Anda di halaman 1dari 13

LEGAL PROTECTION OF INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS IN

THE FIELD OF TRADE SECRETS IN INDONESIA


( Published International Journal Of Law Arranged by Dr. Sigit Irianto,
SH.,M.Hum – Volume 3 Issue 4 www.lawjournals.org;
July 2017 ISSN:2455-2194 – page 178-183 )

REVIEW OLEH :

DOYO UTOMO

S321902003

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
LATAR BELAKANG

Dalam penulisannya, Penulis mengangkat isu tentang Perlindungan

Hukum Kekayaan Intelektual di bidang Rahasia Dagang. Dalam tulisannya tersebut

disebutkan bahwa salah satu faktor utama untuk membedakan jenis kekayaan

intelektual di bidang merek yakni berupa rahasia dagang itu sendiri yang mana

rahasia dagang dalam hukum Indonesia di atur dalam Undang-Undang Nomor 30

tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Pentingnya perlindungan terhadapp rahasia

dagang menurut penulis adalah dikarenakan rahasia dagang merupakan bentuk dari

cara-cara, metode-metode atau bahkan terkait hal-hal yang berbau dengan kamar

dapur berupa teknik memasak, bahan-bahan, alat-alat dan lain sebagainya yang

merupakan bagian penting yang dapat menumbuhkan bperkembangan bisnis

dimana hal tersebut merupakan bagian yang harus dilindungi sehingga pihak lain

yang tidak berhak atas hal-hal tersebut tidak diperkenankan untuk melakukan

peniruan atau menjiplak atau bahkan mencuri dengan cara melawan hukum. Oleh

karenannya rahasia dagang menurut penulis dikatakan bahwa rahasia dagang

memiliki nilai yang disebut dengan nilai ekonomis.

Dilihat dari perkembangan hak kekayaan intelektual di tanah air, sistem

hukum Intellectual Property Rights (IPR) pertama kali diterjemahkan menjadi hak

milik intelektual, kemudian menjadi hak milik atas kekayaan intelektual. Istilah yang

umum dan lazim dipakai sekarang adalah hak kekayaan intelektual yang disingkat HKI.

Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut serta meratifikasi TRIPs

melalui UU Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Pembentukan Organisasi


Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO). Pada prinsipnya

keikutsertaan Indonesia dalam pembentukan organisasi perdagangan dunia atau

Agreement Establishing The World Trade Organization yang didalamnya mencakup

persetujuan tentang aspek-aspek dagang Hak Kekayaan Intelektual, termasuk

perdagangan barang palsu (Agreement on Trade Related Aspect of Intelectual

Property Rights, Including Trade in Counterfit Goods of Trips) berarti menyetujui

rencana persaingan dunia dan perdagangan bebas meskipun dikemas dengan

persetujuan-persetujuan lain di bidang tarif dan perdagangan.

Kekayaan Intelektual sendiri terdapat beberapa macam yang kesemuanya

diatur dalam Undang-Undang yang berbeda. Adapun HKI tersebut terdiri atas

a. Merek diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2016

b. Paten diatur dalam UU Nomor 13 tahun 2016

c. Desain Industri diatur dalam UU Nomor 31 tahun 2000

d. Hak Cipta diatur dalam UU Nomor 28 tahun 2014

e. Indikasi Geografis diatur dalam UU Nomor 20 tahun 2016

f. Rahasia Dagang diatur dalam UU Nomor 30 tahun 2000

g. Varietas Tanaman UU Nomor 29 tahun 2000

h. Design Tata Letak Sirkuti Terpadu diatur dalam UU Nomor 32 tahun 2000

Adapun merek yang dibuat oleh pelaku bisnis atau perusahaan bertujuan untuk

membedakan barang atau jasa yang diproduksi. Merek dapat disebut sebagai tanda

pengenal asal barang atau jasa yang berhubungan dengan tujuan pembuatannya. Bagi

produsen merek berfungsi sebagai jaminan nilai hasil produksi yang berhubungan
dengan kualitas dan kepuasan konsumen.1 Merek yang dibuat oleh produsen

menimbulkan sudut pandang tertentu bagi konsumen.

Merek yang dibuat oleh pelaku bisnis atau perusahaan bertujuan untuk

membedakan barang atau jasa yang diproduksi. Merek dapat disebut sebagai tanda

pengenal asal barang atau jasa yang berhubungan dengan tujuan pembuatannya. Bagi

produsen merek berfungsi sebagai jaminan nilai hasil produksi yang berhubungan

dengan kualitas dan kepuasan konsumen.1 Merek yang dibuat oleh produsen

menimbulkan sudut pandang tertentu bagi konsumen.1

Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 menjelaskan bahwa peran

merek menjadi sangat penting terutama dalam menjaga persaingan usaha yang baik.

Merek dapat digunakan sebagai alat untuk menjelaskan asal mula produk, mengetahui

kualitas produk, serta keaslian produk.3 Dengan demikian, diperlukan pengaturan yang

memadai tentang merek untuk memberikan peningkatan layanan bagi masyarakat.

Suatu merek menjadi terkenal dan mewujudkan jaminan kualitas dan reputasi suatu

produk memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, merek yang telah terkenal

akan menjadikan merek tersebut sebagai aset atau kekayaan perusahaan. Akan tetapi,

keterkenalan merek tersebut akan mendorong produsen lain untuk menirunya.

Persaingan dagang semakin besar sehingga mendorong orang lain melakukan

perdagangan dengan jalan pintas (free riding) terhadap merek terkenal. Tindakan free

riding merupakan tindakan yang berusaha untuk membuat, meniru, dan menyamai

suatu merek barang atau jasa untuk menumpang keterkenalan suatu merek. Tindakan

1
Insan Budi Maulana, Sukses Bisnis Melalui Merek, Paten dan Hak Cipta, Bandung:Citra
Aditya Bakti hlm. 97
seperti inilah yang disebut sebagai passing off dengan menggunakan merek dari pihak

lain secara melawan hukum. Passing off mengakibatkan kerugian bagi pemilik merek

sesungguhnya seperti menurunnya reputasi perusahaan, omset penjualan yang

menurun, dan tuntutan dari konsumen yang merasa tertipu karena kualitas produk tidak

sesuai dengan merek aslinya.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi

Geografis terutama Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa Merek Dagang merupakan

Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa

orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang

sejenis lainnya.

Adanya suatu merek, biasanya erat kaitannya dengan Merek Dagang dan

Rahasia Dagang terlebih bagi pelaku bisnis yang bergerak dalam bidang makanan,

kuliner, dan hal-hal terkait dengan barang atau sesuatu yang diproduksi. Oleh karena

ketiganya merupakan bagian yang tidak terpisahkan maka perlu adanya aturan yang

mengatur tentang hal tersebut sehingga kecil kemungkinan terjadi hal-hal yang berbau

unsur kesamaan atau pengakuan atas hal tersebut tanpa adanya pembuktian secara

nyata.

TUJUAN DAN MANFAAT

1. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum atas kekayaan intelektual

berupa Rahasia Dagang?


2. Untuk memberikan masukan serta tambahan terhadap hasil karya sehingga

dapat diperoleh perbaikan dan menjadi nilai tambah suatu karya.

3. Sebagai rujukan atau literatur terkait Kekayaan Intelektual khususnya di bidang

Rahasia Dagang.

4. Sebagai referensi dalam melakukan upaya perlindungan terhadap objek

kekayaan intelektual terutama Rahasia Dagang.

METODE PENELITIAN

Dalam suatu penulisan digunakan suatu teknik atau cara yang dapat

digunakan dalam menentukan tujuan dari penulisan itu sendiri. Adapun dalam

penulisan ini penulis menggunakan metode yang dikenal dengan metode penelitian

Yuridis Normatif yang merupakan pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan

hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep,asas-asas hukum

serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini.

Adapun bahan hukum tersebut yang digunakan adalah bahan hukum primer berupa

pertauran perundang-undangan, buku-buku, jurnal-jurnal, makalah atau karya

ilmiah.

PEMBAHASAN

Hubungan antara kekayaan intelektual berupa merek dan merek dagang,

juga sangat erat kaitannya dengan Rahasia Dagang dimana Rahasia dagang

mengatur tentang hal-hal yang sifatnya rahasia atau dirahasiakan yang dalam
penggunaannya diperlukana adanya perlindungan untuk melindungi seluruh bagian-

bagian terkait yang menjadi ide, cara dan metode, teknik dan hal lain yang

kesemuanya tidak bisa dimiliki oleh pihak manapun sepanjang pihak lain tidak

melakukan perbuatan melanggar hukum berupa menggandakan, menjiplak, meniru,

mencuri dan lain sebagainya.

Dalam tulisannya penulis mengemukakan beberapa karakteristik Rahasia

Dagang yakni berupa :

a. Informasi yang tidak diketahui publik;

b. Bidang teknologi/bisnis;

c. Mempunyai nilai ekonomis;

d. Dijaga kerahasiaannya.2

Keempat bagian tersebut merupakan bagian yang sangat penting dan hanya

ada dalam Rahasia Dagang. Adapun informasi tersebut harus memiliki nilai

ekonomis, bersifat aktual dan potensial, tidak diketahui umum serta tidak dapat

dipergunakan oleh orang lain yang tidak secara detail mengetahui informasi

tersebut. Informasi inipun harus secara konsisten dijaga kerahasiaannya dengan

langkah-langkah tertentu menurut ukuran wajar, sehingga tidak dapat dipergunakan

oleh orang lain karena dengan informasi tersebut seseorang dapat memperoleh

keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan kompetitornya yang tidak

mengetahui informasi tersebut. Kelalaian pemilik informasi atas hal ini dapat

2
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
menggugurkan eksistensi rahasia dagang itu sebagai hak milik intelektual. Hal ini

sejalan dengan pengaturan rahasia dagang di Amerika Serikat yang juga mencakup

segala informasi baik yang bersifat teknologi maupun non-teknologi.3

Adapun dalam Rahasia Ragang setidaknya terdapat beberapa bagian yang

dapat dilindungi yaitu berupa :

1. Formula;

2. Metode pengolahan bahan-bahan;

3. Daftar konsumen

4. Tingkat kemampuan debitur mengembalikan kredit;

5. Perencanaan;

6. Tabulasi data;

7. Informasi teknik manufaktur;

8. Rumus-rumus perancangan;

9. Rencana pemasaran;

10. Perangkat lunak komputer;

11. Kode-kode akses;

12. Personal identification number;

13. Data pemasaran;

3
Pasal 325C.01, sub d. 5, menyatakan bahwa hal -hal sebagai berikut dilindungi dengan rahasia
dagang, yaitu : formulas (for chemical, foods, etc.); methods of treating chemicals or foods; methods of
doing business; customer lists; specials customer needs; credit ratings; blueprints; architectural plans;
tables of data (e.g., special pricing or cost data); information on manufacturing techniques; designs;
marketing analyses and plans; computer software; marketed products, machines or compounds; and
business plans.
14. Rencana usaha;

15. Informasi.4

Selain bagian-bagian tersebut di atas, Rahasia Dagang juga memiliki

beberapa sifat diantaranya :

a. Tertutup

Informasi ini berupa pribadi seseorang; Dunia politik; pertahanan dan

keamanan serta ekonomi.

b. Terbuka

Maksud dan arti terbuka adalah bahwasannya informasi tersebut dapat

diketahui oleh masyarkat secara luas karena dianggap bermanfaat bagi

masyarkat. Adapun yang termasuk memiliki sifat terbuka adalah hasil-hasil

penelitian; rencana tata ruang wilayah; biografi; pemikiran mengenai cara hidup

dilingkungan/masyarakat; strategi menciptakan kerukunan dan kedamaian; hasil

pelatihan untuk pembangunan nasional.

Pemilik dan Pemegang Rahasia Dagang

Hak atas Rahasia Dagang merupakan hak yang timbul berdasarkan undang-

undang Rahasia Dagang. Rumusan yang mengaur hak tersebut dapat ditemui dalam

ketentuan Pasal 3, Pasal 4, Pasal 6 dan Pasal 7. Dengan adanya hak yang mengatur

tersebut maka setiap orang yang mempunya Rahasia Dagang berhak untuk

4
Badan Pembinaan Hukum Nasional Kemenkumham Tahun 2010, hlm. 23
menggunakan sendiri Rahasia Dagang miliknya atau memberikan kepada orang lain

dengan cara yang diatur oleh undang-undang yaitu dengan cara melisensikan.5

Selain hak tersebut, pemilik Rahasia Dagang juga mempunyai kewajiban dimana

kewajiban tersebut sebagai imbal balik atas apa yang dimilikinya berupa mencatatkan

segala bentuk yang terdapat dalam Rahasia Dagang berupa lisensi, atau pengalihan

hak. Sebagimana diatur dalam Pasal 5 angka (3).

Lisensi

Rahasia Dagang selain digunakan oleh pemilik itu sendiri, juga dapat diberikan

kepada pihak lain yaitu dengan cara melisensikan baik sebagian maupun seluruh isi

dari Rahasia Dagang tersebut. Adapun makna dari Lisensi yaitu izin yang diberikan

oleh Pemegang Rahasia Dagang kepada pihak lain melalui suatu perjanjian

berdasarkan pemberian hak (bukan pengalihan) untuk menikmati manfaat ekonomi

dari suatu Rahasia Dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu.

Jangka waktu sebagaimana dimaksud adalah jangka waktu yang diberikan oleh

pemilik Rahasia Dagang dengan pihak yang berkepentingan dimana jangka waktu

tersebut merupakan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian yang disebut dengan

perjanjian lisensi.

Dalam suatu perjanjian termasuk perjanjian Lisensi, sangat dimungkinkan terjadi hal-

hal yang tidak diinginkan termasuk wanprestasi salah satu pihak bahkan melakukan

5
Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis;Rahasia Dagang, Jakarta, 2001 hlm. 84
perbuatan yang tergolong dalam unsur pidana. Bagi para pihak yang merasa dirinya

dirugikan dapat melakukan upaya hukum berupa tuntutan atas dasar wanprestasi

karena tuntutan atas dasar wanprestasi lebih mudah dalam pembuktian dibandingkan

dengan perbuatan melawan hukum karena berdasarkan pada perjanjian yang memuat

Rahasia Dagang.6 Seperti halnya terjadi suatu peristiwa dimana dalam perjanjian

kerja yang telah memuat hak dan kewajibannya ternyata dalam prakteknya terdapat

unsur kesalahan yang dilakukan oleh karyawan, maka dalam hal ini pihak yang

mempekerjakan meskipun bukan secara langsung perbuatan tersebut dilakukan oleh

pemberi kerja akan tetapi si pekerja adalah bekerja atas dasar perintah atau tugas

berdasarkan perjanjian kerja maka pemberi kerja dapat dikatakan melanggar aturan

yang telah disepakati bersama dalam perjanjian, maka atas dasar tersebut dianggap

telah melakukan pelanggaran. 7

Bentuk- bentuk pelanggaran

Seseorang dianggap telah melanggar apabila ia memperoleh atau

menguasai Rahasia Dagang yang bukan niliknya dimana hal tersebut dilakukan

dengan cara yang tidak patut atau dengan cara melawan hukum baik dilakukan secara

sengaja maupun tidak sengaja dimana hal tersebut menimbulkan kerugan bagi

pemilik Rahasia Dagang. Dalam ketentuan Pasal 13 dan Pasal 14 mengatur tentang

bentuk-bentuk pelanggaran dalam bidang Rahasia Dagang yaitu berupa :

6
Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2009
7
Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual, Yogyakarta, 2010, hlm. 172
a. Pengungkapan Rahasia Dagang;

b. Mengingkari kewajiban;

c. Mengingkari kesepakatan;

d. Memperoleh Rhasia Dagang dengan cara bertentangan dengan Undang-Undang.

Selain hal tersebut di atas, dikecualikan untuk Rahasia berupa pengungkapan atau

penggunaan Rahasia Dagang didasarkan pada kepentingan pertahanan dan keamanan,

kesehatan dan keselamatan masyarakat, tindakan rekayasa ulang atas produk hasil

dari ppenggunaan rahasia Dagang milik orang lain yang dilakukan untuk kepentingan

pengembangan lebih lanjut dari produk yang bersangkutan.

KESIMPULAN

Dalam penyususnan review ini, yang menjadi kelebihan penulis ia mampu

menjelaskan terkait kekayaan intelektual yang diatur dalam WTO, juga penjelasan

terkait Perjanjian Trips dimana indonesia sendiri termasuk di dalamnya. Selain itu

juga Penulis dapat memberikan penjelasan mengenai apa itu Rahasia Dagang, diatur

dimana dan apa saja yang termasuk rahasia dagang.

Sedangkan kekurangannya penulis tidak spesifik apa saja yang termasuk

dilindungi dlaam kekayaan intelektual yang berkaitan dengan Rahasia Dagang.

Penulis hanya memberikan penjelasan terkait Rahsia Dagang serta Paten sedangkan

dalam Rahasia dagang tidak hanya kedua Kekayaan Intelektual tersebut melainkan

juga perlu diberikan penjelasan terkait jenis-jenisnya beserta undang-undang yang

mengatur.
DAFTAR PUSTAKA

Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2009


Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis;Rahasia Dagang, Jakarta, 2001

Insan Budi Maulana, Sukses Bisnis Melalui Merek, Paten dan Hak Cipta,
Bandung:Citra Aditya Bakti.

Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual, Yogyakarta, 2010

Undang-Undang Nomor 30 tahun 2000

Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2000

Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2016

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2016

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai