Anda di halaman 1dari 10

PELANGGARAN HAK CIPTA OLEH INUL VIZTA

A. Latar Belakang

Berangkat dari hiruk pikuk serta kesibukan masyarakat membuat

sejumlah tempat hiburan dibangun, termasuk tempat karaoke. Bisnis

karaoke saat ini memang mempunyai peluang yang sangat besar, sehingga

mendorong banyak pihak untuk terjun langsung untuk membuat sebuah

tempat karaoke. Salah satu diantaranya penyanyi ibukota Inul Daratista,

dimana bisnis karaoke miliknya bernama “Inul Vizta”

Terlepas dari hal diatas, bisnis karaoke sebenarnya menyangkut

banyak pihak dalam pendiriannya, dan satu hal yang paling krusial adalah

lagu-lagu yang disediakan di tempat karaoke tersebut.

Seperti yang kita ketahui, dalam hal mengambil/mempublikasikan

sebuah karya orang lain yang telah dilindungi oleh hak cipta tanpa

meminta izin dari penyanyi atau rumah produksi yang bersangkutan

merupakan suatu hal yang melanggar hukum.

Salah satu dari sekian banyak kasus pelanggaran hak cipta yang

terjadi adalah yang menyangkut PT. Vizta Pratama, perusahaan pemegang

franchise rumah bernyanyi (karaoke) Inul Vizta, menjadi tersangka atas

kasus pelanggaran hak cipta. Pihak yang menggugat dalam kasus ini

adalah Nagaswara yang merupakan rumah produksi. Pihak Nagaswara

mengklaim bahwa Inul Viza melanggar hak cipta dengan mengedarkan

dan menyalin lagu tanpa membayar royalti untuk produser dan pencipta

lagu.
Nagaswara telah melakukan gugatan kepada PT. Vizta Pratama,

dimana dalam hal ini Inul Vizta dianggap telah menggunakan video klip

Bara Bere yang dinyanyikan Siti Badriah dan lagu Satu Jam Saja yang

dipopulerkan oleh Zaskia Gotik, tanpa izin terlebih dahulu kepada

Nagaswara.

Dari pihak PT. Vizta Pratama mengatakan bahwa yang merka

lakukan sudah benar, dimana pihak Inul telah membayar Royalti setiap

tahun kepada Nagaswara, dalam hal ini sebagai penggugat, melalui

Lembaga Menejemen Kolektif (LMK) seperti (WAMI) Wahana Musik

Indonesia. Inul Vizta sudah meminta izin kepada WAMI untuk menaruh

lagu-lagu milik Nagaswara di rumah karaokenya. Namun dari pihak

WAMI tidak memberikan video klip asli seperti yang sedang

dipermasalahkan oleh Nagaswara.

B. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah diatas, penulis ingin

membatasi pembahasan dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh Inul

Vizta?

2. Bagaimana penyelesaian permasalahan Hak Cipta pada poin

pertama?
C. Kerangka Teori

1. Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak ekslusif Pencipta atau Pemegang Hak

Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau

informasi tertentu.1

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta, Hak Cipta adalah hak eklusif pencipta yang timbul secara

otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan

diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ciptaan adalah hasil karya pencipta dalam bentuk khas apapun

juga dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra, dari seseorang

pencipta atau beberapa orang secara bersama-sama dimana atas

inspirasinya lahir suatu ciptaan, berdasarkan kemampuan pikiran,

imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan

dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi, yang mendapat

perlindungan hukum.2

2. Ciptaan yang Dilindungan Hak Cipta

Ketentuan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta disebutkan sebagai berikut.

1
https://id.m.wikipedia.org./wiki/Hak_cipta diakses pada tanggal 09-Oktober-2017
pukul 19:26 WIB.
2
Sophar Maru Hutagalung, Hak Cipta Kedudukan & Peranannya dalam Pembangunan,
Jakarta : Sinar Grafika, 2012, hlm. 126.
Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu

pengetahuan, seni, dan sastra, terdiri atas :

a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan dan

semua hasil karya tulis lainnya;

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan

ilmu pengetahuan;

d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan , dan

pantomim;

f. Karua seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan,

gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patumg, atau kolase;

g. Karya seni terapan;

h. Karya arsitektur;

i. Peta

j. Karya seni batik atau seni motif lain;

k. Karya fotografi;

l. Potret;

m. Karya sinematografi;

n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data,

adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil

transformasi;
o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau

modifikasi ekspresi budaya tradisional;

p. Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat

dibaca dengan Program Komputer maupun media lainnya;

q. Kompolasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi

tersebut merupakan karya yang asli;

r. permainan video; dan

s. Program Konputer

3. Jenis Pelanggaran Hak Cipta

a. Seseorang yang tanpa persetujuan pencipta meniadakan nama

pencipta yang tercantum pada ciptaan tersebut.

b. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaan tanpa

persetujuan si pencipta.

c. Mengganti atau mengubah isi ciptaan tanpa persetujuan

pencipta.

d. Mengkomersilkan, memperbanyak atau menggandakan suatu

ciptaan tanpa seizin pemegang hak cipta.

e. Memuat suatu ketentuan yang merugikan perekonomian

Indonesia dalam suatu perjanjian lisensi.

4. Penyelesaian Sengketa

Penyelesaian sengketa yang terjadi menyangkut Hak Cipta dapat

dilakukan melalui alternatif penyelesaian sengketa, arbitrase, atau

pengadilan, dimana pengadilan yang berwenang adalah pengadilan


niaga, dimana pencipta, pemegang hak cipta dan/atau pemegang Hak

Terkait atau ahliwarisnya yang mengalami kerugian hak ekonomi

berhak memperoleh ganti rugi.

Ganti rugi yang dimaksud diberikan dan dicantumkan sekaligus

dalam amar putusan pengadilan tentang perkara tindak pidana Hak

Cipta dan/atau Hak Terkait. Serta pembayaran ganti rugi kepada

Pencipta, Pemegang Hak Cipta dan/atau pemilik Hak Terkait

dibayarkan paling lama 6 (enam) bulan setelah putusan pengadilan

yang berkekuatan hukum tetap.


D. Pembahasan

1. Bentuk pelanggaran yang di lakukan Inul Vizta

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk menerima

hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, hak esklusif ini

semata–mata di peruntukan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang

boleh menfaktakan hak tersebut tanpa se izin pemegangnya.3

Perkembangan musik yang sangat pesat dapat melahirkan persaingan

dalam industri musik. Pembajakan merupakan momok yang menakutkan bagi

para penggiat musik, khususnya pencipta dan produser musik itu sendiri.

Minimnya pemahaman akan Hak Cipta dikalangan masyarakat indonesia, hal ini

menyebabkan semakin banyak orang mencari lagu dengan kata kunci free

download musik indonesia dari ilegal website.

Dalam kasus Inul Vizta dan Nagaswara ini, penggunaan video klip tanpa

seizin produsen dan menyiarkannya untuk kepentingan komersial oleh karaoke

Inul Vista dapat dikatagorikan sebagai bentuk kegiatan mengumumkan dan

mempublikasikan suatu ciptaan dan dilakukan untuk keperluan komersial, yang

sudah pasti akan mendatangkan keuntungan bagi pemilik karaoke, namun di sisi

lain akan merugikan pemilik dan pencipta lagu terlebih lagi lagu tersebut belum

dirilis secara resmi.

3
Suparnomo Gatot, Hak cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya, Penerbit PT Renika Cipta, Jakarta,
2010 ; hlm 9
Dalam Sidang Pelanggaran hak cipta yang dilaporkan PT Nagaswara

kepada PT Vista Pratama kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Utara,

Selasa (18/08/2015)

Sidang menghadirkan tiga orang saksi dari pihak penggugat yakni Bui Julius

Wijaya selaku karyawan PT Nagaswara, Endang Raes selaku pencipta lagu dan

Siti Badriah, penyanyi sekaligus model dalam video klip Bara Bere.

Saksi bernama Bui Julius dalam keterangannya di hadapan Majelis Hakim,

menceritakan kronologi di mana dirinya pada Agustus 2014 mendatangi Rumah

Karaoke milik PT Vista Pratama di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.

Di situ, Bui Julius melihat dadanya pelanggaran yang dilakukan PT Vista

Pratama yang tak memunculkan video klip asli milik PT Nagaswara yakni video

klip berjudul Bara Bere yang dinyanyikan Siti Badriah dan lagu Satu Jam Saja

yang dinyanyikan Zaskia Gotik.4

Namun disini yang perlu di tekankan pihak Nagaswara yaitu video klip dari

artis-artis mereka yang ditayangkan di tempat Karaoke Inul Vizta, bukan

merupakan video klip asli. Video klip tersebut diambil oleh pihak Inul Vizta dari

situs Youtube.com karena tidak mendapatkan izin dari pihak WAMI.

Seperti pernyata’an Otto,(Kuasa hukum Inul Vizta) yang dilakukan kliennya

sudah benar dan sesuai dengan peraturan. Pihak Inul telah membayar royalti

4
http://media.iyaa.com/article/2015/08/Kronologi-Pelanggaran-Hak-Cipta-Rumah-Karaoke-Inul-
Menurut-Saksi-dari-Nagaswara-3423914.html di akses pada tanggal 11 Oktober 2017 pukul 20:14
setiap tahunnya kepada pihak Nagaswara, dalam hal ini penggugat, melalui

Lembaga Manejemen Kolektif seperti WAMI (Wahana Musik Indonesia).

Masalah Pengambilan visual berikut audio Menurutnya yang dilakukan

pihak Inul Vista melalui situs berbagi Youtube. "Coba sekarang siapa yang bilang

kalau kita mengunduh video di Yuotube salah? Pengguna mengunggahnya di

Youtube supaya bisa diunduh. Kalau nggak mau diunduh ya sudah tutup atau

kunci saja akunnya,".5

2. Penyelesaian permasalahan antara Inul Vizta dengan Nagaswara

Dalam permasalahan Inul Vizta Pihak Inul dapat memastikan apakah izin

yang telah didapatkan telah sesuai dengan penggunaannya begitupun dengan

pihak WAMI. Keterangan Pihak Inul yag telah membayar royalti setiap tahun

kepada Nagaswara melalui Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) seperti WAMI

(Wahana Musik Indonesia) dan Inul Vizta sudah meminta izin kepada WAMI

untuk menaruh lagu-lagu milik Nagaswara di rumah karaokenya namun Karena

video klip tidak diberikan oleh WAMI, maka pihak Inul Vizta asal mengambil

klip yang tidak asli. Dalam hal ini masalah royalty yang dibayarkan harus

diperjelas apakah sebatas penggunaan lagu atau keseluruhan lagu beserta video

klipnya. Seharusnya dalam meminta izin juga sudah jelas kalau lagu yang akan

digunakan untuk tempat karoke adalah lagu berserta video klipnya, sehingga tidak

terjadi permasalahan di kemudian hari yang dapat merugikan kedua belah pihak.

5
http://showbiz.liputan6.com/read/2296343/klarifikasi-inul-daratista-terkait-tuduhan-
melanggar-hak-cipta di akses pada tanggal 11 Oktober 2017 pukul 21:34
Dalam penyelesaian sengketa ini Bisa di lakukan melalui jalur Arbitrase

attau pengadilan, yang mana seorang hakim mempunyai hak dan wewenang

dalam menyelesaikannya di lihat juga dalam dalam Pasal 113 ayat 3 Undang-

undang Hak Cipta No. 28 Tahun 2014 yang berbunyi: "Setiap Orang yang dengan

tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan

pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat

(1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara

Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau

pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)".

Anda mungkin juga menyukai