Anda di halaman 1dari 10

NIKMATULLAH R PATTIASINA (202221383)

Hukum Kekayaan Intelektual : MEREK

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penggunaan merek telah menjadi bagian integral dari kegiatan bisnis di seluruh dunia.
Merek bukan hanya sekadar simbol atau identitas, tetapi juga merupakan aset yang bernilai
tinggi bagi perusahaan. Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, perlindungan
merek menjadi sangat penting untuk mencegah praktik pemalsuan dan penyalahgunaan merek.
Di Indonesia, undang-undang dan regulasi yang mengatur hak merek telah mengalami
perkembangan signifikan, memberikan perlindungan yang lebih kuat bagi pemegang merek.
Namun, masih terdapat berbagai tantangan dan permasalahan yang perlu diatasi dalam praktik
perlindungan merek.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Merek ?


2. Aspek Hukum Apa Saja Yang Mengatur Tentang Merek ?
3. Unsur Unsur Apa Saja Yang Terdapat Dalam Merek ?
4. Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Merek ?
1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Merek


2. Untuk Mengetahui Aspek Hukum Apa Saja Yang Mengatur Tentang Merek
3. Untuk Mengetahui Unsur Unsur Apa Saja Yang Terdapat Dalam Merek
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Merek

3
NIKMATULLAH R PATTIASINA (202221383)
Hukum Kekayaan Intelektual : MEREK

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Merek

Hak Merek dalam ruang Lingkup Hak Kekayaan Intelektual merupakan bagian dari
sebuah hak Milik Industri. Konvensi yang mengatur perihal Merek adalah Konvensi Paris.
Merek adalah alat untuk membedakan barang dan jasa yang diproduksi suatu perusahaan. Pada
mulanya Merek hanya diakui untuk barang, sedangkan pengakuan untuk Merek Jasa barulah
diakui Konvensi Paris pada perubahan di Lisabon 1958. Di Inggris pun Merek Jasa baru bisa
didaftarkan dan mempunyai konsekuensi yang sama dengan Merek Barang setelah adanya
ketentuan yang baru diberlakukan pada Oktober 1986, yaitu undang-undang hasil revisi pada
Tahun 1984 atas Undang-Undang Trade Marks 1938. Mengenai Merek Jasa tersebut di
Indonesia barulah dicantumkan pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek.
Pencantuman pengertian Merek sekarang ini pada dasarnya banyak kesamaannya di antara
negara peserta Uni Paris. Hal ini disebabkan mereka mengacu pada ketentuan Konvensi Paris
tersebut. Hal ini disebabkan mereka mengacu pada ketentuan Konvensi Paris tersebut. WIPO
sebagai organisasiinter. nasional mengenai Hak Kekayaan Intelektual memberikan pengertian
Merek, yaitu sebagai berikut:

“Merek dagang adalah tanda pembeda yang mengidentifikasi barang atau jasa tertentu
sebagai barang atau jasa yang diproduksi atau disediakan oleh orang atau perusahaan
tertentu. Asal-usulnya berasal dari zaman kuno, ketika pengrajin mereproduksi tanda
tangan mereka, atau 'tanda' pada produk artistic atau utilitarian mereka. Selama bertahun-
tahun merek ini berkembang menjadi sistem pendaftaran dan perlindungan merek saat
ini. Sistem membantu konsumen mengidentifikasi dan membeli produk atau jasa karena
sifat dan kualitasnya, yang ditunjukkan oleh merek dagangnya yang unik, memenuhi
kebutuhan mereka”1

1
https://www-wipo-int.translate.goog/about-ip/en/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc, diakses
pada 3 April 2024

4
NIKMATULLAH R PATTIASINA (202221383)
Hukum Kekayaan Intelektual : MEREK

Di Indonesia pengertian Merek terdapat dalam UU No. 15 Tahun 2001, Merek adalah suatu
tanda yang berupa: gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang dan jasa. Ada juga beberapa pengertian merek menurut para ahli misalnya
Menurut Harsono Adisumarto dalam buku Hak Milik Intelektual Khususnya Hukum Paten dan
Merek, “merek adalah tanda pengenal suatu produk yang dapat digunakan untuk membedakan
antara barang atau jasa yang satu dengan yang lain. Kemudian, merek merupakan suatu hak
kekayaan intelektual yang perlu dilindungi dan merek dapat diartikan sebagai tanda pengenal
yang membedakan milik seseorang dengan milik orang lain”

Definisi tersebut sejalan dengan Pasal 1 angka 1 UU MIG, yaitu:

“Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata,
huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 dimensi dan/atau 3 dimensi, suara, hologram,
atau kombinasi dari 2 atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang
diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.”

Dilihat dari pengertian pengertian diatas, fungsi merek sangat penting bagi pemilik merek
dan juga bagi para konsumen yang menggunakan barang atau jasa merek tertentu. Maka dari itu,
perlu adanya usaha untuk memberikan perlindungan atas hak merek. Dengan perlindungan
tersebut, pemilik merek terlindungi mereknya dan konsumen tidak dirugikan karena terdapat
pihak-pihak yang tidak berhak menggunakannya.2

2.2 Aspek Hukum Merek

Pengaturan merek di Indonesia pertama kali diatur melalui Undang-Undang Nomor 19


Tahun 1992 dan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek. Setelah rati- fikasi keanggotaan
WTO pada tahun 1994, selanjutnya pengaturan merek disesuaikan dengan TRIPs melalui
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek dan terakhir diubah melalui Undang-

2
Enny Mirfa. Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terdaftar. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, Vol. 11, No. 1,
2016;

5
NIKMATULLAH R PATTIASINA (202221383)
Hukum Kekayaan Intelektual : MEREK

Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis yang selanjutnya akan disebut
UUM.

Hukum merek di Indonesia didasarkan pada beberapa peraturan hukum yang meliputi:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek: Undang-undang ini


merupakan landasan utama yang mengatur tentang merek di Indonesia. Undang-undang
ini mencakup berbagai aspek, termasuk proses pendaftaran merek, hak dan kewajiban
pemegang merek, serta tindakan hukum terhadap pelanggaran merek.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2016 tentang Implementasi Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek: Peraturan ini mengatur lebih rinci
mengenai berbagai prosedur administratif terkait dengan pendaftaran merek dan
pengelolaan merek di Indonesia.
3. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Nomor HKI-4.P-07.DIHKI
Tahun 2020 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penyampaian Permohonan Merek:
Peraturan ini memberikan panduan praktis mengenai proses pendaftaran merek, termasuk
persyaratan, prosedur, dan biaya yang terkait.

2.3 Unsur Unsur Merek

A. Karakteristik Merek

Merek memiliki beberapa karakteristik kunci yang membedakannya dari produk atau jasa
lainnya. Beberapa karakteristik utama merek meliputi:

 Identitas: Merek memberikan identitas unik bagi produk atau jasa tertentu,
memungkinkan konsumen untuk mengidentifikasinya dengan mudah di pasar.
 Reputasi: Merek yang baik mencerminkan kualitas dan keandalan produk atau jasa,
membangun reputasi positif di kalangan konsumen.
 Konsistensi: Merek yang kuat harus konsisten dalam hal desain, pesan, dan kualitas
produk atau jasa yang ditawarkan.
 Diferensiasi: Merek membantu produk atau jasa membedakan diri dari pesaing di pasar,
baik melalui fitur unik, nilai tambah, atau pengalaman pelanggan yang unik.

6
NIKMATULLAH R PATTIASINA (202221383)
Hukum Kekayaan Intelektual : MEREK

 Nilai: Merek yang berhasil dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dengan
meningkatkan loyalitas konsumen, harga yang lebih tinggi, dan pangsa pasar yang lebih
besar. 3

B. Jenis Jenis Merek

Berdasarkan Pasal 1 UU No 15 Tahun 2001 merek diklasifikasikan menjadi tiga macam,


yaitu merek dagang, merek jasa, dan merek kolektif.

Merek dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang sejenis lainnya. Contoh: KFC, Yamaha, Tupperware, dll

Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan jasa-jasa
lainnya yang sejenis. Contoh: BRI, TUV Rheinland (jasa sertifikasi),AKAS (jasa transportasi),
dll.

Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa serta
pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. 4 Terhadap merek
kolektif, terdapat ketentuan khusus apabila ingin didaftarkan Ketentuan mengenai Contoh: Kopi
Gayo, Batik Pekalongan, Swiss Watch Federation. merek kolektif diatur dalam Pasal 46 sampai
dengan Pasal 51 UU Merek.

C. Persyaratan Untuk Memperoleh Perlindunngan Merek

keberadaan merek adalah sebagai tanda pengenal atau pembeda atau ciri khas dari sebuah
produk (baik berupa barang maupun jasa) yang harus dilindungi secara hukum oleh si pemilik
usaha.5 Terkait dengan upaya perlindungan yang dapat dilakukan oleh seorang pemilik merek,
3
Dinata, Yudha Aryo. (2018). "Hukum Merek: Konsep dan Praktek di Indonesia". Bandung: Penerbit Mandar Maju
4
(Pasal 1 angka 4 UU Merek)
5
Harsono Adisumarto. Hak Milik Intelektual Khususnya Hukum Paten dan Merek. Jakarta: Akademika Pressindo,
1990;

7
NIKMATULLAH R PATTIASINA (202221383)
Hukum Kekayaan Intelektual : MEREK

penting untuk diketahui bahwa berdasarkan Pasal 3 UU UU MIG, hak atas merek baru
diperoleh setelah merek tersebut terdaftar.

Oleh karena itu, untuk bisa memperoleh hak dan mendapatkan perlindungan atas merek,
seorang pemilik merek wajib terlebih dahulu mendaftarkan mereknya pada Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual (“DJKI"), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Pada dasarnya, permintaan pendaftaran merek (permohonan) diatur dalam


Permenkumham 67/2016 dan perubahannya. Permohonan tersebut diajukan dengan mengisi
formulir rangkap 2 dalam bahasa Indonesia oleh pemohon atau kuasanya kepada Menteri Hukum
dan HAM (“Menkumham”).6

Permohonan pendaftaran merek paling sedikit harus memuat:

a. tanggal, bulan, dan tahun permohonan;


b. nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon;
c. nama lengkap dan alamat kuasa jika permohonan diajukan melalui kuasa;
d. nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali dalam hal permohonan
diajukan dengan Hak Prioritas;
e. label merek;
f. warna jika merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur warna; dan
g. kelas barang dan/atau kelas jasa serta uraian jenis barang dan/atau jenis jasa.

Kemudian, dalam mengajukan permohonan, pemohon atau kuasanya juga harus melampirkan
dokumen sebagai berikut:

a. bukti pembayaran biaya permohonan;


b. label merek sebanyak 3 lembar, dengan ukuran paling kecil 2 x 2 cm dan paling besar 9 x
9 cm;
c. surat pernyataan kepemilikan merek;
d. surat kuasa, jika permohonan diajukan melalui kuasa;

6
Insan Budi Maulana (et.al). Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual. Yogyakarta: Pusat Studi Hukum UII, 2000;

8
NIKMATULLAH R PATTIASINA (202221383)
Hukum Kekayaan Intelektual : MEREK

e. bukti prioritas, jika menggunakan Hak Prioritas dan terjemahannya dalam bahasa
Indonesia.

Sebagai informasi, permohonan dapat dilakukan secara elektronik atau non elektronik.
Dalam hal permohonan diajukan secara elektronik, pemohon/kuasa harus mengisi formulir
secara elektronik dan mengunggah dokumen-dokumen di atas melalui laman resmi Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual. Sedangkan jika permohonan diajukan secara non elektronik,
pemohon/kuasa mengajukan permohonan secara tertulis dan melampirkan dokumen-dokumen di
atas kepada Menkumham.

Permohonan pendaftaran merek yang telah diterima Menkumham kemudian diperiksa


formalitas kelengkapannya, sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Permenkumham 67/2016.
Kemudian, apabila ada kekurangan kelengkapan persyaratan, maka dalam jangka waktu 30 hari
kerja sejak tanggal penerimaan permohonan, pemohon/kuasa diberi waktu untuk melengkapinya
dalam jangka waktu 2 bulan sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan untuk melengkapi
persyaratan.

Lalu, jika tidak dilengkapi sampai dengan jangka waktu habis, permohonan dianggap
ditarik kembali. Sedangkan permohonan yang telah memenuhi persyaratan dokumen diberikan
tanggal penerimaan yang diumumkan oleh Menkumham dalam Berita Resmi Merek. 7

2.4 Perlindungan Hukum Terhadap Merek

a. Hak dan Kewajiban Pemegang Merek

Pemegang merek memiliki hak-hak eksklusif terkait dengan merek mereka, termasuk hak untuk:

 Menggunakan merek secara eksklusif dalam perdagangan.


 Mencegah pihak lain menggunakan merek yang sama atau serupa tanpa izin.
 Mengambil tindakan hukum terhadap pelanggaran merek.

Namun, dengan hak tersebut juga datang kewajiban, seperti:

 Memastikan mereknya tidak melanggar hak kekayaan intelektual pihak lain.


7
https://www.hukumonline.com/klinik/a/perlindungan-hak-merek--ini-syarat-mendapatkannya-cl4430/

9
NIKMATULLAH R PATTIASINA (202221383)
Hukum Kekayaan Intelektual : MEREK

 Mempertahankan kualitas dan reputasi merek.


 Melakukan pembaruan pendaftaran merek secara berkala.

b. Tindakan Hukum terhadap Pelanggaran Merek

Perlindungan hukum terhadap pelanggaran merek dapat dilakukan melalui dua jenis
tindakan utama:

1. Tindakan Sipil

Tindakan sipil memungkinkan pemegang merek untuk menuntut ganti rugi, larangan
penggunaan merek, atau restitusi atas kerugian yang disebabkan oleh pelanggaran merek.

2. Tindakan Pidana

Tindakan pidana dapat diambil terhadap pelanggar merek yang melakukan tindakan kriminal,
seperti pemalsuan merek atau penjualan produk palsu dengan merek terdaftar.

10
NIKMATULLAH R PATTIASINA (202221383)
Hukum Kekayaan Intelektual : MEREK

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam era globalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, merek telah menjadi aset
yang sangat berharga bagi perusahaan. Hukum merek memberikan perlindungan hukum terhadap
identitas unik dan reputasi suatu produk atau jasa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai
merek tersebut dan mencegah praktik-praktik peniruan yang merugikan. Dengan memiliki merek
yang terdaftar, perusahaan dapat memperoleh hak eksklusif untuk menggunakan merek tersebut
dalam kegiatan bisnis mereka, serta dapat mengambil tindakan hukum terhadap pihak-pihak
yang melakukan pelanggaran terhadap merek mereka.

11
NIKMATULLAH R PATTIASINA (202221383)
Hukum Kekayaan Intelektual : MEREK

DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU

1. Dr. M. Citra Ramadhan, S.H.,M.H., Fitri Yanni Dewi Siregar, S.H.,M.H., Bagus
Firman Wibowo, S.H.,M.H (2023), BUKU AJAR HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL
2. Dinata, Yudha Aryo. (2018). "Hukum Merek: Konsep dan Praktek di Indonesia".
Bandung: Penerbit Mandar Maju
3. Enny Mirfa. Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terdaftar. Jurnal Hukum
Samudra Keadilan, Vol. 11, No. 1, 2016;
4. Harsono Adisumarto. Hak Milik Intelektual Khususnya Hukum Paten dan Merek.
Jakarta: Akademika Pressindo, 1990;
5. Insan Budi Maulana (et.al). Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual.
Yogyakarta: Pusat Studi Hukum UII, 2000
6. Khoirul Hidayah, S.H., M.H.(2017), HUKUM HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL
7. Mujiyono Ferianto (2017), BUKU PRAKTIS MEMAHAMI DAN CARA
MEMPEROLEH HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
B. WEB
1. https://lpik.itb.ac.id/division/detail/c20ad4d76fe97759aa27a0c99bff6710
2. https://smartlegal.id/hki/merek/2021/11/19/yuk-kenali-jenis-merek-berdasarkan-
undang-undang/
3. https://www.hukumonline.com/klinik/a/perlindungan-hak-merek--ini-syarat-
mendapatkannya-cl4430/
4. https://www-wipo-int.translate.goog/about ip/en/?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

12

Anda mungkin juga menyukai