Anda di halaman 1dari 25

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

INDONESIA

Disampaikan oleh :
DR. Dedi Mulyadi SH., MH.
A. Pengertian HAN
• Van Apeldoorn, HAN adalah keseluruhan aturan
yang harus diperhatikan oleh para penguasa
yang diserahi tugas pemerintahan dalam
menjalankan tugasnya;
• Djokosutomo, HAN adalah hukum yang
mengatur tentang hubungan-hubungan hukum
antara jabatan-jabatan dalam negara dengan
warga negara.
• Istilah lain dari HAN adalah Hukum Tata Usaha
Negara (HTUN) atau Hukum Tata Pemerintahan
sebagai terjemahan dari Administratief Recht.
• De La Bassecour Caan, HAN adalah himpunan
peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab
maka negara berfungsi (beraksi). Maka peraturan-
peraturan itu mengatur hubungan-hubungan anatara
tiap-tiap warga (negara) dengan pemerintahan;
• Van Vollenhoven, HTN adalah suatu gabungan
kekuatan-kekuatan yang mengikat badan-badan yang
tertinggi maupun yang rendah apabila badan-badan itu
menggunakan wewenangnya yang diberikan kepadanya
oleh hukum tata negara;
• JHA. Logeman, HTN adalah hukum mengenai
hubungan-hubungan anatara jabatan-jabatan satu
dengan lainya, serta hukum anatara jabatan-jabatan
negara itu dengan para warga masyarakat;
• Muchsan, HAN adalah dirumuskan sebagai hukum
mengenai struktur dan kefungsian administrasi negara.
• HAN dibedakan dalam dua jenis yaitu :
1. Sebagai HAN, hukum mengenai operasi dan
pengendalian kekuasaan administrasi, ataupun
pengawasan terhadap penguasa-penguasa
administrasi;
2. Sebagai hukum buatan administrasi, maka HAN
merupakan hukum yang menjadi pedoman dalam
penyelenggaraan Undang-undang.
• Prajudi Atmosudirdjo, HAN adalah hukum yang
mengenai Pemerintah beserta aparatnya yang
terpenting yakni Administrasi Negara.
• Prajudi Atmosudirdjo, HAN adalah hukum
yang mengatur tugas, fungsi, dan tingkah laku
para pejabat Administrasi Negara, bertujuan
untuk menjamin adanya Administrasi Negara
yang bonafide, artinya yang tertib, sopan,
berlaku adil, objektif, jujur, efisien dan fair
(sportif).
• E. Utrecht, HTN adalah menguji hubungan
hukum istimewa yang diadakan akan
memungkinkan para pejabat (ambtsdragers)
administrasi negara melakukan tugas mereka
yang khusus.
• JBJM. Ten Barge, HAN adalah perpanjangan hukum tata
negara atau sebagai hukum sekunder yang berkenaan
dengan keanekaragaman lebih mendalam dari tatanan
hukum publik sebagai akibat pelaksanaan tugas oleh
penguasa.
• Pada akhirnya HAN itu muncul sebagai instrumen untuk
mengawasi penggunaan kekuasaan pemerintahan.
• CAJM. Kortmaan, HAN dapat berbeda dari negara yang satu
dengan negara yang lain akibat :
1. Perbedaan persoalan kemasyarakatan dan pemerintahan
yang dihadapi penguasa;
2. Perbedaan syistem politik;
3. Perbedaan bentuk negara dan bentuk pemerintahan;
4. Perbedaan hukum tata negara yang menjadi sandaran
Hukum Administrasi Negara.
• G. Pringgodigdo, pada dasarnya menekankan bahwa hubungan kekuasaan
eksekutif dan kekuasaan administrasi di pegang oleh Presiden, maka
pengertian Hukum administrasi dalam arti luas terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu
:
1. Hukum Tata Pemerintahan adalah hukum yang pada hakekatnya merupakan
pengatur tata pelaksanaan pemerintahan atau pelaksanaan undang-undang
yang telah menjadi kekuasaan lembaga eksekutif.
2. Hukum Administrasi Negara dalam arti sempit, yaitu hukum yang mengatur
perihal pengurusan kerumahtanggaan negara secara intern.
3. Hukum Tata Usaha Negara, yaitu hukum yang mengatur perihal persuratan
dinas, kerahasiahan kedinasan dan jabatan, pendokumentasian, pelaporan
dan pencatatan segenap aktivitas negara serta peristiwa yang telah terjadi
dalam pelakasaan pemerintahan seperti pemuatan berbagai peristiwa yang
telah terjadi dalam pelaksanaan pemerintahan seperti pemuatan berbagai
peristiwa hukum yang perlu di ketahui umum, yang dalam hal ini menyangkut
berbagai bidang hukum, baik di hukum pidana, hukum perdata, HTN, atau
pun hukum administrasi sendiri dan hukum acara serta hukum internasional
serta pengarsipan atau penyimpanan kesemua data-data tersebut serta juga
hal publikasinya kepada umum, umpamanya melalui lembaran negara atau
tambahan lembaran negara, atau berita negara.
• A. Ridwan Halim, Apakah yang dimaksud
dengan Hukum Administrasi Negara adalah
hukum atau kumpulan peraturan yang
mengatur persoalan-persoalan yang berkenaan
dengan ketatausahaan negara atau
penyelanggaraan “kerumahtanggaan negara”
atau penyelenggaraan praktek pemerintahan
secara kontinue, dari saat ke saat, yang
senantiasa menjadi pedoman bagi para
fungsionalir/pejabat negara maupun lembaga-
lembaga negara dalam melaksanakan tugas
mereka masing-masing.
• Sesuai dengan asas Rule of Law, maka segala
tindakan administrasi negara harus berdasarkan
hukum, yaitu Hukum Administrasi Negara.
• Adapun fungsi negara adalah
“menyelenggarakan kesejahteraan umum
(bestuurzorg).”
B. Kedudukan HAN dalam Ilmu Hukum
• HAN termasuk hukum publik, karena HAN
bertujuan untuk melindungi kepentingan umum
yang merupakan kewajiban administrasi negara.
B. Hukum Administrasi Negara (Eropa Kontinental)
• Willem Konijnenbelt, HAN adalah kumpulan
peraturan yang mengatur tentang seluk beluk (hal
ikhwal) kehidupan lembaga eksekutif .
• Definisi tersebut mengandung tiga unsur yaitu :
1. Kumpulan peraturan hukum;
2. Hal ikhwal kehidupan lembaga eksekutif;
3. Seluk beluk ini hanya dititik beratkan pada
lembaga eksekutif.
• HAN meliputi peraturan-peraturan yang berkenaan
dengan administrasi atau pemerintahan atau
kekuasaan eksekutif.
• Pada awalnya HAN merupakan satu kesatuan dengan HTN,
keadaan berubah pada abad 19, dimana berdiri sendiri
terpisah dari HTN.
• Latar belakang lahirnya HAN sebagai ilmu pengetahuan
berdiri sendiri terpisah dari HTN.
• Latar belakang lahirnya HAN sebagai ilmu pengetahuan
berdiri sendiri, dikondisikan oleh beberapa keadaan, di
antaranya :
1. Timbulnya negara-negara kesejahteraan (welfare state);
2. Bertambah banyak peraturan-peraturan administrasi yang
harus dibuat sebagai dasar untuk segala tindakan-
tindakan administrasi negara dalam menjalankan tugas-
tugasnya untuk kesejahteraan umum.
3. Ikut campurnya pemerintah segala lapangan kehidupan
sosial, ekonomi dan budaya.
C. Objek HAN
• Objek HAN adalah :
1. Pemegang jabatan dalam negara itu atau alat-alat
perlengkapan negara dan warga masyarakat; atau
2. Aparat pemerintah atau pemegang jabatan yang
menjalankan tugasnya untuk kesejahteraan umum,
sehingga selalu berhubungan dengan masyarakat.
D. Sumber Hukum HAN
Sumber Hukum Formal HAN adalah
a. Undang-Undang;
b. Praktek administrasi negara/konpensi administrasi negara
(sebagai kebiasaan dalam praktek);
c. Jurisprudensi;
d. Doktrin (pendapat para pakar hukum terkemuka).
• Ketentuan-ketentuan HAN sulit dikodifikasikan,
karena :
1. Perubahan dalam bidang HAN terjadi dengan
cepat;
2. Pembentukan dan pembuatannya tidak dalam
satu tangan.
E. Administrasi Negara
• Menurut teori residu dari E. Utrecht, bahwa
administrasi negara adalah “badan eksekutif
yang pada dasarnya menjalankan sebagian
tugas-tugas yang tidak menjadi tugas legislatif
dan yudikatif”
• Menurut teori “dwipraja” dari Donner, bahwa
“administrasi negara dalam menjalankan
pemerintahan, dilakukan dalam dua bidang yang
berbeda” adalah :
a) Tugas politik, yaitu bidang yang menentukan
tujuan negara;
b) Tugas eksekutif, yaitu bidang yang menjalankan
tugas yang telah digariskan dalam tujuan negara.
• Administrasi negara yang diwujudkan dalam
berbagai perbuatan, harus berdasarkan
peraturan, yaitu HAN agar tidak menjurus kepada
perbuatan-perbuatan yang sewenang-wenang.
F. Bentuk-bentuk Perbuatan Pemerintahan
• Ada dua macam pengertian pemerintahan
yaitu :
1. Pemerintahan dalam arti luas, yaitu
pemerintahan yang meliputi empat
kekuasaan dalam negara yakni eksekutif,
legislatif, yudikatif dan Evaluatif (teori Trias
Politika dari Montesquieu).
2. Pemerintah dalam arti sempit, yaitu
pemerintah yang hanya diselenggarakan oleh
eksekutif saja, yang biasa disebut
“administrasi negara”.
• Perbuatan Pemerintahan meliputi :
1. Perbuatan hukum, mencakup perbuatan
hukum privat dan perbuatan hukum publik
(perbuatan hukum bersegi satu dan bersegi
dua).
Perbuatan hukum bersegi satu, misalnya
pengangkatan PNS; Perbuatan hukum bersegi
dua, misalnya mengadakan perjanjian (kontrak)
pembuatan jembatan dengan pihak swasta.
2. Perbuatan bukan perbuatan hukum atau
Konpensi administrasi negara
G. Ketetapan
• Istilah ketetapan dalam bahasa Belanda di sebut “beschikking” yang
mengandung arti adalah “suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh badan atau Pejabat TUN yang berdasarkan
perbuatan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat
konkrit, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum
perdata (Pasal 1 angka 3 UU No. 9 Tahun 2004)”
• Unsur-unsur ketetapan (beschikking) dalam definisi tersebut, yaitu :
1. Penetapan tertulis;
2. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN;
3. Didasarkan pada peraturan perundang-undangan;
4. Bersifat Konkrit, individual dan final;
5. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata.
• Ketetapan yang tidak memenuhi unsur-unsur tersebut tidak sah
atau batal
• Sifat Keputusan/Ketetapan Administratif
(Beschikking) adalah :
• Konkrit adalah karena hanya dikelurkan dan
menyangkut satu peristiwa hukum tertentu
saja, sehingga tidak mungkin untuk
dipergunakan sebagai landasan
bertindak/berbuat bagi suatu peristiwa hukum
yang lain.
• Contoh : Surat Keputusan IMB Rumah Tinggal,
tentu tidak dapat dipergunakan ijin
mendirikan banguan supermarket.
• Individual adalah surat keputusan tersebut hanya
ditujukan kepada satu subjek hukum tertentu, baik
itu orang atau badan hukum. Hal ini berarti
keputusan tersebut tidak dapat dipergunakan oleh
subjek hukum lain, selain yang terkena Surat
Keputusan yang dimaksud. Surat keputusan tidak
dapat dipindah tangankan.
• Final mengandung arti bahwa Surat Keputusan
tersebut menimbulkan satu akibat hukum bagi
subjek hukum yang terkena. Oleh sebab itulah satu
akibat hukum tersebut tidak akan mengenai subjek
hukum lain, diluar yang sudah ditegasakn dalam
surat keputusan tersebut.
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah yang
menyatakan :
• Produk hukum yang bersifat pengaturan ‘regeling’ di
daerah sebagaimana dimaksud meliputi :
1. Peraturan Daerah atau sebutan lainnya;
2. Peraturan Kepala Daerah; dan
3. Peraturan bersama kepala daerah.
• Produk hukum daerah yang bersifat penetapan
‘Beschikking’ sebagaimana di maksud dalam meliputi :
1. Keputusan Kepala Daerah; dan
2. Intruksi Kepala Daerah.
• Sifat pemberlakuan norma hukum meliputi :
• Einmalig, yakni norma hukum yang berlaku
sekali saja dan sifatnya hanya menetapkan,
sehingga dengan adanya penetapan itu norma
hukum tersebut selesai. Inilah yang disebut
Keputusan/Ketetapan Administrasi Negara;
• Dauerhafting, yakni norma hukum yang
berlaku terus menerus dalam jangka waktu
yang tidak terbatas, sampai dicabut atau
diganti yang baru. Inilah yang disebut sebagai
Peraturan Perundang-undangan.
SIFAT BERLAKUNYA NORMA HUKUM

Dauerhaftig : Norma hukum


Einmalig : Norma hukum yang yang berlaku terus menerus.
berlaku sekali saja. Sifatnya Berlaku dalam jangka waktu
hanya menetapkan saja tidak terbatas, sampai dicabut
atau diganti dengan yang baru

Keputusan/Ketetapan
Perturan Perundang-
Administrasi Negra
undangan (Regeling)
(Beschikking )

Konkrit, Individual dan Final Umum dan Abstark


• Macam-macam ketetapan
1. Ketetapan Positif adalah ketetapan yang
menimbulkan hak dan kewajiban
(menimbulkan keadaan hukum baru);
2. Ketetapan Negatif adalah ketetapan yang
tidak menimbulkan keadaan hukum baru;
3. Ketetapan Deklaratoir adalah ketetapan yang
menyatakan bahwa seseorang dapat diberi
hak sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan secara otomatis;
4. Ketetapan Konstitutif adalah ketetapan yang
menimbulkan akibat hukum.
H. Peradilan Administrasi Negara
• Peradilan administrasi negara adalah “badan yang
mengatur cara-cara penyelesaian persengketaan
internal administrasi negara dan persengketaan
eksternal administrasi negara”.
• Tujuan diadakannya Peradilan Administrasi Neagra
atau Peradilan Tata Usaha Negara adalah :
1. Untuk melindungi pihak-pihak yang dirugikan akibat
adanya kesalahan aparat administrasi negara
maupun kesalahan atau pelanggaran hukum yang
dilakukan oleh warga masyarakat;
2. Akibat adanya putusan administrasi negara yang
merugikan pihak yang dikenai putusan tersebut.
• Soal-soal
1. Berikan definisi Hukum Administrasi Negara (HAN) menurut
Van Apeldoorn dan Djokosutomo ?
2. Sebutkan sumber-sumber hukum formal administrasi negara
?
3. Mengapa HAN belum di kodifikasikan, jelaskan faktor-faktor
yang menyebabkannya?
4. Jelaskan perbedaan HAN dengan HTN ?
5. Jelaskan hubungan HAN dengan HTN ?
6. Apakah yang dimaksud dengan ketetapan (beschikking) ?
7. Sebutkan unsur-unsur ketetapan ?
8. Sebutkan macam-macam ketetapan ?
9. Jelaskan pengertian peradilan administrasi negara dan
jelaskan tujuan diadakannya peradilan administrasi negara ?

Anda mungkin juga menyukai