Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut
Hukum Administrasi Negara. Misalnya ada yang menggunakan istilah Hukum Tata
Pemerintahan, dan ada juga yang menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara.
Meskipun dalam ruang penyebutan istilah yang berbeda, namun dalam perkembangan
selanjutnya pemakaian istilah untuk bidang ilmu hukum ini diganti lagi menjadi istilah
Hukum Administrasi Negara, setelah sebelumnya sempat menggunakan istilah Hukum
Tata Pemerintahan pada tahun 1972 atas dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972 Nomor 198/U/1972 tentang pedoman
kurikulum minimal.
Hukum Administrasi Negara ini menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan
dan yang memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas istimewa
mereka (definisi Logemann). Administrasi Negara diberi tugas mengatur kepentingan
umum, misalnya kesehatan masyarakat, pengajaran, dan lain-lain. Agar alat-alat
perlengkapan Negara, dalam hal ini organ Administrasi Negara dapat menjalankan tugas
menyelenggarakan kesejahteraan umum secara baik, maka Administrasi Negara
memerlukan kemerdekaan untuk bertindak atas inisiatif sendiri terutama dalam
menyelesaikan masalah-masalah penting yang timbul dengan sekonyong-konyong, yang
peraturan penyelesaiannya belum ada, atau belum dibuat oleh badan legislatif.
Kemerdekaan tersebut disebut Freies Ermessen. Maka dari itu, untuk dapat mengetahui
deskripsi lengkap tentang Hukum Administrasi Negara, maka kami akan mengungkap
pembahasan tersebut di dalam makalah ini meliputi definisi, sumber-sumber, asas-asas
dari Hukum Administrasi Negara sekaligus hubungan antara pembahasan ini dengan
Hukum Tata Negara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Hukum Administrasi Negara?
2. Bagaimana hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan bidang hukum
lainnya?
3. Jelaskan kedudukan Hukum Administrasi Negara?
4. Sebutkan fungsi dari Hukum Administrasi Negara?

1|HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


5. Bagaimana prinsip-prinsip fundamental Hukum Administrasi Negara?

C. TUJUAN
1. Agar mampu memahami pengertian Hukum Administrasi Negara.
2. Agar mampu memahami hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan bidang
hukum lainnya.
3. Agar mampu memahami kedudukan Hukum Administrasi Negara.
4. Agar mampu memahami fungsi dari Hukum Administrasi Negara.
5. Agar mampu memahami prinsip-prinsip fundamental dari Hukum Administrasi
Negara

D. FUNGSI PENELITIAN
1. Fungsi teoritis yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang Hukum
Administrasi Negara.
2. Fungsi praktis yaitu menjadi khazanah keilmuan bagi mahasiswa yang mempelajari
Pengantar Hukum Indonesia.

E. METODE PENELITIAN
Adapun metode penulisan yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah metode telaah
kepustakaan, yang mana penulis menggunakan buku-buku dari perpustakan dan sebagai
bahan referensi dimana penulis mencari literatur yang sesuai dengan materi yang di
kupas dalam makalah ini dan penulis menyimpulkannya dalam bentuk makalah.

2|HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


BAB II

PEMBAHASAN

A. ARTI ADMINISTRASI NEGARA


Hukum administrasi negara merupakan hukum yang mengatur wewenang pemerintah,
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan melindungi hak-hak administratif rakyat
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Matthew Groves dan Hp Lee (2007:1)
berpendapat bahwa hukum administrasi negara sukar untuk didefinisikan dan kita dapat
mencoba mendefinisikannya dalam suatu cara yang “exact”. Menurut Groves dan Lee,
bagi kebanyakan sarjana di Australia, hukum administrasi negara secara sederhana boleh
diartikan sebagai bagian dari hukum publik yang tidak termasuk hukum tata negara
(constitutional law), namun hukum tata negara dam konsekuensi-konsekuensinya tidak
pernah dapat secara keseluruhan dipisahkan dari hukum administrasi negara. Adapun
pengertian hukum administrasi negara menurut beberapa pakar:
1. Groves dan Lee
Hukum administrasi negara adalah keseluruhan mengenai apa yang oleh pejabat-
pejabat pemerintahan di lingkungan eksekutif (menteri, kementrian, pejabat-
pejabat dan petugas-petugas yang bekerja dalam badan pemerintahan) dapat dan
tidak dapat melakukan.
2. Rene Sarden dan Frits Stroink (2002: 145)
Hukum administrasi negara berhubungan sangat erat dengan hukum tata negara.
Hukum tata negara berisi beberapa komponen yaitu relasi hukum internasional,
HAM, legalisasi, sistem parlemen, organisasi kehakiman dan kekuasaannya, dan
desentralisasi. Sedangkan hukum administrasi negara merupakan hubungan
antara negara dan rakyatnya. Pemerintah memiliki kekuasaan untuk
mempengaruhi kedudukan hukum dari rakyat dan mengarahkan serta
mengorganisasikan relasi sosial dalam berbagai cara pada wilayah hubungan
antara negara dan rakyat tersebut. Intinya hukum administrasi negara adalah
hubunga antara negara dan rakyat. Administrasi negara memiliki kekuasaan
untuk mempengaruhi kedudukan hukum dari rakyat dan untuk mengarahkan serta
mengorganisasikan relasi sosial dalam segala bentuknya di berbagai bidang.

3|HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


3. El Sykes, dkk (1997:3)
Hukum administrasi negara adalah sebuah kajian mengenai pengawasan oleh
hukum terhadap keputusan-keputusan pribadi-pribadi, lembaga-lembaga atau
tribunal pemerintah atau semi pemerintah yang dibuat oleh atau dibawah
wewenang pemerintahan dan bertindak di luar ruang lingkup parlemen dan
peradilan.
4. Peter Cane (2011:3)
Hukum administrasi negara adalah cabang dari kerangka hukum untuk
administrasi publik. Administrasi publik adalah pelaksanaan kebijakan publik dan
programprogram hari demi hari dalam bidang-bidang yang bermacam-macam
seperti imigrasi, kesejahteraan sosial, pertahanan dan peraturan perundang-
undangan mengenai ekonomi, sesungguhnya di semua bidang kehidupan sosial
dan ekonomi dalam mana.
5. Francisco Esparraga dan Ian Ellis-Jones (2011:2)
Hukum administrasi negara adalah cabang dari hukum publik, terutama
membahas fungsi-fungsi, kekuasaan-kekuasaan dan kewajiban-kewajiban
cabang-cabang kekuasaan eksekutif, termasuk administrasi negara dan badan-
badan non pemerintah yang dikenal sebagai tribunal.
6. CJN Versteden (1984:13)
Hukum administrasi negara dapat dikatakan sebagai peraturan-peraturan hukum
publik yang berkaitan dengan pemerintahan umum. Pemerintahan umum terdiri
dari seluruh kegiatan penguasa yang tidak termasuk dalam pembentukan undang-
undang dan peradilan.
7. Kenneth F Warren (2011:15)
Hukum administrasi negara didefinisikan dalam Kamus Hukum Oran sebagai 1.
Hukum mengenai tugas dan badan-badan oleh badan legislatif dan pengadilan. 2.
Peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang dibentuk oleh
badan-badan administrasi negara. Dengan pendirian yang lama, dalam Black’s
Law Dictionary Hukum Administrasi Negara didefinisikan sebagai: “body of
law” yag dibentuk oleh administrasi negara untuk melaksanakan kewenangan dan
tugas-tugasnya dalam bentuk peraturan perundang-undangan, peraturan, petunjuk
pelaksanaan dan keputusan.

4|HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


8. David Stott dan Alexandra Felix (1997:44)
Hukum administrasi merupakan bagian dari cabang hukum yang biasa disebut
hukum sebagai publik, yaitu hukum yang megatur hubungan antara warga negara
dan negara, dan yang melibatkan penggunaan kekuasaan negara. Hukum publik
diperlawankan dengan hukum privat yaitu hukum yang mengatur hubungan
antara individu, seperti hukum kontrak dan tuntutan ganti rugi. Hukum
administrasi dapat secara luas didefinisikan sebagai hukum yang mengatur
pelaksanaan kekuasaan yang diberikan berasarkan hukum pada badan
pemerintah.
B. HUBUNGAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DENGAN BIDANG HUKUM
LAIN
1. Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara (Hukum
Konstitusi)
Hukum administrasi negara mengatur pelaksanaan tugas para pejabat
administrasi negara dalam praktik administrasi negara yang mendapat atribusi
wewenang berdasarkan hukum tata negara. Hukum tata negara mengatribusikan
wewenang kepada lembaga-lembaga negara di pusat maupun pemerintah daerah,
sedangkan hukum administrasi negara memungkinkan para oejabat administrasi
negara melaksanakan tugas-tugas pemerintahan(bestuurstaak) untuk mewujdkan
tujuan negara melalui serangkaian tindakan administrasi negara, baik dalam
bentuk pengaturan, penetapan, peraturan kebijaksanaan maupun tindakan materiil
dalam praktik pemerintahan. Dengan demikiian, norma hukum administrasi
negara menghubungkan norma-norma konstitusi dengan kebutuhan riil
masyarakat melalui serangkaian tindakan administrasi negara berdasarkan
wewenang pemerintahan(bestuursbevoegdheid) yang diatribusikan oleh hukum
tata negara kepada para pejabat administrasi negara.
Hukum tata negara membuka ruang prtisipasi masyrakat dalam
penyelenggaraan pemerintah melalui hak
inspraak(keberatan,banding,administratif),sedangkan hukum administrasi negara
mewajibkan para pejabat administrasi negara untuk menerima penggunaan hak
inspraak warga masyarakat dan merealisasikan hak-hak konstitusional warga
negara. Hukum tata negara memungkinkan pengaturan melalui sistem legislasi
parlemen hak-hak konstitusional warga negara, sedangkan hukum administrasi
negara menjamin realisasi hak-hak konstitusional warga negara melalui

5|HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


serangkaian tindakan administrasi negara. Hal ini menyebabkan hukum
administrasi negara dikatakan melaksanakan jaminan pemerintahan(bestuurlike
waarborgen) dan perlindungan hukum(rechtsbescherming).

2. Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Pidana


Hukum administrasi adalah salah satu dari 3 bidang dasar hukum publik yang
berkaitan dengan hubungan antara pemerintah dan warganya, 2 lainya menjadi
hukum konstitusi dan hukum pidana. Hukum administrasi didasarkan pada
prinsip bahwa tindakan pemerintah, dalam bentuk apapun, harus sah, dan bahwa
warga negara yang terpengaruh oleh tindakan melanggar hukum dari pejabat
pemerintah harus mendapatkan solusi efektif jika sistem administrasi negara
kanada diterima dan dipelihara.
Hukum pidana sendiri dapat dimaknai: kumpulan peraturan perundang-
undangan yang mendefinisikan perilaku yang dilarang oleh pemerintah karena
mengancam dan merugikan keselamatan publik dan kesejahteraan dan yang
menetapkan hukuman yang akan dikenakan untuk tindakan tindakan tersebut.
Meskipun baik hukum administrasi negara maupun hukum pidana merupakan
bagian dari hukum publik, hukum pidana merupakan norma hukum yang dapat
memperkuat penegakkan nirma hukum administrasi negara, karena melalui
hukum pidana pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan
berwenang mendefinisikan periliaku yang dilarang oleh pemerintah karena
mengancam dan merugikan keselamatan dan kesejahteraan publik . philipus M.
Hadjon (1994: 46) dengan mengutip pendapat W.F.Prins mengatakan bahwa
hampir setiap peraturan berdasarkan hukum administrasi negara diakhiri “in
cauda venenum” dengan sejumlah ketentuan pidana.
Meskipun tidak pada asasnya, tak ada larangan untuk menerapkan sanksi
administratif bersama-sama dengan sangsi pidana, mengingat karakter sanksinya
yang berbeda. Sanksi administratif merupakan bentuk parate executie yang dapat
dilaksanakan secara langsung oleh pemerintahan tanpa harus melalui peroses
peradilan, sedangkan sanksi pidana dilaksanakan melalui peroses peradilan
pidana. Sesui asas “in cauda venenum” maupun ‘ultimum remedium’ dalam
berbagai peraturan perundang-undangan penempatan sanksi pidana selalu
ditempatkan pada bagian terakhir, setelah pengaturan mengenai sanksi perdata
dan sanksi adminiftratif.

6|HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Berkaitan dengan sifat norma hukum pidana ditakatkan bahwa legislatif
memilikin kekuatan ekslusif dan melekat untuk meloloskan norma hukum yang
melarang dan menghukumtindakan, asalkan norma hukum itu tidak bertentangan
dengan ketentuan atau konstitusi negara. Unsur- Unsur dari hukum pidana harus
dinyatakan secara eksplisit, dan undang-undang harus mewujudkan beberapa
standar cukup mengenai sesuatu yang ditemukan bersalah.
Dengan demikian, hukum pidana juga memiliki hubungan yang erat dengan
hukum tata negara karena pembentukan norma hukum pidana hanya dapat
dilakukan melalui fungsi legislatif parlemendalam bentuk suatu undang-undang.
Pelaksanaan sanksi pidana setelah diputus oleh lembaga peradilan pidana
diserahkan kembali kepada aparat pelaksana di lingkungan eksekutif yang
melaksanakan wewenang administrasi negara berdasarkan norma hukum
administrasi negara untuk melaksanakan putusan peradilan pidana.
Berkaitan dengan hubungan antara hukum pidana dan hukum administrasi
negara, kini semakin dikenal secara luas gejala berkembangnya hukum pidana
administratif (administrative penal law). Hukum pidana administratif
(Administrative Penal Law) adalah peraturan perundang-undangan yang
berdimensi hukum administrasi negara yang memiliki sanksi pidana
(kriminalisasi hukum administrasi negara). Dengan demikian, hukum pidana
administratif adalah semua produk legislasi berupa perundang-undangan (dalam
lingkup) administrasi negara yang memiliki sanksi pidana.
3. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Privat
Hukum administrasi negara (hukum pemerintah) menguji hubungan hukum
istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat (ambsdrager)
(administrasi negara) melakukan tugas mereka yang khusus (Utrecht: 1986: 1).
Manakala tidak ada pengaturan khusus dalam hukum administrasi negara,
berlakulah hukum privat. Namun, dalam perkembangan hukum administrasi
negara berkembanglah gejela semakin banyak dipergunakannya hukum perdata
oleh pemerintah dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan. Pemerintah
dapat menggunakan hukum perdata dalam berintraksi dengan subjek hukum
privat untuk mewujudkan tujuan-tujuan pemerintahan.
Namun, tidak semua hukum bagian dari hukum perdata dapat dan cocok
dipergunakan dalam pelaksanaan tugas pemerintah, karena ada bidang-bidang
hukum administrasi negara sebagai hukum publik yang mengatur pembatasan-

7|HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


pembatasan penggunaan hukum perdata. Misalnya, sebelum pemerintah
melakukan jual beli dalam pengadaan barang dan jasa publik yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan hukum publik melalui mekaniseme tender, yang
kemudian baru dilanjutkan dengan melakukan tindakan hukum perdata melalui
pembuatan kontrak dalam pengadaan barang dan jasa publik.
4. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Internasional
Sebelum membahas hubungan antara hukum administrasi negara dengan
hukum internasional, perlu dipahami dulu makna dari hukum internasional
didefinisikan sebagai: “kumpulan norma hukum yang mengatur hubungan hukum
diantara atau antara negara atau bangsa. Untuk menentukan sebagai suatu subyek
dibawah definisi tradisional hukum memiliki kemampuan untuk memasuki
hubungan diplomatik atau luar negeri/ internasional, suatu negara harus memiliki
kedaulatan. Diperlukan adanya suatu wilayah, penduduk, pemerintah, dan
kemampuan untuk memasuki hubungan diplomatik atau hubungan luar negeri
Dalam sistem hukum administrasi negara Jerman, norma hukum internasional
merupakan bagian integral dari hukum federak Jerman dan berpengaruh terhadap
berbagai Undang-undang Jerman. Perjanjian internasional dapat menjadi hukum
federal sebagaimana diatur dalam pasal 59 ayat (2) UUD Jerman. Beberapa
perjanjian internasional tidak mempesyaratkan ratifikasi oleh legislatif
(verwaltungsabkomemen) hanya menjadi undang-undang yang bersifat
memerintahkan (statutory order). Hal yang sama juga terjadi di Prancis. Norma
hukum Uni Eropa dan Konvensi HAM Eropa berpengaruh secara langsung dalam
hukum nasional Prancis dan dapat dipergunakan untuk menguji keabsahan
keputusan tata usaha di Prancis. Baik negara yang menggunakan stelsel dualisme
maupun monisme, implementasi efektif berbagai perjanjian internasional dalam
suatu negara memerlukan serangkaian tindakan administrasi negara oleh para
pejabat tata usaha negara yang terikat pada norma- norma hukum administrasi
negara.

C. KEDUDUKAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Kedudukan hukum administrasi negara, Hadjon (1996:45-46) dengan mengutip Poly-
Juridisch Zakboekje mengatakan bahwa hukum administrasi negara merupakan “hukum
antara”. Hukum administrasi negara materiil terletak di anatar hukum privat dan hukum
pidana. dalam berbagai undang-undang, sanksi hukum administrasi negara selalu

8|HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


diletakkan sebelum sanksi pidana dan sanksi perdata jika undnag-undang tersebut
mengaturnya. Hukum administrasi negara memiliki karakter sebagai hukum publik.
Terdapat 2 objek studi hukum administrasi negara:
1. Objek Material
Dalam hukum administrasi negara merupakan aparat pemerintah atau aparat
administrasi negara sebagai pihak yang memerintah dan warga masyarakat atau
suatu badan hukum privat sebagai pihak yang diperintah.
2. Objek Formal
Dalam hukum administrasi negara adalah perilaku atau kegiatan atau keputusan
badan pemerintah, baik yang bersifat peraturan (regeling) maupun yang bersifat
ketetapan (beschikking).

D. FUNGSI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Hukum administrasi negara memiliki fungsi pemerintahan dan pengendalian. Dalam
fungsinya yang pertama, hukum administrasi negara memungkinkan pemerintah
menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan (bestuurstaak). Carol Harlow dan Richard
Rawlings memperkenalkan fungsi hukum administrasi negara dalam dua kategori:
1. Green Lights Theory
Periode antara dua perang dunia, tradisi alternatif tumbuh. Teori Greenlight
melihat dalam hukum administrasi sebuah kendaraan untuk kemajuan politik dan
menyambut administrasi negara.
2. Red Lights Theory
Sebagai instrumen untuk kontrol atas kekuasaan dan perlindungan kebebasan
individu, penekanan pada pengadilan bukan pada pemerintah, tidak tertandingi.
Adapula fungsi hukum administrasi negara menurut pendapat P de Haan, dkk tersebut,
Hadjon sebagaimana dikutip oleh Sadjijono (2008: 26-27):
1. Fungsi normatif yang meliputi fungsi organisasi dan instrumen
2. Fungsi instrumental yang meliputi fungsi instrumental aktif dan fungsi
instrumental pasif, fungsi instrumenta aktif dalam bentuk kewenangan dan fungsi
instrumental pasif dalam bentuk kebijaksanaan. Fungsi intrumental ini diarahkan
pada pencapaian tujuan , pemerintahan, sehingga mengandung asas efiesiensi
(daya guna) dan asas efektivitas(hasil guna) dan
3. Fungsi jaminan yang meliputi tiga jenes jaminan, yaitu:

9|HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


a) jaminan pemerintahan yang menyangkut tentang aspek doelmatige dan
democratie, antara lain: keterbukaan, inspraak, dan berbagai mekanisme
pengawasan.
b) perlindungan hukum; dan
c) ganti rugi
Adapun fungsinfungsi hukum administrasi negara meliputi (Bachsan Mustafa, 2001: 34-
36):
1) Menjamin kepastian hukum. Hal itu berarti dapat ditentukan hukumnya dalam
hal-hal yang bersifat konkrit dan mencegah timbulnya perbuatan sewenang-
enang;
2) Menjamin keadailan hukum, yaitu keadilan yang di tentukan peraturan
perundang-undang;
3) Hukum administrasi negara berfungsi ganda,sebagai pedoman dan ukuran.
Sebagai pedoman artinya sebagai petunjuk arah bagi perilaku manusia, yaitu
menunjuk kearah perilaku yang baik dan benar. Sebagai ukuran yaitu sebagi
ukuran keabsahan tindakan administrasi negara berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

E. SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MATERIIL DAN FORMIL

Pradjudi (1994: 56) mengklarifikasikan hukum administrasi negara menjadi hukum


administrasi negara heteronom dan hukum administrasi negara otonom. Hukum
administrasi negara hetronom adalah norma hukum norma hukum administrasi negara
yang mengatur penggunaan wewenang badan atau pejabat tata usaha negara.
Hukumadministrasi negara otonomi negara adalah norma hukum administrasi negara
yang diciptakan oleh badan atau pejabat tata usaha negara. Sudikno Mertokusumo
berpendapat bahwa Sumber Hukum Materiil adalah tempat dari mana materiil itu
diambil. Sumber hukum materiil ini merupakan faktor-faktor yang membantu
pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial, hubungan kekuatan politik, situasi
sosial ekonomis, tradisi (pandangan keagamaan, kesusilaan), hasil penelitian ilmiah,
perkembangan internasional, keadaan geografis, dan lain-lain.

Sumber hukum formal adalah sumber hukum dari mana secara langsung dapat
dibentuk hukum yang akan megikat masyarakatnya. Hal-hal yang termasuk sumber
hukum formal adalah:

10 | H U K U M A D M I N I S T R A S I N E G A R A
1. Undang-undang
Identik dengan hukum tertulis (ius scripta) sebagai lawan dari hukum yang
tidak tertulis (ius non scripta). Undang-undang merupakan sumber kewenangan
pemerintahan (atribusi, delegasi, dan mandat). Undang-undang dapat dibedakan
atas:
a) Undang-undnag dalam arti formal: yaitu keputusan penguasa yang
dilihat dari bentuk dan cara terjadinya sehingga disebut undnag-undang.
b) Undang-undang dalam arti materiil: yaitu keputusan atau ketetepan
penguasa, yang dilihat dari isinya dinamai undang-undang dan mengikat
setiap orang secara umum.
2. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan berulang-ulang dalam hal yang sama dan diterima
dalam kehidupan masyarakat sehingga menumbuhkan rasa keadilan masyarakat.
3. Traktat atau Perjanjian Internasional
Treaty tersebut harus memenuhi persyaratan formal tertentu agar dapat diterima
sebagai treaty atau perjanjian internasional.
4. Yurisprudensi
Di negara-negara yang memiliki sistem hukum Common Law (Inggris atau
Amerika) sedikit lebih luas, dimana yurisprudensiberarti ilmu hukum. Adapun
pengertian yurisprudensi di negara-negara Eropa Kontinental (termasuk
Indonesia) hanya berarti putusan pengadilan. Yurisprudensi yang dimaksudkan
dengan putusan pengadilan, negara Anglo Saxon dinamakan preseden.
5. Praktik-Praktik Administrasi Negara
Tindakan-tindakan administrasi negara dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat yang melahirkan hukum tak tertulis (unwritten law), meskipun belum
ada perundang-undangannya.

F. PENGEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP FUNDAMENTAL HUKUM


ADMINISTRASI NEGARA
Hukum administrasi negara pada titik akhirnya selalu berupaya untuk menemukan
prinsip-prinsip fundamental dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan. Telah lama
dikenal adanya Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (the principles of good
administration) sebagai prinsip fundamental dalam hukum administrasi negara. Prinsip-
prinsip tersebut menjadi dasar bagi pengembangan sistem penyelenggaraan pemerintahan

11 | H U K U M A D M I N I S T R A S I N E G A R A
yang baik dan hubungan yang serasi antara pemerintah dengan rakyat. Asas-asas umum
pemerintahan yang baik tersebut dikenal dengan berbagai sebutan di beberapa negara. Di
Belanda dikenal dengan istilah Algemene Beginselen van Behoorllijke Bestuur.
Menurut UU Administrasi Pemerintahan, AUPB terdiri atas 8 (delapan) asas. Pertama,
Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
ketentuan peraturan perundang-undangan, kepa tutan, keajegan, dan keadilan dalam
setiap kebijakan penyelenggaraan peme rintahan. Kedua, Asas Kemanfaatan adalah
manfaat yang harus diperhatikan secara seimbang antara: (1) kepentingan individu yang
satu dengan kepentingan individu yang lain; (2) kepentingan individu dengan
masyarakat: (3) kepentingan Warga Masyarakat dan masyarakat asing: (4) kepentingan
kelompok masyarakat yang satu dan kepentingan kelompok masyarakat yang lain (5)
kepentingan pemerintah dengan Warga Masyarakat; (6) kepentingan generasi yang
sekarang dan kepentingan generasi mendatang: (7) kepentingan manusia dan
ekosistemnya; (8) kepentingan pria dan wanita. Ketiga, Asas Ketidakberpihakan adalah
asas yang mewajibkan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam menetapkan dan atau
melakukan Keputusan dan atau Tindakan dengan mempertimbangkan kepentingan para
pihak secara kese- luruhan dan tidak diskriminatif. Keempat, Asas Kecermatan adalah
asas yang mengandung arti bahwa suatu Keputusan dan atau Tindakan harus didasarkan
pada informasi dan dokumen yang lengkap untuk mendukung legalitas penetapan dan
atau pelaksanaan Keputusan dan atau Tindakan sehingga Keputusan dan atau Tindakan
yang bersangkutan dipersiapkan dengan cermat sebelum Keputusan dan atau Tindakan
tersebut ditetapkan dan atau dilakukan. Kelima, Asas Tidak Menyalahgunakan
Kewenangan adalah asas yang mewajibkan setiap Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
tidak menggunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi atau kepentingan yang
lain dan tidak sesuai dengan tujuan pemberian kewenangan tersebut, tidak melampaui,
tidak menyalahgunakan, dan atau tidak mencampuradukkan kewenangan. Keenam, Asas
Keterbukaan adalah asas yang melayani masyarakat untuk mendapatkan akses dan
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif dalam penyelenggaraan
pemerintahan dengan tetap memerhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan,
dan rahasia negara. Ketujuh, Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan dan kemanfaatan umm dengan cara yang aspiratif, akomodatif, selektil,
dan tidak diskriminatif Kedelapan, Asas Pelayanan yang Baik adalah asas yang
meberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya yang jelas, sesuai dengan
standar pelayanan, dan ketentuan peraturao perundang undangan. Selain itu, dari

12 | H U K U M A D M I N I S T R A S I N E G A R A
beberapa asas di atas terdapat pula asas asas umum lainnya diluar AUP, yakni asas
umum pemerintahan yang baik yang bersumber dan putusan pengadilan negeri yang
tidak dibanding, atau putusan pengadilan tinggi yang tidak dikasasi atau putusan
Mahkamah Agung AAUP sebagaimana yang diatur dalam UU Administrasi
Pemerintahan tersebut apabila ditinjau secara historis tak dapat dilepaskan dari
perkembangan UPB secara doktrinal vang diperkenalkan di Indonesia oleh Prof Crince
Le Roy (1976). Eksistensi dari AAUPB tersebut di Belanda tak dapat dilepaskan dari
peranan dari Komisi de Monchy yang dibentuk pada tahun 1950 oleh Pemerintah
Belanda yang diketuai oleh Mr. De Monchy. Tugas dari komis tersebut adalah
menyelidiki cara-cara perlindungan hukum bagi penduduk rakyat. Komisi ini telah
berhasil menyusun asas-asas umum untuk pelaksanaan suatu pemerintahan yang baik
yang diberi nama General Principle of Good Government. Adapun asas-asas umum
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Asas Kepastian Hukum, artinya dalam pemerintah menjalankan wewenangnya
haruslah sesuai dengan aturan-aturan hukum yang telah ditetapkannya.
Pemerintah harus menghormati hak-hak seseorang yang diperoleh dari
pemerintah dan tidak boleh ditarik kembali. Pemerintah harus konsekuen atas
keputusannya demi terciptanya suatu kepastian hukum
2. Asas Keseimbangan, yaitu adanya keseimbangan antara pemberian sanksi
terhadap suatu kesalahan seorang pegawai, janganlah hukuman bagi seseorang
berlebihan dibandingkan dengan kesalahannya.
3. Asas Kesamaan, artinya pemerintah dalam menghadapi kasus yang sama/fakta
yang sama, pemerintah harus bertindak yang sama tidak ada perbedaan, tidak ada
pilih kasih dan lain sebagainya.
4. Asas Bertidak Cermat, artinya pemerintah senantiasa bertindak secara hati-hati
agar tidak menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat.
5. Asas Motivasi, artinya setiap keputusan pemerintah harus mempunyai alasan atau
motivasi yang benar dan adil dan jelas. Jadi, tindakan-tindakan pemerintah
disertai alasan-alasan yang tepat dan benar.
6. Asas Jangan Mencampuradukkan Kewenangan, artinya pemerintah jangan
menggunakan wewenang untuk tujuan yang lain, selain tujuan yang sudah
ditetapkan untuk wewenang itu.

13 | H U K U M A D M I N I S T R A S I N E G A R A
7. Asas Fair Play, artinya pemerintah harus memberikan kesempatan yang layak
kepada warga masyarakat untuk mencari kebenaran dan keadilan, misalnya
memberi hak banding terhadap keputusan pemerintah yang tidak diterima.
8. Asas Keadilan dan Kewajaran, artinya pemerintah tidak boleh bertindak
sewenang-wenang atau menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya
untuk kepentingan pribadinya.
9. Asas Menanggapi Pengharapan yang Wajar, artinya agar tindakan pemerintah
dapat menimbulkan terpenuhinya harapan-harapan yang wajar bagi yang pihak-
pihak berkepentingan.
10. Asas Meniadakan Akibat-Akibat Suatu Keputusan yang Batal, artinya asas
menghendaki jika terjadi pembatalan atas suatu keputusan. maka yang
bersangkutan harus diberi ganti rugi atau rehabilitasi.
11. Asas Perlindungan Hukum, artinya bahwa setiap pegawai negeri diberi hak
kebebasan untuk mengatur kehidupan pribadinya sesuai dengan pandangan hidup
yang dianutnya atau sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
12. Asas Kebijaksanaan, artinya pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan undang undang dan menyelenggarakan kepentingan umum. Unsur
bijaksana harus dimiliki oleh setiap pegawai/Pemerintah.
13. Asas Penyelenggraan Kepentingan Umum, artinya tugas pemerintah adalah untuk
mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

14 | H U K U M A D M I N I S T R A S I N E G A R A
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Administrasi negara merupakan hukum yang mengatur wewenang pemerintah,


pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan melindungi hak-hak administratif rakyat dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Sumber hukum administrasi negara ada 2 yaitu sumber
hukum materiil dan sumber hukum formil ( berupa UU, Traktrat, Doktrin, Kebiasaan,
Yurisprudensi, Praktik-Praktik Administrasi Negara). Subyek hukumnya adalah pemerintah.

Hukum administrasi negara memiliki fungsi pemerintahan dan pengendalian. Adapula fungsi
hukum administrasi negara menurut pendapat P de Haan, dkk tersebut, Hadjon sebagaimana
dikutip oleh Sadjijono (2008: 26-27): Fungsi normatif, Fungsi instrumental, Fungsi jaminan.
Serta fungsi-fungsi hukum administrasi negara meliputi (Bachsan Mustafa, 2001: 34-36):
Menjamin kepastian hukum, Menjamin keadailan hukum, Hukum administrasi negara
berfungsi ganda. Terdapat 2 objek studi hukum administrasi negara:

1. Objek Material: Dalam hukum administrasi negara merupakan aparat pemerintah atau
aparat administrasi negara sebagai pihak yang memerintah dan warga masyarakat atau suatu
badan hukum privat sebagai pihak yang diperintah.

2. Objek Formal: Dalam hukum administrasi negara adalah perilaku atau kegiatan atau
keputusan badan pemerintah, baik yang bersifat peraturan (regeling) maupun yang bersifat
ketetapan (beschikking).

15 | H U K U M A D M I N I S T R A S I N E G A R A
DAFTAR PUSTAKA

Koentjoro, Diana Halim. 2001. Hukum Administrasi Negara. Bogor: Ghalia Indonesia

Tjandra, W Riawan. 2018. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Sinar Grafika

16 | H U K U M A D M I N I S T R A S I N E G A R A

Anda mungkin juga menyukai