Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Hukum Administrasi Negara


HAN (Hukum Administrasi Negara) merupakan Suatu cabang Ilmu Hukum yang
relatif baru dan berdiri sendiri namun berkembang pesat seiring dengan kompleksitas
permasalahan masyarakat dalam suatu negara hukum modern.Hukum Administrasi
Negara merupakan Cabang Ilmu Hukum yang relatif baru dibanding dengan cabang ilmu
hukum lainnya seperti hukum pidana, perdata, hukum tata negara dan lain-lain.
Hukum Administrasi negara adalah perundang-undangan yang berlaku di negara
tempat terjadinya hubungan tersebut antara warga negara dengan pemerintahnya dapat
berjalan dengan baik dan dalam peraturan administrasi negara menjelaskan aturan dalam
segala urusan pemerintahan negara Alat negara untuk mencapai tujuan negara.dalam
Hukum Aministrasi Negara ini juga sedang menyusun beberapa peraturan yang
memungkinkan Administrasi Negara memenuhi tugasnya, yang juga melindungi warga
negara terhadap sikap terhadap tindakan administrasi negara dan untuk melindungi
Administrasi Negara itu sendiri.
Sekalipun begitu J.R Stelingga mengidentifikasikan adanya paham tentang
hubungan antara Hukum Tata Pememrintahan dengan Hukum Administrasi Negara
(dalam arti bahwa ada perbedaan cakupan antara Hukum Administrasi Negara dan
Hukum Tata Pemerintahan) yaitu :
1. Hukum Administrasi Negara adalah lebih luas daripada Hukum Tata
Pemerintahan (seperti pendapat Van Vollenhoven).
2. Hukum Adminstrasi Negara adalah identik dengan Hukum Tata Pemerintahan
(seperti pendapat JHPM Van der Grinten)
3. Hukum Administrasi Negara adalah lebih sempit dari Hukum Tata
Pemerintahan (seperti pendapat HJ. Romeijn dan G.A. Van Poelje)

Hukum Administrasi Negara Menurut Para Ahli :1


1. Menurut .R. Abdoel Djamali : Hukum administrasi negara adalah peraturan hukum
yang mengatur administrasi, yaitu hubungan antara warga negara dan pemerintahnya
yang menjadi sebab hingga negara itu berfungsi.
2. Menurut E. Utrecht (1960) : merumuskan Hukum Administrasi Negara atau Hukum
Tata Pemerintahan adalah menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan untuk
memungkinkan para pejabat (administrasi negara) melakukan tugas mereka yang
khusus. Rumusan Utrecht menampakkan sudut pandang hukum Administrasi Negara,
dan mencirikan hukum tata pemeritahan sebagai berikut:
a) Menguji hubungan hukum istimewa,
b) Adanya para pejabat,
c) Melakukan tugas khusus,
1
Yusri Munaf, Hukum Administrasi Negara, Pekanbaru : 2016, hlm. 9-11
3. Menurut Van Apeldoorn : Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan
yang harus diperhatikan oleh para pengusaha yang diserahi tugas pemerintahan dalam
menjalankan tugasnya.
4. Menurut Djokosutono : Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur
tentang hubungan-hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam negara dengan
warga masyarakat.
5. Menurut Van Vollen hoven : Hukum Administrasi Negara adalah suatu gabungan
ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun yang rendah
apabila badan-badan untuk menggunakan wewenangnya yang diberikan kepadanya
oleh hukum tata Negara. Beliau juga menjelasakan HAN adalah semua pengaturan
hukum setelah dikurangkan hukum tata negara meteriil, hukum perdata materiil
maupun hukum pidana materiil. Dia membedakan HTP dalam 4 jenis yaitu :
a) Berstuurecht (hukum pemerintahan)
b) Justisierecht (hukum peradilan)
c) Politurecht (hukum kepolisian)
d) Regalaasrecht (hukum perundang-undangan)

B. Objek dan Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara


1. Objek HAN
Kajian hukum administrasi negara mencakup dua aspek, yaitu perspektif yang
luas dan juga sempit.Menurut kedua aspek tersebut, fokusnya pada hukum
administrasi negara yaitu subjek penelitian. Pertimbangan umum: lihat hukum
administrasi publik sebagai obyek yang didasarkan pada pengertian hukum
administrasiNegara identik dengan tugas administrasi, objek di sisi lain sempit adalah
mereka yang tidak identik.
1) Idendifikasi sedemikian ini, maka pemberian Pengertian hukum Administrasi
Negara terbagi dalam 2 (dua) pengertian yaitu :
1) Hukum Administrasi Negara Heteronom adalah semua aturan hukum yang
mengatur tentang organisasi pemerintahan negara. Hukum Administrasi Negara
yang merupakan bagian dari hukum Tata Negara.2
2) Hukum Administrasi Negara Otonom adalah aturan-aturan hukum yang dibuat
oleh aparat pemerintah yang sifatnya istimewa, baik aturan yang sifatnya sepihak
maupun aturan yang bersifat dua pihak. atau hukum yang dibuat oleh aparatur
pemerintah atau oleh para administrasi negara.
Hukum Administrasi Negara Heterenom mengacu pada hal tersebut dalam
penelitiannya kewajiban negara sehubungan dengan akibat hukum yang
ditimbulkannya, termasuk aspek hukum dalam kehidupan organisasi pemerintah

2
Ibid, hlm. 23-24
seperti misalnya Organisasi tata usaha negara mengenai hubungan hukum lembaga-
lembaga tersebut kekuatan hukum kelembagaan yang berbeda dari negara.
penyelenggaraan pemerintahan daerah menurut undang-undang otonomi daerah;
dan akibat hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan daerah. Juga
Pertimbangan Hukum Penyelesaian Benturan Kepentingan untuk pemerintah dengan
warga negara yang dilindungi atau untuk penyelesaian sengketa dari pemerintah.
Pada saat yang sama, hukum administrasi negara otonom adalah hukum dilaksanakan
atau diciptakan oleh aparatur pemerintah sehubungan dengan pelaksanaan tugas
seperti; Keputusan presiden, perintah menteri, perintah gubernur, Surat Perintah
Bupati/Walikota.

2. Ruang Lingkup HAN


Ruang lingkup penerapan hukum tata negara sangat erat kaitannya dengan
tugas dan wewenang lembaga negara (tata usaha negara) baik di pusat maupun di
daerah, keseimbangan kekuasaan antar lembaga negara (tata usaha negara) dan
menjamin perlindungan hukum terhadap keduanya, yaitu warga negara dan
penyelenggaraan negara itu sendiri dalam perkembangan saat ini, di mana negara
cenderung melakukan intervensi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, peran
Undang-Undang Tata Usaha Negara (HAN) menjadi sangat luas dan kompleks.
Kompleksitas ini membuatnya komprehensif dan kompleks dalam mendefinisikan
ruang lingkup HAN.3
Secara historis, tugas negara pada awalnya sangat sederhana, yaitu sebagai
penjaga malam (natchwacher staad), yang tetap hanya bertugas menjaga ketertiban,
keamanan, dan ketertiban serta ketentraman masyarakat. Oleh karena itu, negara
hanyalah penjaga dan pengatur kehidupan rakyat, sehingga tidak ada konflik
mengenai pemajuan hak dan kewajiban, kebebasan dan kemerdekaan atau bentrokan
dalam kehidupan orang lain. Ketika ini tercapai, misi negara tercapai dan lengkap.
HAN tidak akan berkembang dalam suasana seperti itu. Situasi seperti itu tidak ada
saat ini di Indonesia atau di mana pun di dunia. Dalam batas-batas tertentu (begitu
kecil, sederhana dan berwibawa) tidak ada negara yang tidak berpartisipasi dalam
kehidupan warganya.
Untuk menghindari kemungkinan tersebut, perlu disahkan suatu undang-
undang yang mengatur tentang pemberian jaminan dan perlindungan kepada warga
negara (masyarakat), apabila tindakan penyelenggara negara pernah menimbulkan
keragu-raguan antara warga negara dengan penyelenggara negara itu sendiri. Untuk
mewujudkan cita-cita itu, Syakhran Basah justru mengusulkan demikian, mengingat
fungsi klasik hukum harus dilengkapi dengan fungsi-fungsi lain untuk mewujudkan
hukum sebagai instrumen pembaharuan sosial.

3
Fakhruddin Razy, Buku ajar Hukum Administrasi Negara, hlm. 8
Mengenai ruang lingkup yang dipelajari dalam studi Hukum Administrasi
Negara, Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan ada enam ruang lingkup yang
dipelajari dalam HAN yaitu meliputi :
1. Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum dari
administrasi negara;
2. Hukum tentang organisasi negara;
3. Hukum tentang aktivitas-aktivitas dari administrasi negara, terutama
yang bersifat yuridis;
4. Hukum tentang sarana-sarana dari administrasi negara terutama
mengenai kepegawaian negara dan keuangan negara;
5. Hukum administrasi pemerintah daerah dan Wilayah, meliputi :
a. Hukum Administrasi Kepegawaian;
b. Hukum Administrasi Keuangan;
c. Hukum Administrasi Materiil;
d. Hukum Administrasi Perusahaan Negara.
6. Hukum tentang Peradilan Administrasi Negara.4

C. Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara


Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan hukum
serta tempat ditemukannya aturan-aturan hukum. Sumber Hukum dapat dibagi menjadi 2
(dua), yaitu:5
1. Sumber Hukum dalam arti Materiil, yaitu faktor-faktor yang membantu
pembentukan hukum atau menimbulkan aturan hukum.
2. Sumber Hukum dalam arti Formal, yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang
ada atau tempat ditemukannya aturan-aturan hukum.
Sumber Hukum dalam arti Materiil dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:
1. Sumber Hukum Historis, yaitu sumber pengenalan atau tempat menemukan
hukum pada saat tertentu dan sumber dimana pembuat undang-undang
mengambil bahan dalam membentuk peraturan perundang-undangan (misalnya:
Hukum Romawi, Hukum Prancis, Hukum Belanda dll).
2. Sumber Hukum Sosiologis, yaitu faktor-faktor sosial yang mempengaruhi isi
hukum positif, yang mencerminkan kenyataan yang hidup dalam masyarakat.

4
Admosudirjo, Prajudi, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta : 2008
5
I Nyoman Gede, Buku Ajar Hukum Administrasi Negara, Singaraja : 2017, hlm. 8-9
3. Sumber Hukum Filosofis, yaitu sumber yang menjadikan hukum itu adil
(misalnya: hukum yang berasal dari wahyu Tuhan, Hukum yang berasal dari cita
dan kesadaran hukum masyarakat (Pancasila) Di Indonesia yang dipandang
sebagai Sumber Hukum Materiil, diantaranya:6

a. Pancasila
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum diartikan
sebagai pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum dan cita-cita
mengenai kemerdekaan individu dan bangsa, perikemanusiaan, keadilan
sosial serta cita-cita dan moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan
keagamaan. Hal ini dituangkan dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (yang
selanjutnya ditulis UU RI No. 12 Tahun 2011), yang menyatakan
”Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum”.
b. Yurisprudensi
Secara umum yang dimaksud dengan yurisprudensi adalah
peradilan, akan tetapi dalam arti sempit yang dimaksud dengan
yurisprudensi adalah himpunan putusan-putusan hakim yang disusun
secara sistematik, yang dapat dijadikan rujukan bagi hakim-hakim
berikutnya.
c. Hukum tidak tertulis
Hukum yang berasal dari kebiasaan-kebiasaan yang hidup dalam
masyarakat yang secara turun temurun dihormati dan ditaati oleh
masyarakat, contohnya Hukum Adat. Hukum Adat sebagai hukum
yang secara turun temurun diwariskan nenek moyang kepada generasi
berikutnya memiliki nilai-nilai universal. Nilai-nilai tersebut antara
lain ;
- Prinsip Gotong royong;
- Fungsi sosial manusia dan hak milik dalam kehidupan sosial;
- Prinsip persetujuan atau kesepakatan sebagai dasar kekuasaan
Negara;
- Prinsip perwakilan dan permusyawaratan dalam sistem
pemerintahan.

4. Hukum Internasional

6
I Nyoman Gede, Buku Ajar Hukum Administrasi Negara, Singaraja : 2017, hlm. 10-12
Hukum Internasional dilihat dari muatannya dapat dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu ;
1) Hukum Internasional Publik (Hukum Internasional)
mengatur hubungan hukum yang terjadi antarnegara dan organisasi
antarnegara dalam kaitannya dengan ketenteraman hidup bernegara.
2) Hukum Internasional Privat (Hukum Perdata Internasional)
mengatur tentang hubungan hukum antar individu dalam keperdataan
(privat) kalau menyangkut perbedaan hukum dan kewarganegaraan.

5. Doktrin7
Doktrin merupakan pendapat yang dikemukakan para ahli hukum untuk
menyikapi fenomena yang terjadi setiap waktu. Doktrin bisa dikemukakan dalam
berbagai forum, seperti penelitian, seminar atau dengan penerbitan buku yang
membahas suatu topik, atau fenomena hukum tertentu.

D. Kedudukan, Kewenangan, dan Tindakan Hukum Pemerintah


1. Kedudukan HAN
Keberadaan Hukum Administrasi Negara di dalam negeri merupakan hal yang
sangat penting baik bagi penyelenggaraan negara maupun masyarakat luas. Menurut
UU Administrasi Negara, administrasi negara harus mengetahui batas dan sifat
kewenangannya, tujuan dan sifat tugasnya, serta bentuk sanksi atas pelanggaran
hukum. Sedangkan pada bagian kedua, yaitu bagi masyarakat, hukum tata usaha
negara merupakan seperangkat norma yang dapat digunakan untuk melindungi
kepentingan dan hak-haknya. Sebagaimana diketahui dalam ilmu hukum, ada dua
jurusan hukum, yaitu hukum privat (hukum perdata) dan hukum publik. Pembagian
dalam hukum privat dan hukum publik tidak dapat dipisahkan dari isi dan sifat
hubungan yang diatur dan berasal dari kepentingan yang dilindungi. Kadang-kadang
minat ini bersifat individual, tetapi yang lain lebih bersifat umum. Suatu hubungan
hukum mensyaratkan pembatasan yang jelas dan tegas atas hak dan kewajiban orang
tersebut dan tanggungannya.
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara penguasa dan
warga negara dan mencakup hukum pidana, hukum tata negara dan hukum
administrasi. Pada awalnya hukum tata negara menjadi bagian dari hukum tata
negara, namun karena perkembangan masyarakat dan perkembangan ilmu hukum
yang menuntut munculnya asas-asas hukum baru dalam kajian hukum tata negara,
HAN menjadi bidang tersendiri dengan bidang ilmu hukum tata negara. waktu untuk
mengeksplorasi, memisahkan bahkan memasukkan isu-isu yang jauh lebih luas dari
HTN. Kecenderungan ini juga tercermin pada bagian-bagian tertentu dari HAN,

7
Ibid, hlm. 12-13
misalnya kecenderungan hukum perpajakan menjadi ilmu yang berdiri sendiri di luar
HAN.
2. Kewenangan HAN
Pejabat administrasi negara adalah aktor dalam hukum administrasi negara.
Dalam pelaksanaan perbuatan hukum dan perbuatan sebagai tugas pokok
pemerintahan dan dalam tugas-tugas pelayanan publik, tetapi dalam pelaksanaan
sumber daya dan tindakan harus memiliki otoritas yang jelas. Dalam banyak literatur
sumber otoritas muncul dari penamaan, pendelegasian, dan atribusi. Sebelum untuk
mengetahui cara memberi, dan mendelegasikan, kita harus terlebih dahulu
memahaminya tentang kekuasaan dan otoritas.
Secara konseptual, istilah kewenangan dan wewenang sering disamakan
dengan ungkapan Belanda "bevogedung" (artinya otoritas atau berkuasa).
Kewenangan merupakan bagian yang sangat penting dari peraturan perundang-
undangan Pemerintah (hukum administrasi) karena pemerintah baru dapat bertindak
untuk bertindak berdasarkan otorisasi yang diterima. Definisi otorisasi dalam kamus
umum bahasa Indonesia diartikan sebagai wewenang yang sama yaitu hak dan
kekuatan untuk melakukan sesuatu.
3. Tindakan Hukum Pemerintah
Secara teoritik tindakan pemerintah (bestuurshandelingen) merupakan”
tindakan atau perbuatan dari alat perlengkapan pemerintahan (bestuursorgaan) untuk
menjalankan fungsi pemerintahan (bestuursfunctie).” Tindakan pemerintah tersebut
dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:
1) Tindakan berdasarkan hukum (rechts handelingen),
yaitu tindakan-tindakan pemerintah yang dapat menimbulkan akibat
hukum tertentu untuk melahirkan hak dan kewajiban. Tindakan-tindakan
ini berhubungan langsung dengan kewenangan yang dimiliki atau melekat
pada jabatannya.
2) Tindakan berdasarkan Fakta/Nyata (feitelijke handelingen),
yaitu tindakan-tindakan pemerintah yang tidak berhubungan langsung
dengan kewenangan yang dimiliki sehingga tidak menimbulkan akibat
hukum. Contoh: pemerintah memberikan bantuan, peresmian jembatan
dan lain-lain 8

Perbuatan hukum negara (rechtshandelingen) dapat menimbulkan tuntutan


hukumhukum privat (privatrecht handelingen) dan peraturan hukum publik
(publiekerecht). Gugatan pribadi adalah tuntutan hukum pemerintah dengan pihak lain
(swasta) untuk melaksanakan tugas Pemerintah, misalnya membuat kontrak untuk
membangun infrastruktur fisik, membeli barang tertentu dan/atau mengadakan

8
Ibid, hlm. 52
kontrak/perjanjian untuk melakukan pekerjaan tertentu. Sementara gugatan hukum publik
berlaku perbuatan hukum pemerintah sebagai perbuatan hukum sepihak (eenzijdig
publiekrechttelijke handelingen) dan litigasi bilateral (meerzijdik) bisnis hukum publik.
Gugatan sepihak adalah gugatan apa kehendak sepihak dari pemerintah, yang bisa
melahirkan keputusan-keputusan tersebut bersifat individu tertentu dan juga bersifat
umum. selama operasi Hukum bilateral adalah tindakan hukum yang dibuat oleh
pemerintah kehendak bersama antara dua pihak (badan hukum menurut hukum publik).
Aksi legal.9
Ciri atau karakteristik dari tindakan hukum publik yang dilakukan oleh pemerintah
adalah:
1. Untuk Kepentingan Umum,
2. Dilakukan atas dasar kewenangan,
3. Tidak adanya kesetaraan posisi antara yang mengatur dengan yang diatur,
4. Sanksinya tegas dan dipertahankan secara sepihak oleh penguasa.
Sedangkan ciri atau karakter dari tindakan hukum privat dapat dilihat dari ciri
hukum privat itu sendiri, karena tindakan hukum privat tunduk pada hukum privat
(hukum perdata). Sehingga ciri atau karakteristik tindakan hukum privat adalah:
1. Mengatur kepentingan individu,
2. Dibuat atas dasar konsensus para pihak,
3. Terdapat kesetaraan posisi diantara para pihak,
4. Dipertahankan sendiri oleh para pihak,
5. Sanksinya tergantung kemauan para pihak.

9
Ibid, hlm. 52

Anda mungkin juga menyukai