Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAK MEREK
Tugas kelompok Hukum Bisnis

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. ADHITYA SAPUTRA (1500522086)
2. AFIFAH RISFILIA NASUTION (1700522038)
3. FADHLAN HASBI (1700522026)
4. HARISFUR RAHMAN (1700522040)
5. LAILATUL ANISA (1600522082)
6. PUTRI DAYANTI (1600522017)
7. RATU INTAN MUSTIKA N. (1700522016)
8. REZKY MARDHANI (1500522006)
9. YOLANDA HYDE (1709522074)
10. YUSSI ANISA HERMAWAN (1700522066)

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS EKONOMI
D3 AKUNTANSI
2018/2019
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semakin pesatnya persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini mendorong semua
perusahaan baik yang memproduksi barang maupun jasa berlomba-lomba menarik minat
masyarakat akan produk dan jasa yang dihasilkan perusahaannya, salah satunya yaitu
dengan membuat sebuah nama atau merek yang unik dan se-kreativ mungkin baik dalam hal
susunan gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut. Begitu banyaknya pelanggaran-pelanggaran dalam pembuatan merek
baik merek dagang maupun merek jasa seperti halnya kasus-kasus penjiplakan merek
dengan maksud untuk mencari keuntungan maupun hanya sekedar kebetulan memiliki
beberapa kesamaan.

Pemberian perlindungan hak atas merek, hanya diberikan kepada pemilik merek yang
mereknya sudah terdaftar saja. Perlindungan merek diberikan manakala terjadi suatu
pelanggaran merek yang dilakukan oleh pihak yang tidak mempunyai hak terhadap suatu
merek. Dalam dunia perdagangan merek mempunyai peranan yang penting, karena dengan
merek yang terkenal maka akan dapat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha terutama
dalam hal pemasaran. Dalam dunia perdagangan sering terjadi pelanggaran terhadap merek
terkenal. Pelanggaran terjadi karena ada pihak yang tidak mempunyai hak menggunakan
merek terdaftar untuk kepentingannya. Penyebab pelanggaran merek yang terjadi di
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang HAKI di Indonesia masih lemah, Pangsa pasar umumnya masyarakat lebih senang
membeli produk yang harganya murah walaupun kualitasnya rendah
b. Lemahnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan tersebut
c. Animo masyarakar terhadap produk bermerek tetapi harganya murah
d. Daya beli masyarakat yang masih rendah
e. Kurang memperhatikan kualitas suatu produk
f. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pelanggaran merek yang masih rendah
g. Kondisi perekonomian dimana masyarakat cenderung membeli merek palsu, karena murah

Berdasarkan hal tersebut maka perlu kiranya mempelajari mengenai hak atas merek
yaitu hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam
Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek
tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Sedangkan merek
itu sendiri adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang maupun jasa. Diharapkan dengan
memperlajari hak atas merek tersebut, sebagai mahasiswa kita dapat menganalisa kasus-
kasus pelanggaran yang terjadi dalam dunia persaingan baik dagang maupun jasa.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pengertian Hak Merek
1.2.2 Subjek Dan Objek Hak Merek
1.2.3 Undang-undang yang mendasari Hak Merek
1.2.4 Kegunaan Hak Marek
1.2.5 Pendaftaran Dan Pengaturan Hak Merek
1.2.6 Penegakan Hukum Hak Merek
1.2.7 Pelanggaran dan Sanksi Hak Merek
1.2.8 Contoh kasus Hak Merek

1.3 Tujuan

Terdapat beberapa tujuan dalam pembahasan mengenai hak merek ini. Tujuan dalam
pembahasan hak merek ini yaitu mempelajari hak merek, cara pendaftaran hak merek, hak
dan kewajiban pemegang hak merek serta peraturan-peraturan tentang hak merek.
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Hak Merek
Hak Merek di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang
Merek, sebelumnya diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek yang
kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Terhadap
UU No. 19 tahun 1992 tentang Merek.
Pengertian (UU NO. 15 TAHUN 2001)

“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka- angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.”

HAK ATAS MEREK adalah hak ekslusif yang diberikan negara kepada pemilik
Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan ijin kepada pihak lain untuk
menggunakannya.
Jenis-jenis merek Menurut UU NO. 15 TAHUN 2001
1. Merek Dagang

Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum yang membedakan dengan
barang-barang sejenis lainnya.
2. Merek Jasa

Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh sesorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
3. Merek Kolektif
Merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
Pengertian mengenai hal lain dalam UU NO. 15 TAHUN 2001
4. Lisensi

Ijin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu
perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menggunakan
Merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan/atau jasa yang
didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
5. Indikasi Geografis

Indikasi Geografis menurut Pasal 56 ayat (1) UU No 15/2001: dilindungi sebagai


suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan
geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut,
memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.
6. Indikasi Asal

Indikasi Asal dilindungi sebagai suatu tanda yang: a) memenuhi ketentuan Pasal 56
ayat (1), tetapi tidak didaftarkan; atau, b) semata-mata menunjukan asal suatu barang atau
jasa.

2. Subjek dan Objek Hak Merek

 Subjek Hak Merek.

Subyek hak merek adalah pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum
Merk untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri merk tersebut atau membuat
izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum.
Pemilik merk dapat terdiri satu orang, atau bersama-sama atau badan hukum.

 Objek Hak Merek.

Objek Hak Merek adalah merek Yang sudah terdaftar di daftar umum merek. Untuk
mengetahui merek yang sudah terdaftar dapat mengunjungi situs resmi Direktorat Jendaral
Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan HAM R.I

3. Dasar Hukum Mengenai Hak Merek


Perkembangan teknologi informasi dan transportasi telah menjadikan kegiatan di
sektor perdagangan meningkat secara pesat dan bahkan telah menempatkan dunia
sebagai pasar tunggal bersama.
Era perdagangan global hanya dapat dipertahankan jika terdapat iklim persaingan
usaha yang sehat. Merek memegang peranan yang sangat penting yang
memerlukan sistem pengaturan yang lebih memadai. Berdasarkan pertimbangan
tersebut dan sejalan dengan perjanjian-perjanjian internasional yang telah
diratifikasi Indonesia serta pengalaman melaksanakan administrasi merek,
diperlukan penyempurnaan Undang-Undang Merek yaitu Undang-Undang Nomor
19 Tahun 1992 (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 81) sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 (Lembaran Negara Tahun 1997
Nomor 31) selanjutnya disebut Undang-Undang Merek lama dan sebagai gantinya
adalah Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 (selanjutnya disebut UUM
2001).
Secara keseluruhan, UUM 2001 antara lain mengatur tentang :
a. proses permohonan pendaftaran;
b. jangka waktu pengumuman;
c. hak prioritas;
d. merek dagang dan merek jasa;
e. indikasi-geografis;
f. penyelesaian sengketa merek;
g. penetapan sementara pengadilan.
Berdasarkan uraian di atas, maka UUM 2001 merupakan satu-satunya undangundang
yang saat ini dijadikan pedoman bagi hukum merek dan hal-hal lain yang
terkait dengan merek.

4. Kegunaan Hak Marek


Pada hakikatnya suatu merek digunakan oleh produsen atau pemilik merek untuk
melindungi produknya, baik berupa jasa atau barang dagang lainnya. Jadi, suatu
merek memiliki fungsi sebagai berikut :

a. fungsi pembeda, yakni membedakan produk satu perusahaan dengan produk


perusahaan lain;

b. fungsi jaminan reputasi, yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga
secara pribadi menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan
produsennya sekaligus memberi jaminan kualitas akan produk tersebut;

c. fungsi promosi, yakni merek juga digunakan sebagai sarana memperkenalkan


produk baru dan mempertahankan reputasi produk lama yang diperdagangkan
sekaligus untuk menguasai pasar;

d. fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri, yakni merek dapat


menunjang pertumbuhan industri melalui penanaman modal, baik asing
maupun dalam negeri dalam menghadapi mekanisme pasar bebas.
5. Pendaftaran Dan Pengaturan Hak Merek
Sistem pendaftaran merek yang dianut adalah sistem “First-to-file” atau Pendaftaran
Pertama. Pengertiannya adalah pendaftaran yang telah diterima oleh kantor Merek adalah
merek yang sah atau pemiliknya adalah pemegang hak yang sah, kecuali dapat dibuktikan
sebaliknya oleh pihak ketiga yang berkepentingan.

1. Prosedur Permohonan Pendaftaran Merek

Permohonan pendaftaran Merek diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah
disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4 (empat).

2. Pemohon wajib melampirkan:


a. surat pernyataan di atas kertas bermeterai cukup yang ditanda tangani oleh pemohon
(bukan kuasanya), yang menyatakan bahwa merek yang dimohonkan adalah
miliknya;
b. surat kuasa khusus, apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui kuasa;
c. salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisasi oleh
notaris, apabila pemohon badan hukum;
d. 24 (dua puluh empat) lembar etiket merek (4 lembar dilekatkan pada formulir) yang
dicetak diatas kertas;
e. fotokopi kartu tanda penduduk pemohon;
f. bukti prioritas asli dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, apabila permohonan
dilakukan dengan hak prioritas; dan
g. bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 450.000,- (empat ratus lima puluh
ribu rupiah).
A. Syarat Permohonan
1. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat Jenderal
dengan mencantumkan :
a. tanggal, bulan, dan tahun.
b. Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon.
c. Nama lengkap dan alamat Kuasa apabila permohonan diajukan melalui Kuasa;
d. Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur-
unsur warna;
e. Nama negara dan tanggal permintaan Merek yang pertama kali dalam hal
Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas.
2. Permohonan ditandatangani pemohon dan kuasanya.
3. Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri dari satu orang atau
beberapa orang secara bersama, atau badan hukum.
4. Permohonan dilampiri dengan bukti pembayaran biaya.
5. Dalam hal Permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang secara bersama-
sama berhak atas Merek tersebut, semua nama Pemohon dicantumkan dengan memilih
salah satu alamat sebagai alamat mereka.
6. Dalam hal permohonan sebagaimaa dimaksud pada ayat (50) Permohonan tersebut
ditandatangani oleh salah satu dari Pemohon yang berhak atas Merek tersebut dengan
melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon yang mewakilkan.
7. Dalam hal Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diajukan melalui
Kuasanya, surat kuasa untuk itu ditandatangani oleh semua pihak yang berhak atas
Merek tersebut.
8. Kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (7) adalah konsultan Hak Kekayaan Intelektual.
9. Ketentuan mengenai syarat-syarat untuk dapat diangkat sebagai Konsultan Hak
Kekayaan Intelektual diatur dengan Peraturan Pemerintah, sedangkan tata cara
pengangkatannya diatur dengan Keputusan Presiden.

Selain syarat-syarat di atas, Merek yang akan didaftarkan tidak boleh mengandung salah satu
unsur dibawah ini :
1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas, agama,
kesusilaan, atau ketertiban umum;
2. Tidak memiliki daya pembeda;
3. Telah menjadi milik umum; atau
4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.

Ketentuan mengenai syarat dan tata cara permohonan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

B. Prosedur Untuk Mendapatkan Sertifikat Hak Merek


 Permohonan untuk 2 (dua) kelas barang atau lebih dan/atau jasa dapat diajukan dalam
satu permohonan.
 Permohonan harus menyebutkan jenis barang dan/atau jasa yang termasuk dalam
kelas yang dimohonkan pendaftarannya.
 Permohonan yang diajukan oleh Pemohon yang bertempat tinggal atau berkedudukan
tetap di luar wilayah Negara Republik Indonesia wajib diajukan melalui Kuasanya di
Indonesia dan memilih tempat tinggal kuasa sebagai domisili hukumnya di Indonesia.
 Pemeriksaan Kelengkapan Persyaratan Pendaftaran Merek dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal.

6. Penegakan Hukum Hak Merek


1. PERLINDUNGAN HAK MEREK

Perlindungan hukum diberikan kepada merek terdaftar untuk jangka waktu 10


(sepuluh) tahun sejak tanggal penerimaan dan dapat diperpanjang.

Permohonan Perpanjangan diajukan secara tertulis oleh pemilik Merek atau Kuasanya
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perlindungan
bagi merek terdaftar tersebut.
Permohonan Perpanjangan disetujui apabila :

a. Merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa sebagaimana disebut
dalam Sertifikat Merek tersebut; dan
b. Barang atau jasa sebagaimana dimaksud di atas masih diproduksi dan diperdagangkan.
Perpanjangan jangka waktu tersebut dicatat dalam Daftar Umum Merek dan
diumumkan dalam Berita Resmi Merek dan diberitahukan secara tertulis kepada pemilik
Merek atau Kuasanya.

2. PENGALIHAN HAK MEREK


Pengalihan hak atas merek dapat dilakukan melalui:
a. Pewarisan.
b. Hibah.
c. Wasiat (testamentoir)
d. Perjanjian tertulis
e. Sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang.

Pengalihan dilakukan disertai dokumen pengalihan hak dan dilakukan pencatatan di


dalam Daftar Umum Merek oleh kantor Merek. Pengalihan yang tidak dicatatkan tidak akan
berakibat hukum kepada pihak ketiga.
PENGHAPUSAN DAN PEMBATALAN PENDAFTARAN MEREK
a. Penghapusan

Penghapusan pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek dapat dilakukan atas
prakarsa Direktorat Jenderal atau berdasarkan permohonan pemilik Merek yang
bersangkutan.
Penghapusan pendaftaran Merek atas prakarsa Direktorat Jenderal dapat dilakukan jika :

• Merek tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam perdagangan


barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir, kecuali
apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Direktorat Jenderal; atau
• Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis
barang atau jasa yang dimohonkan pedaftaran, termasuk pemakaian Merek yang
tidak sesuai dengan Merek yang didaftar.

Permohonan penghapusan pendaftaran Merek oleh pemiik Merek atau Kuasanya,


baik sebagian atau seluruh jenis barang dan/atau jasa, diajukan kepada Direktorat
Jenderal.

Penghapusan pendaftaran Merek berdasarkan alasan dapat pula diajukan oleh pihak
ketiga dalam bentuk gugatan kepada Pengadilan Niaga.

b. Pembatalan

Gugatan Pembatalan Pendaftaran Merek diajukan oleh pihak yang berkepentingan


dengan alasan bahwa termasuk merek termasuk dalam merek yang tidak dapat didaftar
atau harus ditolak
Pemilik Merek yang tidak terdaftar/ditolak dapat mengajukan gugatan setelah
mengajukan Permohonan ke Direktorat Jenderal. Gugatan tersebut diajukan ke
Pengadilan Niaga, dalam hal penggugat tinggal di luar wilayah Republik Indonesia,
gugatan diajukan kepada Pengadilan Niaga di Jakarta.

Gugatan tersebut diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal pendaftaran
merek atau dapat dilakukan tanpa batas waktu apabila Merek yang bersangkutan
bertentangan dengan moralitas agama, kesusilan, atau ketertiban umum.

7. Pelanggaran dan Sanksi Hak Merek


Menurut Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Merek No. 15 Tahun 2001, kepemilikan
merek dapat diperoleh dengan cara pewarisan, wasiat, hibah, perjanjian, atau sebab-
sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang. Sedangkan pewakaian merek
dapat dilakukan oleh pemilik sendiri, maupun oleh orang lain dengan izin pemilik
merek. Izin ini dapat diperoleh melalui lisensi atau waralaba. Apabila seseorang memakai
merek orang lain tanpa izin pemilik merek, maka pemilik merek dapat menuntut pemakai
merek tanpa izin itu. Tuntutan itu dapat dilakukan berdasarkan hukum perdata maupun
hukum pidana. Hal ini dapat disimpulkan dari Pasal 72 sampai dengan Pasal 77 Undang-
Undang Merek No. 15 Tahun 2001. lnti dari pasal Undang-Undang Merek No. 15
Tahun 2001 yang perlu diketahui ialah sebagai berikut :

Pasal 76 ayat (1) Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain
yang secara tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis berupa :
a. Gugatan ganti rugi, dan/atau
b. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan pengunaan merek tersebut
c. Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada pengadilan niaga.

Pasal 77 Gugatan atas pelanggaran merek sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 76 dapat diajukan oleh penerima lisensi merek terdaftar baik secara
sendiri maupun bersama-sama dengan pemilik merek yang bersangkutan.
Gugatan keperdataan ganti rugi juga dapat dilakukan oleh pemegang merek, khususnya
terhadap indikasi-geografis, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 57 Undang-Undang Merek.
Hak mengajukan gugatan merek secara keperdataan sebagaimana dikemukakan dalam Pasal
76 ayat (1) dan Pasal 77 tidak mengurangi hak negara untuk melakukan tindak Pidana di
bidang merek sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 90 sampai dengan Pasal 95. Adapun
ketentuan pidana yang dapat dituntutkan
pada pemakai merek orang lain tanpa hak (izin pemilik) ialah sebagai berikut.

Pasal 90
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek
yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang
dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

Pasal 91
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada pokoknya
dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi
dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 92 ayat (1)


Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang sama pada keseluruhan
dengan indikasi-geografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau sejenis dengan
barang yang terdaftar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 92 ayat (2)


Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang sama pada
pokoknya dengan indikasi-geografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau sejenis
dengan barang yang terdaftar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 92 ayat (3)


Terhadap pencantuman asal sebenarnya pada barang yang merupakan hasil pelanggaran
ataupun pencantuman kata yang menunjukkan bahwa barang tersehut merupakan tiruan dart
barang yang terdaftar dan dilindungi berdasarkan indikasi-geografis, diberlakukan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

Pasal 93
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang
dilindungi berdasarkan indikasi-asal pada barang atau jasa sehingga dapat memperdaya
atau menyesatkan masyarakat mengenai asal barang atau asal jasa tersebut, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah).

Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan, bahwa setiap orang yang menggunakan
merek dalam waralaba tanpa hak dapat dituntut baik tuntutan ganti rugi maupun
dipidana penjara dan/atau ditambah denda.

8. Contoh kasus Hak Merek

(Trio macan VS 3 Macan)


Trio Macan, dalam perkembangannya telah menorehkan sejarah tersendiri di jagad
musik Indonesia. Sampai saat ini Trio Macan masih tetap eksis dan dan menjadi ‘magnet’ di
dunia hiburan. Trio Macan berawal dari panggung kemudian tampil di layar televisi, dan
menjadi icon dalam setiap penampilannya, sampai sekarang sudah menjelajah dari panggung
ke panggung, dari dapur rekaman ke dapur rekaman, dan sudah dikenal sampai mancanegara.
Seiring dengan eksistensi Trio Macan, saat ini muncul grup vokal yang mengusung
nama dan penampilan sama persis dengan Trio Macan. Hal ini tentu sangat merisaukan dan
merugian PT Media Musik Proaktif. Dalam jumpa pers sore ini yang bertempat di kantor
pengacara Elza Syarief SH, Jalan Latuharhari No 19, Menteng, Jakarta Pusat, Managemen
Proaktif ingin mempertegas bahwa merek jasa Trio Macan sudah terdaftar di Direktorat
Jendral Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dengan nomor IDM000168497 atas nama
SUGIYANTO (CEO PT Media Musik Proaktif), dan merek jasa 3 Macan terdaftar di
Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dengan nomor JOO2010026302 atas
nama PT Media Musik Proaktif.
Menurut Elza Syarief, hadirnya 3 macan dengan penamaan serta penampilan yang sama
adalah sebuah pelanggaran hak merek Trio Macan, ini sangat merugikan secara material
maupun nama baik trio macan.
atas penyalahgunaan merek Trio Macan dan 3 Macan, maka pada Senin, 31 Oktober
2011, berdasarkan laporan polisi nomer LP/3784/X/2011, PT Media Musik Proaktif yang
diwakili oleh Sugiyanto melaporkan Nirmal Hiroo Bharmawi (CEO PT Falcon Interactiv),
Lia Ladysta, Yenny Anggraeni dan Ayu Terra ke Polda Metro Jaya atas perkara
penyalahgunaan merk tanpa hak.
Laporan ini dilakukan sebagai langkah awal untuk menertibkan penyalahgunaan hak merek
Trio Macan. Karena di kalangan msyarakat muncul kebingungan dengan banyaknya trio-trio
yang menggunakan nama mirip trio macan dengan dandan dan gaya panggung sama.
Hadir juga dalam jumpa pers senin sore 3 personil trio macan yang asli: Iva novanda,
Lia Amelia dan Cha Cha. Via pada kesempatan tersebt menyampaikan keluhannya dengan
munculnya 3 macan dan macan2 yang lain sangat merisaukan di lapangan. Ini membuat
kebingungan secara public, dan kerugian yang dialami bukan sekedar material, tapi juga
beban moral. “Karena banyak info2 yang menyebutkan ada show trio macan di satu daerah
dengan pakaian seronok, tapi kenyataannya yang datang trio macan palsu.
Menurut elza langkah hukum ini ditempuh karena sebelumnya cliennya sudah
mencoba menempuh jalan persuasif dengan mengirim surat, mengundang sampai
menyampaikan somasi. Tapi tidak direspon pihaknya juga sudah membuat pengumuman
tentang merk. Trio Macan di media cetak nasional Kompas.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk, dimana merek suatu
produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek tidak hanya sebuah
nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-
produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu akan
lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada saat
pembelian ulang produk tersebut.
Kini dalam melakukan pengajuan permohonan sudah tidak mengalami kesulitan karena
Pemerintah melalui DITJEN HKI telah menunjukan tata cara pendaftaran merek dengan jelas
melalui situs resmi DITJEN HKI www.dgip.go.id.

SARAN
a. Bagi Pemilik Merek yang Belum Terdaftar,
Bagi pemilik produk barang atau jasa yang belum didaftarkan di Kantor Merek yaitu Dirjen
HAKI Depkumham segera daftarkan agar memperoleh perlindungan hukum apabila ada
sengketa merek.
b. Bagi Dunia Usaha
Dalam melakukan usaha jangan melakukan menggunakan merek pihak lain karena hal itu
merupakan pelanggaran merek, karena dapat menimbulkan masalah hukum dan dapat digugat
di Pengadilan oleh Pemilik merek yang sah.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Peraturan Undang-Undang :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG


MEREK

Sumber Internet :

http://www.dgip.go.id/
https://www.kompasiana.com/fahmiurhan/5852ad2162afbdb82e43d410/hak-
merk-dan-fungsinya
https://www.perlindungan-hukum-terhadap-hak-merek

Anda mungkin juga menyukai