HAK MEREK
Tugas kelompok Hukum Bisnis
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. ADHITYA SAPUTRA (1500522086)
2. AFIFAH RISFILIA NASUTION (1700522038)
3. FADHLAN HASBI (1700522026)
4. HARISFUR RAHMAN (1700522040)
5. LAILATUL ANISA (1600522082)
6. PUTRI DAYANTI (1600522017)
7. RATU INTAN MUSTIKA N. (1700522016)
8. REZKY MARDHANI (1500522006)
9. YOLANDA HYDE (1709522074)
10. YUSSI ANISA HERMAWAN (1700522066)
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS EKONOMI
D3 AKUNTANSI
2018/2019
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin pesatnya persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini mendorong semua
perusahaan baik yang memproduksi barang maupun jasa berlomba-lomba menarik minat
masyarakat akan produk dan jasa yang dihasilkan perusahaannya, salah satunya yaitu
dengan membuat sebuah nama atau merek yang unik dan se-kreativ mungkin baik dalam hal
susunan gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut. Begitu banyaknya pelanggaran-pelanggaran dalam pembuatan merek
baik merek dagang maupun merek jasa seperti halnya kasus-kasus penjiplakan merek
dengan maksud untuk mencari keuntungan maupun hanya sekedar kebetulan memiliki
beberapa kesamaan.
Pemberian perlindungan hak atas merek, hanya diberikan kepada pemilik merek yang
mereknya sudah terdaftar saja. Perlindungan merek diberikan manakala terjadi suatu
pelanggaran merek yang dilakukan oleh pihak yang tidak mempunyai hak terhadap suatu
merek. Dalam dunia perdagangan merek mempunyai peranan yang penting, karena dengan
merek yang terkenal maka akan dapat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha terutama
dalam hal pemasaran. Dalam dunia perdagangan sering terjadi pelanggaran terhadap merek
terkenal. Pelanggaran terjadi karena ada pihak yang tidak mempunyai hak menggunakan
merek terdaftar untuk kepentingannya. Penyebab pelanggaran merek yang terjadi di
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang HAKI di Indonesia masih lemah, Pangsa pasar umumnya masyarakat lebih senang
membeli produk yang harganya murah walaupun kualitasnya rendah
b. Lemahnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan tersebut
c. Animo masyarakar terhadap produk bermerek tetapi harganya murah
d. Daya beli masyarakat yang masih rendah
e. Kurang memperhatikan kualitas suatu produk
f. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pelanggaran merek yang masih rendah
g. Kondisi perekonomian dimana masyarakat cenderung membeli merek palsu, karena murah
Berdasarkan hal tersebut maka perlu kiranya mempelajari mengenai hak atas merek
yaitu hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam
Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek
tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Sedangkan merek
itu sendiri adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang maupun jasa. Diharapkan dengan
memperlajari hak atas merek tersebut, sebagai mahasiswa kita dapat menganalisa kasus-
kasus pelanggaran yang terjadi dalam dunia persaingan baik dagang maupun jasa.
1.3 Tujuan
Terdapat beberapa tujuan dalam pembahasan mengenai hak merek ini. Tujuan dalam
pembahasan hak merek ini yaitu mempelajari hak merek, cara pendaftaran hak merek, hak
dan kewajiban pemegang hak merek serta peraturan-peraturan tentang hak merek.
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Hak Merek
Hak Merek di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang
Merek, sebelumnya diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek yang
kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Terhadap
UU No. 19 tahun 1992 tentang Merek.
Pengertian (UU NO. 15 TAHUN 2001)
“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka- angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.”
HAK ATAS MEREK adalah hak ekslusif yang diberikan negara kepada pemilik
Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan ijin kepada pihak lain untuk
menggunakannya.
Jenis-jenis merek Menurut UU NO. 15 TAHUN 2001
1. Merek Dagang
Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum yang membedakan dengan
barang-barang sejenis lainnya.
2. Merek Jasa
Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh sesorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
3. Merek Kolektif
Merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
Pengertian mengenai hal lain dalam UU NO. 15 TAHUN 2001
4. Lisensi
Ijin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu
perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menggunakan
Merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan/atau jasa yang
didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
5. Indikasi Geografis
Indikasi Asal dilindungi sebagai suatu tanda yang: a) memenuhi ketentuan Pasal 56
ayat (1), tetapi tidak didaftarkan; atau, b) semata-mata menunjukan asal suatu barang atau
jasa.
Subyek hak merek adalah pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum
Merk untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri merk tersebut atau membuat
izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum.
Pemilik merk dapat terdiri satu orang, atau bersama-sama atau badan hukum.
Objek Hak Merek adalah merek Yang sudah terdaftar di daftar umum merek. Untuk
mengetahui merek yang sudah terdaftar dapat mengunjungi situs resmi Direktorat Jendaral
Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan HAM R.I
b. fungsi jaminan reputasi, yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga
secara pribadi menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan
produsennya sekaligus memberi jaminan kualitas akan produk tersebut;
Permohonan pendaftaran Merek diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah
disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4 (empat).
Selain syarat-syarat di atas, Merek yang akan didaftarkan tidak boleh mengandung salah satu
unsur dibawah ini :
1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas, agama,
kesusilaan, atau ketertiban umum;
2. Tidak memiliki daya pembeda;
3. Telah menjadi milik umum; atau
4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.
Ketentuan mengenai syarat dan tata cara permohonan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Permohonan Perpanjangan diajukan secara tertulis oleh pemilik Merek atau Kuasanya
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perlindungan
bagi merek terdaftar tersebut.
Permohonan Perpanjangan disetujui apabila :
a. Merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa sebagaimana disebut
dalam Sertifikat Merek tersebut; dan
b. Barang atau jasa sebagaimana dimaksud di atas masih diproduksi dan diperdagangkan.
Perpanjangan jangka waktu tersebut dicatat dalam Daftar Umum Merek dan
diumumkan dalam Berita Resmi Merek dan diberitahukan secara tertulis kepada pemilik
Merek atau Kuasanya.
Penghapusan pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek dapat dilakukan atas
prakarsa Direktorat Jenderal atau berdasarkan permohonan pemilik Merek yang
bersangkutan.
Penghapusan pendaftaran Merek atas prakarsa Direktorat Jenderal dapat dilakukan jika :
Penghapusan pendaftaran Merek berdasarkan alasan dapat pula diajukan oleh pihak
ketiga dalam bentuk gugatan kepada Pengadilan Niaga.
b. Pembatalan
Gugatan tersebut diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal pendaftaran
merek atau dapat dilakukan tanpa batas waktu apabila Merek yang bersangkutan
bertentangan dengan moralitas agama, kesusilan, atau ketertiban umum.
Pasal 76 ayat (1) Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain
yang secara tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis berupa :
a. Gugatan ganti rugi, dan/atau
b. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan pengunaan merek tersebut
c. Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada pengadilan niaga.
Pasal 90
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek
yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang
dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
Pasal 91
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada pokoknya
dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi
dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Pasal 93
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang
dilindungi berdasarkan indikasi-asal pada barang atau jasa sehingga dapat memperdaya
atau menyesatkan masyarakat mengenai asal barang atau asal jasa tersebut, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah).
Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan, bahwa setiap orang yang menggunakan
merek dalam waralaba tanpa hak dapat dituntut baik tuntutan ganti rugi maupun
dipidana penjara dan/atau ditambah denda.
SARAN
a. Bagi Pemilik Merek yang Belum Terdaftar,
Bagi pemilik produk barang atau jasa yang belum didaftarkan di Kantor Merek yaitu Dirjen
HAKI Depkumham segera daftarkan agar memperoleh perlindungan hukum apabila ada
sengketa merek.
b. Bagi Dunia Usaha
Dalam melakukan usaha jangan melakukan menggunakan merek pihak lain karena hal itu
merupakan pelanggaran merek, karena dapat menimbulkan masalah hukum dan dapat digugat
di Pengadilan oleh Pemilik merek yang sah.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Peraturan Undang-Undang :
Sumber Internet :
http://www.dgip.go.id/
https://www.kompasiana.com/fahmiurhan/5852ad2162afbdb82e43d410/hak-
merk-dan-fungsinya
https://www.perlindungan-hukum-terhadap-hak-merek