Disusun Oleh :
2019
A. Kasus Posisi
Seorang Bernama MARTHA SITORUS melakukan Gadai RaNTE Tura
mancur, Gelang kaku model Gelombang , Cincin Elisabeth Mata Berlian
Seharga atau setara dengan nilai Rp.20.000.000 Bahwa kredit gadai yang
disalurkan oleh Perum Pegadaian adalah pemberian pinjaman (kredit)
dalam jangka waktu tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dan
persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Nasabah
menyelesaikan pinjamannya kepada perusahaan (Pegadaian) sebagai
pemberi pinjaman (Kreditur}, dengan cara mengembalikan uang pinjaman
dan membayar sewa modalnya berdasarkan ketentuan yang berlaku
Jatuh Tempo Dari Pihak PEGADAIAN untuk Melunasi KREDIT yang digadai
Sudah habis pada tanggal 06 Agustus 2009 sehingga akan dilakukan
Pelelangan Oleh Pihak PEGADAIAN , Sebelum itu pihak PEGADAIAN telah
memberikan pemberitahuan kepada Pihak MARTHA SITORUS dengan
berupa surat Pemberitahuan Pembayaran, Namun Pihak MARTHA
SITORUS tidak menanggapi di lelang oleh pihak PEGADAIAN pada tanggal
06 Agustus 2009 Namun Pihak MARTHA SITORUS tidak datang untuk
melunasi kredit atau memperpanjang,jangka waktu kredit, maka dengan
itikad baik Pemohon keberatan melakukan penundaan lelang sehingga
lelang dilaksanakan tanggal 6 Agustus 2009 agar Termohon Keberatan
masih dapat melunasi atau memperpanjang jangka waktu kredit.
B. Uraian Kasus
MARTHA SITORUS melakukan Gadai RaNTE Tura mancur, Gelang kaku
model Gelombang , Cincin Elisabeth Mata Berlian Seharga atau setara
dengan nilai Rp.20.000.000 Bahwa kredit gadai yang disalurkan oleh Perum
Pegadaian adalah pemberian pinjaman (kredit) dalam jangka waktu
tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dan persyaratan tertentu
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Nasabah menyelesaikan
pinjamannya kepada perusahaan (Pegadaian) sebagai pemberi pinjaman
(Kreditur}, dengan cara mengembalikan uang pinjaman dan membayar
sewa modalnya berdasarkan ketentuan yang berlaku, Bahwa Kredit
Gadai Termohon Keberatan dengan Surat Bukti Kredit Nomor 03763 dan
Nomor 03765 jatuh lelang pada tanggal 20 Juli 2009 sebagaimana
tercantum dan telah diberitahukan pada Surat Bukti Kredit (SBK)
dengan nomor tersebut namun sampai dengan tanggal jatuh lelang 20
Juli 2009, Termohon Keberatan tidak datang untuk melunasi kredit atau
memperpanjang,jangka waktu kredit, maka dengan itikad baik Pemohon
keberatan melakukan penundaan lelang sehingga lelang dilaksanakan
tanggal 6 Agustus 2009 agar
DALAM EKSESPI
1. PEGADAIAN : PENGGUGAT
Bertempat di jalan Pegadaian no.112 Kota Medan
2. MARTHA SITORUS : TERGUGAT
Bertempat Tinggal di jalan Matahari 1 no.140 blok 5 kelurahan
Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan
D. Identifikasi Masalah
1. Hukum Perdata
Syarat sah perjanjian ada 4 (empat) terdiri dari syarat subyektif dan
syarat objektif, diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu Syarat
Subyektif (menyangkut para pembuatnya). Tidak dipenuhinya syarat
dibawah ini, mengakibatkan perjanjian dapat dibatalkan (voidable).
3. Asas konsensualisme
Perjanjian harus didasarkan pada konsensus atau kesepakatan
dari pihak-pihak yang membuat perjanjian. Dengan asas
konsensualisme, perjanjian dikatakan telah lahir jika ada kata
sepakat atau persesuaian kehendak di antara pihak mengenai hal-
hal yang pokok dan tidak memerlukan sesuatu formalitas.[7]
Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPdt
yang berbunyi: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad
baik.” Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak
kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun
kemauan baik dari para pihak. Asas itikad baik terbagi menjadi
dua macam, yakni itikad baik nisbi (relative) dan itikad baik
mutlak.
g. Bagian-Bagian Persetujuan
1) Bagian essentialia Bagian yang harus ada dalam
persetujuan, di mana tanpa bagian itu persetujuan tidak
mungkin ada.
2) Naturalia Bagian yang undang-undang ditentukan sebagai
bagian yang bersifat mengatur
3) Accidentalia Bagian yang oleh para pihak ditambahkan
dalam persetujuan, di mana undang-undang tidak
mengaturnya.
3. Hukum Jaminan
Berdasarkan Keputusan Seminar Hukum Jaminan di
Joyakarta tahun 1978, yang dinamakan jaminan adalah
terpenuhinya kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang
timbul dari suatu perikatan umum
a. Pengelompokan Jaminan
1. Jaminan Umum
Diatur dalam Pasal 1131 dan pasal 1132 KUH Perdata
2. Jaminan Khusus
a. Jaminan Perorangan (Persoonlijk Zakerheid)
1).Borgtocht (Pasal 1820 KUH perdata)
yaitu Perjanjian dnegan mana pihak ketiga, guna kepentingan
siberutang mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si
berutang manakala orang itu sendiri tidak memenuhi
perikatannya.
2).Bank garansi yaitu suatu jenis penangunggan di mana yang
bertindak sebagai penanggung adalah bank (bank
Umum) yang diwajibkan untuk menanggung pelaksanaan
pekerjaan tertentu atau pembayaran tertentu kepada
kreditur.
b. Jaminan Kebendaan (Zakelijk Zakerheid)
1).Jaminan Benda Bergerak
a).Gadai
b). Fiduciaire Eigendoms Overdracht (FEO)
2).Jaminan Benda Tetap
Hipotek / Hak Tanggungan Atas Tanah dan Benda-benda Lain
yang Berkaitan dengan Tanah.
b. Pengertian Fiducia
Pasal 1 ayat (1) UU No. 42 Tahun 1999, Fiducia adalah
pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas
dasar kepercayaan dengan ketentuan benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan
pemilik barang.
Pasal 1 ayat (2) UU No. 42 Tahun 1999, Jaminan fiducia adalah
jamina atas bendan bergerak baik yang berwujud maupun
yang tidka berwujud dna tidak bergerak khususnya bangunan
yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana
dimaksud dalam UU No. 4 Tahun 1996 tentang hak tanggunga
yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fiducia, sebagai
agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada penerima fiducia
terhadap kreditur lainnya
http://mudrikahas.blogspot.com/2016/04/rangkuman-mata-
kuliah-hukum-perbankan.html?m=1
http://www.sindikat.co.id/blog/syarat-sahnya-perjanjian
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Sehingga kami dapat menyusun Jurnal Ini. Dengan
menyelesaikan Jurnal ini semoga dapat berguna bagi para pembaca, serta teman- teman
sekalian. Hukum perdata indonesia merupakan hukum perdata milik bangsa indonesia yang
berinduk pada Kitab Undang –Undang Hukum Perdata (KUHP) atau Burgerlijk Wetboek
(BW). Sedangkan ketentuan KUHP itu sudah dicabut dan diganti dengan undang –undang
Indonesia , sedangkan sebagian lainnya masih berlaku , walaupun ada anggapan bahwa
keberlakunay itu tidak secara mutlak . Hal ini disebabkan karena KUHP sekarang dianggap
tidak lebih dari himpunan peraturan hukum tidak tertulis . Dengan demikian semoga makalah
ini dapat berguna bagi para mahasiswa dalam kelancaran proses belajarnya.