Anda di halaman 1dari 21

BENTUK-BENTUK REGULASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM

PENANGANAN COVID 19
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Publik
Dosen Pengampu : Dr. Nanang Suparman, M.AB.

Disusun oleh :
Fadila Khaerunnisa
1188010062
Administrasi Publik B/4

JURUSAN ADMINIRTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang Bentuk-Bentuk
Regulasi Pemerintah Pusat Dan Daerah Dalam Penanganan Covid 19.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber dan pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
ucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Demikian, kami berharap makalah Bentuk-Bentuk Regulasi Pemerintah Pusat Dan Daerah
Dalam Penanganan Covid 19 ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Dan semoga kita
semua diberikan kesehatan dan dilindungi dari Covid 19. Semoga pandemi Covid 19 segera
berakhir dan kita bisa kembali beraktivitas seperti sediakala. Aamiin.

Bogor, 23 April 2020

Fadila Khaerunnisa

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH...............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN..............................................................................................................5
D. MANFAAT PENULISAN...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
A. PENGERTIAN REGULASI........................................................................................................6
B. BENTUK-BENTUK REGULASI PEMERINTAH PUSAT DALAM PENANGANAN COVID-19.........6
C. BENTUK-BENTUK REGULASI PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGANAN COVID 19....14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................19
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease (COVID-19)
adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona
adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Pada 31 Desember 2019, WHO China
Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Cina. Hingga saat ini pandemi Covid 19 sudah menyebar keselutur dunia.
Indonesia saat ini masuk kedalam kategori kasus covid 19 yang sangat berat. Karena sudah
banyak korban yang positif terkena covid 19. Dan yang kasus kematian pun cukup tinggi. Karena
hal tersebut telah membawa berbagai dampak negatif kepada pemerintahan Indonesia. Terlebih
merosotnya ekonomi Indonesia membuat Indonesia menjadi terpuruk. Banyak warga yang
terkena dampaknya, sangat banyak yang kehilangan pekerjaanya. Tidak hanya itu, kasus
kriminalitas pun jadi meningkat karena keadaan yang seperti ini. Proyek-proyek pembangunan
pun terhambat.
Untuk itu diperlukannya suatu regulasi untuk penanganan Covid 19 agar pandemi ini
segera berakhir dan kehidupan akan kembali membaik seperti sediakala. Dengan regulasi yang
ada, Presiden meminta kepala daerah tidak membuat kebijakan sendiri dan tetap terkoordinasi
dengan pemerintah pusat lewat Ketua Gugus Tugas. Agar Covid 19 cepat teratasi kita semua
harus kompak dalam mengatasinya. Dalam membuat regulasi, Pemerintah Pusat dan Daerah
diharapkan agar selalu kompak agar tidak terjadi tumpang tindih dan tidak terjadi
kesalahpahaman yang membuat masyarakat bingung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan regulasi dan apa tujuan dari regulasi ?
2. Apa saja regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dalam penanganan Covid 19 ?
3. Apa saja regula yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dalam penanganan Covid 19 ?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan apa itu regulasi beserta tujuannya.
2. Menjelaskan dan memberikan pemahaman kepada pembaca tentang regulasi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah terkait penanganan Covid 19.
3. Mensosialisasikan regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah terkait
penanganan Covid 19.
4. Memenuhi tugas dari Dosen Mata kuliah Manajemen Publik.

D. Manfaat Penulisan
1. Membuat para pembaca paham akan regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan
Daerah terkait Covid 19

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Regulasi
Secara umum, regulasi adalah suatu peraturan yang telah dibuat untuk membantu dalam
mengendalikan kelompok, lembaga, dan juga organisasi masyarakat untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dalam kehidupan bersama, bermasyarakat, serta bersosialisasi. Adapun tujuan dari
regulasi ini adalah agar dapat mengendalikan manusia maupun masyarakat dengan batasan –
batasan tertentu. Regulasi ini digunakan dalam berbagai bidang dan sangat luas, baik itu
masyarakat, lembaga umum maupun bisnis. Akan tetapi secara umumnya regulasi ini adalah
menggambarkan suatu peraturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.1
Regulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengaturan. Regulasi di
Indonesia diartikan sebagai sumber hukum formil berupa peraturan perundang-undangan yang
memiliki beberapa unsur, yaitu merupakan suatu keputusan yang tertulis, dibentuk oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang, dan mengikat umum.2

B. Bentuk-Bentuk Regulasi Pemerintah Pusat Dalam Penanganan Covid-19

Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan
angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk
peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres).
Berikut adalah aturan-aturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah: 3

1. Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden. Pembentukan gugus tugas ini dalam rangka menangani penyebaran virus
corona Covid-19 di Indonesia. Gugus tugas tersebut terdiri dari Pengarah dan Pelaksana.
1
Anonim. “ Pengertian Regulasi, Macam, Tujuan dan Contohnya”. (diakses dari https://www.pendidik.co.id. pada
tanggal 22 April 2020).
2
Maria Farida Indrati S. 2007. “Ilmu Perundang-undangan: Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan”. Yogyakarta:
Kanisius.  hlm. 12.
3
Lizsa Egeham, “Sederet Aturan Yang Dikeluarkan Jokowi Melawan Pandemi Virus Corona”. (diakses dari
https://www.liputan6.com/ pada 20 April 2020)

6
Pengarah beranggotakan empat menteri, yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Mahfud MD, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati. Adapun pelaksana gugus tugas ini diketuai oleh Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
Pengarah Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 memiliki tugas, memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan
penanganan covid-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan percepatan
penanganan covid- 19. Sementara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-
19 memiliki tugas, menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan
covid-19, mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
covid-19, melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan covid-19, mengerahkan
sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan covid-19 dan melaporkan
pelaksanaan percepatan penanganan covid-19 kepada Presiden dan Pengarah.
Dalam melaksanakan tugas, Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 dibantu oleh
Sekretariat yang berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Adapun Gugus
Tugas Percepatan Penanganan covid-19 bertujuan, meningkatkan ketahanan nasional di bidang
kesehatan, mempercepat penanganan covid-19 melalui sinergi antar kementerian/ lembaga dan
pemerintah daerah, meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran covid-19,
meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan meningkatkan kesiapan dan
kemampuan dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons terhadap covid-19.4 

2. Perpres Nomor 52 tahun 2020 tentang Pembangunan Fasilitas Observasi dan Penampungan
dalam Penanggulangan COVID-19 atau Penyakit Infeksi Emerging di Pulau Galang, Kota
Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Perpres tersebut, Presiden menugaskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) untuk melaksanakan pembangunan fasilitas observasi dan penampungan dalam
penanggulangan Covid-19 atau penyakit infeksi emerging beserta prasarana, sarana dan utilitas
umum di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepri.

4
Admin. “Salinan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019.” (diakses dari https://bpba.acehprov.go.id/ pada tanggal 21 April 2020)

7
Kemenkes, sesuai Perpres tersebut, segera menyediakan alat kesehatan, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi, dan tenaga kesehatan untuk fasilitas observasi dan penampungan
dalam penanggulangan Covid-19 atau penyakit infeksi emerging di Pulau Galang, Kota Batam,
Provinsi Kepri. Kemenhan, sesuai Perpres tersebut, segera mengelola hasil pembangunan
fasilitas observasi dan penampungan dalam penanggulangan Covid-19 atau penyakit infeksi
emerging di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepri sejak dilakukannya serah terima.
Berdasarkan Pasal 9 Perpres tersebut, Pendanaan yang diperlukan untuk pembangunan
fasilitas observasi dan penampungan, alat kesehatan, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi serta
penunjang lainnya dalam penanggulangan Covid-19 atau penyakit infeksi emerging di Pulau
Galang, Kota Batam, Provinsi Kepri bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.5

3. Inpres Nomor 4 tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta
Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19
Secara umum dalam Inpres ini, Presiden menginstruksikan kepada Para Menteri Kabinet
Indonesia Maju, Sekretaris Kabinet, Kepala Staf Kepresidenan, Panglima Tentara Nasional
Indonesia, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung, Kepala Lembaga Pemerintah
Non Kementerian, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Negara; Para Gubernur seluruh
Indonesia; dan Para Bupati/Wali Kota seluruh Indonesia. Menurut Inpres Nomor 4 Tahun 2020,
seluruh institusi tersebut diinstruksikan untuk melakukan:
1) Mengutamakan penggunaan alokasi anggaran yang telah ada untuk kegiatan-kegiatan
yang mempercepat penanganan Covid-19 (Refocussing kegiatan, dan realokasi anggaran)
dengan mengacu kepada protokol penanganan Covid-19 di
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dan rencana operasional percepatan
penanganan Covid-19 yang ditetapkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-
19.
2) Mempercepat refocussing kegiatan dan realokasi anggaran melalui mekanisme revisi
anggaran dan segera mengajukan usulan revisi anggaran kepada Menteri Keuangan
sesuai dengan kewenangannya.

5
Giri Hartomo. “Jokowi Keluarkan Kepres Ini Tugas Kementerian Di Pembangunan Rs Darurat Covid-19 Pulau
Galang.” (diakses dari https://economy.okezone.com/ pada 22 April 2020)

8
3) Mempercepat pelaksanaan pengadaan barang dan jasa untuk mendukung percepatan
penanganan Covid-19 dengan mempermudah dan memperluas akses sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana,
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana, Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan Tertentu.
4) Melakukan pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan Covid-19
dengan melibatkan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
5) Melakukan pengadaan barang dan jasa alat kesehatan dan alat kedokteran untuk
penanganan Covid-19 dengan memperhatikan barang dan jasa sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
6) Khusus kepada:
 Menteri Keuangan untuk memfasilitasi proses revisi anggaran secara cepat,
sederhana, dan akuntabel.
 Menteri Dalam Negeri untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut dalam
rangka percepatan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) dan}.atau perubahan peraturan kepala Daerah tentang penjabaran APBD
untuk percepatan penanganan Covid-19 kepada Gubernur/Bupati/Wali Kota.
 Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk melakukan percepatan
penyiapan dan pembangunan infrastruktur yang diperlukan dalam rangka
penanganan Covid-19.
 Menteri Kesehatan untuk mempercepat pemberian registrasi alat kesehatan
dan alat kedokteran untuk penanganan Covid-19 yang belum memiliki nomor
registrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk melakukan
pendampingan dan pengawasan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan terhadap akuntabilitas keuangan negara untuk percepatan
penanganan Covid-19.

9
 Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk melakukan
pendampingan pelaksanaan pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka percepatan
penanganan Covid-19.6

4. PP Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Covid-19.
Dampak penyebaran Covid-19 telah mengakibatkan terjadi keadaan tertentu sehingga perlu
dilakukan upaya penanggulangan, salah satunya dengan tindakan pembatasan sosial berskala
besar (PSBB). Berdasarkan pertimbangan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah
menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
yang ditandatangani pada 31 Maret 2020.
Dalam PP ini, yang dimaksud dengan PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu
penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Covid-19 sedemikian rupa untuk
mencegah kemungkinan penyebaran Covid-19. PSBB, sebagaimana dimaksud PP tersebut, harus
didasarkan pada pertimbangan epidemiologis, besarnya ancaman, efektivitas, dukungan sumber
daya, teknis operasional, pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan.
Menurut PP tersebut, Pembatasan Sosial Berskala Besar harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Jumlah kasus dan/atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar secara
signifikan dan cepat ke beberapa wilayah
b. Terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain.

PSBB paling sedikit meliputi:

a. Peliburan sekolah dan tempat kerja;

b. Pembatasan kegiatan keagamaan;

c. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.

6
Humas. “Presiden Teken Inpres Refocussing Kegiatan Relokasi Anggaran Serta Pengadaan Barang Dan Jasa”.
(diakses dari https://setkab.go.id pada 21 April 2020)

10
Terkait pembatasan kegiatan pada sekolah, tempat kerja, dan keagamaan, sesuai PP ini,
harus tetap mempertimbangkan kebutuhan pendidikan, produktivitas kerja, dan ibadah
penduduk. Pembatasan kegiatan pada tempat atau fasilitas umum, menurut PP ini, dilakukan
dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk. Usulan PSBB, menurut PP ini,
disampaikan oleh gubernur/bupati/wali kota kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan. Selanjutnya, Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan menetapkan PSBB dengan memperhatikan pertimbangan
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Ketua Pelaksana Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 dapat mengusulkan kepada menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan untuk menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar
di wilayah tertentu, yang apabila disetujui, kepala daerah di wilayah tertentu wajib melaksanakan
PSBB.7

5. Keppres No. 11 tahun 2020 tentang Penetapan Status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
Keppres 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) menyebutkan bahwa jumlah kasus kematian karena
Coronavirus sudah meningkat dan meluas antar wilayah dan antar negara serta memiliki dampak
pada kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Keppres 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) ditetapkan Presiden Joko Widodo di Jakarta pada tanggal 31 Maret
2020. 8
Pertimbangan penetapan Keppres 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah:
a. Bahwa penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang bersifat luar biasa
dengan ditandai jumlah kasus dan/atau jumlah kematian telah meningkat dan meluas
lintas wilayah dan lintas negara dan berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia;

7
Humas. “Inilah PP Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk Percepatan Penanganan Covid-19”. (diakses dari
https://setkab.go.id/ pada 23 April 2020)
8
Anonim. “Keppres 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19”. (diakses
dari https://www.jogloabang.com/ pada 22 April 2020)

11
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
menetapkan Keputusan Presiden tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Peraturan ini berisi menetapkan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai jenis
penyakit yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Menetapkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia yang wajib
dilakukan upaya penanggulangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan.9

6. Perppu Nomor 1 tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem
Keuangan Untuk Penanganan Covid-19.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang kebijakan keuangan
negara dan stabilitas sistem keuangan. Di mana, ada penambahan anggaran belanja dan
pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan Covid-19, total tambahan belanja dan pembiayaan
APBN tahun 2020 untuk penanganan covid 19 adalah sebesar Rp405,1 triliun. Berkenaan terkait
Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa, dilakukan penyesuaian alokasi Transfer ke
Daerah dan Dana Desa antara lain berupa:
1. Penyesuaian alokasi Dana Bagi Hasil dilakukan berdasarkan perkembangan
perekonomian dan/atau penerimaan negara
2. Penyesuaian alokasi Dana Alokasi Umum perdaerah berdasarkan kriteria tertentu yang
ditetapkan Menteri Keuangan
3. Penambahan/pengurangan alokasi Dana Transfer Khusus, pengalihan alokasi antar
bidang DAK Fisik atau penyesuaian penggunaan Dana Transfer Khusus karena kondisi
tertentu yang membutuhkan anggaran mendesak; dan/atau
4. Penyesuaian pagu anggaran Dana Desa.
Selain itu, terdapat pengaturan mengenai pengutamaan penggunaan Dana Desa, yang dapat
digunakan antara lain untuk bantuan langsung tunai kepada penduduk miskin di desa dan
kegiatan penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (covid-19).10

9
https://jdih.setkab.go.id/
10
Humas DJPK. “Perppu Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
Untuk Penanganan Pandemi Corona”. (diakses dari http://www.djpk.kemenkeu.go.id/ pada 22 April 2020)

12
7. Perpres Nomor 54 tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN Tahun
Anggaran 2020.
Pemerintah resmi menuangkan perubahan postur APBN 2020 dalam Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 54 Tahun 2020. Perpres tersebut untuk melaksanakan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk penanganan Covid-19 serta
menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional serta sistem keuangan.
Dalam Perpres 54/2020 ini, pemerintah mengubah target penerimaan negara dari sebelumnya Rp
2.233,2 triliun menjadi hanya Rp 1.760,9 triliun. Terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp
1.462,6 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 297,8 triliun, dan penerimaan hibah
sebesar Rp 500 miliar.
Sementara, alokasi belanja negara diubah dari sebelumnya Rp 2.540,4 triliun menjadi
sebesar Rp 2.613,8 triliun. Belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.596
triliun dan TKDD sebesar Rp 762,7 triliun. Pemerintah juga menambah pos belanja khusus untuk
penanganan Covid-19 sebesar Rp 255,1 triliun. Dengan begitu, pembiayaan anggaran berubah
dari sebelumnya sebesar Rp 307,2 triliun menjadi Rp 852,9 triliun. Pada pasal 2 beleid tersebut,
anggaran belanja pemerintah pusat diutamakan penggunaannya dalam rangka penanganan
Covid-19 dan menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional serta stabilitas
sistem keuangan. Pemerintah fokus pada belanja kesehatan, jaring pengaman sosial, dan
pemulihan perekonomian.
Begitu juga dengan anggaran Dana Desa dapat digunakan antara lain untuk jaring
pengaman sosial di desa berupa bantuan langsung tunai (BLT) kepada penduduk miskin di desa
dan kegiatan penanganan Covid-19. Rincian lebih lanjut mengenai anggaran belanja pemerintah
pusat dan TKDD akan ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Dalam hal diperlukan, beleid ini
menyatakan bahwa Menteri Keuangan dapat menetapkan perubahan atas rincian perubahan
postur APBN 2020 setelah berkonsultasi dengan Presiden. Ketentuan lebih lanjut untuk
pelaksanaan Perpres ini juga akan diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Dengan
diterbitkannya Perpres 54/2020 ini, maka Perpres 78/2019 tentang Rincian APBN Tahun

13
Anggaran 2020 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Perpres APBN 2020 perubahan ini resmi
diundangkan pada 3 April 2020.11

8. Keppres Nomor 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana non-alam Penyebaran Covid-19
sebagai Bencana Nasional.
Menurut Keppres ini, penanggulangan bencana nasional yang diakibatkan oleh penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dilaksanakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020
tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) melalui sinergi antar kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah. Gubernur, bupati, dan wali kota, menurut Keppres ini, sebagai Ketua Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di daerah, dalam
menetapkan kebijakan di daerah masing-masing harus memperhatikan kebijakan Pemerintah
Pusat.12

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.HK.01.07/MENKES/239/2020


tentang penetapan pembatasan sosial berskala besar di wilayah provinsi DKI Jakarta dalam
rangka percepatan penanganan Coronavirus Disease 2019.

C. Bentuk-Bentuk Regulasi Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Covid 19


1. Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 443/ Kep.240-Hukham/2020 Tentang Pemberlakuan
Pembatasan Sosial Berskala Besar Di Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Dan Kabupaten Sumedang Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019.
Menetapkan:13
11
Grace Olivia. “Perpres APBN Perubahan terbit, ini rincian postur anggaran 2020 yang baru”. (diakses dari
https://nasional.kontan.co.id/ pada 21 April 2020)
12
Humas. “Presiden Tetapkan Bencana Nonalam Penyebaran Covid 19 Sebagai Bencana Nasional.” (diakses dari
https://setkab.go.id/ pada tanggal 20 April 2020)
13
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. “Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443 Tahun 2020.” (diakses
dari https://www.covid19.go.id/ pada tanggal 22 April 2020)

14
1). Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Daerah Kota Bandung,
Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten
Sumedang dalam rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 selama 14
hari terhitung mulai tanggal 22 April 2020 sampai dengan tanggal 5 Mei 2020.
2) Masyarakat yang berdomisili/ bertempat tinggal dan/ atau melakukan aktivitas di Daerah
Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan
Kabupaten Sumedang wajib memauhi ketentuan pemberlakuan PSBB sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dan secara konsisten menerapkan protokol kesehatan
pencegahan Coronavirus Disease 2019.
3) Pemberlakuan PSBB sebagaimana dimaksud pada Diktum Kesatu dapat diperpanjang
jika masih terdapat bukti penyebaran Coronavirus Disease 2019.
4) Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

2. Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 33 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penanganan Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Pergub yang berisi 28 pasal ini menjadi dasar hukum atas pelaksanaan PSBB yang dimulai
pada Jumat, 10 April 2020, pukul 00.00 WIB hingga 23 April 2020, di seluruh wilayah Ibukota.
Adapun pembatasan aktivitas luar rumah yang diberlakukan, meliputi:
a. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan/atau institusi pendidikan lainnya;
b. Aktivitas bekerja di tempat kerja;
c. Kegiatan keagamaan di rumah ibadah;
d. Kegiatan di tempat atau fasilitas umum;
e. Kegiatan sosial dan budaya; dan 
f. Pergerakan orang dan barang menggunakan moda transportasi. 
Terkait pelanggaran atas pelaksanaan PSBB, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan, termasuk sanksi pidana. Dari mulai pidana ringan dan bila berulang dapat
menjadi lebih berat.14

14
Rezki Apriliya. “Pemprov DKI Terbitkan Pergub Nomor 33 Tahun 2020 Sebagai Dasar Hukum Pelaksanaan PSBB.”
(diakses dari http://www.beritajakarta.id/ pada tanggal 20 April 2020)

15
3. Peraturan Gubernur Jawa Barat No.26 Tahun 2020 tentang jaring pengaman sosial (social
safety net) bagi masyarakat yang terdampak ekonomi akibat pandemi coronavirus disease
19 di Jawa Barat.
Jaring pengaman sosial adalah salah satu bentuk perlindungan untuk menjamin seluruh
masyarakat yang terdampak ekonomi akibat pandemi Covid 19 agar dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidupnya secara layak. Penanganan dampak sosial dan ekonomi dilaksanakan melalui
pemberian bantuan tunai dan non tunai kepada masyarakat yang terdampak. Bantuan tunai
diberikan sebesar 150.000 ribu rupiah, diberikan untuk jangka waktu selama empat bulan mulai
dari April samapi Juli. Pendanaan bantuan tunai berasal dari bantuan sosial yang bersumber dari
APBD Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2020.
Bantuan nontunai diberikan sebesar 350.000 ribu rupiah berupa beras, makanan kaleng,
gula, minyak goreng, terigu, vitamin, mie instan dan telur. Akan tetapi jenis bantuan non tunai
dapat berubah sesuai ketersediaan jenis barang kebutuhan pokok, penting dan barang lainnya di
lapangan. Kemudian melakukan program padat karya yang bertujuan untuk membuka lapangan
kerja bagi masyarakat, terutama yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap
akibat pandemi covid 19.15

4. Peraturan Gubernur Sulawesi Utara No.8 Tahun 2020 tentang optimalisasi pencegahan
penyebaran coronavirus disease 2019 di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub)
Nomor 8 Tahun 2020 tentang Optimalisasi Pencegahan Penyebaran corona virus disease 2019
(OPP Covid-19) di Sulut pada 14 April 2020. Menurut Olly, Pergub ini didasari juga
pertimbangan lainnya yaitu Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat covid-19 sebagai kedaruratan kesehatan masyakat yang
wajib dilakukan upaya penanggulangan.
Meskipun dilakukan pembatasan pergerakan, namun bukan berarti pemerintah tinggal
diam. Pemerintah memahami bahwa aturan tersebut berdampak pada kemampuan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tak hanya itu, kegiatan belajar di sekolah dan bekerja di
kantor atau tempat kerja wajib diganti dengan belajar di rumah (Study From Home) dan bekerja
di rumah (Work From Home). Oleh karena itu, pada saat berlakunya Pergub ini maka pemerintah
15
Biro hukum dan HAM SETDA provinsi Jawa Barat. “Dokumen Hukum Covid 19.” (diakses dari
https://jdih.jabarprov.go.id/ pada tanggal 22 April 2020)

16
akan berupaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak seperti yang diatur pada
pasal 23 dan 24 dalam Pergub Nomor 8 Tahun 2020. Begitu juga untuk para pelaku usaha dan
karyawan atau operator moda transportasi darat seperti driver ojek online yang terdampak covid
19, kata Olly, pemerintah dapat memberikan insentif atau bantuan sosial yang diatur pada pasal
24 dalam Pergub ini.16

5. Keputusan Gubernur Aceh Nomor 440/924/2020 Tentang Pembentukan Gugus Tugas


Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Aceh.
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, telah menandatangani Keputusan
Gubernur Aceh, nomor 440/924/2020 tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Aceh, tertanggal 16 Maret 2020. Sekretaris Daerah
Aceh, ditunjuk sebagai Koordinator Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 di Aceh dan dibantu oleh para Asisten Sekretaris Daerah Aceh, masing-masing sebagai
Wakil Koordinator I, II dan III. Sementara Kepala Dinas Kesehatan Aceh sebagai Ketua Gugus
Tugas didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh sebagai Wakil Ketua
I dan Kepala Dinas Sosial sebagai Wakil Ketua II dan Kepala Biro Keistimewaan dan
Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Aceh sebagai Sekretaris serta dibantu oleh 21 orang
anggota yang terdiri dari para Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh, para Direktur Rumah Sakit
dan para Kepala Biro di Lingkungan Sekretariat Daerah Aceh.
Adapun tugas dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di
Aceh sebagai berikut :

a. Menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan covid 19 di Aceh.

b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan covid


19 di Aceh.

c. Melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan covid 19 di Aceh.

d. Mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan covid 19.

e. Melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan covid 19 di Aceh kepada Gubernur Aceh.

16
Admin. “Gubernur Olly Keluarkan Pergub OPP Covid-19, Cakup WFH, Bantuan Hingga Pengaturan
Intensif.”(diakses dari https://sindomanado.com/ pada tanggal 22 April 2020)

17
f. Melaksanakan tugas lainnya terkait dengan percepatan penanganan covid 19 di Aceh.17 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam menangani pandemi Covid 19, Pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah sudah
mengeluarkan berbagai macam regulasi. Seperti dibentuknya Gugus Tugas untuk menanggulangi
Covid 19. Diberlakukannya sistem Social Distancing yang diharapkan dapat meminimalisir
penularan covid 19. Pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) terutama di daerah

17
Admin. “ Keputusan Gubernur Aceh Nomor 440/924/2020 Tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019.”(diakses dari https://bpba.acehprov.go.id/ pada tanggal 22 April 2020)

18
yang sudah menjadi zona merah, seperti Jawa Barat, DKI Jakarta. Pemerintah juga memberikan
berbagai macam bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak dari adanya pandemi Covid
19. Bantuan tersebut berupa tunai maupun nontunai. Karena banyak sekali masyarakat yang
terkena PHK, mengalami kebangkrutan karena pandemi Covid 19. Untuk itu kita harus
mengikuti program-program yang dikeluarkan oleh Pemerintah agar Pandemi Covid 19 cepat
teratasi dan tidak memunculkan korban-korban lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pengerian Regulasi, Macam, Tujuan dan Contohnya. www.pendidik.co.id/regulasi.


(diakses pada 22 April 2020).

Farida Indrati, Maria. 2007. Ilmu Perundang-undangan: Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan.
Yogyakarta: Kanisius.

Egeham, Lizsa.15 April 2020. Sederet Aturan Yang Dikeluarkan Jokowi Melawan Pandemi
Virus Corona. https://www.liputan6.com/news/read/4227914/sederet-aturan-yang-dikeluarkan-
jokowi-melawan-pandemi-virus-corona.html. (Diakses pada 20 April 2020).

19
Admin. 17 Maret 2020. Salinan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020
Tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019. www.bpba.aceh
prov.go.id/index.php/informasi/read/2020/03/17/211/salinan-keputusan-presiden-republik-
indonesia-nomor-7-tahun-2020.html. (Diakses pada 21 April 2020).

Hartomo, Giri. 06 April 2020. Jokowi Keluarkan Kepres Ini Tugas Kementerian Di
Pembangunan Rs Darurat Covid-19 Pulau Galang.
www.economy.okezone.com/read/2020/04/320/2194941 jokowi-keluarkan-kepres.html.
(Diakses pada 22 April 2020).

Humas. 23 Maret 2020.Presiden Teken Inpres Refocussing Kegiatan Relokasi Anggaran Serta
Pengadaan Barang Dan Jasa . https://setkab.go.id/presiden-teken-inpres-refocussing-kegiatan-
realokasi-anggaran-serta-pengadaan-barang-dan-jasa/. (Diaskes pada 21 April 2020).

Humas. 1 April 2020. Inilah PP Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk Percepatan
Penanganan Covid-19. https://setkab.go.id/inilah-pp-pembatasan-sosial-berskala-besar-untuk-
percepatan-penanganan-covid-19/. (Diakses pada 23 April 2020)

Anonim. 1 April 2020. Keppres 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat COVID-19. https://www.jogloabang.com/politik/keppres-11-2020-kedaruratan-
kesehatan-masyarakat-covid-19. (Diakses pada 22 April 2020)

Humas DJPK. 1 April 2020. Perppu Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara
dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona.
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=14929. (Diakses pada 22 April 2020)

Grace Olivia. 6 April 2020. Perpres APBN Perubahan terbit, ini rincian postur anggaran 2020
yang baru. https://nasional.kontan.co.id/news/perpres-apbn-perubahan-terbit-ini-rincian-postur-
anggaran-2020-yang-baru. (Diakses pada 21 April 2020).

Humas. 14 April 2020. Presiden Tetapkan Bencana Nonalam Penyebaran Covid 19 Sebagai
Bencana Nasional. https://setkab.go.id/presiden-tetapkan-bencana-nonalam-penyebaran-covid-
19-sebagai-bencana-nasional/. (Diakses pada tanggal 20 April 2020)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2020. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443
Tahun 2020. http://www.covid19.kotabogor.go.id/index.php/docs/view/11. (Diakses pada
tanggal 22 April 2020).

Rezki Apriliya. 10 April 2020. Pemprov DKI Terbitkan Pergub Nomor 33 Tahun 2020 Sebagai
Dasar Hukum Pelaksanaan PSBB. http://www.beritajakarta.id/read/78563/pemprov-dki-
terbitkan-pergub-nomor-33-tahun-2020-sebagai-dasar-hukum-pelaksanaan-psbb. (Diakses pada
tanggal 20 April 2020).

20
Biro hukum dan HAM SETDA provinsi Jawa Barat. 2020. Dokumen Hukum Covid 19.
https://jdih.jabarprov.go.id/. (Diakses pada tanggal 22 April 2020)

Admin. 14 April 2020. Gubernur Olly Keluarkan Pergub OPP Covid-19, Cakup WFH, Bantuan
Hingga Pengaturan Intensif. https://sindomanado.com/2020/04/14/gubernur-olly-keluarkan-
pergub-opp-covid-19-cakup-wfh-bantuan-hingga-pengaturan-in. (Diakses pada tanggal 22 April
2020)

Admin. 4 April 2020. Keputusan Gubernur Aceh Nomor 440/924/2020 Tentang Pembentukan
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019.
https://bpba.acehprov.go.id/index.php/informasi/read/2020/03/17/215/keputusan-gubernur-aceh-
nomor-4409242020-tentang-pembentukan-gugus-tugas-percepatan-penanganan-corona-virus-
disease-2019-di-aceh.htm. (Diakses pada tanggal 22 April 2020)

21

Anda mungkin juga menyukai