Anda di halaman 1dari 10

ANTROPOLOGI HUKUM

Materi Kuliah Antropologi Hukum

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG

Antropologi Hukum merupakan hukum yang dikaitkan dengan perilaku


masyarakat.
Antropologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Di
Indonesia sendiri merupakan negara yang pluralistik, sehingga
mempunyai banyak perbedaan.

Materi dalam Antropologi Hukum, yaitu :

 Materi I , terdiri dari : Hukum dan kebudayaan, Jenis atau wujud


kebudayaan, Hubungan antara hukum dan kebudayaan.

 Materi II , terdiri dari : 1. Pengertian Antropologi, 2. Manfaat


Antropologi, 3. Ruang lingkup antropologi, 4. Pendekatan-
pendekatan dalam antropologi.

 Materi III , Merupakan materi yang membahas mengenai


perkembangan antropologi., yaitu dalam fase-fase berikut : 1.
Fase revolusionisme, 2. Fase Fungsionalisme, 3. Fase Pluralisme.

 Materi IV, membasa mengenai teori-teori Antropologi, yaitu : 1.


Teori Shopping and shopping forum, 2. Teori Justice and Money
Room, 3. Teori Street...

Ilmu hukum, terdiri dari :


1. Normwissenschaften, yaitu yang menyoroti hukum dari sudut
normatif, dan

2. Tatsanchenwissenschaften, yang menelaah hukum sebgai


perikelakuan yang merupakan kenyataan dalam masyarakat.

Namun pada kenyataannya, banyak perilaku masyarakat yang kadang


tidak sesuai dengan norma hukum. sehingga dapat disebut sebagai
perilaku menyimpang.
Antropologi merupakan salah satu ilmu bantu hukum yang menyoroti
hukum dari aspek perilaku masyarakat.
Antropologi Hukum mempelajari mengenai tatanan normatif, yaitu azas
hukum dan kaedah hukum.
Azas hukum merupakan nilai dan nilai merupakan merupakan inti dari
kebudayaan yang menjadi tinjauan utama dari antropologi.

Harus disadari bahwa hukum lahir dan berkembang dari sebuah


kebudayaan, sehingga akan menjadi logis baha tidak ada hukum yang
seragam, karena tidak ada kebudayaan yang bersifat seragam.

Hukum yang berlaku bagi masyarakat suatu suku tentu akan berbeda
dengan masyarakat dalam suku yang lain. dan untuk Negara yang seluas
dan sebesar Indonesia, tentu apabila diberlakukan hukum secara seragam
terhadap masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan bisa
menimbulkan masalah keadilan.

Dalam perspektif Antropologi hukum, hukum lahir dari kebudayaan,


melihat hal tersebut, menyadarkan kepada kita bahwa peran Antropologi
hukum adalah perspektif untuk melihat berbagai macam corak hukum,
yang lahir dan berkembang pula dari berbagai corak dan ragam
kebudayaan.

Antropologi hukum merupakan realitas atau kenyataan atas kehidupan


hukum yang sesungguhnya berjalan dan hidup di masyarakat.

Culture = mengolah atau mengerjakan. segala sesuatu daya dan kegiatan


manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Pengertian Kebudayaan

Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat


" Kebudayaan adalah seluruh sistim, gagasam dan rasa, tindakan, serta
karya, yang dihasilkan manusia dalam keidupan bermasyarakat yang
dijadikan miliknya dengan belajar"
Menurut Ki Hadjar Dewantara
" Kebudayaan adalah buah dari budi manusia dalam hidup
bermasyarakat"

Menurut Mohammad Hatta


" Kebudayaan adalah ciptaan hidup suatu bangsa"

Menurut Sultan Takdir Alisyahbana


" Kebudayaan adalah wujud atau manifestasi dari cara berfikir"

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi


" Kebudaaan adalah semua hasil karya, hasil kerja, rasa dan cipta
masyarakat"

karsa merupakan kehendak, atau kemauan.


karya merupakan sesuatu yang menghasilkan filsafat, yaitu kebenaran
hakiki.

Pada umumnya, orang awam mengartikan kebudayaan secara sempit,


yaitu menganggap kebudyaan sebagai hasil seni, keindahan, atau tari-
tarian.
Menurut Soerjono Soekanto, bila kebudayaan diartikan menurut ilmu-
ilmu sosial. maka kesenian merupakan salah satu bagian dari
kebudayaan.

WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut Prof. Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dapat digambarkan


dalam 4 lingkaran konsenteris, yaitu :

1. LINGKARAN INTI, yang memuat mengenai nilai-nilai budaya atau


sistem ideologis

2. LINGKARAN KE II, sistem budaya atau sistem gagasan

3. LINGKARAN KE III, adalah sistem sosial, yaitu sistem tingkah laku

4. LINGKARAN KE IV, yaitu kebudayaan fifik, yang mencangkup


mengenai benda-benda fisik.

Kebudayaan semestinya berpusat pada nilai budaya


(1 dan 2) Nilai-nilai budaya dan sistem budaya merupakan suatu
kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan
sebagainya.
(3) Sistem sosial merupakan suatu omleks aktivitas, kelakuan yang
berpola dari manusia dalam masyarakat.
(4) Kebudayaan fisik adalah benda-benda hasil karya manusia.

Wujud I

 Merupakan wujud yang ideal dari masyarakat

 Bersifat abstrak

 Berada didalam pikir manusia

 Berupa tata kelakuan

 Bisa mengatur, mengendalikan dan memberi arah kelakuan dan


perbuatan manusia

 Berisi nilai, norma hukum

Wujud II

 Sering disebut sebagai sistem sosial, yang terdiri dari aktivitas


manusia yang berinteraksi, berhubungan dan bergaul satu sama
lain didalam masyarakat.

 Sifatnya konkret atau nyata

 Bisa didokumentasikan

Wujud III

 Merupakan kebudayaan fisik, hasil karya manusia

 Sifatnya lebih konkret

 Berupa benda-benda

7 Unsur Kebudayaan Universal menurut C. Kluckhon

1. Bahasa

2. Sistem pengetahuan

3. organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan tekhnologi

5. Sistem mata pencaharian hidup

6. Sistem religi

7. Kesenian

Pertemuan kuliah Tanggal 1 Oktober 2013

Dari sudut pandang Ilmu Hukum, dikaji 2 disiplin ilmu, yaitu

 Dari subdisiplin Ilmu Hukum Empiris,

Yang memusatkan perhatiannya pada studi-studi hukum dengan


menggunakan pendekatan antropologis.

 Dari sudut pandang Antropologis

Yang memusatkan perhatiannya pada fenomena empiris kehidupan


hukum dalam masyarakat.

Antropologi hukum :

 Hubungan timbal balik antara hukum dengan fenomena sosial


secara empiris dalam kehidupan masyarakat

 Menelaah bagaimana hukum berfungsi dalam masyarakat atau


bagaimana hukum bekerja sebagai alat pengendalian sosial atau
social control. atau sebagai sarana penjaga ketentraman sosial.

Manfaat Mempelajari Antropologi Hukum

1. Telaah antropologi hukum akan memperdalam pemahaman


mengenai proses pengendalian sosial , latar belakang budaya dari
hukum. tetapi hasilnya tidak dapat langsung digunakan sebagai
simpulan.

2. Fungsinya lebih besar sebagai pencegahan atau preventif. dari


pada represif atau menanggulangi.

3. Dengan mengetahui latar belakang budaya dari suatu masyarakat,


maka dalam pengendalian sosial akan dengan mudah
mengendalikan masyarakat yang kurang atau tidak tahu mengenai
hukum negara.

4. Manfaat mempelajari antropologi hukum , untuk mengetahui


gambaran bekerjanya hukum sebagai pengendali sosial yang
dilatar belakangi oleh budaya.

Ruang Lingkup antropologi hukum adalah ilmu yang dekat dengan


antrpologi hukum , yaitu hukum adat dan sosiologi hukum.

Perbedaan Antropologi Hukum dengan Hukum Adat

Antropologi Hukum

1. Obyeknya : Perilaku manusia

2. Pendekatan : Holistik atau menyeluruh

3. Sifat penelitian : Penelitian lapangan atau Observation


Participation

4. Norma yang digunakan : Berdasarkan kenyataan

Hukum Adat

1. Obyek : Norma hukum diluar Undang-Undang

2. Pendekatan : Yuridis Normatif

3. Sifat penelitian :Studi pustaka dan dari dokumen adat

4. Norma : Yang dikehendaki

Perbedaan Antropologi Hukum dengan Sosiologi Hukum

Antropologi Hukum

1. Obyek : Bukan hukum barat atau tertulis

2. Subyek : Masyarakat sederhana

3. Perspektif : Budaya

4. Penelitian : Kualitatif atau studi kasus


Sosiologi Hukum

1. Obyek : hukum barat atau hukum yang tertulis

2. Subyek : Masyarakat modern

3. Perspektif : sosial

4. Penelitian : Kuantitatif atau studi sampel

Materi Kuliah Tanggal 8 Oktober 2013

PENDEKATAN DALAM ANTROPOLOGI HUKUM

1. Pendekatan Holistik

 Melihat gejala sosial yang ada dimasyarakat dengan kacamata


menyeluruh dai berbagai sudut pandang;

 Tidak stereotip, yaitu hukum dipandang bukan hanya hukum


secara an sich;

 Dilihat dari sudut pandang dan kaitan fungsinya dengan yang lain,
contohnya : ekonomi, politik, sosial, agama dan sebagainya.

2. Pendekatan Empirik

 Menitik beratkan pada kenyataan-kenyataan hukum yang nampak


dalam situasi atau peristiwa hukum (law in actions), tidak hukum
dalam peraturan perundang-undangan tertulis.

 Sebagai ilmu empiris, antropologi hukum memounyai konsekuensi


bahwa teorinya harus didukung oleh fakta yang relevan, atau
setidaknya terwakili secara representatif.

3. Pendekatan Komparatif

 Mengikuti perkembangan sejarah

 Metode komparatif dapat dilakukan dengan cara penelitian


sinkronis atau generalizing approach maupun penelitian diakronis
atau descriptive approach;
 Metode komparatif yang diakronis yaitu meneliti suatu masyarakat
tertentu dari waktu ke waktu atau perkembangan suatu
masyarakat tertentu.

"PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI HUKUM"

 Awal pemikiran antropologis tentang hukum dimulai dengan studi-


studi yang dilakukan oleh kalangan ahli antropologi, bukan dari
kalangan sarjana hukum.

 Awal kelahiran antropologi hukum biasanya diakitkan dengan


karya klasik, Sir Henry Maine yang bertajuk The Ancient Law, yang
diterbitkan pertama kali pada tahun 1861.

Secara umum, tema jakian atau teori-teori antropologi hukum dapat


dikelompokkan menjadi 3 fase, yaitu :

1. Teori Evolusionisme

2. Teori Fungsionalisme

3. Teori Pluralisme

1. Teori Evolusionisme

 Merupakan awal erkembangnya antropologi hukum

 Tema-tema kajian yang dominan pada fase in adalah berkisar


pada eksistensi hukum

 Perspektif pada fase ini adalah adanya anggapan bahwa hukum


berevolusi atau berkembang sesuai dengan perkembangan
masyarakatnya

 Sir Henry Maine dalam bukunya The Ancient Law, perkembangan


hukum enyesuaikan perkembangan masyarakat

 Dimulai pada zaman purba, masyarakat suku dan masyarakat


wilayah bersama.

 Masyarakat purba adalah masyarakat yang:


1. Masih disibukkan sengan urusan makanan dan melangsungkan
keturunan

2. Belum ada hukum

 Masyarakat Suku, mempunyai ciri :

1. Menyadari bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama

2. Membentuk ikatan hubungan darah yang disebut masyarakat suku


atau tribal society

3. Belum ada hukum, namun dikatakan ada hukum jika hukum


tersebut berlau secara kontinyu bukan secara insidental

Pada masyarakat suku kemudian timbul kesadaran baru bahwa suku-suku


yang ada bertempat tinggal pada teritorial bersama. sehingga terbentuk
masyarakat sedaerah atau masyarakat yang timbul pada suatu daerah
yang sama.
pada fase ini, sudah terbentuk pemerintahan baik yang monarkhi
ataupun republik.
Dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

 Masyarakat wilayah bersama yang statis, memiliki hukum yang


masih sederhana.

 Masyarakat wilayah bersama yang dinamis, memiliki hukum


dengan bentuj yang sudah kompleks dan modern.

JJ. Bachoften - Das Mutterecht (1861)

 Perkembangan masyarakat dimulai dari Gemeinschaft menuju


Gesselschaft

 Gemeinschaft adalah suatu masyarakat yang masih menjunjung


tinggi semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong -royong.

 Bentuk hukum dari masyarakat gemeinschaft adalah mengikuti


masyarakatnya, artinya hukum yang terbentuk masih
mengutamakan hal-hal yang sifatnya komunal.
 Gesselschaft, adalah suatu masyarakat yang lebih mengutamakan
rasionalisme, individualisme dan ekonomis dalam kehidupannya.

 Hukum yang terbentuk menempatkan kepentingan pribadi,


rasionali dan ekonomis diatas kepentingan bersama.

Anda mungkin juga menyukai