Anda di halaman 1dari 9

Kepada Yth :

Ketua / Majelis Hakim Pengadilan Negeri Denpasar


Di Jalan PB Sudirman No. 1 Denpasar
Kota Denpasar - Bali

Perihal : Jawaban Atas Gugatan Perkara No.63/Pdt.G/2020/PN.Dps

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini :


I MADE SUARDIKA, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Dusun Losan
Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, KTP No.
5105021505700001 dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur PT. BPR
SRI PARTHA BALI yang berkedudukan di Jalan Mohamad Yamin No. 7 Denpasar,
sebagai TERGUGAT dengan ini menyampaikan jawaban atas gugatan perkara No.
63/Pdt.G/2020/PN.Dps, sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

1. Gugatan Kurang Pihak (Exceptio Pluratium Litis Consortium)


 Bahwa dalam posita gugatan PENGGUGAT angka 7 butir 2 menyatakan tidak
pernah mendatangi atau didatangi Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), tidak
pernah menghadap atau dihadapkan kepada PPAT, tidak pernah membaca atau
dibacakan naskah APHT dan SKMHT oleh atau dihadapan PPAT, maka
seharusnya pihak Notaris/PPAT yang membuat atau menerbitkan APHT
diikutsertakan dalam gugatan PENGGUGAT sehingga akan membuat terang
permasalahan hukum yang terjadi sesuai dengan fakta hukum yang sebenarnya
dan dapat diketahui secara jelas duduk persoalannya agar dapat diperoleh
penyelesaian atau putusan secara tuntas dan menyeluruh.
 Bahwa oleh karena dalam petitum gugatan angka 4 (empat) dan 5 (lima) yaitu
PENGGUGAT mohon pembatalan lelang eksekusi hak tanggungan, maka selain
memasukan pihak Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
sebagai para pihak dalam gugatan, seharusnya PENGGUGAT juga memasukan
pihak pemenang lelang sebagai para pihak dalam gugatannya karena proses
lelang yang dilakukan oleh KPKNL pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2019
telah ditetapkan seorang pemenang lelang yaitu ANAK AGUNG NGURAH
PASTIKA, BA demikian berdasarkan Salinan Risalah Lelang Nomor :
789/65/2019 tanggal 19 Agustus 2019, sehingga duduk permasalahan yang
digugat atau dituntut oleh PENGGUGAT menjadi terang dan jelas bagi semua
pihak termasuk dalam hal ini adalah Pemenang Lelang.

Jl. Mohamad Yamin No. 7 Denpasar – Bali 80226


Telp. 0361-4746844, Faks. 0361-4722270
Email : sripartha_bank@yahoo.com
 Oleh karena dalam in cassu perkara gugatan PENGGUGAT ada kekurangan
pihak-pihaknya, maka cukup alasan bagi Pengadilan untuk menyatakan gugatan
PENGGUGAT tidak dapat diterima. Hal tersebut sesuai dengan Yurisprudensi
Mahkamah Agung No. 78 K/Sip/1972 tanggal 11 November 1975, yang
menyatakan : “Gugatan kurang pihak atau kekurangan formil, tidak lengkap
harus dinyatakan tidak dapat diterima”, dan Yurisprudensi Mahkamah Agung
No.365 K/Pdt/1984 tanggal 31 Agustus 1985, yang menyatakan : “Gugatan
harus menggugat semua orang yang terlibat”.

2. Gugatan Tidak Jelas atau Kabur (Obscuur Libel)


 Bahwa gugatan PENGGUGAT tidak jelas atau kabur bahkan tidak memenuhi
syarat formalitas gugatan yakni tidak jelas dasar hukumnya, hal ini terlihat jelas
pada posita angka 7 yang pokoknya menyatakan Perjanjian Kredit Nomor
100014621/SP/VII/2017 merupakan perjanjian dengan jaminan khusus maka
sudah seharusnya dilakukan perikatan perjanjian dihadapan Pejabat Pembuat
Akta Tanah, adalah dalil yang kabur dan mengada-ada.
 Bahwa merujuk pada ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUH Perdata) menyatakan bahwa :
“Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan tersebut tidak dapat ditarik
kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alasan-alasan
yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu”. Berdasarkan aturan
tersebut, suatu perjanjian tetap sah berlaku apabila sudah ada kesepakatan kedua
belah pihak meski tidak dibuat dihadapan PPAT/notaris. Sehingga Perjanjian
Kredit Nomor : 100014621/SP/VII/2017 tanggal 18 Juli 2017 yang dibuat secara
dibawah tangan bermaterai cukup antara Penggugat dan Tergugat I adalah
perjanjian yang sah.
 Bahwa posita/dalil gugatan penggugat mengenai tuntutan ganti rugi dalam in
cassu perkara tidak diadakan perincian perihal kerugian yang dituntut tetapi
hanya berdasarkan asumsi dan secara global saja, padahal perincian tersebut
mutlak diperlukan dalam tuntutan ganti rugi. Kerugian yang dituntut harus
benar-benar dihitung berdasarkan kerugian yang nyata diderita, tidak dibenarkan
kerugian berdasarkan asumsi dan secara global.
Hal ini sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 550 K/SIP/1999,
tanggal 8 Mei 1980 yang menyatakan :
“Petitum tentang ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena
tidak diadakan perincian mengenai kerugian yang dituntut”.
Sehingga atas alasan inipun cukup alasan bagi Pengadilan dalam menolak atau
setidak-tidaknya tidak menerima gugatan Penggugat.
 Bahwa berdasarkan perjanjian kredit antara Penggugat dan Tergugat I,
Penggugat mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran utang, namun
Penggugat tidak melakukan kewajibannya tersebut akan tetapi Penggugat justru
menuntut ganti rugi yang nilainya jauh lebih besar daripada nilai utang piutang

Jl. Mohamad Yamin No. 7 Denpasar – Bali 80226


Telp. 0361-4746844, Faks. 0361-4722270
Email : sripartha_bank@yahoo.com
antara PENGGUGAT dan TERGUGAT I. Dengan demikian dalil yang
dimaksud adalah dalil yang mengada-ada dan kabur, sudah sepatutnya tidak
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo.
 Bahwa PENGGUGAT dalam gugatannya tidak dapat menjelaskan unsur
Perbuatan Melawan Hukum tersebut serta hubungan kausal antara perbuatan dan
kerugian, sehingga tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam
Pasal 1365 KUH Perdata, dengan demikian gugatan aquo tidak mempunyai
dasar hukum. Oleh karenanya mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat
untuk menyatakan gugatan tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke Verklaard).

Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan di atas, maka TERGUGAT I


mohon dengan hormat sudilah kiranya Pengadilan Negeri Denpasar
atau Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini, berkenan memutus :
 Menolak atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat
diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard).

DALAM POKOK PERKARA (KONVENSI) :

1. Bahwa pertama-tama TERGUGAT I mohon agar apa yang tertuang dalam eksepsi
secara mutatis mutandis dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
jawaban pokok perkara ini.
2. Bahwa TERGUGAT I menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang dikemukakan
oleh PENGGUGAT, kecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas
kebenarannya.
3. Bahwa memang benar PENGUGAT tel ah mendapatkan fasilitas kredit dari
TERGUGAT I sebesar Rp.400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) sebagaimana
Perjanjian Kredit Nomor : 100014621/SP/VII/2017 tanggal 18 Juli 2017, dengan
agunan berupa sebidang tanah dan/atau bangunan atas SHM No. 4104/Desa Dauh
Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, tercatat atas nama I KETUT PICA
NEGARA yang telah dibebankan hak tanggungan peringkat pertama sebesar
Rp.600.000.000,- (enam ratus juta rupiah) demikian berdasarkan Sertipikat Hak
Tanggungan Nomor : 03008/2017 yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Tabanan tanggal 02 Agustus 2017.
4. Bahwa memang benar PENGGUGAT telah melakukan beberapa kali pembayaran
kewajiban sebagaimana Perjanjian Kredit kepada TERGUGAT I, namun mulai
bulan April 2018 pembayaran kewajiban yang dilakukan oleh PENGGUGAT mulai
tidak sesuai dengan Perjanjian Kredit.
5. Bahwa oleh karena pembayaran kewajiban atau angsuran PENGGUGAT mulai
tidak sesuai dengan Perjanjian Kredit atau mulai menunggak angsuran, maka pihak
TERGUGAT I secara rutin melakukan kunjungan dan pembinaan kepada
PENGGUGAT untuk memastikan PENGGUGAT mampu membayar angsuran
sesuai Perjanjian Kredit yang telah ditandatangani.

Jl. Mohamad Yamin No. 7 Denpasar – Bali 80226


Telp. 0361-4746844, Faks. 0361-4722270
Email : sripartha_bank@yahoo.com
6. Bahwa setelah dilakukan kunjungan dan pembinaan kepada PENGGUGAT,
diketahui dana atau kredit yang diterima oleh PENGGUGAT dari TERGUGAT I
tidak digunakan sesuai dengan tujuan awal pengajuan kredit yaitu untuk membeli
mobil melainkan dana tersebut ditempatkan dalam bentuk deposito di Koperasi
Maha Suci kurang lebih sebesar Rp. 335.000.000,- (tiga ratus tiga puluh lima juta
rupiah), dengan mendapatkan bunga 1% (satu persen) perbulan dan cash back 3%
(tiga persen) perbulan. Dimana diketahui Koperasi Maha Suci tersebut merupakan
koperasi ilegal alias bodong dan saat ini koperasi tersebut sudah tutup, sehingga hal
tersebut menyebabkan PENGGUGAT kesulitan dalam membayar kewajiban kredit
kepada TERGUGAT I.
7. Bahwa berdasarkan surat tanggal 05 Juli 2019, PENGGUGAT mengajukan
permohonan restrukturisasi atau keringanan pembayaran angsuran, namun
permohonan yang diajukan tersebut sangat tidak masuk akal yaitu PENGGUGAT
mohon agar diberikan keringanan membayar angsuran hanya sebesar Rp.500.000,-
(lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya dan itupun hanya untuk pembayaran pokok
saja. Perlu TERGUGAT I sampaikan bahwa dana kredit yang diterima oleh
PENGGUGAT sebesar Rp.400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) tersebut
merupakan dana simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito yang
dipercayakan kepada TERGUGAT I yang harus dipertanggungjawabkan dengan
baik dan diberikan bunga sesuai ketentuan berlaku.
8. Bahwa tidak benar gugatan PENGGUGAT yang menyatakan bahwa TERGUGAT I
tidak memberikan kesempatan untuk melakukan restrukturisasi kredit sebagaimana
dinyatakan dalam posita angka 5 (lima), karena berdasarkan surat Nomor :
032/BPR.SP/III.03/2019 tanggal 12 Maret 2019 dan surat Nomor :
088/BPR.SP/VII.01/2019 tanggal 10 Juli 2019, TERGUGAT I telah memberikan
atau menawarkan proses restrukturisasi atau penyelematan kredit bermasalah
dengan memberikan keringanan pembayaran tunggakan bunga sebesar 25% - 50%
dan pembebasan denda atau pinalty sebesar 100% dari jumlah kewajiban
PENGGUGAT, namun PENGGUGAT lah yang selalu menolak tawaran
restrukturisasi yang diberikan oleh TERGUGAT I serta tidak diperoleh kesepakatan
restrukturisasi dikarenakan PENGGUGAT selalu meminta restrukturisasi
pembayaran angsuran sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya
dan hal ini jelas ditolak TERGUGAT I mengingat besar angsuran pokok yang
semestinya dibayarkan oleh PENGGUGAT adalah sebesar Rp. 6.666.600,- setiap
bulannya, sehingga selisihnya sangat jauh dengan permintaan restrukturisasi
PENGGUGAT.
9. Bahwa pada bulan November 2018 dan Maret 2019, PENGGUGAT pernah
menggunakan jasa atau kerjasama dengan pihak ketiga yang mengatasnamakan
“KOPERASI INDONESIA” untuk penyelesaian kredit macetnya pada TERGUGAT
I, yang mana pelunasan hutang dilakukan hanya dengan selembar kertas bertuliskan
“SURAT BERHARGA KEDAULATAN KEUANGAN NEGARA” dengan nomor :
MPR-57895078-510206012720004.01 tertanggal 11 November 2018 dan nomor
MPR-57895078-5102060312720004-47 tertanggal 08 Maret 2019. Yang mana hal

Jl. Mohamad Yamin No. 7 Denpasar – Bali 80226


Telp. 0361-4746844, Faks. 0361-4722270
Email : sripartha_bank@yahoo.com
tersebut jelas-jelas merupakan penipuan dan merupakan kegiatan usaha yang ilegal
yang bertentangan dengan peraturan perbankan yang berlaku.
10. Bahwa selama ini PENGGUGAT tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan
kreditnya kepada TERGUGAT I dan telah menunggak kewajiban angsuran lebih
dari 1 (satu) tahun sehingga kredit menjadi berstatus Kredit Macet, dengan demikian
PENGGUGAT secara nyata dan jelas telah terbukti melakukan perbuatan Cidera
Janji atau Wanprestasi terhadap isi Perjanjian Kredit.
11. Bahwa adapun jumlah kewajiban PENGGUGAT kepada TERGUGAT I sampai
dengan bulan Agustus 2019, sebagai berikut :
 Tunggakan Pokok : Rp.326.661.000,-
 Tunggakan Bunga : Rp. 69.518.432,-
 Tunggakan Denda : Rp. 16.284.608,- +
Jumlah : Rp.412.464.040,-
Jumlah tersebut belum termasuk bunga, denda, dan biaya-biaya yang timbul selama
proses lelang agunan sampai dengan dilunasi hutang PENGGUGAT.
12. Bahwa PENGGUGAT sudah terbukti melakukan Cidera Janji atau Wanprestasi
terhadap isi Perjanjian Kredit, maka TERGUGAT I telah memberikan Surat
Peringatan I, II dan III kepada PENGGUGAT agar segera membayar tunggakan
angsuran atau kewajiban sesuai Perjanjian Kredit, namun PENGGUGAT tetap tidak
ada itikad baik untuk menyelesaikan kreditnya yang sudah berstatus macet.
13. Bahwa berdasarkan ketentuan pada Pasal 6 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
Tentang Hak Tanggungan (selanjutnya disebut “UU HT”), ditegaskan bahwa :
“Apabila debitur cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai
hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui
pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan
tersebut”
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 UUHT tersebut, sangat jelas menyatakan
apabila PENGGUGAT telah wanprestasi, maka TERGUGAT I selaku pemegang
Hak Tanggungan mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas
kekuasaanya sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan
piutangnya dari hasil pelelangan tersebut.
14. Bahwa memang benar pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2019, TERGUGAT I
melalui TERGUGAT II telah melakukan lelang agunan atas sebidang tanah dan/atau
bangunan SHM No. 4104/Desa Dauh Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan,
tercatat atas nama I KETUT PICA NEGARA, yang telah dibebankan hak
tanggungan peringkat pertama sebesar Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah)
demikian berdasarkan Sertipikat Hak Tanggungan Nomor : 03008/2017 yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Tabanan tanggal 02 Agustus 2017.
Dimana berdasarkan Salinan Risalah Lelang Nomor : 789/65/2019 tanggal 19
Agustus 2019, telah ditetapkan pemenang lelang dengan penawaran tertinggi
sebesar Rp. 560.000.000,- (lima ratus enam puluh juta rupiah) atas nama ANAK
AGUNG NGURAH PASTIKA, BA dan harga lelang tersebut telah dibayar secara
lunas.

Jl. Mohamad Yamin No. 7 Denpasar – Bali 80226


Telp. 0361-4746844, Faks. 0361-4722270
Email : sripartha_bank@yahoo.com
15. Bahwa TERGUGAT I menolak dalil PENGGUGAT pada halaman 7 angka 3
yang pokoknya menyatakan bahwa nilai harga limit objek sengketa a quo yang
ditetapkan oleh Tergugat I tidak sesuai dengan harga pasar, dalil tersebut adalah
dalil yang mengada-ada dan tidak berdasarkan hukum, sehinga sudah sepatutnya
dikesampingkan oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo.
Pelelangan dengan harga limit yang telah ditetapkan oleh TERGUGAT telah sesuai
dengan peratutan perundang-undangan yang berlaku.
16. Bahwa TERGUGAT I tegaskan berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 28 PMK
27/2016 menyebutkan :
“ Nilai limit adalah harga minimal barang yang akan dilelang dan ditetapkan
oleh Penjual”
Dengan demikian kewenangan untuk menentukan nilai/harga limit ada pada Penjual
in casu TERGUGAT I selaku Penjual.
17. Bahwa uang hasil penjualan lelang tersebut telah digunakan untuk melunasi seluruh
kewajiban atau hutang PENGGUGAT baik hutang pokok, bunga, denda, dan biaya-
biaya yang timbul sehubungan dengan proses lelang tersebut kepada TERGUGAT I.
Sedangkan sisa kelebihan uang dari hasil penjualan lelang sebesar Rp.101.349.960,-
(seratus satu juta tiga ratus empat puluh sembilan ribu sembilan ratus enam puluh
rupiah) telah diserahkan atau ditransfer ke rekening pihak PENGGUGAT yang ada
pada TERGUGAT I (PT. BPR SRI PARTHA BALI).
18. Bahwa TERGUGAT I menolak dengan tegas dalil-dalil PENGGUGAT yang
menyatakan TERGUGAT I melakukan perbuatan melawan hukum, karena apa yang
dilakukan oleh TERGUGAT I adalah sudah benar dan telah sesuai dengan ketentuan
atau peraturan yang berlaku.
19. Bahwa dasar TERGUGAT I melakukan lelang eksekusi Hak Tanggungan
ditegaskan dalam Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU HT, yang menyebutkan :
(2) Sertifikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
irah-irah dengan kata-kata “DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA”
(3) Sertifikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai
kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap dan berlaku sebagai pengganti grosse akte
hypotheek sepanjang mengenai hak atas tanah”.
Berdasarkan uraian diatas, maka terbukti demi hukum dan tidak terbantahkan bahwa
pelaksanaan pelelangan umum atas asset jaminan hak tanggungan SHM No. 4104
dilatarbelakangi oleh perbuatan cidera janji dan/atau wanprestasi PENGGUGAT
atas kewajiban pembayaran hutang PENGGUGAT kepada TERGUGAT I
berdasarkan Perjanjian Kredit Nomor 100014621/SP/VII/2017, dan pelaksanaan
lelang tersebut demi hukum telah dilakukan sesuai dengan ketentuan Perjanjian
Kredit dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan oleh karenanya
pelelangan asset jaminan hak tanggungan SHM No. 4104 tersebut demi hukum sah
dan berlaku mengikat terhadap PENGGUGAT. Namun sebaliknya PENGGUGAT-

Jl. Mohamad Yamin No. 7 Denpasar – Bali 80226


Telp. 0361-4746844, Faks. 0361-4722270
Email : sripartha_bank@yahoo.com
lah yang telah melakukan perbuatan Cidera Janji atau Wanprestasi terhadap isi
Perjanjian Kredit Nomor : 100014621/SP/VII/2017 tanggal 18 Juli 2017.

BERDASARKAN DALIL-DALIL TERSEBUT DI ATAS, TERBUKTI SECARA


SAH DAN MEYAKINKAN BAHWA SELURUH TINDAKAN TERGUGAT I,
KHUSUSNYA TERKAIT PROSEDUR PELELANGAN ASET JAMINAN HAK
TANGGUNGAN SHM NOMOR 4104 TELAH DILAKUKAN SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERJANJIAN KREDIT DAN KETENTUAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG BERLAKU. MAKA SUDAH SEPATUTNYA YANG MULIA
MAJELIS HAKIM YANG MEMERIKSA DAN MEMUTUS PERKARA
MENYATAKAN BAHWA GUGATAN PENGGUGAT HARUS DINYATAKAN
DITOLAK ATAU SETIDAK-TIDAKNYA GUGATAN TIDAK DAPAT DITERIMA
(NIET ONVANKELIJKE VERKLAARD).

DALAM REKONVENSI :

1. Bahwa TERGUGAT I sekarang dalam kedudukannya selaku PENGGUGAT


REKONVENSI akan mengajukan Gugatan Rekonvensi terhadap PENGGUGAT
dalam kedudukannya sekarang selaku TERGUGAT REKONVENSI.
2. Bahwa segala sesuatu yang telah dikemukakan dalam Konvensi tersebut diatas,
mohon agar dianggap dikemukakan pula dalam Rekonvensi ini.
3. Bahwa gugatan yang diajukan oleh TERGUGAT REKONVENSI adalah tidak
berdasarkan hukum, karena PENGGUGAT REKONVENSI tidak melakukan
Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana yang telah diuraikan dalam gugatan
TERGUGAT REKONVENSI.
4. Bahwa dengan tidak dilakukan pembayaran kewajiban atau angsuran kredit oleh
TERGUGAT REKONVENSI kepada PENGGUGAT REKONVENSI sebagaimana
Perjanjian Kredit Nomor : 100014621/SP/VII/2017 tanggal 18 Juli 2017, maka hal
tersebut secara jelas dan terang membuktikan bahwa TERGUGAT REKONVENSI
telah melakukan perbuatan Cidera Janji atau Wanprestasi.
5. Bahwa memang benar pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2019, PENGGUGAT
REKONVENSI melalui TERGUGAT II telah melakukan lelang agunan atas
sebidang tanah dan/atau bangunan SHM No. 4104/Desa Dauh Peken,
Kecamatan/Kabupaten Tabanan, tercatat atas nama I KETUT PICA NEGARA,
yang telah dibebankan hak tanggungan peringkat pertama sebesar Rp.600.000.000,-
(enam ratus juta rupiah) demikian berdasarkan Sertipikat Hak Tanggungan Nomor :
03008/2017 yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Tabanan tanggal
02 Agustus 2017. Dimana berdasarkan Salinan Risalah Lelang Nomor :
789/65/2019 tanggal 19 Agustus 2019, telah ditetapkan pemenang lelang dengan
penawaran tertinggi sebesar Rp. 560.000.000,- (lima ratus enam puluh juta rupiah)
atas nama ANAK AGUNG NGURAH PASTIKA, BA dan harga lelang tersebut
telah dibayar secara lunas.

Jl. Mohamad Yamin No. 7 Denpasar – Bali 80226


Telp. 0361-4746844, Faks. 0361-4722270
Email : sripartha_bank@yahoo.com
6. Bahwa berdasarkan Salinan Risalah Lelang Nomor : 789/65/2019 tanggal 19
Agustus 2019, telah ditetapkan pemenang lelang yaitu atas nama ANAK AGUNG
NGURAH PASTIKA, BA dan telah dibayar secara lunas, maka TERGUGAT
REKONVENSI sudah seharusnya mengosongkan dan/atau menyerahkan tanah
dan/atau bangunan SHM No. 4104/Desa Dauh Peken, Kecamatan/Kabupaten
Tabanan tersebut kepada Pemenang Lelang sesuai ketentuan lelang yang berlaku.
Namun sampai saat ini tanah dan/atau bangunan (rumah kos-kosan) tersebut masih
ditempati atau dihuni oleh pihak ketiga karena TERGUGAT REKONVENSI selalu
mempengaruhi dan menginformasikan kepada penghuni bahwa tanah dan/atau
bangunan tersebut masih menjadi hak milik TERGUGAT REKONVENSI, sehingga
pemenang lelang sampai saat ini belum bisa mendapatkan atau menggunakan
haknya tersebut.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, maka TERGUGAT I atau PENGGUGAT


REKONVENSI mohon kepada Pengadilan atau Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini agar berkenan memutuskan hal-hal sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :
1) Mengabulkan Eksepsi TERGUGAT I untuk seluruhnya.
2) Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk
Verklaard).

DALAM POKOK PERKARA :


1) Menerima jawaban TERGUGAT I untuk seluruhnya.
2) Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk
Verklaard).
3) Menghukum PENGGUGAT untuk membayar segala biaya yang timbul dalam
perkara ini.

DALAM REKONVENSI :
1) Mengabulkan gugatan PENGGUGAT REKONVENSI untuk seluruhnya.
2) Menyatakan hukum bahwa Perjanjian Kredit Nomor : 100014621/SP/VII/2017
tanggal 18 Juli 2017 dan Sertipikat Hak Tanggungan Nomor : 03008/2017 yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Tabanan tanggal 02 Agustus 2017
adalah Sah Secara Hukum dan Mengikat.
3) Menyatakan hukum bahwa TERGUGAT REKONVENSI telah melakukan
perbuatan Cidera Janji atau Wanprestasi atas Perjanjian Kredit Nomor :
100014621/SP/VII/2017 tanggal 18 Juli 2017.
4) Menyatakan hukum bahwa proses lelang atas jaminan/agunan sebagaimana Salinan
Risalah Lelang Nomor : 789/65/2019 tanggal 19 Agustus 2019 berupa tanah
dan/atau bangunan SHM No. 4104/Desa Dauh Peken, Kecamatan/Kabupaten

Jl. Mohamad Yamin No. 7 Denpasar – Bali 80226


Telp. 0361-4746844, Faks. 0361-4722270
Email : sripartha_bank@yahoo.com
Tabanan, tercatat atas nama I KETUT PICA NEGARA, yang dilakukan oleh
PENGGUGAT REKONVENSI adalah Sah Secara Hukum.
5) Menghukum dan memerintahkan TERGUGAT REKONVENSI untuk
mengosongkan dan/atau menyerahkan tanah dan/atau bangunan SHM No.
4104/Desa Dauh Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan kepada Pemenang Lelang
yaitu ANAK AGUNG NGURAH PASTIKA, BA sebagaimana Salinan Risalah
Lelang Nomor : 789/65/2019 tanggal 19 Agustus 2019.
6) Menghukum TERGUGAT REKONVENSI untuk membayar seluruh biaya yang
timbul dalam perkara ini.

Atau :
Mohon putusan lain yang dianggap patut dan adil menurut pertimbangan Majelis Hakim
dalam suatu peradilan yang baik dan benar (Ex Aequo Et Bono).

Demikian jawaban ini disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Denpasar, Maret 2020


Hormat kami,
PT. BPR SRI PARTHA BALI
(TERGUGAT I)

I MADE SUARDIKA, SH
Direktur

Jl. Mohamad Yamin No. 7 Denpasar – Bali 80226


Telp. 0361-4746844, Faks. 0361-4722270
Email : sripartha_bank@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai