Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ratna Suminar

NPM : 7420118166
No. Absen : 29
Mata Kuliah : Hukum Arbitrase dan ADR
SKS :2
Dosen :Prof. Dr. Ahmad Hunaeni Zulkarnen, S.H., M.H.

Pihak ketiga dapat intervensi dalam sengketa yang selesaikan oleh arbitrase dengan syarat
antara lain para pihak yang bersengketa di Arbitrase tsb menyetujuinya.
Pertanyaan:
Upaya hukum apa yang harus dilakukan oleh pihak ketiga apabila para pihak yang
bersengketa di Arbitrase tidak menyetujui pihak ketiga untuk bergabung dipersengketaan
mereka?

Jawaban:
“Pemeriksaan sengketa oleh Arbiter atau Majelis Arbitrase dilakukan secara
tertutup sehingga hanya dapat diketahui oleh Arbiter dan Para Pihak yang
Bersengketa Saja. Namun Pihak Ketiga Dapat Mengajukan Intervensi dengan
Ketentuan yang Diatur Dalam Undang-Undang”.

Pada dasarnya perjanjian hanya mengikat kepada pihak yang membuat perjanjian
tersebut. Demikian pula apabila terjadi sengketa maka hanya melibatkan pihak dalam
perjanjian saja. Perjanjian pada prinsipnya menganut asas privity of contract sebagaimana
telah diatur dalam Pasal 1340 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) bahwa
suatu perjanjian hanya berlaku antara para pihak yang membuatnya:
“Persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya. Persetujuan
tidak dapat merugikan pihak ketiga. Persetujuan tidak dapat memberi
keuntungan kepada pihak ketiga selain dalam hal yang ditentukan dalam pasal
1317”.
Pihak ketiga dalam suatu perjanjian memiliki peluang untuk mengajukan intervensi
dalam proses persidangan. Dengan mengajukan intervensi pihak ketiga dapat ikut dalam
proses penyelesaian perkara atas alasan ada kepentingannya yang terganggu. Dapat diartikan
intervensi diajukan oleh karena pihak ketiga yang merasa bahwa barang miliknya
disengketakan/diperebutkan oleh Pihak yang bersengketa.
Atas dasar tersebut pihak yang tidak terlibat langsung dalam perjanjian dapat ikut
serta mengikuti hingga menyelesaikan sengketa yang terjadi. Pertanyaan timbul bagaimana
dengan sengketa pada lembaga arbitrase yang sifatnya confidential (rahasia). Prinsip
confidential atau rahasia meliputi segala hal yang berkenaan dengan subjek, objek, prosedur
hingga putusan dalam berperkara di lembaga arbitrase. Jika ada pihak ketiga masuk dalam
sengketa dengan mengajukan intervensi maka prinsip confidential dalam arbitrase menjadi
dapat diketahui pihak lain yang mengajukan intervensi dalam proses persidangan di lembaga
arbitrase.
Ada beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (UU Arbitrase) sehingga pihak ketiga dapat
masuk dan mengikuti berjalannya persidangan di lembaga arbitrase. Ketentuan tersebut
semata untuk menjaga prinsip kerahasiaan dalam proses berperkara di lembaga arbitrase.

Pihak Ketiga dalam Proses Penyelesaian Sengketa di Lembaga Arbitrase


Pasal 27 UU Arbitrase mengatur bahwa semua pemeriksaan sengketa oleh Arbiter
atau Majelis Arbitrase dilakukan secara tertutup. Dengan demikian apabila Pihak Ketiga
ingin masuk dalam sengketa Arbitrase yang sedang berlangsung tidak seperti pengajuan
intervensi pada penyelesaian sengketa perdata di Pengadilan Negeri. Dalam Pasal 30 UU
Arbitrase diatur:
“Pihak ketiga di luar perjanjian arbitrase dapat turut serta dan menggabungkan
diri dalam proses penyelesaian sengketa melalui arbitrase, apabila terdapat
unsur kepentingan yang terkait dan keturutsertaannya disepakati oleh para pihak
yang bersengketa serta disetujui oleh arbiter atau majelis arbitrase yang
memeriksa sengketa yang bersangkutan”.

Persyaratan agar pihak ketiga di luar perjanjian arbitrase dapat turut serta dan
menggabungkan diri dalam proses penyelesaian sengketa melalui arbitrase tersebut, haruslah
memiliki kepentingan yang terkait dan disepakati oleh para pihak yang bersengketa serta
disetujui oleh Arbiter atau Majelis Arbitrase yang memeriksa sengketa yang bersangkutan.
Unsur disepakati oleh para pihak dan disetujui oleh Arbiter dalam mengajukan Intervensi
sebagai Pihak ketiga bersifat kumulatif. Sehingga apabila tiga unsur tersebut tidak terpenuhi
maka pihak ketiga tidak dapat masuk sebagai pihak intervensi dalam penyelesaian sengketa
di lembaga arbitrase.

Anda mungkin juga menyukai