Anda di halaman 1dari 17

TUGAS ANALISIS KASUS HUKUM PERIKATAN

TENTANG WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT

(STUDI KASUS PUTUSAN NO.310/ Pdt.G/2011/PN.Mdn)

Disusun Oleh :

Arhamnee Sitti Aulia NPM 7420118031

Elma Novianti NPM 7420118063

Fajar Taufik Akbar NPM 7420118073

Muhammad Sadili NPM 7420118136

Mochamad Ilham Eka P NPM 7420118128

Mahasiswa Tingkat III

Program S1 Fakultas Hukum

UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR

2019
A. Kasus Posisi
Seorang Bernama MARTHA SITORUS melakukan Gadai RaNTE Tura
mancur, Gelang kaku model Gelombang , Cincin Elisabeth Mata Berlian
Seharga atau setara dengan nilai Rp.20.000.000 Bahwa kredit gadai yang
disalurkan oleh Perum Pegadaian adalah pemberian pinjaman (kredit)
dalam jangka waktu tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dan
persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Nasabah
menyelesaikan pinjamannya kepada perusahaan (Pegadaian) sebagai
pemberi pinjaman (Kreditur}, dengan cara mengembalikan uang pinjaman
dan membayar sewa modalnya berdasarkan ketentuan yang berlaku

Jatuh Tempo Dari Pihak PEGADAIAN untuk Melunasi KREDIT yang digadai
Sudah habis pada tanggal 06 Agustus 2009 sehingga akan dilakukan
Pelelangan Oleh Pihak PEGADAIAN , Sebelum itu pihak PEGADAIAN telah
memberikan pemberitahuan kepada Pihak MARTHA SITORUS dengan
berupa surat Pemberitahuan Pembayaran, Namun Pihak MARTHA
SITORUS tidak menanggapi di lelang oleh pihak PEGADAIAN pada tanggal
06 Agustus 2009 Namun Pihak MARTHA SITORUS tidak datang untuk
melunasi kredit atau memperpanjang,jangka waktu kredit, maka dengan
itikad baik Pemohon keberatan melakukan penundaan lelang sehingga
lelang dilaksanakan tanggal 6 Agustus 2009 agar Termohon Keberatan
masih dapat melunasi atau memperpanjang jangka waktu kredit.

B. Uraian Kasus
MARTHA SITORUS melakukan Gadai RaNTE Tura mancur, Gelang kaku
model Gelombang , Cincin Elisabeth Mata Berlian Seharga atau setara
dengan nilai Rp.20.000.000 Bahwa kredit gadai yang disalurkan oleh Perum
Pegadaian adalah pemberian pinjaman (kredit) dalam jangka waktu
tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dan persyaratan tertentu
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Nasabah menyelesaikan
pinjamannya kepada perusahaan (Pegadaian) sebagai pemberi pinjaman
(Kreditur}, dengan cara mengembalikan uang pinjaman dan membayar
sewa modalnya berdasarkan ketentuan yang berlaku, Bahwa Kredit
Gadai Termohon Keberatan dengan Surat Bukti Kredit Nomor 03763 dan
Nomor 03765 jatuh lelang pada tanggal 20 Juli 2009 sebagaimana
tercantum dan telah diberitahukan pada Surat Bukti Kredit (SBK)
dengan nomor tersebut namun sampai dengan tanggal jatuh lelang 20
Juli 2009, Termohon Keberatan tidak datang untuk melunasi kredit atau
memperpanjang,jangka waktu kredit, maka dengan itikad baik Pemohon
keberatan melakukan penundaan lelang sehingga lelang dilaksanakan
tanggal 6 Agustus 2009 agar

Pada Tanggal 06 Agustus 2009 Termohon Keberatan masih dapat


melunasi atau memperpanjang jangka waktu kredit, Bahwa sejak
penundaan lelang tanggal 20 Juli 2009 sampai dengan tanggal jatuh
lelang 06 Agutus 2009, Pelaku Usaha berusaha melakukan
pemberitahuan lelang melalui telepon dan surat, Bahwa sampai dengan
tanggal jatuh lelang 06 Agustus 2009,

 GUGATAN KURANG PIHAK ( erorr in persona ) Termohon Keberatan


masih tidak datang untuk melunasi kredit atau memperpanjang
jangka waktu kredit. Dengan itikad baik untuk tetap menjaga
hubungan baik dengan Termohon Keberatan, Pemohon Keberatan
menunda pelaksanaan lelang tanggal 06 Agustus 2009 untuk
memberikan tenggang waktu kepada Termohon Keberatan yang
masih lalai terhadap kreditnya yang telah jatuh lelang agar masih
dapat melunasi kredit atau memperpanjang jangka waktu kredit,
sehingga lelang dilaksanakan tanggal 28 Agustus 2009,

Bahwa sampai dengan tanggal jatuh lelang 28 Agustus 2009, Termohon


Keberatan masih tidak datang juga untuk melunasi kredit atau
memperpanjang jangka waktu kredit, sehingga Pemohon Keberatan dengan
terpaksa melaksanakan lelang terhadap barang jaminan kredit Termohon
Keberatan pada tanggal 28 Agustus 2009, Bahwa Pemohon Keberatan
dengan tegas membantah pemyataan tentang fakta dan hukum pada
Putusan BPSK No. 7/PEN/BPSK-MDN/2011 yang menyatakan Pemohon
Keberatan mempunyai itikad tidak baik dalam melakukan kegiatan
usahanya yaitu tidak memberikan informasi yang jelas dan jujur
sebagaimana Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, tetapi sebaliknya Termohon Keberatan yang tidak
beritikad baik untuk melunasi kredit atau memperpanjang jangka waktu
kredit bahkan setelah Pemohon Keberatan memberitahukan mengenai
pelaksanaan lelang dan menunda pelaksanaan lelang sampai dengan
memberikan tenggang waktu yang cukup untuk mencegah pelaksanaan
lelang, Bahwa Pemohon Keberatan dengan tegas membantah telah
mengirimkan surat pemberitahuan lelang yang diterima Termohon
Keberatan tanggal 15 September 2009 karena Pemohon Keberatan hanya
mengirimkan surat pemberitahuan lelang tanggal 23 Juli 2009 yang
menyatakan akan dilaksanakan lelang terhadap barang jaminan dengan
Surat Bukti Kredit Nomor 03763 dan Nomor 03765 pada tanggal 06
Agustus 2009, ke alamat tempat tinggal Termohon Keberatan dan
diterima oleh Sdri. Jenny pada tanggal 24 Juli 2009, Bahwa Pemohon
dengan tegas membantah pernyataan tentang fakta dan hukum pada
Putusan BPSK No. 7/PEN/BPSK-MDN/2011 yang menyatakan Poin
Ketujuh Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Barang Bergerak yang isinya
bahwa "Hasil penjualan lelang barang jaminan setelah dikurangi uang
pinjaman, sewa modal, dan bea lelang, merupakan kelebihan yang menjadi
hak nasabah. Jangka waktu pengembalian uang kelebihan lelang selama
satu tahun sejak tanggal lelang. Jika hasil penjualan lelang barang jaminan
tidak mencukupi maka nasabah wajib membayar kekurangan tersebut",
adalah telah melanggar Pasal 18 ayat (1) huruf (f) Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Penetapan jangka waktu
satu tahun pengembalian uang kelebihan lelang dan daluwarsa
pengambilan uang kelebihan lelang bukan ketentuan sepihak atau klausula
baku yang ditetapkan oleh Pemohon Keberatan melainkan berdasarkan
ketentuan Pasal 21 ayat (4) Pandhuis Reglement (Aturan Oasar
Pegadaian) Staadsblad No. 81 Tahun 1928 yang merupakan dasar
hukum terbentuknya PP No. 103 tahun 2000 tentang Perum Pegadaian

DALAM EKSESPI

- Menolak Eksepsi dari Termohon Keberatan

DALAM POKOK PERKARA

-Menolak Permohonan dari Pemohon Keberatan

-Menghukum Pemohon Keberatan untuk membayar biaya perkara yang


hingga saat ini ditetapkan sebesar Rp.121.000,- (seratus duapuluh satu
ribu rupiah).

C.Pihak Pihak Terkait

Pihak Yang Bersesilih

1. PEGADAIAN : PENGGUGAT
Bertempat di jalan Pegadaian no.112 Kota Medan
2. MARTHA SITORUS : TERGUGAT
Bertempat Tinggal di jalan Matahari 1 no.140 blok 5 kelurahan
Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

Pihak Yang Terkait


1. RENDHI PRABOWO,SH : KUASA HUKUM PENGGUGAT
2. SYAFRIL HAKIM,SH : KUASA HUKUM PENGGUGAT
3. Ny.MARLIANIS,SH.MH : HAKIM KETUA
4. ET.PASARIBU,SH.MH : HAKIM ANGGOTA
5. WAHIDIN,SH.Mhum : HAKIM ANGGOTA
6. LEONARDUS SINAGA,SH : PANITERA PENGGATI

D. Identifikasi Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan prestasi?

2. Apa yang dimaksud dengan wanprestasi?

3. Apa saja yang menjadi sebab dan akibat dari wanprestasi?

4. Seperti apa sanksi dan ganti rugi terhadap wanprestasi?

E. Bidang-bidang hukum yang memiliki keterkaitan yang sama

1. Hukum Perdata

Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak dan


kepentingan antar individu dalam masyarakat.

Penggugat Tidak Cakap Hukum. Terkait dengan hal ini


mengacu pada pasal 1330 KUHPerdata.

Syarat sah perjanjian ada 4 (empat) terdiri dari syarat subyektif dan
syarat objektif, diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu Syarat
Subyektif (menyangkut para pembuatnya). Tidak dipenuhinya syarat
dibawah ini, mengakibatkan perjanjian dapat dibatalkan (voidable).

Sepakat (Pasal 1321 - 1328 KUHPerdata)

a. Asas-asas dan Pasal dalam Hukum Perdata:


1. Asas Kebebasan Berkontrak
Dengan asas kebebasan berkontrak orang dapat menciptakan
perjanjian-perjanjian baru menyimpang dari apa yang tidak diatur
oleh undang-undang, tetapi tidak boleh bertentangan dengan apa
yang dilarang oleh undang-undang. Misal dalam suatu hukum
perseroan terbatas, dalam undang-undang disebutkan bahwa
direksi berhak mewakili perseroan (contoh dengan demikian
semua direktur berhak tanda tangan rekening bank PT), tetapi
dalam anggaran dasar boleh menetapkan hanya direktur utama
saja yang berhak tanda tangan rekening bank PT.

Asas ini bersifat universal, yang artinya dapat diterapkan di negara


lain dan memiliki ruang lingkup yang sama. Pasal 1338 ayat (1)
KUHPerdata mengakui asas kebebasan berkontrak dengan
menyatakan, bahwa semua perjanjian yang dimuat secara sah
mengikat para pihak sebagai undang-undang
2. Asas Pacta Sun Servanda
Bahwa “setiap perjanjian menjadi hukum yang mengikat bagi para
pihak yang melakukan perjanjian. Asas ini menjadi dasar hukum
Internasional karena termaktub dalam pasal 26 Konvensi Wina
1969 yang menyatakan bahwa “every treaty in force is binding
upon the parties to it and must be performed by them in good
faith” (setiap perjanjian mengikat para pihak dan harus
dilaksanakan dengan itikad baik.[6]

3. Asas konsensualisme
Perjanjian harus didasarkan pada konsensus atau kesepakatan
dari pihak-pihak yang membuat perjanjian. Dengan asas
konsensualisme, perjanjian dikatakan telah lahir jika ada kata
sepakat atau persesuaian kehendak di antara pihak mengenai hal-
hal yang pokok dan tidak memerlukan sesuatu formalitas.[7]

Berdasarkan asas konsensualisme itu, dianut paham bahwa


sumber kewajiban kontraktual adalah bertemunya kehendak
(convergence of wills) atau konsensus para pihak yang membuat
kontrak.[8]
a. Ruang lingkup hukum perikatan
1.Prestasi :
Sesuatu yang wajib dipenuhi debitur dalam setiap perikatan
Pasal 1234 BW, Prestasi dapat berupa :
1. Memberi Sesuatu
2. Berbuat Sesuatu
3. Tidak Berbuat Sesuatu
2.Wanprestasi :
Pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat waktunya atau
dilakukan tidak menurut selayaknya.
Ada 3 bentuk wanprestasi :
1. Tidak memenuhi prestasi sama sekali
2. Terlambat memenuhi prestasi
3. Pemenuhan prestasi secara tidak layak.
Sesuai Pasal 1267 KUH Perdata, Tuntutan Kreditur Terhadap
Debitur yang Wanprstasi, yaitu :
1. Pemenuhan perikatan
2. Pemenuhan perikatan dengan ganti rugi
3. Ganti kerugian
4. Pembatalan perjanjian timbal balik
5. Pembatalan perjanjian timbal balik dengan ganti kerugian
3. Ganti Rugi (Pasal 1243 -1252 KUH Pdt)
Pengertian :Sanksi yang dibebankan kepada debitur yang tidak
memenuhi prestasi dalam suatu perikatan untuk memberikan
penggantian biaya, rugi dan bunga.
Bentuk Ganti Rugi :
Ganti rugi yg dapat dituntut hanya ganti rugi berupa sejumlah
uang (Arrest Hoge Raad tgl 22 Januari 1925) tentang jual
beli permata.
Besarnya Ganti Rugi :
1. Ditentukan para pihak dalam perjanjian (Psl. 1249)
2. Menurut Undang-undang
Beban Pembuktian Tuntutan Ganti Rugi :
Seorang kreditur yang mengajukan tuntutan ganti rugi karena
wanprestasi, maka ialah yang harus membuktikan adanya
wanprestasi dan kerugian yang dideritanya.
Hal-hal yang harus dibuktikan oleh kreditur :
1. Besarnya kerugian yang dialami
3. Faktor penyebab kerugian adalah wanprestasi bukan karena
overmacht.
4. Keadaan Memaksa (Overmacht / Fource Majeure)
Pengertian : Suatu keadaan yang terjadi setelah dibuatnya
perikatan yang menghalagi debitur untuk memenuhi
prestasinya, di mana debitur tidak dapat dipersalahkan dan
tidak harus menanngung risiko, serta tidak dapat menduga
pada waktu persetujuan tersebut dibuat.Kesemuanya itu terjadi
sebelum debitur lalai untuk memenuhi prestasinya pada saat
timbulnya keadaan tersebut.
5. Risiko
Kewajiban untuk memikul kerugian yang disebabkan
oleh suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak.

Ketentuan yang berkaitan dengan risiko :


1. Perjanjian sepihak (Psl. 1237 BW)
2. Perjanjian jual beli (Psl. 1460, 1461, 1462 BW)
3. Perjanjian dengan syarat tangguh (Psl. 1264 BW)
4. Perjanjian sewa menyewa (Psl. 1553 BW)
b. Asas-asas,dan pasal dalam Hukum Perikatan

1) Asas kebebasan berkontrak

Asas ini mengandung pengertian bahwa setiap orang dapat


mengadakan perjanjian apapun juga, baik yang telah diatur
dalam undang-undang, maupun yang belum diatur dalam
undang-undang (lihat Pasal 1338 KUHPdt).
Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan
Pasal 1338 ayat (1) KUHPdt, yang berbunyi: “Semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.”

Asas ini merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan


kepada para pihak untuk:
1. Membuat atau tidak membuat perjanjian;
2. Mengadakan perjanjian dengan siapa pun;
3. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan
persyaratannya;
4. Menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau
lisan.
2) Asas Konsesualisme

Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat


(1) KUHPdt. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu
syarat sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan
antara kedua belah pihak. Asas ini merupakan asas yang
menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan
secara formal, melainkan cukup dengan adanya kesepakatan
kedua belah pihak. Kesepakatan adalah persesuaian antara
kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.

3) Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta


sunt servanda merupakan asas yang berhubungan dengan
akibat perjanjian. Asas pacta sunt servanda merupakan asas
bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi
kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya
sebuah undang-undang. Mereka tidak boleh melakukan
intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para
pihak. Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam
Pasal 1338 ayat (1) KUHPdt.

4) Asas Itikad Baik (Good Faith)

Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPdt
yang berbunyi: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad
baik.” Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak
kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun
kemauan baik dari para pihak. Asas itikad baik terbagi menjadi
dua macam, yakni itikad baik nisbi (relative) dan itikad baik
mutlak.

5) Asas Kepribadian (Personality)

Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa


seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak
hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat
dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPdt.

c. Subjek Perikatan (para pihak yang terlibat dalam


perikatan) ,yaitu :
1) Debitur = Berkewajiban lakukan prestasi
2) Kreditur = Berhak atas prestasi

c. Objek perikatan / prestasi menurut Pasal 1234 KUH Perdata,


prestasi berupa :
1. Memberi sesuatu
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu

Objek perikatan / prestasi harus memenuhi syarat-syarat


sebagai berikut :
1) Harus diperkenankan
2) Harus tertentu/ dapat ditentukan
3) Harus mungkin dilakukan menurut ukuran manusia
a. Ketidakmungkinan subjektif
b. Ketidakmungkinan objektif
d. SHULUD dan HAFTUNG
1) Debitur
a) SCHULDE : Kewajiban debitur untuk memenuhi prestasi
atau utang kepada kreditur
b) HAFTUNG : Kewajiban debitur untuk menjamin
pemenuhan prestasi dengan seluruh harta kekayaannya (Ps.
1131 BW)
2) Kreditur
e. SUMBER-SUMBER PERIKATAN
Pasal 1233 BW Sumber Perikatan
1) PERJANJIAN PS. 1313 BW
2) UNDANG-UNDANG PS. 1352 BW
I. Undang-Undang Saja
II. Undang-Undang Karena Perbuatan Manusia
PS. 1353 BW
a) Perbuatan yg melawan hokum
• “Onrechtmatigedaad Ps. 1365”.
b) Perbuatan yg sesuai dgn hukum
• Zaakwaarneming Ps. 1354
• Onvershuldidge betaling Ps. 1359

f. Perikatan yang terjadi karena persetujuan


Menurut Pasal 1313 KUH Perdata,
Persetujuan : Suatu perbuatan hukum di mana satu orang atau
lebih saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih

g. Bagian-Bagian Persetujuan
1) Bagian essentialia Bagian yang harus ada dalam
persetujuan, di mana tanpa bagian itu persetujuan tidak
mungkin ada.
2) Naturalia Bagian yang undang-undang ditentukan sebagai
bagian yang bersifat mengatur
3) Accidentalia Bagian yang oleh para pihak ditambahkan
dalam persetujuan, di mana undang-undang tidak
mengaturnya.

h. Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian (Psl. 1320 KUH Perdata )


1.Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
2.Cakap untuk membuat perjanjian
3.Mengenai suatu hal tertentu
4.Suatu sebab yang halal

3. Hukum Jaminan
Berdasarkan Keputusan Seminar Hukum Jaminan di
Joyakarta tahun 1978, yang dinamakan jaminan adalah
terpenuhinya kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang
timbul dari suatu perikatan umum
a. Pengelompokan Jaminan
1. Jaminan Umum
Diatur dalam Pasal 1131 dan pasal 1132 KUH Perdata
2. Jaminan Khusus
a. Jaminan Perorangan (Persoonlijk Zakerheid)
1).Borgtocht (Pasal 1820 KUH perdata)
yaitu Perjanjian dnegan mana pihak ketiga, guna kepentingan
siberutang mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si
berutang manakala orang itu sendiri tidak memenuhi
perikatannya.
2).Bank garansi yaitu suatu jenis penangunggan di mana yang
bertindak sebagai penanggung adalah bank (bank
Umum) yang diwajibkan untuk menanggung pelaksanaan
pekerjaan tertentu atau pembayaran tertentu kepada
kreditur.
b. Jaminan Kebendaan (Zakelijk Zakerheid)
1).Jaminan Benda Bergerak
a).Gadai
b). Fiduciaire Eigendoms Overdracht (FEO)
2).Jaminan Benda Tetap
Hipotek / Hak Tanggungan Atas Tanah dan Benda-benda Lain
yang Berkaitan dengan Tanah.
b. Pengertian Fiducia
Pasal 1 ayat (1) UU No. 42 Tahun 1999, Fiducia adalah
pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas
dasar kepercayaan dengan ketentuan benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan
pemilik barang.
Pasal 1 ayat (2) UU No. 42 Tahun 1999, Jaminan fiducia adalah
jamina atas bendan bergerak baik yang berwujud maupun
yang tidka berwujud dna tidak bergerak khususnya bangunan
yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana
dimaksud dalam UU No. 4 Tahun 1996 tentang hak tanggunga
yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fiducia, sebagai
agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada penerima fiducia
terhadap kreditur lainnya

a. SUMBER HUKUM PERBANKAN


1. Tidak Tertulis (Adat/Kebiasaan)
2. Tertulis yaitu Undang-Undang,
a.UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan yang diubah dengan
UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan
b. UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang
kemudian diubah dengan perppu No.2 tahun 2008 tentang
Bank Indonesia
c. Undang-Undang No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia.
d. Undang-Undang No. 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi
Gudang.
3.Yurisprudensi: putusan hakim terdahulu yang bisa dijadikan
rujukan dalam menangani masalah berikutnya dengan masalah
yang sama.
4.Doktrin: pendapat para ahli.

b. Asas-Asas Hukum Perbankan, antara Bank dengan


Nasabah adalah
1. Asas Kehati-Hatian
Semua aturan yang dibuat perbankan harus bersifat hati-hati.
Karena bank mengatur atau menyimpan atau sirkulasi uang
masyarakat. Asas ini ditujukan agar perbankan Indonesia
sehat, agar tidak menimbulkan kegoncangan ekonomi.
2. Asas Kepercayaan
Asas ini dengan asas sebelumnya mempunyai hubungan, yaitu
apabila sebuah perbankan hati-hati pasti akan dipercaya oleh
masyarakat.
3. Asas Mengenal Nasabah
Asas mengenal nasabah tidak akan diperlihatkan secara
langsung, misalnya mengenal nasabah dengan meminta KTP
saat daftar rekening atau kredit. Bisa juga dengan menganalisis
transaksi keuangan nasabah.
4. Asas Kerahasiaan
Data-data penyimpanan uang di Bank bersifat sangat rahasia,
terutama diberlakukan kepada nasabah bank. Misalnya apabila
lapor kehilangan kartu ATM maka bank akan menanyakan
kode-kode rahasia untuk memastikan hal itu benar atau hanya
mengada-ada.
c. Perjanjian Kredit
Menurut Pasal 1(11) UU No.10/1998 tentang Perubahan Atas
UU No. 7/1992 tentang Perbankan (UU Perbankan) sebagai
berikut :
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Kemudian yang dimaksud dengan Perjanjian Kredit adalah
perjanjian pemberian kredit antara pemberi kredit dan
penerima kredit. setiap kredit yang telah disetujui dan
disepakati antara pemberi kredit dan penerima kredit wajib
dituangkan dalam bentuk perjanjian kredit
a. SYARAT SAH PERJANJIAN KREDIT
Karena perjanjian kredit elemen pembentuknya adalah
perjanjian pada umumnya, oleh karenannya syarat sah
perjanjian tersebut sama halnya dengan syarat sah perjanjian
Pasal 1320 KUHPer yang menentukan 4 syarat sahnya suatu
perjanjian, yaitu:
Unsur Subjektif
1. Sepakat;
dalam kontrak adalah PERASAAN RELA ATAU IKHLAS diantara
pihak pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut.
Selanjutnya kesepakatan dinyatakan tidak ada bila adanya
suatu penipuan, kesalahan, paksaan, dan penyalahgunaan
keadaan.
2. Kecakapan;
berarti orang orang yang terlibat dalam perjanjian tersebut
adalah orang yang oleh hukum dapat dianggap subjek hukum,
yang tidak cakap oleh hukum adalah orang yang belum
dewasa, orang yang ditempatkan dalam pengawasan /
pengampuan, orang yang sakit kejiwaannya.
Unsur Objektif
3. Suatu hal tertentu:
Artinya dalam membuat perjanjian, apa yang diperjanjikan
harus jelas sehingga hak dan kewajiban para pihak bisa
ditetapkan;

4. Suatu sebab yang halal.


Berarti perjanjian tersebut tidak boleh bertentangan dengan
Undang-Undang lainnya, ketertiban umum, dan kesusilaan.
Pelanggaran terhadap Unsur Subjektif berarti perjanjian
tersebut dapat diminta untuk dibatalkan melalui upaya hukum
dengan cara mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri.
Pelanggaran terhadap Unsur Objektif berarti Perjanjian tersebut
secara hukum batal dengan sendirinya (batal demi hukum),
dan oleh karenanya perjanjian tersebut tidak mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat dan memaksa.
b. JENIS - JENIS KREDIT
Kredit ditinjau dari segi tujuan penggunaannya dapat berupa :
a. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan kepada orang-
perorangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat
umumnya;
b. Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan kepada usaha-
usaha yang menghasilkan barang dan jasa sebagai kontribusi
daripada usahanya.
Sedangkan ditinjau dari jangka waktunya dapat berupa :
1. Kredit Jangka Pendek;
2. Kredit Jangka Menengah;
3. Kredit Jangka Panjang.
c. BENTUK PERJANJIAN KREDIT
Perjanjian kredit ada 2 bentuk, yaitu :
1. Perjanjian kredit yang dibuat dibawah tangan dinamakan
akta di bawah tangan artinya perjanjian pemberian kredit oleh
bank kepada nasabahnya yang hanya dibuat diantara mereka
(kreditur dan debitur) tanpa notaris;
2. Perjanjian kredit yang dibuat oleh dan dihadapan notaris
yang dinamakan akta otentik atau akta notariil.

3) Aturan- aturan yang memiliki keterkaitan dengan kasus


1. Pasal 1313 KUH Perdata
“Perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”
2. Pasal 1320 KUH Perdata
Syarat sahnya perjanjian
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
2. Cakap untuk membuat perjanjian
3. Mengenai suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
3. Pasal 1155 KUH Perdata
“Apabila oleh para pihak tidak telah diperjanjikan lain, maka si
berpiutang adalah berhak jika si berutang atau si pemberi
gadai bercindra janji, setelah waktu yang ditentukan lampau,
atau jika tidak telah ditentukan suatu tenggang waktu, setelah
dilakukannya atau peringatan untuk membayar, menyuruh
menjual barangnya dimuka umum menurut kebiasaan
setempat serta atas syarat yang lazim berlaku, dengan maksud
untuk mengambil pelunasan jumlah piutangnya beserta bunga
dan biaya dari pendapatan penjualan tersebut.
Jika barangnya gadai terdiri atas barang perdagangan atau efek
yang dapat diperdagangkan dipasar atau bursa, maka
penjualannya dapat dilakukan ditempat tersebut, asal dengn
perantaraan dua orang makelar yang ahli dalam perdagangan
barang itu.”
4. Pasal 1 ayat (2) UU No. 42 Tahun 1999
Jaminan fiducia adalah jaminan atas benda bergerak baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan tidak
bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 4 Tahun
1996 tentang hak tanggunga yang tetap berada dalam
penguasaan pemberi fiducia, sebagai agunan bagi pelunasan
utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan
kepada penerima fiducia terhadap kreditur lainnya
5. Pasal 1 ayat (1) UU No. 4 Tahun 1996
“hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda berkaitan
dengan tanah, yang selanjutnya disebut hak tanggungan
jaminan yang dibebankan dibebankan pada tanah
sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 1960
tentang
Dasar-dasar Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-
benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah
itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu
terhadap kreditur- kreditur lain.
6. Pasal 1(11) UU No.10/1998 tentang Perubahan Atas UU
No. 7/1992
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Kemudian yang dimaksud dengan Perjanjian Kredit adalah
perjanjian pemberian kredit antara pemberi kredit dan
penerima kredit. Setiap kredit yang telah disetujui dan
disepakati antara pemberi kredit dan penerima kredit wajib
dituangkan dalam bentuk perjanjian kredit
Daftar Pustaka
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
http://www.ercolaw.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=57:mengenal-perjanjian-
kredit&catid=25:the-project&Itemid=50

http://mudrikahas.blogspot.com/2016/04/rangkuman-mata-
kuliah-hukum-perbankan.html?m=1

http://www.sindikat.co.id/blog/syarat-sahnya-perjanjian
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Sehingga kami dapat menyusun Jurnal Ini. Dengan
menyelesaikan Jurnal ini semoga dapat berguna bagi para pembaca, serta teman- teman
sekalian. Hukum perdata indonesia  merupakan hukum perdata milik  bangsa indonesia yang
berinduk pada Kitab Undang –Undang Hukum Perdata (KUHP) atau Burgerlijk Wetboek
(BW).  Sedangkan ketentuan KUHP itu sudah dicabut dan diganti dengan undang –undang
Indonesia , sedangkan sebagian lainnya masih berlaku , walaupun ada anggapan bahwa
keberlakunay itu tidak secara mutlak . Hal ini disebabkan karena KUHP sekarang dianggap
tidak lebih dari himpunan peraturan hukum tidak tertulis . Dengan demikian semoga makalah
ini dapat berguna bagi para mahasiswa dalam kelancaran proses belajarnya.    

Cianjur , 15 Oktober 2019


      

                                         

Anda mungkin juga menyukai