Anda di halaman 1dari 14

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI

MAKALAH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH ANTI KORUPSI
DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. Engkus, SE., M.Si

Kelompok 10
Kelas B Semester V :
Elvira Amelia Nisa 1188010056
Fadila Khaerunnisa 1188010062
Feny Ramadhani Sonjaya 1188010072
Gilang Ramadhan Suryandi 1188010080

JURUSAN ADMINIRTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
junjungan kita Rasulullah saw, beserta para keluarga, sahabat-sahabat dan kita semua
sebagai pengikut-Nya.
Makalah yang telah kami susun berjudul “Peran Mahasiswa dalam
Gerakan Anti Korupsi” akan memaparkan mengenai bagaimana peran mahasiswa,
bagaimana keterlibatannya dalam gerakan anti korupsi. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anti Korupsi. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan kami selaku penyusun dan para pembaca
makalah ini. Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Drs. Engkus. S.E., M.Si,
selaku dosen mata kuliah ini karena telah membimbing kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami sadar masih terdapat banyak kesalahan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami terbuka akan
segala kritik dan saran yang membangun demi terciptanya makalah yang baik di masa
yang akan datang. Sekian dan terimakasih.

Bandung, Desember 2020

Penyusun
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tindak pidana korupsi merupakan permasalahan serius yang terjadi di


berbagai belahan dunia. Karena dampak yang ditimbulkannya dapat
membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat, membahayakan
pembangunan sosial, ekonomi, dan politik, serta merusak nilai-nilai demokrasi
dan moralitas karena jika dibiarkan terus menerus bisa menjadi suatu budaya.
Kopupsi merupakan ancaman suatu bangsa untuk mencapi cita-citanya.

Korupsi termasuk extraordinary crime sehingga dibutuhkan strategi untuk


memberantas dan penanggulangan. Selama ini banyak yang menganggap korupsi
merupakan hal yang biasa, padahal tindak pidana korupsi berdampak pada
berbagai kepentingan bangsa dan cenderung sulit ditanggulangi. Banyak kasus
korupsi yang sulit diungkap karena pelaku menggunakan peralatan canggih dan
yang terlibat cukup banyak. Kejahatan ini kerap kali disebut white collar crime
atau kejahatan kerah putih.

Upaya pemberantasan korupsi tidak hanya menjadi tanggung jawab


pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Karena
sulitnya upaya memberantas masalah ini yang tiap tahun makin meningkat dan
meresahkan negara sehingga menghambat pembangunan negara menjadi lebih
baik. Untuk itu mahasiswa selaku penerus bangsa yang berperan sebagai agent of
change memiliki peran yang sangat penting dalam memberantas korupsi. Peran
aktif mahasiswa difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan membangun
budaya antikorupsi di lingkungan masyarakat. Mahasiswa diharapkan untuk
berperan aktif dalam gerakan anti korpusi di masyarakat.
Untuk itu perlunya pembekalan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk
korupsi dan strategi pemberantasannya kepada mahasiswa agar mudah dalam
memberantas korupsi. Mahasiswa dituntut untuk memahami dan menerapkan
nilai-nilai anti korupsi dalam kehidupan sehari-harinya. Upaya pembekalan
mahasiswa dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti kegiatan kampanye,
sosialisasi, seminar, pendidikan anti korupsi.

B. Rumusan Masalah

a. Apa itu gerakan anti korupsi?

b. Bagaimana peranan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi?

c. Bagaimana keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui apa itu gerakan anti korupsi.

b. Untuk mengetahui peranan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi.

c. Untuk mengetahui keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi.


BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian
empiris. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tingkat eksplansi
asosiatif. Pendekatan kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan (Sugiyono, 2016:12). Kerangka konseptual dalam penelitian ini
disajikan pada gambar sebagai berikut.

Gerakan anti korupsi

Peranan mahasiswa
Peran mahasiswa dalam gerakan anti
dalam gerakan anti korupsi
korupsi

Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi

1. Di lingkungan keluarga

2. Di lingkungan kampus

3. Di lingkungan sekitar

4. Di tingkat lokal/nasional
BAB III

PEMBAHASAN

A. Gerakan Anti Korupsi

Korupsi yang terjadi secara terus menerus dan semakin meluas


menyebabkan kerugian pada keuangan negara, menghambat pembangunan
nasional untuk itu di butuhkan upaya pemberantasan korupsi yang optimal
dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Berdasarkan
Undang-undang No.30 Tahun 2002, pemberantasan tindak pidana korupsi
dirumuskan sebagai tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana
korupsi melaui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta
masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ada tiga
unsur utama dalam pemberantasan korupsi diantaranya yaitu sebagai berikut:

a. Pencegahan, seluruh upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya


perilaku koruptif. Pencegahan juga sering disebut sebagai kegiatan Anti-
korupsi yang sifatnya preventif. Preventif adalah suatu tindakan
pengendalian sosial yang dilakukan untuk dapat mencegah atau juga
mengurangi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di masa
mendatang. Tindakan preventif (pencegahan) ini dilakukan manusia, baik itu
secara pribadi atau juga berkelompok untuk dapat melindungi diri mereka
dari hal buruk yang mungkin dapat terjadi.
b. Penindakan, seluruh upaya yang dilakukan untuk menanggulangi atau
memberantas terjadinya tindak pidana korupsi. Penindakan sering juga
disebut sebagai kegiatan Kontra Korupsi yang sifatnya represif. Yang
dimaksud dengan represif yaitu suatu tindakan pengendalian sosial yang
dilakukan setelah terjadinya suatu pelanggaran atau sesuatu yang buruk atau
dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan sesudah peristiwa terjadi.
c. Peran serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, organisasi
kemasyarakatan, atau lembaga swadaya masyarakat dalam pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi.

Korupsi itu terjadi jika ada kolaborasi antara tiga faktor utama yaitu:
a. Niat, unsur setiap tindakan pidana yang lebih terkait dengan individu
manusia misalnya perilaku dan nilai-nilai yang dianut oleh seseorang.
b. Kesempatan, lebih terkait dengan sistem yang ada.
c. Kewenangan yang dimiliki seseorang secara langsung akan memperkuat
kesempatan yang ada.

Meskipun muncul niat dan terbukanya kesempatan akan tetapi tidak diikuti
oleh kewenangan maka korupsi tidak akan terjadi. Upaya memerangi dan
memberantas korupsi pada dasarnya adalah upaya untuk menghilangkan atau
meminimalisir dari ketiga faktor utama tersebut.

Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah gerakan anti korupsi yang
dilakukan oleh masyarakat. Gerakan ini merupakan upaya bersama yang
bertujuan untuk menumbuhkan budaya anti korupsi di masyarakat. Diharapkan
dengan tubuhnya budaya anti korupsi di kehidupan masyarakat maka akan
mencegah timbulnya prilaku koruptif. Gerakan anti korupsi merukapan suatu
program yang bersifat jangka panjang yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan yaitu pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dalah hal inilah
peran mahasiswa sebagai salah satu aset penting suatu bangsa sangat diharapkan
gerakannya demi memerangi korupsi. Bangsa perlu kontribusi berupa aktivitas
konkret yang didukung oleh para agen perubahan, terutama dari kalangan civitas
akademika yaitu mahasiswa. Mahasiswa menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari program KPK untuk bergandengan tangan dengan berbagai unsur
masyarakat madani untuk melakukan upaya pemberantasan korupsi termasuk
memberikan advokasi kepada masyarakat yang menjadi korban korupsi.

Berbagai kegiatan pencegahan korupsi telah secara aktif dilakukan oleh


Perguruan Tinggi seperti kampanye, pendidikan anti korupsi, sosialisasi, dan
kegiatan lainnya yang terus menerus menginisiasi, mendorong, meningkatkan
gerakan anti korupsi yang lebih masif. Perguruan Tinggi merupakan salah satu
mitra strategis dalam pemberantasan korupsi dan juga melakukan kegiatan
mengkonsolidasikan pihak-pihak yang peduli untuk memberantas korupsi.

Pada tahun 2005, Badan Kerjasa (BKS) Fakultas Hukum Perguruan Tinggi
Negeri Se-Indonesia menyelenggarakan Anti Corruption Summit (ACS) di
Universitas Gajah Mada yang didedikasikan sebagai sarana inisiasi peran kampus
dalam agenda pemeberantasan korupsi. Hasil dari forum ini mendorong kampus
untuk mendirikan pusat kajian yang berfokus pada isu anti korupsi dan
mengembangkan model-model pendidikan anti korupsi di Perguruan Tinggi.
B. Peranan Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi

Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercatat bahwa mahasiswa


mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan tersebut tercatat dalam
peristiwa-peristiwa besar yang dimulai dari Kebangkitan Nasional tahun 1908,
Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan NKRI tahun 1945,
lahirnya Orde Baru tahun 1966, dan Reformasi tahun 1998. Tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil di
depan sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan
idealisme yang mereka miliki. Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat
yang unik. Jumlahnya tidak banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa
dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa. Walaupun jaman terus
bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu
semangat dan idealisme.

Selain memahami karakteristik korupsi, mahasiswa harus menyadari siapa


dirinya, kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang dapat digunakan
untuk memberantas korupsi. Jika kita telaah lebih dalam untuk mengetahui
hakekat mahasiswa, maka kita akan mengetahui bahwa mahasiswa mempunyai
banyak peran. Mahasiswa berperan sebagai peserta didik, dimana mahasiswa
diproyeksikan menjadi birokrat, teknokrat, pengusaha, dan berbagai profesi
lainnya. Mahasiswa dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual. Dengan berbekal hal tersebut maka
mahasiswa akan menjadi agen perubahan yang handal, menggantikan peran-
peran para seniornya di masa depan untuk melakukan perbaikan ke arah yang
lebih baik.

Mahasiswa memiliki karakteristik intelektualitas, jiwa muda dan


idealismenya. Dengan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat
dan idealisme yang murni telah membuktikan bahwa mahasiswa selalu
mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa. Dalam konteks
gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil di depan menjadi
motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yag mereka
miliki, yaitu : intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk
menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut
mahasiswa diharapkan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, 2013b) :

a. Mampu menjadi agen perubahan


b. Mampu menyuarakan kepentingan rakyat
c. Mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif
d. Mampu menjadi watch dog (anjing penjaga) lembaga negara dan penegak
hukum

Mahasiswa dituntut untuk berperan melakukan kontrol sosial terhadap


penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai yang ada di
dalam masyarakat. Mahasiswa juga berperan dalam mempengaruhi kebijakan
publik dari pemerintah. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk
mempengaruhi keputusan politik dengan melakukan penyebaran informasi atau
taggapan atas kebijakan pemerintah dengan melakukan membangun opini publik,
jumpa pers, diskusi terbuka dengan pihak-pihak yang berkompeten. Mahasiswa
mempunyai jaringan yang luas, baik antar mahasiswa maupun dengan lembaga-
lembaga swadaya masyarakat sehingga jika dikoordinasikan dengan baik akan
menjadi kekuatan untuk memberantas korupsi di negeri ini.

C. Keterlibatan Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi

a. Di lingkungan keluarga

b. Di lingkungan kampus

c. Di lingkungan sekitar

d. Di tingkat lokal/nasional
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Puspito, Nanang T dkk. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta:Kemendikbud RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Hukum
Kepegawaian.

Risbiyantoro, Mohamad. 2005. Peranan Mahasiswa Dalam Memerangi Korupsi.


http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/peranan
_mahasiswa.pdf

Burhanudin, Achmad Asfi. 2019. Kontribusi Mahasiswa dalam Upaya Pencegahan


Korupsi. Jurnal El-Faqih, Volume 5, Nomor 1, April 2019.

Deshaini, Liza dan Evi Oktarina. 2017. Peranan Dan Keterlibatan Mahasiswa
Dalam Gerakan Anti Korupsi. Prosiding Seminar Nasional seri 7 “Menuju
Masyarakat Madani dan Lestari” Yogyakarta, 22 November 2017 Diseminasi
Hasil-Hasil Penelitian.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11520/liza-peranan-
PROSIDING%20PENELITIAN%20SEMNAS%20UII%202017_214-225.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

Admin ACCH. 2016. Konsolidasi Gerakan Antikorupsi Berbasis Akademisi Dan


Kampus Di Indonesia. https://acch.kpk.go.id/id/artikel/paper/konsolidasi-
gerakan-antikorupsi-berbasis-akademisi-dan-kampus-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai