HAK CIPTA
Latar Belakang
Hak Cipta adalah hak yang timbul dari hasil olah pikir otak yang menghasilkan suatu produk
atau proses yang berguna bagi umat manusia. Sistem hukum Hak Cipta menunjang diadakannya
sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk karya kreativitas manusia, sehingga
pembajakan terhadap hasil karya tersebut dapat dicegah.
Perlindungan Hak Cipta di Indonesia telah dimulai dari zaman Hindia Belanda dengan
berlakunya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun 1912. Sejalan dengan berlakunya
Undang-Undang Dasar tahun 1945, keberlakuan Auteurswet 1912 tetap dipertahankan. Hingga
pada tahun 1982, Undang-UndangHak Cipta pada masa kolonial tersebut dicabut dan diganti
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1982 Nomor 15. Perubahan yang terjadi di bidang ekonomi nasional dan
internasional berkembang dengan cepat, sehingga untuk mengakomodasinya, perlindungan
terhadap Hak Cipta perlu ditingkatkan. Keikutsertaan Indonesia dalam beberapa konvensi
internasional di bidang Hak Cipta, mewajibkan Indonesia untuk menyesuaikan peraturan
perundang-undangannya dengan konvensi internasional tersebut. Revisi pertama terjadi pada
tahun 1987, dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 Tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1987 Nomor 42. Perubahan kembali terjadi dengan ditetapkannya Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 1997 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982
tentang Hak Cipta Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1987,Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 29. Pada akhirnya pengaturan
mengenai Hak Cipta diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85 yang berlaku sampai saat
ini.
Dalam kepustakaan hukum di Indonesia yang pertama dikenal adalah istilah hak pengarang
(author right) setela diberlakukannya Undang-undang Hak Pengarang (Auteurswet 1912 Stb.
1912 No.600), kemudian menyusul istilah hak cipta.
Hak cipta adalah hak eksklusif atau hak yang hanya dimiliki si pencipta atau pemegang hak cipta
untuk mengatur penggunaan hasil karya atau hasil olah gagasan atau informasi tertentu. Pada
dasarnya, hak cipta merupakan “hak untuk menyalin suatu ciptaan”, atau hak untuk menikmati
suatu karya secara sah. Hak cipta sekaligus juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk
membatasi pemanfaatan, dan mencegah pemanfaatan secara tidak sah, atas suatu ciptaan.
Mengingat hak eksklusif itu mengandung nilai ekonomis yang tidak semua orang bisa
membayarnya, maka untuk adilnya hak eksklusif dalam hak cipta memiliki masa berlaku tertentu
yang terbatas.
Menurut Patricia Loughan, hak cipta merupakan bentuk kepemilikan yang memberikan
pemegangnya hak eksklusif untuk mengawasi penggunaan dan memanfaatkan suatu kreasi
intelektual,
sebagaimana kreasi yang ditetapkan dalam kategori hak cipta, yaitu kesastraan, drama, musik
dan pekerjaan seni serta rekaman suara, film, radio dan siaran televisi, serta karya tulis yang
diperbanyak melalui perbanyakan (penerbitan).
Lebih lanjut McKeough & Stewart menjelaskan bahwa perlindungan hak cipta merupakan
suatu konsep dimana pencipta (artis, musisi, pembuat film) yang memiliki hak untuk
memanfaatkan hasil karyanya tanpa memperbolehkan pihak lain untuk meniru hasil karyanya
tersebut.
Definisi yang diberikan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang
memberikan pengertian hak cipta :
”Hak cipta merupakan sebuah hak eksklusif pencipta dimana hak ini timbul secara prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Pembahasan
4 Filosofi Hak Cipta :
● INDIVIDUALITAS “Pelukis autis iris grace”
Setiap orang pastinya memiliki bakat atau kemampuan yang terpendam yang mana
akhirnya bakat tersebut muncul dengan orang tersebut menampilkan karya miliknya. Filosofi
individual ini menjelaskan bahwa seorang individu mampu melakukan sesuatu sesuai dengan
potensi individu tersebut karena minat dan kesukaannya dia, contohnya seperti pelukis cilik Iris
Grace ini walaupun dia memiliki keterbatasan namun dia lihai dalam melukis.
Iris Grace merupakan gadis kecil asal Inggris yang memiliki keterbatasan karena
mengidap autis sedari kecil. Berawal dari usaha sang ibu untuk membuat Iris untuk bisa
berbicara karena sampai usia 2 tahun dia belum bisa berbicara, bakat Iris ini ditemukan tak
sengaja saat kedua orang tuanya memperkenalkannya melukis untuk membantu
mengekspresikan dirinya pada 2013 silam. ternyata Iris sangat menikmatinya. Iris mampu
menciptakan pola-pola indah dalam pilihan warna menawan pada lukisannya.
Dikutip dari liputan6.com percakapan bunda Iris Grace "Saat saya memperkenalkan Iris
dengan dunia melukis, saya sangat terkejut. Hanya dalam tempo waktu dua jam saja, ia mampu
membuat lima lukisan yang sangat indah. Saya tak pernah tahu ia memiliki bakat melukis yang
terpendam. Dengan melukis, kini Iris mampu berinteraksi dengan orang lain dan mulai lancar
berbicara tak seperti sebelumnya," ujar Arabella, ibunda dari Iris. lukisan menawan yang dibuat
oleh Iris hasil dari imajinasinya membuahkan pundi-pundi uang dan sudah terjual ke beberapa
collector lukisan di Inggris dan Dunia salah satunya adalah Angelina Jolie, jadi keterbatasan
tidak memutuskan bakat seorang Iris Grace karena dia memiliki minat dan kesukaan untuk
melukis.
Baru-baru ini dikejutkan dengan adanya plagiat atau tiruan yang dilakukan oleh sinetron
indonesia yaitu Dari Jendela SMP yang ditayangkan di stasiun televisi SCTV. pasalnya dalam
tayangan tersebut sinetron itu melakukan adegan menyerupai film serial Netflix yaitu Squid
Game namun nama yang digunakannya diganti menjadi Dolanan Game. Kemiripan yang di
plagiatkan oleh sinetron tersebut dilihat Mulai dari para pemain yang mengenakan jaket
bernomor dan celana training berwarna hijau, para petugas Dolanan Game yang mengenakan
topeng seperti front man dari Squid Game, dan juga bagan yang menampilkan eliminasi pemain
juga dinilai mirip seperti Squid Game. Dengan banyaknya ocehan tentang plagiat tersebut
akhirnya sampai juga berita tersebut ke pihak netflix indonesia, dikutip dari (pikiran-rakyat.com)
yang mana akhirnya Akun Twitter resmi Netflix Indonesia memberikan balasan berupa reaksi
salah satu pemain squid game. Netflix Indonesia mengirimkan sebuah gif salah satu pemain
Squid Game, Lee Jung Jae yang menggunakan seragam hijau peserta game. Dalam gif tersebut,
Lee Jung Jae (pemain Squid Game) awalnya tersenyum lebar, tetapi dalam hitungan detik
senyuman itu kemudian berubah menjadi ekspresi wajah datar, jadi bisa dilihat adanya
kekecewaan Netflix atas plagiasi yang dilakukan oleh sinetron Indonesia tersebut.
Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa semua karya ataupun ciptaan dari seseorang pastinya
memiliki hak cipta yang mana dilindungi oleh beberapa undang-undang yang ada di indonesia
ataupun di dunia. Dalam hak cipta terdapapat 4 filosofi yang mana sudah dijabarkan
dipembahasan. Ketika adanya plagiat yang dilakukan pasti akan ada tuntutan yang diterima oleh
si plagiat tersebut. Jadi ketika kita membuat suatu karya harus diperhatikan yang namanya
plagiat agar tidak terkena tuntutan hak cipta.
REFRENSI
Contoh 4 Filosofi Hak Cipta
● https://www.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-012864392/sinetron-dari-jendela-smp-
diduga-plagiat-squid-game-netflix-indonesia-bereaksi?page=2
● https://www.timesindonesia.co.id/read/news/376392/cerita-nasgor-robot-di-malang-
berawal-karena-lengan-penjual-patah-muncul-inovasi
● https://regional.kompas.com/read/2021/10/15/155304278/kreatif-tukang-nasi-goreng-
jualan-pakai-mesin-pengaduk-dari-onderdil-motor?page=all
● https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2110849/lukisan-memukau-dari-goresan-tangan-
penderita-autis
● https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/03/16/keren-deretan-film-lokal-ini-
menang-penghargaan-internasional
● https://www.tribunnewswiki.com/2020/05/02/film-hafalan-shalat-delisa-2011