DISUSUN OLEH :
NIM : E1A116039
KELAS D
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2018
KASUS POSISI
Sumber :
http://hiburan.metrotvnews.com/musik/9K5YXD1K-inul-vizta-jadi-tersangka-
pelanggaran-hak-cipta
Tanggal Penerbitan :
17 Maret 2015 15:04 WIB
"Berkas PT Vizta Pratama sudah P21, dalam waktu dekat akan memasuki
tahap dua," ungkap kuasa hukum Nagaswara, Eddy Ribut, saat ditemui di
Bareskrim Polri, Selasa (17/3/2015).
Andar mengajukan gugatan materi Rp5,5 triliun karena 171 lagu ciptaan
komponis nasional, (alm) Guru Nahum Situmorang berada di 20 outlet Inul Vizta
tanpa izin. Gugatan yang diproses di Pengadilan Negeri Tata Niaga Jakarta Pusat
akhirnya dimenangkan Inul.
Pada Januari 2014, band Radja melaporkan Inul Vizta ke Mabes Polri
karena dianggap menggunakan lagu "Parah" tanpa izin. Inul terancam hukuman 7
tahun penjara dan denda Rp5 miliar karena diduga melanggar UU No. 19 th 2002
tentang Hak Cipta.
ANALISIS KASUS
Kasus Inul Vizta dengan beberaapa para pihak ini merupakan salah satu
contoh kasus pelanggaran Hak Cipta di Indonesia. Di Indonesia, hak cipta sendiri
diatur dalam Undang-Undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
“Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku”.1
Kasus pelanggaran Hak Cipta yang dilakukan oleh Inul Vizta ini bukan
hanya sekali, pelanggaran yang dilakukan Inul Vizta mencakup tidak membayar
royalti, serta menggunakan lagu tanpa izin dari pencipta.
Dalam kasus tersebut, Inul Vizta tidak membayar Royalti atas penggunaan
karya seseorang yang menimbulkan kerugian bagi Penciptanya. Sehingga Pihak
Nagaswara (Pemilik Hak Cipta) menuntut Tergugat dengan pasal Pasal 2 Ayat 1,
Pasal 72, Pasal 49 Ayat 1 dan UU. No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Namun,
karena pada saat ini, Undang-undang No. 19 tahun 2002 sudah digantikan dengan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014, maka analisis kasus tersebut dikaji
menggunakan Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku sekarang.
1
Pasal 1 Undang-Undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
2
Pasal 2 Undang-Undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Pada Undang-Undang No. 28 Tahun 2018, Hak cipta diatur dalam pasal 1
angka 1 yaitu :
“Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil
karya tulis lainnya;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung,atau kolase;
h. karya arsitektur;
i. peta;
k. karya fotografi;
l. Potret;
m. karya sinematografi;
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
Program Komputer
s. Program Komputer.
”Royalti adalah imbalan atas pemanfaatan Hak Ekonomi suatu Ciptaan atau
Produk Hak Terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait.”3
”Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan
hak eksklusif bagi pelaku pertunjukan, producer fonogram, atau lembaga
Penyiaran.”4
Dalam hal ini, Hak Terkait di dalamnya mengandung Hak Ekseklusif yang
berkaitan dengan Hak Cipta dimana merupakan hak yang dimiliki oleh Pencipta
dimana hanya boleh dimanfaatkan oleh pencipta dan apabila ada orang lain yang
3
Pasal 1 angka21 Undang-Undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
4
Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
ingin memanfaatkan atau mempergunakan harus berdasarkan izin dari pencipta
atau pemilik Hak Cipta.
5
Pasal 23 Undang-Undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
misalnya dengan memperketat pengawasan peredaran hasil hak cipta serta
pemberantasan pembajakan hak cipta.
DAFTAR PUSTAKA
http://hiburan.metrotvnews.com/musik/9K5YXD1K-inul-vizta-jadi-tersangka-
pelanggaran-hak-cipta