Anda di halaman 1dari 2

LEMAHNYA INTEGRITAS PENEGAK HUKUM DI INDONESIA

Saat ini sudah tidak aneh lagi jika kita menemukan kejanggalam-kejanggalan para
penegak hukum dalam menyelesaikan suatu kasus. Hukum di Indonesia sangat mudah
diselesaikan dengan uang. Memang tidak semua penegak hukum di Indonesia yang berintegritas
dalam menjalankan tugas. Banyak sekali mafia hukum di Indonesia. Permasalahan ini sudah ada
dari tahun ke tahun, namun sangat disayangkan pemerintah seakan abai dan menggap bahwa
selama ini hukum di Indonesia berjalan sudah sebagaimana mestinya. Minimnya integritas dari
para penegak hukum membuat citra hukum di Indonesia buruk.
Nilai utama yang hendak diimplementasikan dalam sikap integritas adalah kejujuran
dengan menempatkan kepentingan bangsa dan masyarakat di atas kepentingan pribadi,
kelompok, ataupun golongan. Apa pun iming-iming yang disodorkan tidak akan memengaruhi
keyakinan hakim dengan mengubah kebenaran menjadi keburukan. Makna penting integritas tak
lain sebagai keteguhan sikap dan konsistensi seseorang memegang kejujuran dalam berperilaku.
Penegak hukum seperti hakim dianggap berintegritas tinggi apabila dalam berperilaku,
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara hukum senantiasa sesuai nilai-nilai hukum,
keyakinan, dan prinsip sebagai pengadil.
Kasus Djoko Tjandra ada tiga petinggi Polri itu yakni Brigjen Prasetijo Utomo sebagai
Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan (Korwas) PPNS Bareskrim Polri. Lalu Kepala Divisi
Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri Irjen Napoleon Bonaparte dan Ses NCB Interpol
Indonesia Div Hubinter Polri Brigjen Nugroho Slamet Wibowo yang terlibat. Dalam
penyelidikan internal, Prasetijo disebut memberikan surat jalan kepada Djoko Tjandra.
Sementara Napoleon dan Nugroho diduga menghapus status red notice interpol Djoko Tjandra.
Hal ini membuat Djoko bebas keluar masuk hingga bisa membuat e-KTP. Bukankah sangat miris
jika dilihat, para penegak hukum yang seharusnya membrantas kejahatan akan tetapi malah
membantu seorang penjahat. Seseorang yang dipercaya keintegritasannya oleh masyarakat untuk
menegakkan hukum tapi apa yang dilakukannya sangatlah berbanding terbalik.
Menurut saya, peraturan hukum di Indonesia itu sudah cukup baik namun para penegak
hukumlah yang tidak bisa menjalankannya dengan baik. Ada sebuah ungkapan dari ahli hukum
Amerika Serikat yang mengatakan: Berikan kepada kami hakim, jaksa, pengacara, dan polisi
yang baik; dengan perangkat hukum yang buruk pun maka putusannya diharapkan akan bisa baik
dan adil. Tapi meskipun hukumnya baik, kalau mereka yang menjalankannya itu tidak baik maka
itu yang celaka. Jadi menurut saya untuk memperbaiki integritas individu dari para penegak
hukum sangatlah penting. Seorang penegak hukum haruslah memiliki integritas moral dan
intergritas keilmuan.
Lebih diperketat lagi dalam perekrutan penegak hukum, penanaman integritas sejak
menimba ilmu di sekolah hukum, para penegak hukum hendaklah memiliki moral yang tinggi.
Pemerintah hendak lebih konsen lagi dalam mengawasi jalannya hukum di Indonesia. Jika ada
penegak hukum yang tidak berintegritas hendak di hukum dengan berat agar menjadi
pembelajaran bagi para penegak hukum yang lainnya. Dalam kondisi di mana seorang penegak
hukum tidak memiliki integritas keilmuan dan integritas moral maka tindakannya cenderung
mencelakakan orang lain, padahal sebetulnya penegakan hukum itu tidak dimaksudkan untuk
mencelakakan orang, melainkan menegakkan aturan dan sekaligus mendidik masyarakat untuk
berbudaya sadar dan taat hukum.

Anda mungkin juga menyukai