Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Mata Kuliah/R.Kuliah : Sistem Komunikasi Indonesia/ K.02


Hari/Tanggal : Sabtu/ 29 Juli 2023
Waktu : 10:40 – 13:10 WIB
Sifat ujian : online dan realtime
Dosen Penguji : Nursatyo, S.Sos, M.Si
Nama Mahasiswa : Farhan Omar Aditya
NPM : 223516416549

Jawaban :

1. Sistem pers di Indonesia termasuk dalam kategori "Sistem Pers Tanggung Jawab
Sosial" karena memiliki peran yang lebih luas daripada sekadar memberikan
informasi dan berita kepada masyarakat. Sistem pers tanggung jawab sosial
menekankan bahwa pers memiliki tanggung jawab moral dan etika untuk berperan
aktif dalam pembangunan sosial dan kehidupan masyarakat.

Beberapa alasan mengapa sistem pers di Indonesia termasuk dalam kategori ini adalah
sebagai berikut:
a. Mendorong Keterbukaan dan Partisipasi Masyarakat: Pers berperan dalam
memberikan informasi yang akurat, objektif, dan berimbang kepada
masyarakat. Dengan demikian, pers mendorong keterbukaan dan partisipasi
masyarakat dalam berbagai isu dan peristiwa yang terjadi di sekitar mereka.
Dengan memiliki akses informasi yang luas dan terpercaya, masyarakat dapat
berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
kehidupan mereka.
b. Mengawal Demokrasi dan Akuntabilitas: Pers berperan sebagai penjaga
demokrasi dengan memberikan ruang bagi berbagai pandangan dan opini
dalam masyarakat. Pers yang independen dan kritis dapat mengawasi kinerja
pemerintah, mengungkapkan kasus korupsi, dan menyuarakan kepentingan
publik. Dengan demikian, pers membantu menjamin akuntabilitas pemerintah
dan lembaga publik, sehingga pemerintahan yang lebih transparan dan
bertanggung jawab dapat terwujud.
c. Memperkuat Identitas Nasional dan Budaya: Pers memiliki peran penting
dalam memperkuat identitas nasional dan budaya. Melalui liputan tentang
kekayaan budaya, seni, dan tradisi Indonesia, pers membantu memperkuat rasa
bangga dan kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya mereka. Selain
itu, pers juga berperan dalam membina kesatuan dan persatuan di tengah
keragaman masyarakat Indonesia.
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

d. Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat: Pers dapat menjadi alat advokasi


bagi masyarakat yang rentan atau terpinggirkan. Dengan memberitakan isu-isu
sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia, pers dapat meningkatkan kesadaran
publik dan mendorong tindakan yang positif dari pihak berwenang dan
masyarakat. Pers juga dapat memberdayakan masyarakat dengan memberikan
informasi tentang hak-hak mereka dan membantu masyarakat mengatasi
masalah yang dihadapi.
e. Meningkatkan Kualitas Kehidupan: Pers memiliki peran dalam memberikan
informasi tentang isu-isu sosial, ekonomi, dan lingkungan yang penting bagi
kehidupan masyarakat. Dengan memberikan liputan tentang pendidikan,
kesehatan, lingkungan, dan ekonomi, pers membantu meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang masalah-masalah tersebut dan mendorong perubahan
positif dalam kehidupan mereka.
Dalam sistem pers tanggung jawab sosial, pers diharapkan tidak hanya berfungsi
sebagai pemberi informasi, tetapi juga sebagai mitra pembangunan sosial dan agen
perubahan yang dapat berperan dalam membentuk masyarakat yang lebih baik dan
berdaya saing. Dengan mengambil tanggung jawab sosial ini, pers berkontribusi
dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berbudaya serta
memperkuat fondasi demokrasi dan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Banyak lembaga yang berperan dalam membangun kondisi pers yang baik dan
memastikan sistem pers dapat berfungsi dengan baik sebagai lembaga tanggung jawab
sosial. Berikut adalah beberapa lembaga yang memiliki peran penting dalam
membangun kondisi pers yang berkualitas:
a. Dewan Pers
b. Kominfo
c. KPI
d. Asosiasi Media Massa (PWI, IJTI, dll)
e. Lembaga Pendidikan Jurnalistik

2. Sistem Penyiaran Digital di Indonesia:

Sistem Penyiaran Digital di Indonesia mencakup transisi dari penyiaran analog ke


penyiaran digital untuk menyediakan siaran televisi dan radio berkualitas tinggi
dengan menggunakan teknologi digital. Saat ini, Indonesia sedang
mengimplementasikan Digital Terrestrial Television (DTT) untuk televisi dan Digital
Audio Broadcasting (DAB) untuk radio. Selain itu, penyiaran digital juga dapat
diakses melalui satelit dan layanan Internet Protocol Television (IPTV).
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam Sistem Penyiaran Digital:

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memiliki peran penting dalam mengawasi dan
mengatur isi siaran di televisi dan radio, termasuk dalam Sistem Penyiaran Digital.
Peran KPI dalam sistem penyiaran digital mencakup:

Pengawasan Konten: KPI bertugas mengawasi dan memastikan bahwa isi siaran
televisi dan radio, termasuk siaran digital, mematuhi standar etika dan moral. KPI
memastikan bahwa program-program yang disiarkan sesuai dengan norma dan nilai-
nilai budaya Indonesia, serta tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku.

Memberikan Pedoman: KPI memberikan pedoman dan standar bagi stasiun televisi
dan radio dalam menyusun program siaran digital. Pedoman ini mencakup prinsip-
prinsip etika jurnalistik, perlindungan anak dan keluarga, serta menghindari konten
yang menyesatkan, menyebarkan kebencian, atau mengandung kekerasan.

Penyelesaian Sengketa: KPI berperan sebagai mediator dan penyelesaian sengketa


antara pemirsa dan stasiun penyiaran terkait konten siaran digital. Jika ada keluhan
atau masukan dari masyarakat, KPI akan menindaklanjuti dan mencari solusi yang
adil.

Dampak Positif dan Negatif dari Analog Switch Off (ASO):

Analog Switch Off (ASO) adalah proses penghentian siaran analog dan beralih
sepenuhnya ke penyiaran digital. Penerapan ASO memiliki dampak positif dan
negatif, antara lain:

Dampak Positif:
Kualitas Siaran yang Lebih Baik: Dengan penyiaran digital, kualitas gambar dan suara
siaran akan meningkat secara signifikan. Pemirsa dapat menikmati tayangan televisi
dan radio dengan resolusi lebih tinggi dan audio yang lebih jernih.
Efisiensi Penggunaan Frekuensi: Penyiaran digital memungkinkan lebih banyak
saluran siaran dalam satu frekuensi, sehingga lebih efisien dalam penggunaan
spektrum frekuensi yang terbatas.
Peningkatan Cakupan Siaran: Sinyal siaran digital lebih stabil dan dapat menjangkau
wilayah yang sulit dijangkau oleh siaran analog, sehingga meningkatkan cakupan
siaran ke seluruh wilayah Indonesia.
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Dampak Negatif:
Biaya Transisi: Implementasi ASO memerlukan investasi besar dalam infrastruktur
dan peralatan penyiaran digital. Biaya transisi ini dapat menjadi beban bagi stasiun
penyiaran, terutama bagi yang belum sepenuhnya siap untuk beralih ke penyiaran
digital.
Keterbatasan Peralatan Penerima: Sebagian masyarakat mungkin memerlukan
pembaruan atau pembelian peralatan penerima baru untuk dapat menerima siaran
digital. Hal ini dapat menjadi kendala bagi mereka yang masih menggunakan
peralatan penyiaran analog.
Literasi Digital: Pemirsa mungkin memerlukan literasi digital dan pemahaman teknis
untuk mengakses siaran digital dengan benar. Tingkat literasi digital yang rendah
dapat menyulitkan akses masyarakat terhadap siaran digital.
Secara keseluruhan, Sistem Penyiaran Digital menawarkan banyak manfaat dalam
meningkatkan kualitas siaran dan efisiensi penggunaan frekuensi. Namun, penerapan
ASO juga memerlukan perhatian terhadap tantangan dan dampak negatifnya untuk
memastikan transisi yang lancar dan inklusif bagi masyarakat Indonesia.

3. Over-The-Top (OTT) merujuk pada layanan konten digital yang disampaikan melalui
internet langsung kepada pengguna akhir, tanpa melalui jalur distribusi tradisional
seperti kabel TV atau satelit. Layanan OTT mencakup berbagai bentuk konten, seperti
streaming video (misalnya Netflix, YouTube), layanan pesan instan (misalnya
WhatsApp, Telegram), layanan VoIP (Voice over Internet Protocol), dan banyak lagi.

Regulasi OTT di Indonesia:

Pemerintah Indonesia mengatur layanan OTT melalui berbagai peraturan dan


kebijakan. Namun, regulasi OTT di Indonesia masih dalam tahap berkembang dan
belum sepenuhnya terstruktur dengan baik. Beberapa regulasi yang berkaitan dengan
OTT di Indonesia antara lain:

UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik): UU ITE menjadi


payung hukum yang mengatur berbagai aspek dunia digital, termasuk layanan OTT.
Beberapa ketentuan dalam UU ITE berkaitan dengan perlindungan data pribadi,
konten ilegal, dan hak cipta dalam lingkup layanan OTT.

Paket Layanan Telekomunikasi: Pemerintah Indonesia mewajibkan penyedia layanan


telekomunikasi untuk menyediakan paket layanan khusus bagi layanan OTT, seperti
paket data khusus untuk akses ke platform tertentu.
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Regulasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo):


Kemenkominfo memiliki peran dalam mengawasi dan mengatur konten digital,
termasuk layanan OTT, untuk memastikan konten yang disajikan sesuai dengan nilai-
nilai dan regulasi yang berlaku.

Kelemahan dalam Sistem Pengaturan OTT di Indonesia:

Meskipun telah ada upaya untuk mengatur layanan OTT di Indonesia, beberapa
kelemahan dalam sistem pengaturan masih dapat diidentifikasi:

Ketidakkonsistenan dalam Regulasi: Regulasi OTT di Indonesia saat ini masih relatif
baru dan belum sepenuhnya konsisten. Hal ini dapat menyebabkan interpretasi yang
berbeda-beda dan menimbulkan ketidakjelasan bagi penyedia layanan dan pengguna.

Tantangan Teknis dan Teknologi: Mengatur layanan OTT menghadapi tantangan


teknis dan teknologi, terutama karena teknologi OTT terus berkembang dengan cepat.
Pemerintah perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini untuk tetap efektif
dalam mengawasi dan mengatur layanan OTT.

Ketidakseimbangan Persaingan: Beberapa layanan OTT mungkin beroperasi dari luar


negeri tanpa kantor fisik di Indonesia. Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan
persaingan dengan penyedia layanan lokal yang tunduk pada regulasi yang lebih ketat.

Perlindungan Data Pribadi: Kebanyakan layanan OTT mengumpulkan data pribadi


pengguna, dan perlindungan data pribadi menjadi isu yang kompleks dalam lingkup
layanan OTT. Pemerintah perlu memastikan perlindungan data pribadi pengguna
dengan baik.

Keterbatasan Literasi Digital: Pengguna layanan OTT mungkin memerlukan literasi


digital untuk memahami hak, kewajiban, dan risiko yang terkait dengan penggunaan
layanan OTT. Tingkat literasi digital yang rendah dapat menyulitkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat tentang masalah terkait OTT.

Pemerintah terus berupaya mengatasi kelemahan dalam sistem pengaturan OTT di


Indonesia. Proses ini melibatkan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan,
termasuk penyedia layanan OTT, lembaga regulasi, dan masyarakat, untuk mencapai
keseimbangan yang tepat antara kepentingan industri, hak-hak konsumen, dan
kepentingan negara.
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

4. Sistem Pemilu Tetap Proporsional Terbuka dapat dijelaskan melalui gambaran


berikut:

a. Pemilih dan Dapil:


Pemilih akan memberikan suara mereka dalam pemilihan umum di wilayah
dapil (daerah pemilihan) tertentu. Dapil merupakan wilayah pemilihan yang
ditentukan berdasarkan batas administratif, seperti kabupaten/kota atau
provinsi.
b. Partai Politik dan Calon Anggota Legislatif (Caleg):
i. Berbagai partai politik akan menyajikan daftar calon anggota legislatif
(Caleg) yang akan berkompetisi dalam pemilu di masing-masing dapil.
ii. Partai politik dapat menentukan jumlah calon yang mereka ajukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Pemilihan Anggota Legislatif:
i. Pemilih akan memberikan suara mereka tidak hanya untuk partai
politik, tetapi juga untuk calon anggota legislatif dari partai politik
mana pun di dapil tersebut.
ii. Pemilih memiliki kesempatan untuk memilih calon anggota legislatif
secara individu, tanpa harus mengikuti daftar calon dari partai politik
tertentu.
d. Perhitungan Suara:
i. Setelah pemilu selesai, suara yang diperoleh oleh partai politik dan
calon anggota legislatif dihitung dan dianalisis.
ii. Total suara sah di dapil tersebut menjadi dasar untuk menghitung
jumlah kursi yang diperoleh oleh masing-masing partai politik dan
calon anggota legislatif.
e. Distribusi Kursi:
i. Jumlah kursi yang diperoleh oleh partai politik dan calon anggota
legislatif di dapil tersebut dihitung berdasarkan perbandingan suara
yang diperoleh.
ii. Partai politik atau calon yang meraih lebih banyak suara akan
mendapatkan lebih banyak kursi dalam dewan atau parlemen.
f. Pembentukan Dewan atau Parlemen:
i. Setelah kursi terdistribusi, dewan atau parlemen akan terbentuk dengan
anggota legislatif dari berbagai partai politik yang terpilih berdasarkan
sistem proporsional.
g. Representasi Proporsional:
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i. Sistem ini menjamin representasi proporsional, di mana jumlah kursi


yang diperoleh oleh partai politik atau calon anggota legislatif
mencerminkan proporsi suara yang diperoleh dalam pemilu.

Dalam gambaran ini, Sistem Pemilu Tetap Proporsional Terbuka menawarkan


kesempatan bagi pemilih untuk memilih calon anggota legislatif secara individu dan
mewakili beragam pandangan dan kepentingan masyarakat dalam dewan atau
parlemen. Proporsionalitas sistem ini juga menjamin bahwa suara setiap pemilih
memiliki nilai yang sama dalam membentuk perwakilan politik di negara tersebut.

Sistem Pemilu Tetap Proporsional Terbuka memiliki dampak yang signifikan


terhadap strategi kampanye para politisi, baik Calon Legislatif (Caleg) maupun Calon
Presiden (Capres). Beberapa dampak utamanya adalah:

a. Fokus pada Personal Branding:


Dalam sistem pemilu proporsional terbuka, para politisi cenderung lebih fokus
pada membangun personal branding dan citra yang kuat di mata pemilih.
Mereka perlu menarik perhatian pemilih dan membedakan diri mereka dari
calon lain dalam partai yang sama. Strategi kampanye mereka lebih
berorientasi pada mengenalkan diri, kredibilitas, dan pencapaian pribadi
sebagai upaya untuk meraih suara pemilih.

b. Penguatan Partai Politik:


Partai politik memainkan peran penting dalam sistem pemilu proporsional
terbuka. Strategi kampanye para politisi seringkali berfokus pada memperkuat
partai politik tempat mereka bernaung. Para politisi berusaha untuk
mengangkat citra dan program partai secara keseluruhan agar pemilih lebih
cenderung memilih partai tersebut dan tidak hanya tertarik pada calon
individu.

c. Kampanye Terbuka dan Interaktif:


Dalam sistem pemilu terbuka, para politisi lebih berfokus pada kampanye
terbuka dan interaktif dengan pemilih. Mereka harus lebih dekat dengan
pemilih, berkomunikasi langsung, mendengarkan aspirasi, dan merespons isu-
isu yang diangkat oleh masyarakat. Strategi kampanye yang efektif melibatkan
diskusi, dialog, dan keterlibatan aktif dengan pemilih.

d. Jangkauan Dapil yang Luas:


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Para politisi harus memperhatikan jangkauan dapil yang lebih luas dalam
kampanye mereka. Dalam dapil terbuka, wilayah pemilihan menjadi lebih
besar, dan para politisi perlu mengenalkan diri mereka kepada pemilih dari
berbagai wilayah. Ini bisa menuntut kampanye yang lebih intensif dan
mencakup berbagai lapisan masyarakat.

e. Peningkatan Literasi Pemilih:


Sistem pemilu terbuka juga mendorong peningkatan literasi pemilih. Pemilih
diharapkan untuk lebih mengenal calon anggota legislatif dan partai politik
secara individu untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana. Para politisi
harus merancang kampanye yang edukatif dan informatif untuk membantu
pemilih dalam memahami perbedaan dan pilihan yang mereka tawarkan.

f. Perkuat Kolaborasi antar Partai Politik:


Dalam sistem pemilu proporsional terbuka, terdapat kemungkinan
terbentuknya koalisi antara partai politik untuk memperkuat basis dukungan
dan meraih kursi lebih banyak. Kampanye strategis juga bisa melibatkan
kolaborasi dan dukungan antara partai-partai politik.

Dalam kesimpulannya, sistem pemilu proporsional terbuka berpengaruh pada strategi


kampanye para politisi, baik Caleg maupun Capres. Mereka perlu fokus pada personal
branding, memperkuat partai politik, kampanye terbuka dan interaktif, serta perluasan
jangkauan dapil. Pemilihan strategi kampanye yang tepat dapat menjadi kunci
kesuksesan para politisi dalam meraih dukungan pemilih dan memenangkan
pemilihan umum.

Anda mungkin juga menyukai