Pengertian : Hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan
intelektual manusia
Mengapa kemampuan intelektual manusia ?
Karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastera, ataupun teknologi
memang dilahirkan oleh manusia melalui kemampuan intelektualnya,
melalui daya
rasa, cipta maupun karsa, dengan pengorbanan tenaga, waktu dan biaya
Bidang-bidang HaKI
1. Hak Cipta (copyrights)
2. Hak atas Kekayaan Industri (industrial property)
Indonesia
19 Tahun 2002
14 Tahun 2001
15 Tahun 2001
30 Tahun 2000
31 Tahun 2000
32 Tahun 2000
1.
2.
3.
4.
Pengertian-pengertian
1. Hak Cipta Periksa Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 19 Tahun 2002;
2. Pencipta Periksa Pasal 1 angka 2 Undang-undang No. 19 Tahun 2002;
3. Ciptaan Periksa Pasal 1 angka 3 Undang-undang No. 19 Tahun 2002;
4. Pemegang Hak Cipta Periksa Pasal 1 angka 4 Undang-undang No. 19
Tahun 2002.
Ide dasar sistem Hak Cipta adalah untuk melindungi wujud hasil karya yang
lahir karena kemampuan intelektual manusia yang merupakan endapan
perasaannya
Ilmu Pengetahuan, Seni dan Sastera
1.
2.
3.
4.
Sejarah Paten
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
Peraturan perundang-undangan
yang pernah berlaku :
Octrooiwet 1910 Stb. 1910 No. 33, mulai berlaku 1 juli 1912;
Pengumuman Menteri Kehakiman RI tanggal 12 Agustus 1953 No. J.S.
5/41/4 B.N. 55, upaya yang bersifat sementara;
Pengumuman Menteri Kehakiman RI tanggal 29 Desember 1953 No. J.G.
1/2/17.B.N.53-91, untuk menampung permintaan Paten dari luar negeri;
Undang-undang No. 6 Tahun 1989;
Undang-undang No. 13 Tahun 1997.
Konsultan Paten
Dalam hal permintaan Paten dari luar negeri, penggunaan Konsultan Paten
sifatnya wajib, sedangkan permintaan Paten dari dalam negeri penggunaan
Konsultan Paten bersifat fakultatif. Undang-undang Paten hanya
menentukan bahwa permintaan Paten dapat diajukan melalui Konsultan
Paten
Pengalihan Paten
Dasar Hukum Pasal 66
Undang-undang Paten
Pengalihan tersebut baik untuk seluruhnya atau sebagian dapat
berlangsung karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian, ataupun karena
sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh Undang-undang
Sejarah Merek
Syarat-syarat Merek
Dasar Hukum Pasal 5
Undang-undang Merek
Merek tidak dapat didaftar apabila :
Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum;
Tidak memiliki daya pembeda;
Telah menjadi milik umum;
Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya.
Peraturan perundang-undangan
yang pernah berlaku :
1. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961
2. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997
1.
2.
3.
4.
Jenis Merek
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Merek Dagang;
2. Merek Jasa.
Penyelesaian Sengketa
Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga,
berupa :
1. Ganti rugi dan/atau
2. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek
tersebut
RAHASIA DAGANG
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di
bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomis karena
berguna dalam kegiatan usaha
dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik rahasa dagang
a.
b.
c.
d.