Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAK PATEN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Hukum Dagang

Dosen Pengampu: Dr. H. Ja’far Baehaqi, S.Ag, M.H

Disusun Oleh:

Faritsa Asfari Aulia Husna (1702056066)

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual sangat penting bagi pembangunan yang
sedang belangsung di Indonesia HAKI yang di lindung di Indonesia bisa juga berupa hak
cipta, hak merek, hak paten, hak rahasia dagang maupun desain industri. Sedangkan paten
adalah hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil temuannya di bidang
teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut untuk
memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk melakukannya (UU No. 6 Tahun
1989)
Saat ini teknologi mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan
sehari-hari. Kata Paten berasal dari Bahasa Inggris Patent yang berarti membuka diri untuk
pemeriksaan publik. Dari definisi kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor
untuk membuka pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor
mendapat hak eksklusif selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak
mengatur siapa yang harus melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak
dianggap sebagai hak monopoli.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hak paten?
2. Apa saja macam-macam dan karakteristik hak paten?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAK PATEN


Kata peten dapat digunakan dalam 2 pengertian, yaitu:
1. Paten berarti dokumen yang diterbitkan pemerintah berdasarkan permintaan yang
menyatakan mengenai suatu invensi dan siap inventornya sebagai pemilik paten atau
invensi yang bersangkutan
2. Paten berarti hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya, untuk waktu dalam tertentu melaksanakan sendiri invensinya itu dan orang
lain dilarang melaksanakan tanpa izin inventornya
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain untuk
melaksanakannya. Hak tersebut bersifat eksklusif (Exclusive Rights), karena hanya
diberikan kepada inventor untuk melaksanakan sendiri penemuanya atau untuk
memberikan persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakan invensinya tersebut.
Dengan perkataan lain, kekhususan tersebut terletak pada sifatnya yang mengecualikan
orang lain selain penemu selaku pemilik hak dari kemungkinan untuk menggunakan atau
melaksanakan invensi tersebut.1
Berdasarkan peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1991 tanggal 11 Juni 1991,
sebagai penjabaran UU Paten, ada 4 pengertian yang perlu diketahui dalam kaitannya
dengan paten, yaitu:
1. Deskripsi atau Uraian Penemuan
Penjelasan tertulis mengenai cara melaksanakan suatu penemuan hingga dapat
dimengerti oleh seseorang yang ahli di bidang penemuan tersebut
2. Abstraksi
Uraian singkat mengenai suatu penemuan yang merupakan ringkasan dari pokok-pokok
penjelasan deskripsi, klaim ataupun gambar
3. Klaim
Uraian tertulis mengenai inti penemuan atau bagian-bagian tertentu dari suatu
penemuan yang dimintakan perlindungan hukum dalam bentuk paten

1
Ridwan Khairandy, Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia(Yogyakarta: FH UII Press,2014)hlm.433-444
4. Gambar
Gambar teknik suatu penemuan yang memuat tanda-tanda, simbol-simbol, angka,
bagan atau pun diagram yang menjelaskan bagian-bagian dari penemuan2
Dengan diundangkannya UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten sebagai penganti
dari UU No. 6 Tahun 1989 yang telah diubah dengan UU No. 13 Tahun 1997, perlu
diketahui adanya terminologi baku yang diatur dalam UU tersebut termasuk mengenai
pengertian paten itu sendiri. Pasal 1 UU Paten menegaskan pegertian Paten yaitu:
“Suatu hak eksekutif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya
dibidang teknologi, untuk selama kurun waktu tertentu melaksanakannya sendiri
intensinya tau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya”
INVENSI: Ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik dibidang teknologi dapat berupa produk ataupun proses penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses
INVENTOR: Seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama
melaksanakan ide yang dituangkan kedalam kegiatan yang menghasilkan invensi3

B. MACAM MACAM HAK PATEN


Menurut UU NO 14 Tahun 2001, terdapat 2 jenis paten, yaitu:
1. Paten Biasa: Paten yang melalui penelitian atau pengembangan yang mendalam dengan
lebih dari 1 klaim
2. Paten Sederhana: Paten yang tidak membutuhkan penelitian atau pengembangan yang
mendalam dan hanya memuat 1 klaim
Menurut literatur, masih ada jenis-jeis paten yang lain, antara lain:
1. Paten Yang Berdiri Sendiri (INDEPENDEN PATENT)
Paten yang berdiri sendiri tidak bergantung pada paten lainnya
2. Paten Yang Terkait Dengan Paten Lain (DEPENDENT PATENT)
Keterkaitan antar paten dapat terjadi jika ada hubungan anatar lisensi biasa maupun
lisensi wajib dengan paten yang lainnya dan ke dua paten itu dalam bidang yang
berkaitan. Bila ke dua paten itu dalam bidang yang sama, penyelesaiannya diusahakan
dengan saling memberikan lisensi atau lisensi timbal balik (CROSS LICENSE)

2
Ir. Amir Pamuntjak, Sistem Paten Pedoman Praktik Dan Ahli Teknologi(Jakarta: Djambatan,1994)hlm.3
3
Harsono Adisumarto, Hak Milik Intelektual Khususnya Paten Dan Merek(Jakarta: Akademika
Presido,1989)hlm.8-9
3. Paten Tambahan (PATENT OF ADDITION) atau Paten Perbaikan (PATENT OF
IMPROVEMENT)
Paten ini merupakan perbaikan, penambahan atau tambahan dari temuan yang asli. Bila
dilihat dari segi paten pokoknya, ke dua jenis paten ini hanya merupakan pelengkap
sehingga disebut pula paten pelengkap (PATENT OF ACCESSORY). Di Indonesia
tidak dikenal paten pelengkap
4. Paten Impor (PATENT OF IMPORTATION)
Paten ini bersifat khusus karena telah dikenal di luar negeri dn negara yang memberikan
paten lagi hanya mengonfirmasi, memperkuatnya atau mengesahkannya lagi supaya
berlaku di wilayah negara yang memberikan paten lagi (REVALIDASI) 4

C. KARAKTERISITIK HAK PATEN


1) Subjek Dan Lingkup Paten
Yang berhak memperoleh paten adalah inventor atau yang menerima lebih lanjut
hak inventor tersebut. Ketentuan ini memberi penegasan bahwa hanya penemu atau
yang menerima lebih lanjut hak penemu. Apabila suatu penemuan dihasilkan oleh
beberapa orang secara bersama-sama, maka mereka secara bersama-sama berhak
memperoleh hak atas penemuan paten itu.
Yang dianggap sebagai penemu adalah mereka yang untuk pertama kali
mengajukan permintaan paten, kecuali terbukti sebaliknya. Artinya, UU memakai titik
tolak bahwa orang atau badan yang pertama kali mengajukan permintaan paten
dianggap sebagai penemunya. Akan tetapi, di kemudian hari terbukti sebaliknya dengan
bukti kuat dan meyakinkan maka status sebagai penemu dapat berubah.
Dengan demikin, si penumu berhak mendapatkan imbalan yang layak dengan
memperhatikan manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari penemuannya. Penemu
tetap mempunyai hak untuk tetap dicantumkan namanya dalam surat pemberian paten.
Pencantuman nama penemu dalam surat paten adalah lazim dan sering dikenal istilah
Moral Right.

4
Endah Purwaningsih, Seri Hukum Hak Kekayaan Intelektual Hukum Paten(Bandung: CV. Mandar Maju,
2015)hlm.185-187
Penemuan yang dapat diberikan paten menurut UU paten menganut prinsip bahwa
semua penemuan di bidang teknologi dapat diberi paten apabila memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan. Akan tetapi, karena prinsip seperti itu sifatnya terbuka maka
untuk menghindari kesulitan, perumusannya dibuat secara negatif. Perumusan yang
bersifat negatif ini tentu saja akan menimbulkan pertanyaan, tetapi sebenarnya hal ini
lebih bersifat teknis perundang-undangan saja. Karena bidang yang tidak dapat diberi
paten lebih sedikit, maka penyebutan bidang-bidang tersebut tentu lebih mudah
dilakukan.
Penemuan yang dapat diberikan untuk penemuan yang baru yang mengandung
langkah inventif dan dapat diterapkan dalam industri. Suatu penemuan dikatakan
mengandung langkah inventif jika penemuan tersebut bagi seorang yang mempunyai
keahlian mengenai teknik merupakan hal yang tidak dapat disuga sebelumnya.
2 hal dapat dikatakan bahwa suatu penemuan tidak dianggap baru, yaitu:
1. Penemuan tersebut telah diumumkan di Indonesia atau di luar Indonesia dalam satu
tulisan sedemikian rupa sehingga memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan
penemuan tersebut
2. Penemuan tersebut telah diumumkan di Indonesia dengan penguraian lisan atau
melalui peragaan penggunaannya atau dengan cara lain sedemikian sehingga
memungkinkan seoranf ahli untuk melaksanakan penemuan tersebut.
Dalam UU Paten disebutkan tidak semua penemuan dapat diberikan peten, karena
dalam pasal 7 ditegaskan bahwa paten tidak diberikan untuk penemuan tentang:
1. Proses atau produk yang pengumuman atau penggunaan atau pelaksanaannya
bertentangan denga peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,
ketertiban umum dan kesusilaan
2. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan atau pembedahan yang
diterapkan terhadap manusia dan hewan
3. Tori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika
4. a. Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik
b. Proses biologois yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali
proses nonbiologis atau prose mikrobiologis
Pemegang Paten memiliki hak eksklusif yang artinya hak yang hanya diberikan
kepada pemegang paten untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan sendiri
haknya secara komersial atau memberikan hak lebih lanjut kepada orang lain, dengan
demikian orang dilarang untuk melaksanakan paten yang dimiliki tanpa
persetujuannya, yaitu:
1. Dalam Hal Paten Produk
Membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan atau
menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi
paten. Yang dimaksud dengan produk mencakup:
a. Alat
b. Mesin
c. Komposisi
d. Formula
e. Product by process
f. Sistem
g. Dll
2. Dalam Hal Paten Pross
Menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan
tindakan lainnya sebgaimana dimaksud dalam huruf a diatas. Yang dimaksud
dengan proses, yaitu metode atau penggunaan5
2) Permohonan Paten
Paten diberikan berdasarkan atas permohonan dan setiap permohonan hanya dapat
diajukan untuk satu invensi atau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan
invensi. Satu kesatuan invensi adalah beberapa invensi yang baru dan masih memiliki
keterkaitan langkah inventif yang erat.
CONTOH: Suatu invensi berupa alat tulis yang baru dengan tintanya yang baru.
Dalam kasus ini jelas bahwa tinta tersebut merupakan satu kesatuan invensi untuk
dipergunakan pada alat tulis yang merupakan suatu invensi yang baru sehingga alat
tulis dan tintanya tersebut dapat diajukan dalam satu permohonan. Hal-hal yang harus
dimuat dalam surat permohonan, yaitu:
1. Tanggal, bulan dan permohonan
2. Alamat lengkap dan alamat jenis permohonan
3. Nama lengkap dan kewarganegaraan inventor
4. Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa
5. Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan oleh kuasa

5
Farida Hasyim, Hukum Dagang(Jakarta: Sinar Grafika, 2011)hlm.198-201
6. Pernyataan permohonan untuk dapat diberi paten
7. Judul invensi
8. Kalin yang terkandung dalam invensi
9. Deskripsi tentang invensi, yang secara lengkap memuat keterangan tentang cara
melaksanakan invensi
10. Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk memperjelas
invensi
11. Abstrak invensi
Kuasa sebagaimana dimaksud diatas adalah konsultan hak kekayaan intelektual
yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI)
yang berada dibawah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Apabila
permohonan yang tidak bertempat tinggal atau tidak berkedudukan tetap di Indonesia,
permohonan harus diajukan melalui kuasanya di Indonesia dan inventor harus
menyatakan dan memilih tempat tinggal atau kedudukan hukum di Indonesia untuk
kepentingan permohonan tersebut.
Apabila permohonan menggunakan hak prioritas seperti diatur dalam Paris
Convention, harus diajukan paling lama 12 bulan terhitung sejak tanggal penerimaan
permohonan paten yang perta kali diterima di negara maupun yang juga ikut serta dalam
konvensi tersebut atau yang menjadi anggota Agreement Establishing The World Trade
Organization. Permohonan tersebut wajib dilengkapi dokumen prioritas yang disahkan
oleh pejabat yng berwenang di negara yang bersangkutan paling lama 16 bulan
terhitung sejak tanggal prioritas.
Yang dimaksud dokumen prioritas adalah dokumen permohonan yang pertama kali
diajukan di suatu negara anggota Paris Convention atau World Trade Organization yang
digunakan untuk mrngklaim tanggal prioritas atas permohonan kenegara tujuan yang
juga angota salah satu dari ke-2 perjanjian itu dn disahkan oleh pejabat yang berwenang
di kantor paten tempat permohonan paten yang pertama kali diajukan. UU menjelaskan
bahwa bila permohonan tersebut diajukan melalui Paten Cooperation Tready (PCT),
pihak yang berwenang tersebut adalah pejabat World Intelecctual Property
Organization (WIPO), yaitu badan PBB yang bertugas mengadministrasikan perjanjian
internasioanal mengenai Intellectual Property. Indonesia telah meratifikasi PCT
dimaksud dengan Keputusan Presiden No. 16 Tahun 1997.
Selanjutnya atas setiap permohonan paten akan diumumkan oleh pemerintah yang
dilakukan dengan menempatkannya dalam Berita Resmi Paten yang diterbitkan secara
berkala oleh Ditjen HAKI dan atau menempatkannya pada sarana khusus yang
disediakan yang dengan mudah serta jelas dapatdilihat oleh masyarakat. Dengan
adanya pengumuman ini, maka setiap pihak dapat melihat pengumuman tersebut dan
dapat mengajukan secara tertulis pandangan atau keberatannya atas permohonan yang
bersangkutandengan mencatumkan alasannya. Yang dimaksud pandangan adalah
mencakup informasi yang disampaikan oleh pihak lain tanpa disertai permintaan apa
pun, sedangkan keberatan merupakan informasi yang disampaikan pihak lain disertai
dengan permintaan untuk tidak memberikan paten terhadap invensi yang diumumkan
tersebut.6
3) Pengalihan Dan Lisensi Paten
Seperti diketahui bahwa paten pada dasarnya adalah hak milik perseorangan yang
tidak berwujud dan timbul karena kemampuan intelektual manusia. Sebagai hak milik,
tentunya paten dapat dialihkan sebagai atau seluruhnya kepada pihak lain (Perorangan
Atau Badan Hukum) sebagaimana ditegaskankan Pasal 66 yang dapat terjadi karena
beberapa hal, yaitu:
1. Pewarisan
2. Hibah
3. Wasiat
4. Perjanjian tertulis
5. Sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan
HAK MORAL: Pengalihan paten tersebut tentunya tidak menghapus hak inventor
untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya dalam paten yang bersangkutan.
Lisensi Paten merupakan suatu perjanjian yang pada dasarnya hanya bersifat
pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari paten dalam jangka waku dan
syarat-syarat tertentu. Lingkup lisensi meliputi semua perbuatan selama jangka waktu
lisensi diberikan dan berlaku untuk seluruh wilayah negara RI. Pasal 71 menegaskan
bahwa dalam perjanjian lisensi tidak boleh memuat ketentuan, baik langsung maupun
tidak langsung yang dapat merugikan perekonomian Indonesia atau memuat
pembatasan yang menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai dan
mengembangkan teknologi pada umumnya dan yang berkaitan dengan invensi yang

6
Khoirul Hidayah, Hukum Hak Kekayaan Intelektual(Malang: Stara Press,2017)100-104
diberi paten tersebut pada khusunya. Bahkan atas perjanjian lisensi harus dicatat dan
diumumkan di Ditjen HAKI, maka perjanjian tersebut tidak mempunyai akibat hukum
terhadap pihak ke-3.
LISENSI WAJIB: Lisensi untuk melaksanakan paten yang diberikan berdasarkan
keputusan Ditjen HAKI atas dasar permohonan.
Lisensi akan berakhir apabila:
1. Alasan yang dijadikan dasar bagi pemberian lisensi wajib tidak ada lagi
2. Penerima lisensi wajib tidak melaksanakan lisensi wajib tersebut atau tidak
melakukan usaha persiapan yang sepantasnya untuk segera melaksanakannya
3. Penerimaan lisensi wajib tidak lagi menaati syarat dan ketentuan lainnya termasuk
pembayaran royalti yang ditetapkan dalam pemberian lisensi wajib7
4) Pembatalan Paten
Paten yang dinyatakan batal demi hukum apabila pemegang paten tidak memenuhi
kewajiban membayar biaya tahunan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh UU,
yang akan diberitahukan secara tertulis oleh Ditjen HAKI kepada pemegamg paten
serta penerimaan lisensi dan mulai berlaku sejak tanggal pemberitahuan tersebut. Paten
yang dinyatakan batal demi hukum ini akan dicatat dan diumumkan.
Untuk pembatalan paten atas permohonan pemegang paten dilakukan oleh Ditjen
HAKI untuk seluruh atau sebagian atas permohonan paten yang diajukan. Atas
pembatalan paten ini tidak dapat dilakukan jika penerima lisensi tidak memberikan
persetujuan secara tertulis yang dilampirkan pada permohongan pembatalan tersebut.
Selanjutnya keputusan pembatalan paten tersebut tersebut diberitahukan secara tertulis
oleh Diyjen HAKI kepada penerimaan lisensi yang kemudian dicatat dan diumumkan
juga seperti halnya batal demi hukum. Adapun untuk pembatalan paten karena gugatan
terjadi karena adanya gugatan yang diajukan oleh pihak ke-3 kepada pemegang paten
melalui pengadilan niaga dalam hal paten tersebut sama dengan paten lain yang telah
doberikan kepada pihak lain untuk invensi yang sama berdasarka UU.
Akibat hukum adanya pembatalan paten, yaitu:
1. Akan menghapus segala akibat hukum yag berkaitan dengan paten dan hal-hal lain
yang berasal dari paten tersebut
2. Penerima lisensi tetap berhak melaksanakan lisensi yang dimilikinya sampai
dengan berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian lisensi yaitu

7
Much. Nurachmad, Segala Tentang HAKI Indonesia(Yogyakarta: Buku Biru,2012)88-89
penerima lisensi yang dibatalkan karena alasan paten yang digugat pembatalannya
sama dengan paten lain yang telah diberikan kepada pihak lain yang telah diberikan
kepada pihak lain untuk invensi yang sama berdasarkan UU
3. Penerimaan lisensi seperti No. 2 di atas tidak wajib meneruskan pembayaran royalti
yang seharusnya masih wajib dilakukan kepada pemegang paten yang patennya
dibatalkan, tetapi mengalihkan pembayaran royalti untuk sisa jangka waktu lisensi
yang dimilikinya kepada pemegang paten yang berhak. Apabila pemegang paten
sudah menerima sekaligus royalti dari penerima lisensi, pemegang paten tersebut
wajib mengembalikan jumlah royalti sesuai dengan sisa jangka waktu penggunaan
lisensi kepada pemegang paten yang berhak.
5) Pelaksanaan Paten Oleh Pemerintah
Pasal 99 UU Paten menegaskan apabila pemerintah berpendapat bahwa suatu paten di
Indonesia sangat penting artinya bagi pertahanan keamanan negara dan kebutuhan
sangat mendesak untuk kepentingan masyarakat, pemerintah dapat melaksanakan
sendiri paten yang bersangkutan yang akan ditetapkan dengan keputusan presiden. Hal
ini tentu merupakan hal yang wajar karena masalah pertahanan dan keamanan negara
merupakan hal yang mendasar.8

8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Hak Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas
hasil invensinya dibidang teknologi yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Setiap karya-karya yang lahir
dari buah pikir yang cemerlang yang berguna bagi manusia perlu di akui dan di lindungi
Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan
masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses atau
penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Pemegang paten memiliki hak
eksklusif untuk melaksanakan paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa
persetujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai