Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran

Jurnal Komunikasi dan Penelitian


Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Garut
Halaman 11-22
P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X

PENERAPAN TEORI EKONOMI POLITIK MEDIA DALAM PROGRAM FASHION


HERITAGE DI TV MNC FASHION TV SATELIT INDOVISION

Arif Nur Hidayat1, Arief Ruslan2


1,2
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur Jakarta
e-mail : arrik_12@yahoo.co.id1, arief.ruslan@budiluhur.ac.id2

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebuah budaya tradisional batik
Indonesia menjadi komoditas yang dijual dalam tayangan program Fashion Heritage yang
ditayangkan di MNC Fashion. Fokus penelitian ini adalah mengenai bagaimana budaya
tradisional batik menjadi komoditas, yang dijual baik secara komodifikasi isi maupun
komodifikasi khalayak. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekonomi-politik
media. Paradigma penelitian yang digunakan adalah post-positivisme dengan pendekatan
penelitian kualitatif dan metode studi kasus, peneliti ingin mengetahui lebih jauh dan
mendalam berkaitan dengan tayangan fashion gaya berbusana dengan memanfaatkan budaya
tradisional batik Indonesia dalam program hiburan pada media industri media televisi melalui
tayangan program Fashion Heritage di MNC Fashion. Data penelitian diperoleh dengan
teknik wawancara dan observasi mendalam dengan key informan dan informan yang berada
di dalam instansi MNC Channel yang dapat dipercaya. Peneliti melakukan wawancara
mendalam dengan pihak Deputy Progamming & Production Director, Produser, kameramen,
video editor, dan R&D Dept. Head. Temuan penelitian ini adalah bahwa komodifikasi
budaya tradisional batik Indonesia menjadi bagian dari tayangan Fashion Heritage, baik
dalam bentuk komodifikasi isi, komodifikasi khalayak, komodifikasi pekerja. Komodifikasi
yang dilakukan pada pihak televisi terhadap budaya tradisional batik Indonesia merupakan
fenomena media sebagai industri bisnis yang berorientasi pada keuntungan. Ada kepentingan
ekonomi politik yang dilakukan pemilik modal sehingga jika dilihat dari sudut pandang dapat
dilihat dari suatu yang lahir karena dominasi atas kelompok yang satu terhadap kelompok
yang lain berupa kontrol demi keuntungan dan menjadi agen kapitalis. Implikasi penelitian
ini diharapkan dapat memperkaya studi kasus mengenai ekonomi politik media. Dengan
demikian di masa yang akan datang masyarakat pemirsa telah “sadar media” dan media dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin, tidak hanya dari sisi komersial.

Kata kunci: Ekonomi-politik Media, Budaya Tradisional batik Indonesia, MNC Channel

Abstract

This study aims to find out how a traditional Indonesian batik culture becomes a commodity
sold in the Fashion Heritage program aired on MNC Fashion. The focus of this study is
about how traditional batik culture becomes a commodity, which is sold both by
commodifying the content and commodification of audiences. The theory used in this study is
media-political economy. The research paradigm used is post-positivism with qualitative
research approaches and case study methods, researchers want to know more deeply in
relation to fashion dress style shows by utilizing Indonesian traditional batik culture in
entertainment programs on the television media media media through the Fashion Heritage
program on MNC Fashion. The research data was obtained by interview techniques and in-
depth observations with key informants and informants who were inside the MNC Channel

www.journal.uniga.ac.id 11
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

agency that could be trusted. The researcher conducted in-depth interviews with the Deputy
Progamming & Production Director, Producer, cameraman, video editor, and R & D Dept.
Head. The findings of this study are that the commodification of traditional Indonesian batik
culture is part of the Fashion Heritage show, both in the form of commodification of contents,
commodification of audiences, commodification of workers. Commodification carried out on
television on Indonesian traditional batik culture is a media phenomenon as a profit-oriented
business industry. There are political economy interests that are carried out by the owners of
capital so that when viewed from the point of view it can be seen from one born because of
the domination of one group against another group in the form of control for profit and
become a capitalist agent. The implications of this research are expected to enrich case
studies on the political economy of the media. Thus, in the future the viewer community will
be "aware of the media" and the media can be utilized to the fullest, not only from the
commercial side.

Keywords: Media Politics, Indonesian Batik Traditional Culture, MNC Channel

Pendahuluan acara di televisi, seperti program hiburan


Komodifikasi sebagai kegiatan yang mengangkat dari sisi budaya. Seperti
media dalam mengkaitkan nilai jual pada program Fashion Heritage yang
program televisi yang terkait dengan menayangkan program berisikan gaya
rating dan share, salah satunya program berbusana dari para designer yang
yang ingin disajikan adalah “Penerapan mengangkat budaya tradisional batik
Teori Ekonomi Politik Media Dalam Indonesia.
Program Fashion Heritage Di TV MNC Berdasarkan pengamatan penulis,
Fashion TV Satelit Indovision, Studi Program Fashion Heritage di MNC
Kasus: Budaya Tradisional Batik Channel memberikan pendidikan terkait
Indonesia. dunia fashion yang diharapkan dapat
Stasiun televisi setiap harinya meningkatkan pengetahuan pemirsa
menyajikan berbagai jenis program yang terhadap perkembangan dunia fashion
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya nasional dan internasional. Agar kualitas
sangat beragam. Pada dasarnya apa saja tayangan Program Fashion Heritage di
bisa dijadikan program untuk ditayangkan MNC Channel bagus perlu adanya strategi
di televisi selama program itu menarik dan editing yang baik. Jika tayangan tersebut
disukai audiens, dan selama tidak bagus akan menarik perhatian pemirsa
bertentangan dengan kesusilaan, hukum sehingga mereka berusaha memahami isi
dan peraturan yang berlaku (Morrison, tayangan tersebut. Apalagi televisi
2011:217). Program televisi sebagai faktor merupakan sarana pembelajaran yang
yang paling penting dalam mendukung efektif untuk meningkatkan pengetahuan
finansial suatu penyiaran radio dan televisi dan pemahaman pemirsa.
adalah program yang membawa audience Fashion Heritage merupakan salah
mengenal suatu penyiaran. satu program MNC Fashion yang
Berkaitan dengan isi dari program ditayangkan oleh Satelit Indovision,
yang di tayangkan televisi, sangat banyak sebuah televisi berbayar yang merupakan
yang bisa jadi isi untuk suatu program bagian dari MNC Group. Penayangan

www.journal.uniga.ac.id 12
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

program tersebut dilakukan setiap Kamis, dorongan yang ada. Adapun berkaitan
dan MNC Fashion akan memberikan dengan pemahaman pemirsa terhadap
perkembangan dunia mode ke rumah program tayangan televisi Satelit, hanya
Anda selama 24 jam, merupakan ajang khalayak sendirilah yang mengetahui
yang tepat untuk memperkenalkan program dan media mana yang dianggap
designer Indonesia sekaligus menjadi memberikan kontribusi yang paling besar
acuan bagi Fashion di Indonesia. bagi pemuasan kebutuhannya media yang
Dalam menghasilkan penilaian lebih bisa memberi kepuasan kepada
positif dari masyarakat terhadap program merekalah yang cenderung dipilih.
acara televisi tidaklah lepas dari sebuah Berdasarkan penjelasan di atas
perencanaan dan pengemasan program penulis menemukan beberapa rumusan
yang terkonsep melalui kreatifitas yang masalah sebagai berikut: Bagaimana
nantinya akan mempengaruhi rating dan Penerapan Teori Ekonomi Politik Media
share yang dihasilkan serta penilaian Dalam Program Fashion Heritage Di TV
program yang berkualitas di benak MNC Fashion TV Satelit Studi Kasus:
penonton yang menikmatinya. Budaya Tradisional Batik Indonesia, gaya
Adapun batasan televisi berbusana yang dikemas menjadi sebuah
berlangganan adalah jasa penyiaran tayangan yang menarik. Berdasarkan
saluran televisi yang dilakukan khusus rumusan masalah di atas, tujuan penelitian
untuk pemirsa yang bersedia membayar ini adalah: Untuk menganalisa redaksi
(berlangganan) secara berkala. Jasa ini dalam mengkomodifi-kasi isi
biasanya disediakan dengan menggunakan (comodofication of content) sebuah
sistem digital maupun analog melalui peristiwa menjadi tayangan menarik
media satelit, dan saat ini sistem penyiaran hingga layak tayang dan layak jual
dengan digital adalah yang paling lazim sehingga menghasilkan sebuah profit
digunakan, mengingat media penyiaran keuntungan buat perusahaan.
yang tidak seluas televisi nasional hal ini
berdampak pada pemasangan iklan yang Kajian Pustaka Dan Kerangka
masuk serta jumlah audience yang tidak Pemikiran
sebanyak televisi nasional. Oleh karena itu
TV Satelit Indovision sangat diperlukan Perbandingan Penelitian Sejenis
oleh MNC Fashion karena itu perlu Terdahulu dengan Penelitian yang
adanya sebuah promo program bagi Dilakukan
sebuah stasiun TV yang hanya disiarkan 1. Strategi Progamming Dalam
pada televisi berlangganan atau televisi Perencanaan Dan Pengemasan
Satelit. Program Acara “Hafiz Indonesia
Banyak Peneliti berpendapat 2015”, Rajawali citra Televisi
bahwa media televisi sangat efektif untuk Indonesia (RCTI) Guna Memperoleh
mempengaruhi penonton. Pesan atau Rating Share Tinggi.
informasi yang diberikan oleh media 2. Komodifikasi Anak Dalam Tayangan
televisi dapat membuat penonton Televisi (Kajian Terhadap Program
melakukan sesuatu. Perilaku seseorang Idola Cilik 3 Di RCTI “MNC
merupakan sebuah respons akibat GROUP”.

www.journal.uniga.ac.id 13
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

3. Representasi Tayangan Kekerasan Di Menurut tinjauan ini, institusi


Televisi (Analisis Wacana Kritis media harus dinilai sebagai bagian dari
Terhadap Program Berita Seputar sistem ekonomi yang juga bertalian erat
Indonesia Di RCTI “MNC GROUP”). dengan sistem politik. Kualitas
pengetahuan tentang masyarakat, yang
Kerangka Pemikiran diproduksi oleh media untuk masyarakat,
Kerangka teoritis adalah suatu model sebagian besar dapat ditentukan oleh nilai
yang menerangkan bagaimana hubungan tukar berbagai ragam isi dalam kondisi
suatu teori dengan faktor‐faktor penting yang memaksakan perluasan pasar, dan
yang telah diketahui dalam suatu masalah juga ditentukan oleh kepentingan ekonomi
tertentu. Formulasi teori adalah upaya para pemilik dan penentu kebijakan
untuk mengintegrasikan semua informasi (Granham, 1979 dalam McQuail, 1996:
secara logis sehingga alasan atas masalah 63).
yang diteliti dapat dikonsepsualisasikan Pada dasarnya Pendekatan
dan diuji (Sekaran, 2000:29-30). ekonomi politik media juga dikatakan
Penyusunan teori merupakan tujuan sebagai pendekatan teori dalam kaitanya
utama dari ilmu karena teori merupakan dengan kapitalisme media. Teori ini lebih
alat untuk menjelaskan dan memprediksi ditujukan pada pendekatan yang
fenomena yang diteliti. Teori selalu memusatkan perhatian lebih banyak pada
berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan struktur ekonomi dari pada muatan
proposisi. Secara defenitif, teori harus ideologis media.Teori ini mengungkapkan
berlandaskan fakta empiris karena tujuan ketergantungan ideologi pada kekuatan
utamanya adalah menjelaskan dan ekonomi dan mengarahkan perhatian
memprediksikan kenyataan atau realitas. penelitian pada analisis empiris terhadap
Suatu penelitian dengan dasar teori yang struktur kepemilikan dan mekanisme kerja
baik akan membantu mengarahkan pada media. Dalam tinjauan Garnham
peneliti dalam upaya menjelaskan (1986:123), organisasi media harus dinilai
fenomena yang diteliti. sebagai bagian dari sistem ekonomi yang
Teori Ekonomi-Politik Media juga bertalian erat dengan sistem politik,
Teori ekonomi politik media kualitas pengatahuan tentang masyarakat,
adalah bagian daripada teori makro. Teori yang diproduksi oleh media untuk
ini merupakan nama lama yang masyarakat, sebagian besar dapat
dihidupkan kembali untuk digunakan ditentukan oleh nilai tukar beragam isi
dalam menyebutkan sebuah pendekatan dalam kondisi yang memaksakan
yang memusatkan perhatian lebih banyak perluasan pasar, dan juga ditentukan oleh
pada struktur ekonomi dari pada muatan kepentingan ekonomi para pemilik dan
(isi) ideologis media. Teori ini penentu kebijakan.
mengemukakan ketergantungan ideologi
pada kekuatan ekonomi dan mengarahkan Commodification (komodifikasi)
perhatian penelitian pada analisis empiris Komodifikasi merupakan upaya
terhadap struktur pemilikan dan mengubah apapun menjadi komoditas atau
mekanisme kerja kekuatan pasar media. barang dagangan sebagai alat
mendapatkan keuntungan. Dengan kata

www.journal.uniga.ac.id 14
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

lain komodifikasi merupakan perubahan lain komodifikasi merupakan perubahan


nilai guna menjadi nilai tukar. nilai guna menjadi nilai tukar. Seperti
Spatialization (Spasialisasi) program fashion Heritage yang
Spasialisasi berhubungan dengan dikomodifikasi untuk mendapatkat
proses pengatasan atau paling tepat keuntungan buat MNC Fashion,
dikatakan sebagai transformasi batasan Commodification is the proses of
ruang dan waktu dalam kehidupan sosial. transforming use values into exchange
Keinginan media massa untuk values (Mosco, 2009:129).
mengurangi hambatan ruang dan waktu
agar mencapai audiens secara cepat dan Isi Program Acara
seluas-luasnya. Henri Lefebvre (1979 Program acara dibuat dan disajikan
dalam Mosco, 2009:156) agar audience tertarik dan akhirnya
Structuration (strukturasi) menyaksikan siaran program acara
Strukturasi adalah a process by tersebut. Oleh karena itu, program acara
which strctures are constituted out of televisi fashion Heritage harus dibuat
human agency, even as the provide the semenarik mungkin untuk mengambil
very”medium”of that constitution (sebuah perhatian audience dan sebuah program
proses dimana struktur ditegakkan diluar untuk di tayangkan di televisi selama
human agency (keagenan manusia), program tersebut menarik dan disukai
bahkan benar-benar audience, dan selama tidak bertentangan
memberikan ”medium” dari konstitusi dengan kesusilaan, hukum dan peraturan
tersebut (Mosco, 2009:185). Teori yang berlaku (Morrison, 2011:217).
strukturasi ini dikembangkan oleh Gidens
(1984 dalam Mosco, 2009:185). Televisi
Teori Agenda Setting Televisi adalah tempat dimana
Teori agenda setting menegaskan bertemunya para ahli dalam bidang
kekuatan media massa dalam mempe- penyiaran berkolaborasi berkerja untuk
ngaruhi khalayaknya. Media massa menghasilkan sebuah siaran berupa
mampu membuat beberapa isu menjadi informasi dan hiburan. Televisi
lebih penting dari yang lainnya. merupakan alat komunikasi massa
Media mampu mempengaruhi memiliki fungsi sebagai Surveillance
tentang apa saja yang perlu kita pikirkan. (pengawasan), Interpretation (penafsiran),
Lebih dari itu, kini media massa juga Linkage (pertalian), Transmission of
dipercaya mampu mempengaruhi values (penyebaran nilai),
bagaimana cara kita berpikir. Entertainment/hiburan (Dominick dalam
Elvinaro, dkk : 2007).
Kerangka Konseptual Budaya
Komodifikasi Kebudayaan atau budaya yang
Menurut pendapat penulis berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
Komodifikasi merupakan upaya “buddhayah, merupakan wujud jamak dari
mengubah apapun menjadi komoditas atau buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
barang dagangan sebagai alat hal yang memiliki kaitan dengan budi,
mendapatkan keuntungan. Dengan kata serta akal manusia.

www.journal.uniga.ac.id 15
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

Dalam bahasa Inggris kebudayaan ini berbeda-beda antara suatu tempat


disebut sebagai “culture”, yang berasal dengan tempat lain. Perbedaan-perbedaan
kata Laton Colere (mengerjakan atau tersebut terjadi karena factor-faktor
mengolah). Dapat juga diartikan sebagai sebagai berikut:
mengolah tanah atau bertani. Kata culture 1. Adat istiadat serta kepercayaan yang
sering juga diartikan sebagai “kultur” dianut oleh masyarakat pembatik,
yang dalam bahasa Indonesia. 2. Kondisi penghidupan di daerah tempat
tinggal masyarakat pembatik,
Tradisional 3. Letak wilayah secara geografis,
Pengertian tradisional adalah 4. Kondisi flora, fauna, serta keadaan
rumusan, cara atau konsep yang pertama alam.
kali lahir yang dipergunaan oleh banyak Mulanya, corak serta warna batik
orang di masanya. (Imtima : 2007). sangat terbatas. Kemudian terjadi
Definisi tradisional adalah segala perpaduan beragam pola hias di antara
sesuatu yang diwarisi manusia dari orang pembuat batik, misalnya, batik pesisir
tuanya, batik itu yang jabatan, harta memiliki corak yang dipengaruhi oleh
pusaka maupun keningratan (M Abed Al pedagang asing maupun penjajah.
Jabiri : 2000).
Tradisional adalah sesuatu Metode Penelitian
kebiasaan yang berasal dari leluhur yang Penelitian ini menggunakan
diturunkan secara turun temurun dan paradigma Post-Positivisme, Paradigma
masih banyak dijalankan oleh masyarakat pos-positivisme lahir sebagai paradigma
saat ini. yang ingin memodifikasi kelamahan
kelamahan yang terdapat ada paradigma
Batik post-positivisme. Paradigma ini
Batik Menurut para ahli adalah berpendapat bahwa peneliti tidak bisa
berdasarkan consensus Nasional tanggal mendapatkan fakta dari suatu kenyataan
12 maret 1996, batik dipakai karya seni apabila sipeneliti membuat jarak
rupa di atas kain melalui proses (distance), dengan kenyataan yang ada.
pewarnaan rintang, dengan lilin batik yang Hubungan peneliti dengan realitas harus
digunakan sebagai perintang. Dalam bersifat interaktif oleh karena itu perlu
pengertian ini batik dikategorikan sebagai menggunakan prinsip triangulasi yaitu
karya seni. Pengertian batik juga diajukan penggunaan bermacam macam metode,
oleh Hamjuri dan Djoemena. Hamzuri sumber data, dan data (Lexy J Moleong,
mengemukakan batik merupakan gambar 2013:49).
atau lukisan di atas kain mori melalui
penggunaan canting. Metode Pengumpulan Data
Pembuatan batik biasanya Pengumpulan data dalam sebuah
mengikuti pola-pola tertentu. Menurut penelitian merupakan suatu hal yang
hernawati, setidaknya ada lima jenis pola esensial, dalam penelitian kualitatif
hias yang kerap digunakan, yaitu pola hias seorang peneliti menjadi instrument utama
alam, tumbuhan, binatang, manusia, dan untuk mencari data dengan berinteraksi
pola hias geometris. Pola hias atau corak secara simbolik dengan informan atau

www.journal.uniga.ac.id 16
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

subjek yang akan diteliti (Djunaidy & Hasil Penelitian dan Pembahasan
Fauzan,2012:163). Setelah peneliti melakukan
observasi dan wawancara, maka dalam
Data Primer bab ini akan dipaparkan hasil dari
Data primer yakni data yang diperoleh penelitian yang telah didapatkan. Untuk
langsung dari lapangan dengan membahas temuan penelitian tentang
menggunakan observasi dengan Penerapan Teori Politik Media Dalam
mengamati obyek penelitian, serta Program Fashion Heritage Di TV MNC
melakukan wawancara kepada Key Fashion TV Satelit Indovision (Studi
Informan dan Informan serta melakukan Kasus “Budaya Tradisional Batik
documentasi untuk menunjang saat Indonesia”), penulis akan menyajikan
pengumpulan data. secara bertahap. Pertama penulis akan
memaparkan tentang hasil dari obeservasi
Data Sekunder produksi program Fashion Heritage, kedua
Data sekunder yaitu data yang menjawab dari rumusan masalah, ketiga
diperoleh dengan memanfaatkan berbagai menganalisa hasil penelitian dan yang
macam data dan teori yang dikumpulkan keempat menyimpulkan dari hasil
melalui berbagai pustaka penunjang guna penelitian. Seperti yang disebutkan dalam
melengkapi data yang berhubungan bab III, bahwa penelitian ini adalah
dengan topik penelitian (Nazir, 1988: kualitatif, maka dalam bab ini akan
111). dikemukakan gambaran dan
pemaparannya dan untuk membahas
Metode Analisis Data penelitian ini, penulis menggunakan
Analisis data adalah proses pendeketan teori ekonomi politik media
mencari dan menyusun secara sistematis model Vincent Mosco.
data yang diperoleh dari hasil wawancara, Setelah peneliti melakukan
observasi dan dokumentasi, dengan cara observasi dan wawancara, maka dalam
mengorganisasikan data ke dalam bab ini akan dipaparkan hasil dari
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, penelitian yang telah didapatkan. Untuk
melakukan sintesa, menyusun kedalam membahas temuan penelitian tentang
pola, memilih mana yang penting yang Penerapan Teori Politik Media Dalam
akan dipelajari dan membuat kesimpulan Program Fashion Heritage Di TV MNC
sehingga mudah dipahami (Moleong, Fashion TV Satelit Indovision (Studi
2008). Kasus “Budaya Tradisional Batik
Indonesia”), penulis akan menyajikan
Validitas dan Otentitas Data secara bertahap. Pertama penulis akan
“Setiap penelitian harus bisa memaparkan tentang hasil dari obeservasi
dinilai. Ukuran penelitian sebuah riset produksi program Fashion Heritage, kedua
terletak pada kesahihan atau validitas data menjawab dari rumusan masalah, ketiga
yang dikumpulkan selama riset diperlukan menganalisa hasil penelitian dan yang
pengujian kebenaran dan kejujuran subjek keempat menyimpulkan dari hasil
yang diteliti”. (Kriyantono, 2006: 68). penelitian. Seperti yang disebutkan dalam
bab III, bahwa penelitian ini adalah

www.journal.uniga.ac.id 17
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

kualitatif, maka dalam bab ini akan 4. Pada tanggal 23 Maret 2017, judul ;
dikemukakan gambaran dan “Kain Tenun Tradisional Ulos Kas
pemaparannya dan observasi dilakukan Batak”, di episode kali ini dihadirkan
dari 01 April - 30 April 2017. Dari tokoh tenun ulos indonesia MARTHA
observasi yang peneliti lakukan ditemukan SIRAIT mengangkat tentang kain
beberapa berita yang mengangkat tema tenun tradisional ulos khas batak.
kain batik tradisional, hanya di MNC
Fashion yang mengangkat unsur budaya
dan kain tradisional Indonesia.
1. Pada tanggal 02 Maret 2017, judul;
“Populo Batik”, Designer BAI
SOEMARLONO mengangkat tentang
Populo Batik termotivasi karena 5. Pada tanggal 30 Maret 2017, judul ;
kecintaanya terhadap Indonesia. “Kain Songket”, di episode kali ini
dihadirkan Fashion designer indonesia
JENY TJAHYAWATI mengangkat
tentang kain songket tradisional
Indonesia.

2. Pada tanggal 09 Maret 2017, judul


“Tenun Baduy” di episode kali ini
salah satu Fashion designer Indonesia
LENNY AGUSTIN mengangkat
tentang kain tenun baduy. 6. Pada tanggal 06 April 2017, judul;
“Tenun Baduy”, di episode kali ini
dihadirkan Fashion designer indonesia
SAMUEL WATTIMENA dan
SONNY MUCHLISON kali ini
mengangkat tentang kain tenun baduy.

3. Pada tanggal 16 Maret 2017, judul ;


“Kain Tenun Ikat Lombok”, di
episode kali ini salah satu Fashion
designer Indonesia ARIY ARKA
mengangkat tentang kain tenun ikat
Lombok.

Pembahasan
Berdasarkan judul pada penelitian
ini yaitu Penerapan Teori Ekonomi Politik
Media Dalam Program Fashion Heritage
Di TV MNC Fashion TV Satelit

www.journal.uniga.ac.id 18
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

Indovision Studi Kasus Budaya peneliti akan membahas komodifikasi Isi


Tradisional Batik Indonesia dengan judul (comodofication of contents) sebuah
tersebut berkaitan dengan Ekonomi Politik peristiwa menjadi tayangan menarik dan
Media dalam memproduksi suatu program layak tayang, Bagaiman redaksi dalam
televisi, dengan tujuan untuk memperoleh mengkomodifikasi khalayak
share dan rating yang tinggi, audience (Commodification of Audience) dan
merukapan komoditi penting untuk media bagaiman MNC Channel dalam
massa dalam mendapatkan iklan dan mengkomodifikasi pekerja
pemasukan, serta mendapatkan profit (Comodification of labor) dengan
keuntungan yang sebesar-besarnya buat menggunakan konsep teori Ekonomi-
MNC Fashion Kondisi ini sejalan Politik Media ysng diperkenalkan oleh
dengan pemaparan Mosco tentang kajian Vincent Mosco.
ekonomi politik media. Pada sub bab ini

Tabel 1

Share dan Rating Performa Program Fashion Heritage bulan Maret 2017
Based On JKT, SEC Upper-Middle, 58 Pay TV Syndicate, 2017
Sumber: Reserch & Development MNC Channel

No Program Day Date Start End Unit TVR Share

1 FASHION Friday 03/03/2017 18:00 18:30 112 0,00 0,15


HERITAGE

2 FASHION Friday 10/03/2017 18:00 18:30 0 0,00 0,00


HERITAGE

3 FASHION Friday 17/03/2017 18:00 18:30 0 0,00 0,00


HERITAGE

4 FASHION Friday 24/03/2017 18:00 18:30 0 0,00 0,00


HERITAGE

5 FASHION Friday 31/03/2017 18:00 18:30 39 0,00 0,07


HERITAGE

Summary 30 0,00 0,04

Melihat dari hasil tabel perolehan menargetkan pada angka 12 untuk


share Program fashion Heritage, niai rata- perolehan share.
rata adalah?; angka tersebut diatas masih Isi dari tayangan fashion Heritage
belum memenuhi target perolehan share dibuat semenarik mungkin agar menarik
untuk divisi MNC Fashion yang audience, seperti menanyangkan tentang

www.journal.uniga.ac.id 19
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

keragaman kain tradisional batik Indonesia, seperti untuk memperoleh


Indonesia. Dengan melihat tabel diatas share dan rating tinggi.
maka kita ketahui memang audience 2. Dari gambar-gambar yang
didapat dari proses komodifikasi isi dari ditayangkan masih kurang banyak
pengemasan hasil liputan. Audience sama gambar-gambar yang sedang membuat
dengan komoditas, yang kita ketahui kain batik, memberi pewarna dan
apabila share dan rating tinggi maka menenun kain tradisional tersebut
berbanding lurus dengan jumlah dalam memperoleh atau meningkatkan
penontonnya, dalam hal ini program share dan rating.
fashion Heritage termasuk tinggi 3. Indikasi yang digunakan adalah share
perolehan share-nya untuk tayangan dan rating yang selalu tinggi, dan
program prime time. Dari data share dan masih kerap kali digunakan oleh
rating inilah pemilik media dapat media, dengan memproduksi program-
melakukan komodifikasi audience, dengan program yang berisikan apa yang
cara menunjukan data angka share dan digemari oleh penonton. Hal ini dapat
rating kepada para pengiklan dengan kita analisis dengan menggunakan
tujuan supaya memasang iklan. Hal ini teori yang saya gunakan.
sesuai dengan ungkapan Vincent Mosco 4. Komodifikasi pekerja dilakukan oleh
(2009:136) The massa media are media televisi MNC Channel,
constituted out of a process which sees komodifikasi yang dilakukan oleh
media companies producing audiences pekerja untuk mengemas suatu
and delivery them to advertiser. program berita, tanpa disadari pekerja
Dari share dan rating yang tinggi juga dikomodifikasi oleh perusahaan
inilah yang menarik advertiser untuk media itu sendiri, Fleksibilitas
membeli spot-spot iklan yang ada dalam pengaturan jadwal kerja yang
selingan program atau dalam program. diberikan oleh MNC Channel
Karena dalam komodifikasi ini, audience, dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
share dan rating yang menjadi komoditas mengkomodi-fikasi skill dan tenaga
media untuk mencari sumber dana. pekerja (karyawan MNC Channel).
5.
Simpulan Saran
Setelah mengamati, meneliti, dan Setelah melakukan anlisis dan
melakukan wawancara dan menemukan hasil penelitian mengenai
mengumpulkan data-data dari program Penerapan Teori Ekonomi Politik Media
fashion Heritage, dengan judul penelitian Dalam Program Fashion Heritage Di TV
Penerapan Teori Ekonomi Politik Media MNC Fashion TV Satelit Indovision
Dalam Program Fashion Heritage Di TV (Studi Kasus Budaya Tradisional Batik
MNC Fashion TV Satelit Indovision Indonesia), peneliti memberikan beberapa
(Studi Kasus Budaya Tradisional Batik saran dalam mengemas sebuah peristiwa
Indonesia): pada produksi program Fashion Heritage
1. Didapati masih kurangnya konten di MNC Channel, adapun saran-saran
yang lebih mendalam tentang tersebut adalah:
mengangkat budaya tradisional batik

www.journal.uniga.ac.id 20
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

Saran Teoritis media telah memberikan fasilitas dan


MNC Fashion Sebaiknya dalam kenyamanan yang membuat para
membuat sebuah program acara harus di pekerja tidak mau beranjak atau
evaluasi kembali diperhatikan dari segi pindah dari MNC Channel.
konten dan audio visual agar dapat
menghasilkan program yang berkualitas. Daftar Pustaka

Saran Praktis Almanshur, Fauzan & Ghony, Djunaidi,


1. Media hendakanya berhati-hati dalam (2012). Metode Penelitian
memproduksi suatu program berita Kualitatif, Jogjakarta: Ar-Ruzz
tentang sebuah budaya, apalagi yang media.
berkaitan dengan informasi dan Arifin, Zainal. (2012). Penelitian
edukasi. Sedikitpun informasi yang Pendidikan Metode dan Paradigma
diberitakan dalam suatu program acara Baru. Bandung : Rosdakarya.
berita bisa jadi penonton atau khalayak Arief Gosita. (1998). Aspek-Aspek Hukum
terkultivasi dengan apa yang ditonton Perlindungan Anak, Akademika
apa lagi kalau berita itu tidak bisa Presindo: Jakarta.
dipertanggung jawabkan kebena- Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, Siti
rannya. Karlinah, (2007). Komunikasi
2. Media hendakanya menjadi tempat Massa, Suatu Pengantar. Edisi
untuk menyebarkan edukasi, Revisi. Bandung: Simbiosa
informasi, hiburan tanpa harus Rekatama Media.
mengeksploitasi pornografi untuk Bungin, Muh. Burhan. (2008). Sosiologi
ditayangkan. Media berisi pesan-pesan Komunikasi; Teori, Paradigma dan
bersifat ideologis dengan nilai-nilai Diskursus Tekhnologi Komunikasi
tertentu. Media punya kekuatan yang dimasyarakat. Jakarta: Kencana.
bisa mengarahkan opini publik pada Boyd. Barret. (1999). The Analysis of
isu-isu tertentu, hendakanya Media Occupations and
dimanfaatkan untuk kepentingan Profesionals. in Boyd Barret,
publik bukan kepentingan pemodal Oliver, and Chris Newbold, Eds.
ataupun kepentingan memeperoleh New York: Approaches to Media:
keuntungan semata. A Reader.
3. Media hendaknya memperlakukan Curran, James. Michael, Gurevitch.
pekerja dengan selayaknya, pekerja (1991). Mass Media and
media dalam hal ini jurnalis adalah Society. :London: Edward Arnold.
pekerja yang mengandalkan skill dan Dewi Seosilo. (2013). Kue-Kue Kukus
cita rasa seni dalam mengolah suatu Tradisonal. Jakarta.
peristiwa menjadi suatu tayangan yang Djunaidi & Fauzan. (2012). Metode
menarik bukan mengandalkan otot. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta.
Pekerja harusnya mendapatkan Elvinaro dkk. (2007). Komunikasi Massa.
imbalan yang sepadan dengan tenaga Bandung: Simbiosa Rekatama.
dan pikiran yang sudah dikerahkan
untuk bekerja pada media, meskipun

www.journal.uniga.ac.id 21
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 11-22

Fachruddin, Andi. (2012). Dasar-dasar Mabruri. (2011). Manajemen Produksi


Produksi Televisi. Jakarta. Kencana Program Acara Televisi. Jakarta
PrenadaMedia Group. PT. Gramedia.
Fred Wibowo. (2009) Teknik Produksi Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu
Program Televisi. Komunikasi, Suatu Pengantar.
Golding, Peter dan Graham Murdock. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(1987). Culture, Communications Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi
and Political Economy. Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Garnham, N. 1986. Contribution to a Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Political Economy of Mass Mosco, Vincent. (2009). The Policial
Communication. Media, Culture Economy of Communication.
and Society. London: Vintage. London: SagePublication.
Ghony Djunaidi. (2012). Metodologi Morisson. (2011). Jurnalistik Televisi
Penelitian Kualitatif. Jogjakarta. Mutakhir. Tangerang. Ramdina
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2008). Prakas.
Edisi Keempat, Jakarta: Gramedia Moleong, Lexy J. (2013). Metodologi
Pustaka Utama. Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Haryatmoko. (2011). Etika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Manipulasi Media, Kekerasan dan Rakhmat, Jalaludin. (1993). Metode
Pornografi. Yogyakarta: Kanisius. Penelitian Komunikasi. Bandung:
Intima. (2007). Orginally Published. New PT. Remaja Rosdakarya.
York. Sekaran. (2000). Research Methods For
Jonathans, Errol. (2000). Politik dan Business. Jakarta: Salemba Empat.
Radio, Buku Pegangan Bagi Shoemaker. Pamela J. dan Reese.Stephen
Jurnalis Radio, Jakarta: Friedrich- D. (1996). Mediating the Message:
Naumann-Siftung. Theories of Influences on Mass
Jorgensen, W. Marianne. (2010). Analisis Media Content, USA: Longman.
Wacana: Teori & Metode. J. B. Wahyudi. (1994). Dasar-Dasar
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Manajemen Penyiaran. Jakarta:
John Fiske. (1991). Understanding Gramedia.
Popular Culture. New York. Yin. Robert K. (2012). Studi Kasus:
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Desain & Metode. Jakarta: Raja
Edisi Keempat, Jakarta: Gramedia Grafindo Persada.
Pustaka Utama. Zainal Fahri. (2015). Musik Tradisional
Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Indonesia. Jakarta.
Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana.
Kuswandi, Wawan. (1996). Komunikasi
Massa: Sebuah Analisis Media
Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.
McQuail, Denis. (1996). Teori
Komunikasi Massa. Jakarta:
Erlangga.

www.journal.uniga.ac.id 22

Anda mungkin juga menyukai