Anda di halaman 1dari 21

PENGHENTIAN PENYIDIKAN

PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Penyidik mempunyai kewenangan untuk melakukan
Penghentian Penyidikan (Pasal 109 ayat (2) KUHAP)
berdasarkan alasan :
Tidak Cukup Bukti
Minimal alat bukti yang harus terpenuhi 2 alat bukti
Peristiwa tersebut bukan TP
peristiwa dilaporkan sebagai penipuan ternyata perkara
perdata hutang piutang
Dihentikan Demi Hukum
Ne bis in idem (76)
Tersangka meninggal dunia (77)
Daluarsa (verjaring/lost by limitation) (78)
Terhadap penghentian penyidikan, pihak penyidik
menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan
SKPP/SP3 (formulir model SERSE A.3.02 dan SERSE A.3.03)
PENCABUTAN SURAT PERINTAH
PENGHENTIAN PENYIDIKAN


Apakah penyidik memiliki kewenangan
untukmelakukan pencabutan terhadap
SKPP/SP3??
PENCABUTAN SURAT PERINTAH
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Memperhatikan Pasal 7 jo 109: tidak
mengatur kewenangan penyidik mencabut
SKPP/SP3
memperhatikan Pasal 140 ayat (2) huruf a
dan huruf d, Pasal 7 huruf j: hal ini sangat
dimungkinkan dan dapat dibenarkan
Memperhatikan Pasal 76 KUHP
BERKAS PERKARA (Berkas Perkara Hasil
Penyidikan)
PENGERTIAN :
kumpulan berita acara dari setiap tindakan
penyidik dalam tahap penyidikan yang
disusun menjadi satu bendel/berkas
Dasar hukum Pasal 75 KUHAP;
Berkas Perkara wajib segera diserahkan
kepada Penuntut Umum (Pasal 8 jo 110
ayat 1 jo 138 KUHAP)
Penyerahan Berkas Perkara dilakukan
dalam 2 Tahap yakni (Pasal 8 ayat (3)
KUHAP) :

Tahap 1 Penyidik hanya menyerahkan
berkas perkara saja ke penuntut umum

Tahap 2 Penyidik menyerahkan tersangka
dan semua barang bukti ke penuntut
umum
Dalam penyerahan BP pada tahap 1 dimungkinkan
terjadi Prapenuntutan yaitu :
pengembalian berkas perkara oleh penuntut umum
kepada penyidik disertai petunjuk-petunjuk untuk
melengkapi berkas yang dipandang belum sempurna
sebagai dasar penyusunan surat dakwaan

Tenggang Waktu Pengembalian Berkas Perkara
(Prapenuntutan) (berdasarkan Pasal 110 dan 138
KUHAP)

PRAPENUNTUTAN
Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan,
penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara itu
kepada penuntut umum (110 ayat (1) KUHAP)
Dalam hal PU berpendapat bahwa hasil penyidikan
tersebut ternyata masih kurang lengkap, Penuntut
umum segera mengembalikan berkas perkara itu
kepada penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi
(Pasal 110 ayat (2) KUHAP)
Dalam hal PU mengembalikan hasil penyidikan untuk
dilengkapi, penyidik wajib segera melakukan
penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk dari
Penuntut Umum (Pasal 110 ayat (3) KUHAP)

Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam
waktu empat belas hari PU tidak mengembalikan
hasil penyidikan atau apabila sebelum batas waktu
berakhir telah ada pemberitahuan tentang hal itu
dari PU kepada penyidik (Pasal 110 ayat (4) KUHAP)
perhatikan pula pasal 138 ayat (1) KUHAP.
PU setelah menerima hasil penyidikan dari penyidik
segera mempelajari dan meneliti dan dalam waktu
tujuh hari wajib memberitahukan kepada penyidik
apakah hasil penyidikan sudah lengkap atau belum
(Pasal 138 ayat (1))
Dalam hal hasil penyidikan belum lengkap, PU
mengembalikan berkas perkara kepada penyidik
disertai pertunjuk tentang hal yang harus dilakukan
untuk dilengkapi dan dalam waktu 14 hari sejak
tanggal penerimaan berkas, penyidik harus sudah
menyampaikan kembali berkas perkara itu kepada
PU (Pasal 138 ayat (2) KUHAP)


AKIBAT HUKUM DALAM JANGKA WAKTU 14
HARI PENYIDIK TIDAK DAPAT
MENGEMBALIKAN BP KEPADA PU??
KUHAP tidak mengatur mengenai sanksi dan
atau akibat hukum apabila ketentuan yang
diatur dalam 138 (2) dilanggar.
PU mengirimkan surat: formulir model P-20 :
mengingatkan agar penyidik secepatnya
menyelesaikan penyidikan tambahan dan
segera menyerahkan kembali BP-nya pada PU.
KUHAP tidak menentukan berapa kali
terjadinya Prapenuntutan atau bolak-baliknya
berkas perkara dari PU ke Penyidik, tapi
setidaknya berpedoman kepada asas
peradilan cepat, sederhana, dan biaya ringan.
Pemeriksaan
Tambahan
(max 14 hari)
BAGAN ALUR PRAPENUNTUTAN
PENYIDIK
P U
(max 7 hari)
Tahap I
Tahap II Prapenuntutan
Lengkap Belum Lengkap

PRAPERADILAN (Pasal 1 btr 10
juncto Pasal 77)

Salah satu wewenang mengadili dari PN untuk
mengadili :
1. sah atau tidak penangkapan dan atau
penahanan,
2. penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan
3. ganti kerugian atau rehabilitasi bagi orang
yg perkaranya dihentikan di
penyidikan/penuntutan

PIHAK-PIHAK YG DAPAT MENGAJUKAN
PRAPERADILAN

Tersangka/keluarga/pihak lain atas kuasa

Penyidik/PU atau Pihak Ketiga yg berkepentingan
berkaitan dgn sah/tdknya penghentian
penyidikan/penuntutan (Pasal 80 KUHAP)

ISI PUTUSAN PRAPERADILAN
Permohonan Pra peradilan tidak dapat diterima
Permohonan praperadilan ditolak
Permohonan praperadilan dikabulkan dengan bunyi
sebagai berikut:
1. menetapkan/menyatakan bahwa suatu penangkapan
dan atau penahanan tidak sah. Dalam hal yang
demikian, maka penyidik atau jaksa penuntut umum
sesuai dengan tingkat pemeriksaannya masing-
masing wajib segera membebaskan tersangka;
2. Menetapkan/menyatakan, bahwa suatu penghentian
penyidikan atau penghentian penuntutan tidak sah.
Dalam hal yang demikian, maka penyidikan atau
penututan terhadap tersangka wajib dilanjutkan

3.menetapkan/menyatakan, bahwa suatu penangkapan
dan atau penahanan tidak sah, menghukum
penyidik/penuntut umum membayar ganti kerugian
sebesar Rp. memulihkan hak pemohon dalam
kemampuan, kedudukan dan harkat serta
martabatnya
4.menetapkan/menyatakan bahwa penghentian
penyidikan atau penghentian penuntutan adalah
sah-kalau tersangkanya tidak pernah ditahan, hanya
dicantumkan rehabilitasinya memulihkan hak
pemohon dalam kemampuan, kedudukan dan harkat
serta martabatnya.
5. Menetapkan/menyatakan penyitaan terhadap
bendatidak sah atau benda yang disita tidak
termasuk alat pembuktian, memerintahkan
benda yang disita segera dikembalikan kepada
tersangka atau kepada pihak dari siapa benda
itu disita.
Pemeriksaan Praperadilan di PN (Pasal 82
KUHAP):
Diperiksa dgn Acara Pemeriksaan Cepat
Dengan Hakim Tunggal
3 hr sejak diterimanya permohonan
praperadilan, hakim menetapkan hari sidang
Pemeriksaan dilakukan dg mendengar keterangan
dari pemohon dan termohon
Selambat-lambatnya 7 hr sudah diputuskan
Pemeriksaan dilakukan secara cepat, krn apabila
sudah dimulai pemeriksaan perkara pidananya dan
belum diputus praperadilannya maka permohonan
praperadilan gugur.
Putusan Praperadilan pada prinsipnya tidak dapat diajukan
banding kecuali putusan praperadilan tentang tidak
sahnya penghentian penyidikan/penuntutan (Pasal 83
ayat 2 KUHAP)

SEMA No.14 tahun 1983 Hakim tdk dapat
dipraperadilankan krn tindakan hakim hanya melanjutkan
upaya paksa yg dilakukan oleh penyidik/PU

SEMA No.15 tahun 1983 bahwa Polisi Militer/Provost yg
menangkap orang sipil dapat dipraperadilankan di PN
No 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP Pasal
9 Ganti kerugian diberikan minimal Rp.5000,- dan
maksimal Rp.1.000.000,-, sedang kalau terjadi
sakit/cacat atau mati maksimal Rp.3.000.000,-

Rehabilitasi (pemulihan hak pemohon dalam
kemampuan,kedudukan dan harkat martabatnya),
salinan disampaikan penyidik,PU, Instansi tempat
bekerja terdakwa, Ka.RW dan ditempelkan di papan
pengumuman Pengadilan.Pasal 12 15 PP
No.27/1983

Anda mungkin juga menyukai