Anda di halaman 1dari 4

DOYO UTOMO.

, SH & REKAN
ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Alamat : Slepi, Plumbon, Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah, 54353
Phone/wa : 089693645570 / 085600236392 email : utomodoyo@gmail.com

Kebumen, Januari 2021

Perihal : Permohonan Praperadilan.

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Kebumen
Di
_ Kebumen

Dengan Hormat.

Kami yang bertandatangan dibawah :


Doyo Utomo, SH, Adalah Advokat/ Penasehat Hukum dari Kantor DOYO UTOMO, SH &
REKAN yang beralamat di Slepi, Plumbon, Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah,
54353.Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama klien kami yang bernama Sudarman
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 16 Januari 2021, untuk selanjutnya Disebut
sebagai Pemohon-----------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------Melawan-------------------------------------------------

Kepala Kepolisian Resor Alian, Alamat : Jalan Pemandian Air Panas, Krakal, Alian, untuk
selanjutnya disebut sebagai Termohon----------------------------------------------------------------

Adapun Permohonan Praperadilan ini diajukan dengan alasan-alasan sebagai berikut :

I. Dasar Hukum Kewenangan Praperadilan.


1. Bahwa keberadaan lembaga praperadilan dilihami dari Habeas Corpus Act
dalam sistem peradilan anglo saxon yang memberikan jaminan fundamental
terhadap hak-hak asasi manusia khususnya hak kemerdekaan pribadi. Habeas
corpus act memberikan hak pada seseorang melalui surat perintah pengadilan
untuk menuntut pejabat yang melaksanakan hukum acara pidana agar dalam
melakukan penegakan hukum pidana khsusunya dalam penggunaan upaya
paksa harus benar-benar sesuai dengan aturan yang berlaku.Perlu untuk
diketahui bahwa penggunaan upaya paksa seperti penetapan tersangka,
penangkapan, penggeledahan, penyitaan, penahanan, dan penuntutan yang
dilakukan dengan melanggar peraturan perundang-undangan pada dasarnya
merupakan suatu tindakan perampasan hak asasi manusia sehingga perlu
adanya kontrol dari lembaga praperadilan guna menjamin terpenuhinya hak-
hak asasi manusia dalam prises penegakan hukum pidana.
2. Bahwa keberadaan lembaga praperadilan didalam KUHAP berfungsi untuk
menguji apakah tindakan/upaya paksa yang dilakukan oleh penyidik/penuntut
umum sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
apakah tindakan tersebut sudah dilengkapi dengan administrasi penyidikan
secara cermat atau tidak karena pada dasarnya pra peradilan menyangkut sah
atau tidaknya tindakan penyidik atau penuntut umum dalam melakukan
penyidikan atau penuntutan.
3. Bahwa oleh karena itu wewenang lembaga praperadilan selain diatur dalam
Pasal 77 KUHAP yang mencakup : a) sah atau tidaknya
penangkapan,penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian
penuntutan;b) ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara
pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan, diperluas
dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April
2015, yang kemudian diakomodir oleh Mahkamah Agung dalam Pasal 1 ayat
(1) Perma No. 4 Tahun 2016 yang dimana wewenang praperadilan juga
mencakup sah atau tidaknya penetapan tersangka, penyitaan dan
penggeledahan, perluasan wewenang ini dilakukan karena ketentuan Pasal 77
KUHAP belum menjangkau berbagai upaya paksa lainnya yang perlu untuk
diawasi oleh lembaga praperadilan.
4. Bahwa Pemohon dalam hal ini mengajukan permohonan praperadilan untuk
menguji sah/tidaknya penyitaan yang dilakukan oleh kepolisian resor alian
terhadap barang milik permohon berupa sebuah sepada motor roda tiga merk
viar type VR 200 3R dengan Nomor Polisi AA 5163 MG, Nomor Rangka :
MGRVR20TAGL205881, Nomor Mesin : YX200FMG16205525 a.n
PEMOHON.
5. Bahwa dengan demikian berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No.
21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015, yang kemudian diatur lebih lanjut
oleh dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung No. 4 Tahun
2016,lembaga praperadilan memiliki wewenang untuk mengadili permohonan
praperadilan yang diajukan oleh Pemohon.

II. Alasan Hukum Permohonan Praperadilan.

A. Fakta-Fakta

1. Bahwa pada tanggal 08 Januari 2018, Termohon melalui 7 orang anggotanya


mendatangi Pemohon untuk melakukan penyitaan terhadap sepada motor roda tiga
merk viar type VR 200 3R dengan Nomor Polisi AA 5163 MG, Nomor Rangka :
MGRVR20TAGL205881, Nomor Mesin : YX200FMG16205525 a.n Sudarman.
2. Bahwa pada saat itu Termohon melalui 7 orang anggotanya ketika melakukan
penyitaan hanya menunjukan surat perintah penyitaan dari termohon yang ditulis-
tangan tanpa menunjukan Surat izin penyitaan dari Pengadilan Negeri Kebumen.
3. Bahwa saat penyitaan dilakukan oleh Termohon melalui anggotanya, termohon
tidak ada meminta izin dari ketua RT/RW setempat, saat itu termohon langsung
saja membawa sepeda motor roda tiga tersebut, termohon saat itu juga tidak ada
menyerahkan berita acara penyitaan kepada Pemohon.
4. Bahwa saat itu Termohon melalui anggotanya menjelaskan kepada Pemohon
kalau sepeda motor roda tiga tersebut disita hanya untuk keperluan dokumentasi
dan akan dikembalikan pada tanggal 10 Januari 2018, Pemohon diminta untuk
mengambil langsung sepeda motor roda tiga yang disita tersebut langsung ke
Kantor Termohon.
5. Bahwa kemudian pada tanggal 10 Januari 2018 Pemohon mendatangi Kantor
Termohon untuk mengambil kembali sepeda motor roda tiga milik Pemohon yang
sebagaimana telah dijanjikan sebelumnya, akan tetapi kemudian termohon
menjelaskan bahwa sepeda motor yang disita tersebut tidak bisa dikembalikan
kepada Pemohon karena masih diperlukan dalam proses penyidikan.
6. Bahwa saat itu Pemohon meminta penjelasan kepada termohon terkait proses
penyidikan terhadap tindak pidana apa sehingga sepeda motor milik pemohon
disita dan siapa yang menjadi pelakunya, akan tetapi Termohon menolak
memberikan penjelasan.
B. Tentang Hukumnya.
1. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 16 KUHAP menyatakan “Penyitaan
adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau
menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak,
berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidikan, penuntutan dan peradilan” dengan demikian jelas berdasarkan
ketentuan ini penyitaan hanya dapat terhadap suatu perkara pidana yang sudah
berada dalam tahap penyidikan.
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (1) KUHAP menyatakan
“Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin ketua
pengadilan negeri setempat” dengan demikian berdasarkan pasal tersebut
sebelum melakukan penyittaan maka termohon perlu untuk memohon kepada
ketua pengadilan negeri Kebumen sebagai pengadilan negeri yang wilayah
hukumnya mencakup dimana letak barang tersebut disita, akan tetapi ketika
termohon melalui anggotanya melakukan penyitaan terhadap barang milik
pemohon , termohon tidak menunjukan surat izin penyitaan dari pengadilan
negeri Kebumen, namun hanya menunjukan surat perintah tugas yang ditulis
tangan dan langsung membawa barang milik pemohon.
3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (2) KUHAP menyatakan
“Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak bilamana penyidik
harus segera bertindak dan tidak mungkin untuk mendapatkan surat izin
terlebih dahulu, tanpa mengurangi ketentuan ayat (1) penyidik dapat
melakukan penyitaan hanya atas benda bergerak dan untuk itu wajib
segera melaporkan kepada ketua pengadilan negeri setempat guna
memperoleh persetujuannya.”. akan tetapi sampai permohonan praperadilan
ini diajukan termohon belum mendapatkan izin dari pengadilan negeri
Kebumen untuk menyita barang milik pemohon.
4. Bahwa berdasarkan dalam melakukan penyitaan temohon tidak membuat
berita acara penyitaan yang disaksikan oleh 2 orang saksi, hal ini jelas
bertentangan dengan Pasal 129 ayat (2) KUHAP yang menyatakan :
“Penyidik membuat berita acara penyitaan yang dibacakan terlebih dahulu
kepada orang dari mana bendaitu disita atau keluarganya dengan diberi
tanggal dan ditandatangani oleh penyidik maupun orang ataukeluarganya
dan atau kepala desa atau ketua lingkungan dengan dua orang saksi”.
5. Bahwa sampai saat ini Pemohon , keluarga atau pun kepala desa di
lingkungan tempat tinggal Pemohon belum pernah menerima salinan/turunan
berita acara penyitaan dari Termohon,hal ini jelas bertentangan dengan Pasal
129 ayat (4) KUHAP yang menyatakan : “Turunan dari berita acara itu
disampaikan oleh penyidik kepada atasannya, orang dari mana benda itu
disita atau keluarganya dan kepala desa.”.
6. Bahwa berdasarkan Pasal 39 ayat (1) KUHAP yang dapat dikenakan
penyitaan adalah :
a. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian
diduga diperoleh dari tindakan pidana atau sebagai hasil dari tindak
pidana;
b. benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan
tindak pidana atau untuk mempersiapkannya;
c. benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak
pidana;
d. benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak
pidana;
e. benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana
yang dilakukan.
Dengan demikian tidak jelas masuk dalam kategori manakah barang milik
pemohon yang dilakukan penyitaan oleh termohon, sebab sampai saat ini tidak
jelas dalam perkara pidana apa barang mili pemohon disita, pemohon pernah
mengklarifikasi hal ini dengan datang langsung ke polsek Alian tanggal 10
Januari 2018 akan tetapi pemohon tidak mendapat kejelasan mengenai hal
tersebut.

Berdasarkan alasan-alasan permohonan diatas, maka Pemohon Praperadilan


memohon kepada Pengadilan Negeri Kebumen untuk menjatuhkan amar
putusan sebagai berikut :

1. Menerima dan mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya.


2. Menyatakan penyitaan yang dilakukan terhadap sepada motor roda tiga
merk viar type VR 200 3R dengan Nomor Polisi AA 5163 MG, Nomor
Rangka : MGRVR20TAGL205881, Nomor Mesin : YX200FMG16205525
a.n PEMOHON tidak sah menurut hukum
3. Memerintahkan Termohon untuk mengembalikan sepada motor roda tiga
merk viar type VR 200 3R dengan Nomor Polisi AA 5163 MG, Nomor
Rangka : MGRVR20TAGL205881, Nomor Mesin : YX200FMG16205525
a.n PEMOHON kepada PEMOHON.
4. Membebankan biaya perkara kepada Termohon

Atau apabila Pengadilan Negeri Kebumen berpendapat lain maka mohon


putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Hormat Kami
Kuasa Hukum Pemohon

Doyo Utomo, SH

Anda mungkin juga menyukai