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangu nan. Selanjutnya pegawai negeri
sipil adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah dan Bekerja pada Pemerintah Daaerah Propinsi/ Kabupaten/ Kota.
Kode etik pegawai negeri antara lain mengenai nilai-nilai dasar yang harus dijunjung
tinggi oleh Pegawai Negeri dan kode etik pegawai negeri sipil yang mencakup etika dalam
bernegara, etika dalam berorganisasi, etika dalam bermasyarakat, etika dalam diri setiap sesama
Pegawai Negeri Sipil.
Mengenai sistem karir yang sesuai dengan PP No. 9 tahun 2003 tentang wewenang
pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS dinyatakan sistem kepegawaian sipil
indonesia menganut sistem karir tertutup dimana dimungkinkan perpindahan pegawai negeri
sipil dari Departemen/Lembaga/ Propinsi/ Kabupaten/ Kota yang satu Departemen untuk
menduduki jabatan-jabatan yang bersifat manajerial. Hal ini berarti bahwa seluruh pegawai
negeri sipil merupakan satu kesatuan hanya tempat pekerjaannya yang berbeda. Dalam PP No.53
tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil diharapkan akan terwujud PNS yang handal,
Profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-
prinsip pemerintahan yang baik yang setia kepada pancasila dan UUD, NKRI, bersikap disiplin,
jujur, adil, transparan dan akuntabel didalam melaksanakan tugasnya.
Bagi pegawai Negeri yang melanggar disiplin maka akan dijatuhi hukuman disiplin yang
terdiri dari beberapa tingkatan:
1. Hukuman disiplin ringan (teguran lisan, tertulis dan pernyataan tidak puas
secara tertulis)
2. Hukuman disiplin sedang (penundaan kenaikan gaji berkala selam 1 tahun,
penundaan pangkat selama 1 tahun dan penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 1 tahun)
3. Hukuman disiplin berat (penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3
tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah,
pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat, pemberhentian tidak
hormat sebagai PNS)

Pegawai negeri yang melakukan beberapa pelanggaran disiplin yang sifatnya sama hanya
dapat dijatuhi satu jenis hukuman disiplin yang terberat setelah memperhatikan pelanggaran
yang dilakukan.

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN HUKUM 10 HUKUM KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
TUJUAN PERKULIAHAN:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Hukum Keuangan Negara dan Keuangan

Daerah

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Pendapatan Keuangan Negara dan

Daerah

URAIAN MATERI
Hubungan keuangan Negara dan Hukum mempunyai korelasi dengan negara yang
ditemukan dalam ilmu hukum sehingga dalam konteks ilmu hukum utamanya Hukum
Tatanegara maka Keuangan Negara berkolerasi dengan badan-badan kenegaraan. Hubungan
Keuangan Negara dengan Hukum Administrasi Negara dapat ditemukan sejak dari proses
penyusunan, penetapan, dan pelaksanaan APBN dan APBD, hubungan keuangan antara
pemerintah pusat dan bank sentral, pemerintah daerah, pemerintah atau lembaga asing,
perusahaan negara dan daerah, perusahaan swasta dan badan pengelola dana masyarakat,
pengelola keuangan negara, laporan keuangan APBN dan APBD, pengendalian internal
pemerintah, penyelesaian kerugian negara, aspek pemasukan dan pengeluaran, sumber
pendapatan pusat dan daerah, pajak, retribusi sampai dengan kekuasaan pengelolaan keuangan
negara.
Dasar hukum keuangan negara diatur dalam :
a. Pasal 23 UUD 1945
b. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
c. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
d. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara

Ketentuan mengenai keuangan negara diatur dalam UU No. 17 tahun 2003 yang terdiri
dari 11bab dan 39 Pasal. UU ini memuat hal baru yang sifatnya mendasar dalam pengelolaan
keuangan negara antara lain:
a. Pengertian dan ruang lingkup keuangan negara
b. Asas-asas umum pengelolaan keuangan negara
c. Kedudukan presiden sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
negara
d. Pendelegasian kekuasaan presiden kpd menteri keuangan/ pimpinan lembaga/
Gubernur, Bupati, Walikota
e. Susunan APBD/APBN, hub. Antara pemerintah pusat dan bank sentral, pem.
Daerah dan pem, lembaga asing pemerintah dengan perusahaan negara,
perusahaan daerah dan swasta.
f. Bentuk batas penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN
dan APBD
Asas umum pengelolaan keuangan negara yaitu asas kesatuan, asas universalitas, asas
tahunan dan asas spesialitas. Untuk mewujudkan goog govenrnance didalam penyelengga raan
negara dan pemerintah maka pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara
profesional, terbuka dan bertanggungjawab. Sebagai bagian dari kekuasaan pemerintah, Presiden
selaku kepala pemerintahan juga pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara.
Kekuasaan presiden dalam pengelolaan keuangan negara tersebut sebagian dikuasakan kepada:
a. Menteri keuangan
b. Menteri atau pimpinan selaku pengguna anggaran untuk suatu bidang tertentu dalam
pemerintahan
c. Gubernur/Bupati/Walikota selaku pengelola keuangan daerah sesuai dengan asas
desentralisasi.
Hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Bank Sentral, Pemerintah Daerah,
Lembaga Asing Perusahaan Negara/Daerah, Swasta dan Badan Pengelolaan Keuangan Dana
Masyarakat ini menentukan adanya kewajiban pemerintah pusat untuk mengalokasikan dana
pertimbangan kepada pemerintah daerah yang ditetapkan dengan UU.
Selanjutnya mengenai penyusunan dan penetapan APBN/ APBD ditentukan antara lain:
1. Tujuan dan fungsi penganggaran pemerintah.
2. Penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan
penetapan anggaran.
3. Pengitegrasian sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem anggaran.
4. Klasifikasi dan penyatuan anggaran.

APBN ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang yang komponennya terdiri atas
anggaran pendapatan, anggaran belanja dan pembiayaan. Tujuan penyusunan APBN untuk
mewujudkan tujuan negara dan disusun berdasarkan dengan kemampuan menghimpun dana.
Jika anggaran diperkirakan defisit maka dalam Undang-Undang itu ditetapkan sumber-sumber
pembiayaan untuk menutup defisit itu. Namun kalu anggaran mengalami surplus Pemerintah
Pusat dapat mengajukan rencana penggunaannya kepada DPR. Pelaksanaan APBD dan APBN
dituangkan kedalam Keputusan Presiden sebagai pedoman bagi kementrian negara/ lembaga
didalam pelaksanaan anggaran. Mengenai APBD diatur dengan Perda yang pelaksanaannya
dituangkan dalam Peraturan Kepala Daerah. Pada setiap semester pertama yaitu 6 bulan atau
selambat-lambatnya pada akhir juli tahun anggaran pem. Pusat/daerah menyampaikan informasi
laporan realisasi kepada DPR/DPRD untuk dibahas secara bersama-sama.
Perubahan APBN/APBD dilakukan apabila terjadi:
a. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang
digunakan dalam penyusunan APBN/APBD
b. Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal
c. Terjadinya pergeseran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis
belanja
d. Keadaan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya.

Laporan mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN disampaikan presiden


kepada DPR meliputi laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas dan catatan atas
Laporan Keuangan tersebut serta dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan
badan lainnya. Laporan keuangan akan diperiksa oleh BPK
Laporan keuangan disampaikan selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran
berakhir. Kemudian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN itu akan dituangkan
kedalam Undang-Undang. BPK sebagai lembaga negara yang bertugas memeriksa pengelolaan
dan tanggungjawab keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
lembaga negara lainnya, bank indonesia, BUMN, dan lembaga lain yang mengeluarkan
keuangan negara. Selanjutnya pengenai hukum perbendaharaan negara yang diatur dalam UU
No. 1 Tahun 2004. undang-undang ini dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum
dibidang administrasi keuangan negara yang mengatur:
a. Ruang lingkup perbendaharaan negara
b. Asas umum perbendaharaan negara
c. Kewenangan pejabat perbendaharaan negara
d. Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara
e. Pengelolaan uang negara/daerah
f. Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah
g. Pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah
h. Penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD
i. Pengendalian intern pemerintah
j. Penyelesaian kerugian negara/daerah
k. Pengelolaan keuangan badan layanan umum.
Selanjutnya asas-asas didalam perbendaharaan negara yaitu:
1. Asas kesatuan yaitu agar semua pendapatan dan Belanja Negara/Daerah
disajikan dalam satu dokumen anggaran.
2. Asas Universalitas yaitu agar setiap transaksi keuangan ditampilkan secara utuh
dalam dokumen anggaran.
3. Asas Tahunan yaitu membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun
tertentu
4. Asas Spesialitas yaitu agar kredit anggaran yang disediakan terinci secara jelas
peruntukannya.

yang dimaksud dengan Pejabat Perbendaharaan Negara terdiri dari:


a. Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara
b. Menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang bagi
kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya
c. Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala pemerintah daerah.
menteri keuangan selaku bendahara umum negara adalah pengelola keuangan dalam arti
seluruhnya yang berfungsi sekaligus sebagai kasir, pengawas keuangan dan manajer keuangan.
Bendahara Umum Negara/ Kuasa Bendahara Umum Negara melakukan pembayaran atas
tagihan yang menjadi beban APBN. Namun tidak boleh melakukan pembayaran atas beban
APBN sebelum barang/jasa diterima. Untuk itu bendahara umum berkewajiban untuk:
a. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran
b. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBN yang tercantum
dalam perintah pembayaran
c. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan
d. Memerintahkan pencairan dana sebagai dasar pengeluaran negara
e. Menolak pencairan dana apabila perintah pembayaran yg diterbitkaan oleh
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran tidak memenuhi persyaratan yg
ditetapka.

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN HUKUM 11 PERADILAN ADMINISTRASI NEGARA
TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Peradilan Tata Usaha Negara

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Keputusan Tata Usaha Negara

URAIAN MATERI
Dijelaskan didalam UU No.5 Tahun 1986 pasal 4 yang dimaksud dengan Peradilan Tata
Usaha Negara adalah salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat yang mencari
keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara. Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa
yang timbul dalam Bidang Tata Usaha Negara antara Orang atau Badan Hukum Perdata dengan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara baik di Pusat maupun di Daerah sebagai akibat daripada
dikeluarkan suatu Keputusan Tata Usaha Negara termasuk sengketa Kepegawaian berdasarkan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Peradilan Tata Usaha Negara baru berwenang
memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara “jika seluruh upaya
administrasi yang bersangkutan telah digunakan.
Dengan demikian jelaslah bahwa Sistem Peradilan Administrasi Negara yang ada harus
dipergunakan terlebih dahulu sampai tidak mungkin lagi, barulah perkaranya dapat dimajukan
kepada Pengadilan Tata Usaha Negara. Menurut UU No.5 Tahun 1986 yang dimaksud Tata
Usaha Negara adalah Administrasi Pemerintah. Administrasi Negara secara lengkap memuat:
a. Administrasi Pemerintah
b. Administrasi Ketatausahaan Negara
c. Administrasi Kerumahtanggaan Negara ( Keuangan, Personel, Gedung-gedung,
Tanah-tanah dll)
d. Administrasi Pembangunan
e. Administrasi Lingkungan Hidup
Dalam rangka Administrasi Pemerintah, keputusan-keputusan yang diambil oleh para
Pejabat Administrasi Negara adalah yang bersifat pelaksanaan pemerintah yakni:
a. Keputusan-keputusan yang bersifat peraturan, perencanaan, norma jabatan
b. Keputusan-keputusan yang bersifat pembinaan masyarakat (penetapan-
penetapan, panggilan-panggilan, peringatan)
c. Keputusan-keputusan yang bersifat kepolisian (peninsakan terhadap para
pelanggar UU)
d. Keputusan-keputusan yang bersifat penyelesaian sengketa, protes,
pengaduan,klaim
Keputusan-keputusan tersebut diatas yang dimaksud oleh UU No.5 Tahun 1986 sebagai
Keputusan Tata Usaha Negara yang dapat menimbulkan sengketa antara Badan atau Pejabat
Administrasi Negara Peradilan Administrasi Negara adalah setiap bentuk penyelesaian daripada
suatu perbuatan (pejabat, instansi, badan) Administrasi Negara yang dipersoalkan oleh warga
masyarakat, instansi masyarakat (perusahaan, yayasan, perhimpunan) atau sesama instansi
pemerintah.
Dengan adanya peradilan Tata Usaha Negara maka Sistem Peradilan Administrasi
Negara kita menjadi sebagai berikut:

1. Oleh Badan Pengadilan Umum (biasa) yakni Pengadilan Negeri bagian Perdata, terutama
mengenai gugatan ganti rugi eks Pasal 1365 KUHP oleh warga masyarakat yang merasa
dirugikan oleh suatu perbuatan pejabat/instansi Administrasi Negara yang melawan hukum.

2. Oleh suatu badan Administrasi Negara

Disuatu badan Pengadilan pejabat yang mengambil keputusan berstatus sebagai Hakim.
Hakim adalah pejabat negara yang mempunyai tiga wewenang yakni:
a. Menilai fakta-fakta berdasarkan sarana-sarana bukti sebagai mana ditentukan
oleh UU
b. Melakukan interpretasi yuridis terhadap UU (interpretasi yang mempunyai
kekuatan UU)
c. Menjatuhkan Putusan yang pada waktunya mempunyai kekuatan hukum
mutlak.

3. Oleh Badan Peradilan Tata Usaha Negara berdasarkan UU No. 5 Tahun 1986 yang terdiri
atas Pengadilan Tata Usaha Negara naik banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan
kasasi ke Mahkamah Agung.
4. Oleh Badan Pengadilan Administrasi Semu, oleh karena Tata caranya sama dengan suatu
badan pengadilan, namun pejabat-pejabatnya yang mengambil keputusan tidak berstatus
sebagai hakim

5. Oleh suatu Badan Arbitrase misalnya BANI

6. Oleh suatu Badan Teknis atau Panitia Ad Hoc (panitia khusus) yang dibentuk oleh
departemen atau instansi Pemerintah lain atas perintah dari pihak-pihak lain.

7. Oleh atasan atau instansi Yang Lebih Tinggi pada garis Hierarki daripada pejabat yang
mengambil keputusan. Atau disebut peradilan Hirarkis.

Mengenai Perbuatan Administrasi Negara yang dipersoalkan adalah pada perbuatan


Hukum Administrasi yang mengandung kekurangan (keanehan, keganjilan, kekeliruan,
kesalahan, terlambat). Perbuatan hukum adalah perbuatan yang sengaja dilakukan untuk
mempunyai (memperoleh) akibat hukum atau suatu jenis perbuatan yang sudah diatur didalam
hukum baik tertulis maupun tidak tertulis.
Macam-macam perbuatan hukum administrasi yang mengandung kekurangan yang
banyak terjadi adalah:
1. Dilakukan oleh organ administrasi yang memang berwenang, akan ditentukan
oleh peraturan/ketentuan-ketentuan dasar.
2. Dilakukan oleh organ administrasi yang memang berwenang sesuai dengan tata
cara serta bentuk-bentuk yang ditentukan akan tetapi isinya bertentangan
dengan hukum atau melanggar norma
3. Dilakukan oleh organ administrasi yang memang berwenang menurut prosedur
dan bentuk yang telah ditentukan akan tetapi keputusannya diambil karena
ancaman atau paksaan dari pihak ketiga
4. Dilakukan oleh organ administrasi yang berwenang hanya untuk sebagian
daripada urusan yang diputuskan
5. Dilakukan oleh organ administrasi yang berwenang akan tetapi ditambahi
dengan syarat yang bukan termasuk wewenangnya, misalnya izin mendirikan
bangunan yang baru diberikan setelah pemohon/pemilik tanah mau
menyerahkan sebagian dari tanahnya secara Cuma-Cuma untuk dubuat jalan.
6. Dilakukan oleh organ administrasi yang tidak jelas kewenangannya mengenai
materi atau urusan yang diputuskannya
Setiap tindak hukum administrasi walaupun mengandung kekurangan adalah tetap sah
dan kesalahannya tersebut tidak boleh diganggu atau disangsikan oleh sebab hal tersebut
berhubungan dengan asas kepastian hukum dan tegaknya wibawa pemerintah.
Dalam hal penarikan atau peninjauan kembali daripada perbuatan hukum administrasi
yang sah terdapat beberapa dalil atau asas hukum yang wajib dijunjung tinggi.
a. Setiap peninjauan kembali daripada suatu tindak hukum administrasi yang sah dan utuh
wajib disertai adanya suatu masa peralihan guna memberi kesempatan kepada masyarakat
yang bersangkutan sampai dengan pemberian ganti rugi.

b. Peninjauan kembali daripada suatu tindak hukum administrasi mengenai suatu urusan yang
sedang dalam penyelesaian tidak bisa, oleh karena sesuatu yang telah terjadi tidak diubah.
Misalnya dalam hal izin mendirikan bangunan yang telah memenuhi semua persyaratan yang
telah diwajibkan dan bangunan sudah sebagian selesai tidak bisa dicabut atau ditinjau kembali.
Yang mungkin ditinjau kembali adalah tindak hukum administrasi yang menghendaki adanya
suatu kondisi atau keadaan jangka panjang, misalnya rencana kota, rencana penunjukan
wilayah industri dan penetapan-penetapan tertentu.

c. Peninjauan secara sepihak dengan berlaku surut tidak bisa dilakukan karena akan membuat
segala apa yang telah dilakukan oleh warga masyarakat atau instansi yang bersangkutan yang
sah oleh sebab berpangkal pada tindak hukum administrasi tsb menjadi tidak sah. Hanya
perbuatan hukum administrasi yang merugikan kepada masyarakat dapat ditinjau kembali
secara sepihak oleh administrasi secara berlaku surut.

d. Peninjauan kembali untuk hari kemudian hanya mungkin dirundingkan kepada yang
bersangkutan disertai bukti jelas dan masuk akal untuk kepentingan umum dan tidak
merugikan pihak lain maka akan memperoleh ganti rugi.
Hakim perdata dapat menyatakan suatu penetapan itu melawan hukum jikalau:
a. Diambil dengan tidak atau kurang mengindahkan Undang-Undang atau diambil
secara bertentangan dengan UU
b. Diambil dengan menyalahgunakan dengan menyimpang dari tujuan pemberian
wewenang
c. Diambil dengan sewenang-wenang (ceroboh, tidak mengindahkan data atau
fakta yang justru relevan)

DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN HUKUM 12 HUKUM PAJAK
TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Hukum Pajak

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Teori Pemungutan Pajak

URAIAN MATERI
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (bersifat
memaksa) dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa
berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa
kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang
dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk
dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan sedangkan Pajak menurut Pasal 1 UU No.28
Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang
Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Fungsi Pajak dibagi menjadi

1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)

Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara yang menghimpun dana ke kas
negara untuk membiayai pengeluaran negara atau pembangunan nasional. Jadi, fungsi pajak
adalah sebagai sumber pendapatan negara, yang bertujuan agar posisi anggaran pendapatan dan
pengeluaran mengalami keseimbangan (balance budget).

2. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)

Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam
lapangan ekonomi dan sosial. Fungsi mengatur (regulered) tersebut antara lain:
a. memberikan proteksi terhadap barang produksi dalam negeri, misalnya PPN (Pajak
Pertambahan Nilai);
b. pajak dapat dipakai untuk menghambat laju inflasi;
c. pajak dipakai sebagai alat untuk mendorong ekspor, misalnya pajak ekspor barang 0%;
d. untuk menarik dan mengatur investasi modal yang dapat menunjang perekonomian yang
produktif.

3. Fungsi Pemerataan (Fungsi Distribusi)

Pajak mempunyai fungsi pemerataan artinya dapat digunakan untuk menyeimbangkan dan
menyesuaikan antara pembagian pendapatan dengan kesejahteraan masyarakat. Dengan kata
lain, pajak berfungsi untuk pemerataan pendapatan masyarakat, sebagaimana yang tercantum
dalam Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.

4. Fungsi Stabilisasi

Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan keadaan ekonomi, misalnya dengan menetapkan
pajak yang tinggi, pemerintah dapat mengatasi inflasi, karena jumlah uang yang beredar dapat
dikurangi. Dan, untuk mengatasi deflasi atau kelesuan ekonomi, pemerintah dapat menurunkan
pajak . Dengan menurunkan pajak, jumlah uang yang beredar dapat ditambah sehingga kelesuan
ekonomi yang di antaranya ditandai dengan sulitnya pengusaha memperoleh modal dapat
diatasi. Dengan demikian, perekonomian diharapkan senantiasa dalam keadaan stabil.
Penggolongan Pajak dibedakan menjadi :

a. Berdasarkan Sifatnya
Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya di pikul langsung oleh wajib pajak dan
tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain contohnya PPh
Pajak tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat di limpahkan kepada orang
lain dan hanya dikenakan pada hal – hal tertentu saja contohnya PPn

b. Berdasarkan Wewenangnya
Pajak Pusat adalah pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat melalui dirjen pajak
yang kemudian dimasukan kedalam APBN contohnya  PBB, PPn, PPh, BPHTB
Pajak Daerah adalah pajak yang dalam pelaksanaanya sehari hari dilakukan oleh
pemerintah daerah melalui dinas pendapatan daerah yang kemudian dimasukan kedalam APBD
contohnya Pajak kendaraan bermotor , Retribusi jasa umum , Retribusi jasa khusus , Pajak
penerangan jalan

c.  Berdasarkan sasaran / objeknya


Pajak Subjektif adalah adalah pajak yang dikenakan dengan memperhatikan terlebih
dahulu keadaan subjeknya (wajib pajak baru) kemudian objek pajaknyaà PPh
Pajak Objektif adalah pajak yang melihat dulu objek pajaknya baru kemudian mencari
siapa yang mempunyai hubungan Hukum dengan objek pajak tersebut

Teori Pemungutan Pajak dibedakan menjadi:


1. Teori Asuransi yaitu  Diartikan bahwa negara harus menjamin kepentingan masyarakat untuk
itu masyarakat harus membayar “ Premi “
2. Teori Kepentingan yaitu Segala biaya atau pengeluaran yang di keluarkan negara akan di
bebankan  kepada warganya berdasarkan kepentingan warga negaranya contohnya PBB
3. Teori gaya pikul Adalah bahwa pada dasarnya setiap orang harus di kenakan pajak sama
beratnya dan pajak tersebut harus menurut gaya pikul yaitu pendapatan  di kurangi pengeluaran
baru sisanya dikenakan pajak contohnya PPh
4. Teori gaya beli yaitu Gaya beli suatu rumah tangga adalah sama dengan gaya beli suatu
rumah tangga maka pemungutan pajak itu pun dimaksudkan untuk memelihara masyarakat
dalam negara yang bersangkutan contohnya PPn
5. Teori Bakti yaitu Karena sifat negara sebagai sebuah organisasi ( perkumpulan dari individu
– individu )  maka timbul hak mutlak negara untuk memungut pajak  yang di dasarkan teori
pembentukan negara contohnya  PPn, PPh, PBB
Azas-azas Pemungutan Pajak dibedakan menjadi:
1. Asas Tempat Tinggal yaitu Suatu negara akan memungut  pajak kepada setiap orang
yang bertempat tinggal di negara yang bersangkutan atas seluruh penghasilan yang bi
peroleh tanpa melihat apakah dia warga negaranya atau bukan. Contoh : PBB, PPh dan
PPn.
2. Asas Kebangsaan Bahwa suatu negara akan memungut pajak kepada warga negaranya
dimanapun dia bertempat tinggal. Contoh : PBB, PPh dan PPn.
3. Asas Sumber yaitu Suatu negara berhak memungut pajak kepada setiap orang
berdasarkan tempat atau sumberpenghasilannya tersebut. Contoh : PPh dan PPn.

Yang di maksud dengan yurisdiksi pemungutan pajak adalah batas kewenangan yang dapat
dilakukan oleh suatu negara dalam memungut pajak terhadap warganya agar
pemungutannya tidak memberatkan warga / pembayar pajak
Dasar Hukum Pemungutan Pajak Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 23, Ayat (2):
“Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang”.
Landasan Undang-Undang Perpajakan Nasional
 UU No.6, Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
 UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan
 UU No. 18 tahun 2000 tentag Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa
dan Pajak Atas Penjualan Barang Mewah (PPN dan PPnBM)
 UU No. 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
 UU No. 13 tahun 1985 tentang Bea Materai
 UU No. 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
 UU No. 20 tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan
Bangunan
Setiap tahun pemerintah menyiapkan anggaran keuangan yang disebut Anggaran.
Pendapatan dan Belanja yang mempunyai fungsi sebagai kebijakan keuangan pemerintahan
dalam memperoleh dan mengeluarkan uang yang digunakan untuk menjalankan pemerintahan.
Anggaran ini memperlihatkan jumlah pendapatan dan belanja yang diantisipasikan dalam tahun
berikut. Dalam unsur pendapatan yang paling utama dan penting adalah pendapatan yang berasal
pajak, selain dari pada itu berasal dari sumber lain yang dinamakan “Pendapatan Negara Bukan
Pajak” (PNBP) dan hibah. PNBP merupakan pendapatan negara yang paling banyak jenisnya
termasuk yang dinamakan “retribusi.”
DESKRIPSI MATERI
PERTEMUAN HUKUM 13 PUBLIC DOMAIN
TUJUAN PERKULIAHAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Public Domain

2. Mahasiswa mampu menjelaskan membedakan antara Domain Privat dan Domain

Public

URAIAN MATERI
Public domain atau staat domain ialah suatu benda pendukung yang dimiliki oleh Negara
akan tetapi tidak dapat diperjual belikan karena sifatnya diluar perniagaan dan pemerintah
sendiri lebih kepada memilikinya sebagai pengawas. Ada beberapa pendapat yang menyatakan
Negara mememiliki atau menguasai public domain dan ada pula yang menyatakan Negara hanya
sebagai pengawas dari punlic domain tersebut.

1. Proudhon, pemerintah bukanlah pemilik (eigenaar), melainkan hanya sebagai pihak


yang menguasai (beheren) dan melakukan pengawasan terhadap benda-benda
kepunyaan publik.

2. Prof. Vegting, benda diluar perniagaan namun berdasarkan penelitian historik tidak
ada alasan untuk menyatakan bahwa publik domein tsb. bukan menjadi eigendom
negara. Pemberian pengertian benda diluar perniagaan hanyalah untuk menyatakan batal
terhadap setiap perjanjian jual beli atas benda tsb.

3. Mr. Von Reeken, Domain publik bukanlah benda diluar perniagaan, karena benda
diluar perniagaan adalah benda yang dikeluarkan dari pergaulan hukum biasa.
Tokoh Proudhon dari Prancis membagi public domain atau staats domain menjadi
dua,yaitu :
1. Kepunyaan privat (private domain)

Dalam hal ini Kepunyaan privat meliputi benda-benda yang dipakai oleh
aparatpemerintah secara langsung, dimana kemanfaatan benda-benda tersebut jarang
diperuntukkan untuk umum. Contohnya rumah dinas, gedung BUMN, kendaraan dinas,
alat-alat elektronik dinas seperti komputer dan lain-lain.

2. Kepunyaan publik (public domain)

Kepunyaan public meliputi benda-benda yang disediakan pemerintah untuk masyarakat


secara umum, dimana kemanfaatan benda-benda tersebut lebih diperuntukkan untuk
masyarakat secara umum. Contohnya jalan-jalan umum, sungai-sungai, termasuk juga
kantor pemerintah dan lain sebagainya.

Pembagian tersebut merupakan pengolongan perbedaan domain yang dipakain


sepenuhnya oleh pemerintah dan mana yang diperuntukan untuk kepentingan umum. Disini
sangat terlihat perbedaan hak – hak istimewa yang diperoleh pemerintah berbanding terbalik
oleh apa yang dapat dinikmati oleh umum sehingga terkesan perbedaan itu menonjol dihak-hak
pemerintah dan masyarakat pada umumnya.

Ladasan Hukum Public Domain


1. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi: “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.”
2. Selanjutnya Pasal 2 UUPA menyatakan bahwa: “ Bumi, air dan ruang angkasa termasuk
kekayaan yang terkandung didalamnya pada tingkatan tinggi dikuasai oleh negara, sebagai
organisasi kekuasaan seluruh rakyat.
3. Sedangkan Pasal 2 ayat (2) UUPA menyatakan bahwa yang dimaksud hak menguasai oleh
negara adalah kewenangan untuk :
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, persediaan, dan pemeliharaan bumi, air
serta ruang angkasa.
2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara manusia dengan bumi, air,
serta ruang angkasa.
3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara manusia dan perbuatan-
perbuatan hukum yang mengenai bumi, air, serta ruang angkasa.
4. Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Pokok Agraria menyatakan bahwa :

wewenang Hak Menguasai Negara adalah untuk kemakmuran rakyat.

Hal yang sama juga dinyatakan dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Pokok
Agraria, bahwa untuk mencapai apa yang ditentukan dalam pasal 33 ayat (3) Undang-Undang
Dasar 1945 tidak perlu dan tidaklah pula pada tempatnya, bahwa bangsa Indonesia ataupun
Negara bertindak sebagai pemilik tanah. Adalah lebih tepat jika Negara, sebagai organisasi
kekuasaan dari seluruh rakyat (bangsa) bertindak selaku Badan Penguasa. Perkataan “dikuasai”
bukanlah berarti “dimiliki”.
Pendapat modern dan yurisprudensi beranggapan bahwa negara adalah hak milik atas
public domain. Dalam ranah ilmu hukum dan yurisprudensi di Belanda berpandangan bahwa
negara adalah hak milik perdata biasa sebagai pemilik dari public domain, sehingga termasuk
juga pada benda-benda yang diselenggarakan untuk kepentingan umum. Pada pasal 519, 520,
521, 523 KUH Perdata menunjukkan benda-benda yang dapat menjadi milik negara. jadi pada
pasal tersebut menunjukkan alasan yuridis yang menguatkan pandangan bahwa negara adalah
hak milik atas publik domain. Tetapi di Indonesia negara tidak dapat dikatakan sebagai hak milik
pada pasal 33 UUD 1945 dan dengan berlakunya UU No. 5 tahun 1960 tentang UUPA pada
buku II BW maka ketentuan mengenai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan sepanjang dengan hipotik bisa dicabut.
Dengan adanya ketentuan yang telah dijelaskan didalam UUPA maka Indonesia tidak
dikenal adanya pemilikan oleh negara terhadap publik domain agraris, tetapi hukum di Indonesia
hanya mengenai “hak menguasai”. Jadi UUPA negara Indonesia dalam bidang keagrariaan tidak
mengenal domain tanah tak bertuan menjadi milik negara yang dikenal hanyalah hak menguasai.
Dasar hak menguasai dijelaskan dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945.

Didalam UUPA juga mencabut Agrariche Wet 1870 (yang mengatur bahwa tanah-tanah
yang tidak dapat dibuktikan sebagai eigendom menjadi milik negara jadi Indonesia tidak dapat
dikatakan atas publik domain melainkan sebagai instrument terhadap fasilitas yang diperuntukan
terhadap masyarakat.

Dijelaskan lebih lanjut didalam Pasal 2 ayat 2 UUPA menyatakan bahwa yang dimaksud
hak menguasai oleh negara adalah kewenangan untuk:
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, persediaan, dan pemeliharaan
bumi, air serta ruang angkasa.
b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara manusia dengan
bumi, air serta ruang angkasa.
c. Meneentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara manusia dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air, serta ruang angkasa.

Wewenang yang bersumber pada hak yang menguasai negara tersebut digunakan untuk
mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam arti kebangsaan, kesejahteraan, dan
kemerdekaan dalam masyarakat dan negara indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan
makmur.
Di Indonesia tata inventarisasi ternyata tidak mengikuti penggolongan barang yang
dibagi berdasarkan barang pribadi dan barang pribadi milik pemerintah atau negara tetapi
berdasarkan pada instruksi presiden No. 3 Tahun 1971 tentang inventaris barang-barang milik
negara atau kekayaan negara masyarakat. Penyusunan daftar inventaris atas semua barang-
barang milik negara terdapat pada setiap lingkungan instansi baik yang ada didalam maupun
yang ada diluar negeri yang bersumber dari APBN ataupun dana diluar Anggaran Belanja
Negara. Dalam surat keputusan Menteri Keuangan No:Kep-225/MK/V/4/1971 tanggal 13
April1971 yang dimaksud barang-barang milik negara/kekayaan negara adalah:
a. Barang-barang tidak bergerak antara lain: tanah, gedung, gedung tempat tinggal
tetap atau sementara, monumen
b. Barang-barang bergerak: alat-alat besar(traktor,buldozer, mesin pengebor tanah),
peralatan-peralatan didalam pabrik, peralatan kantor,alat-alat pengangkutan,
inventaris (RS, asrama,rumah tahanan dll)
c. Hewan
d. Barang persediaan( barang-barang yang disimpan dalam gudang)

Anda mungkin juga menyukai