Anda di halaman 1dari 4

“Makalah Subjek Hukum Internasional Dalam

Kasus Danzig Railway Official’s case”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum


Internasional

Hukum Internasional
Kelas E

Disusun Oleh:

1. Eka Putri Wardiyanti (160710101357)


2. Vhalin Tara (160710101361)

Dosen Pengampu :

R.A. Rini Anggraini. SH.MH

Universitas Negeri Jember

Fakultas Hukum

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Persoalan mengenai hukum internasional selalu memberikan kesan


yang menarik untuk di bahas. Topik ini senantiasa memberikan daya tarik
yang tinggi pada setiap orang. Secara teori hukum internasional mengacu
pada keseluruhan kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas Negara antara Negara dengan Negara,
anatara Negara dengan subjek Hukum lain bukan Negara atau Subjek
Hukum bukan Negara satu sama lain. Dimana Hukum Internasional
mengatur tindakan Negara-negara dan kesatuan lain yang pada suatu saat
akan diakui mempunyai kepribadian internasional, seperti misalnya
organisasi internasional dan individu, dalam hal hubungan satu dengan yang
lainnya.
Negara-negara pada dasarnya perlu hidup bersama-sama. Hukum
internasional disusun dan lahir karena kebutuhan dan dirancang untuk
mencapai ketertiban dan perdamaian dunia. Suatu sistem yang bertujuan
untuk men-cap suatu negara sebagai “bersalah” dan negara lain sebagai
“tidak bersalah” dan partisiapasi utama dari sistem hukum internasional
yaitu negara-negara yang semuanya diperlakukan sebagai pemilik
kedaulatan yang sama. Hubungan-hubungan internasional yang diadakan
antar negara tidak selamanya terjalin dengan baik. Seringkali hubungan itu
menimbulkan sengketa di antara mereka. Sengketa dapat bermula dari
berbagai sumber potensi sengketa. Sumber potensi sengketa antar negara
dapat berupa perbatasan, sumber daya alam, kerusakan lingkungan, serta
perdagangan.
Dalam Hukum Internasional juga mengenal istilah apa itu Subjek
hukum Internasional, dimana diartikan sebagai pemilik, pemegang atau

3
pendukung hak dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum internasional.
Seringkali anggapan konvensional yang menyatakan bahwa negara adalah
satu-satunya subjek dalam hukum internasional, tetapi dewasa ini sudah
mulai tereduksi oleh berbagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat
internasional itu sendiri. Walaupun tereduksi, anggapan konvensional
tersebut bukan berarti hilang sama sekali, tetapi anggapan tersebut tetap
bertahan pada konstruksi yaitu walaupun hubungan internasional ini terus
bergerak secara dinamis dan memunculkan pemeran-pemeran baru selain
negara, pada dasarnya pemeran-pemeran selain negara tersebut tetap ada di
bawah negara dan tidak bisa melakukan interaksi secara langsung dengan
menjadi subjek Hukum Internasional. Sedangkan dilain Negara, ada
anggapan baru yang berdiri berlawanan dengan anggapan konvensional.
Sebenarnya negara bukanlah subjek utama dalam hukum internasional,
individu ( pemeran lain) yang membentuk Negara adalah pemeran
utamanya. Pada asumsi kedua ini, negara merupakan konstruksi yuridis
yang tidak mungkin berdiri tanpa adanya manusia-manusia yang
membentuknya.
Dari dua anggapan besar mengenai subjek hukum internasional
tersebut, subjek hukum internasional secara penuh dapat didefinisikan
sebagai pemegang dari segala hak dan kewajiban menurut hukum
internasional itu sendiri. Kusumaatmadja mengasumsikan negara sebagai
implementasi penuh dari definisi ini. Sedangkan individu (aktor lain)
diasumsikan sebagai implementasi terbatas dari definisi ini. Lebih jauh,
untuk merealisasikan sifat-sifat hukum internasional kedalam subjek,
seperti: kemampuan untuk menuntut hak di depan pengadilan internasional;
menjadi subyek dari kewajiban-kewajiban yang diberikan oleh hukum
internasional; kemampuan untuk membuat perjanjian-perjanjian
internasional yang sah dan mengikat dalam hukum internasional. Subjek
hukum internasional haruslah memenuhi semua persyaratan dari hukum
internasional itu sendiri. Dalam Hukum Internasional ada banyak subjek
hukum internasional, diantaranya: Negara itu sendiri, Tahta Vatikan,

4
Organisasi Internasional, individu, dan belligerent (pemberontak serta
pihak-pihak dalam sengketa).
Namun Didalam makalah ini yang akan dibahas lebih spesifik yaitu
Subjek Hukum Internasional dalam hal Individu pada kasus pegawai Kereta
Api Danzig (Danzig Railway Official’s Case) yang diangkat oleh
Mahkamah Internasional Permanen (Permanent Court Of International
Justice). ada kasus ini, Mahkamah memutuskan apabila terdapat suatu
perjanjian internasional yang memberi hak tertentu kepada individu, maka
hak tertentu tersebut harus diakui dan mempunyai bobot yang sama dengan
hak dari subjek yang lain.
Untuk mengkaji lebih jauh mengenai subjek-subjek hukum
internasional tersebut, maka berikut ini adalah materi tentang subjek hukum
internasional yang penulis rangkum dari beberapa sumber.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Definisi dari Subjek Hukum Internasional?


2. Mengapa Kasus Danzig Railway Official’s Case termasuk kedalam
Subjek Hukum Internasional?
3. Bagaimana Hukum Internasional Memandang dan menangani Kasus
Railway Official’s Case?

1.3 Dasar Hukum

1. Pasal 25 Statute Roma 1998.


2. Pasal 6 Ayat (3) Statuta ICTR Tahun 1994.
3. Perkara Kereta Api Danzig (Danzig Rail way official's case) pada tahun
1928.
4. Pasal 25 Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa (European Convention on
Human Rights).
5. Keputusan permanent court of justice 1928.

Anda mungkin juga menyukai