Jawaban :
1. Sistem pers di Indonesia termasuk dalam kategori "Sistem Pers Tanggung Jawab
Sosial" karena memiliki peran yang lebih luas daripada sekadar memberikan
informasi dan berita kepada masyarakat. Sistem pers tanggung jawab sosial
menekankan bahwa pers memiliki tanggung jawab moral dan etika untuk berperan
aktif dalam pembangunan sosial dan kehidupan masyarakat.
Beberapa alasan mengapa sistem pers di Indonesia termasuk dalam kategori ini adalah
sebagai berikut:
a. Mendorong Keterbukaan dan Partisipasi Masyarakat: Pers berperan dalam
memberikan informasi yang akurat, objektif, dan berimbang kepada
masyarakat. Dengan demikian, pers mendorong keterbukaan dan partisipasi
masyarakat dalam berbagai isu dan peristiwa yang terjadi di sekitar mereka.
Dengan memiliki akses informasi yang luas dan terpercaya, masyarakat dapat
berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
kehidupan mereka.
b. Mengawal Demokrasi dan Akuntabilitas: Pers berperan sebagai penjaga
demokrasi dengan memberikan ruang bagi berbagai pandangan dan opini
dalam masyarakat. Pers yang independen dan kritis dapat mengawasi kinerja
pemerintah, mengungkapkan kasus korupsi, dan menyuarakan kepentingan
publik. Dengan demikian, pers membantu menjamin akuntabilitas pemerintah
dan lembaga publik, sehingga pemerintahan yang lebih transparan dan
bertanggung jawab dapat terwujud.
c. Memperkuat Identitas Nasional dan Budaya: Pers memiliki peran penting
dalam memperkuat identitas nasional dan budaya. Melalui liputan tentang
kekayaan budaya, seni, dan tradisi Indonesia, pers membantu memperkuat rasa
bangga dan kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya mereka. Selain
itu, pers juga berperan dalam membina kesatuan dan persatuan di tengah
keragaman masyarakat Indonesia.
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Banyak lembaga yang berperan dalam membangun kondisi pers yang baik dan
memastikan sistem pers dapat berfungsi dengan baik sebagai lembaga tanggung jawab
sosial. Berikut adalah beberapa lembaga yang memiliki peran penting dalam
membangun kondisi pers yang berkualitas:
a. Dewan Pers
b. Kominfo
c. KPI
d. Asosiasi Media Massa (PWI, IJTI, dll)
e. Lembaga Pendidikan Jurnalistik
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memiliki peran penting dalam mengawasi dan
mengatur isi siaran di televisi dan radio, termasuk dalam Sistem Penyiaran Digital.
Peran KPI dalam sistem penyiaran digital mencakup:
Pengawasan Konten: KPI bertugas mengawasi dan memastikan bahwa isi siaran
televisi dan radio, termasuk siaran digital, mematuhi standar etika dan moral. KPI
memastikan bahwa program-program yang disiarkan sesuai dengan norma dan nilai-
nilai budaya Indonesia, serta tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku.
Memberikan Pedoman: KPI memberikan pedoman dan standar bagi stasiun televisi
dan radio dalam menyusun program siaran digital. Pedoman ini mencakup prinsip-
prinsip etika jurnalistik, perlindungan anak dan keluarga, serta menghindari konten
yang menyesatkan, menyebarkan kebencian, atau mengandung kekerasan.
Analog Switch Off (ASO) adalah proses penghentian siaran analog dan beralih
sepenuhnya ke penyiaran digital. Penerapan ASO memiliki dampak positif dan
negatif, antara lain:
Dampak Positif:
Kualitas Siaran yang Lebih Baik: Dengan penyiaran digital, kualitas gambar dan suara
siaran akan meningkat secara signifikan. Pemirsa dapat menikmati tayangan televisi
dan radio dengan resolusi lebih tinggi dan audio yang lebih jernih.
Efisiensi Penggunaan Frekuensi: Penyiaran digital memungkinkan lebih banyak
saluran siaran dalam satu frekuensi, sehingga lebih efisien dalam penggunaan
spektrum frekuensi yang terbatas.
Peningkatan Cakupan Siaran: Sinyal siaran digital lebih stabil dan dapat menjangkau
wilayah yang sulit dijangkau oleh siaran analog, sehingga meningkatkan cakupan
siaran ke seluruh wilayah Indonesia.
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Dampak Negatif:
Biaya Transisi: Implementasi ASO memerlukan investasi besar dalam infrastruktur
dan peralatan penyiaran digital. Biaya transisi ini dapat menjadi beban bagi stasiun
penyiaran, terutama bagi yang belum sepenuhnya siap untuk beralih ke penyiaran
digital.
Keterbatasan Peralatan Penerima: Sebagian masyarakat mungkin memerlukan
pembaruan atau pembelian peralatan penerima baru untuk dapat menerima siaran
digital. Hal ini dapat menjadi kendala bagi mereka yang masih menggunakan
peralatan penyiaran analog.
Literasi Digital: Pemirsa mungkin memerlukan literasi digital dan pemahaman teknis
untuk mengakses siaran digital dengan benar. Tingkat literasi digital yang rendah
dapat menyulitkan akses masyarakat terhadap siaran digital.
Secara keseluruhan, Sistem Penyiaran Digital menawarkan banyak manfaat dalam
meningkatkan kualitas siaran dan efisiensi penggunaan frekuensi. Namun, penerapan
ASO juga memerlukan perhatian terhadap tantangan dan dampak negatifnya untuk
memastikan transisi yang lancar dan inklusif bagi masyarakat Indonesia.
3. Over-The-Top (OTT) merujuk pada layanan konten digital yang disampaikan melalui
internet langsung kepada pengguna akhir, tanpa melalui jalur distribusi tradisional
seperti kabel TV atau satelit. Layanan OTT mencakup berbagai bentuk konten, seperti
streaming video (misalnya Netflix, YouTube), layanan pesan instan (misalnya
WhatsApp, Telegram), layanan VoIP (Voice over Internet Protocol), dan banyak lagi.
Meskipun telah ada upaya untuk mengatur layanan OTT di Indonesia, beberapa
kelemahan dalam sistem pengaturan masih dapat diidentifikasi:
Ketidakkonsistenan dalam Regulasi: Regulasi OTT di Indonesia saat ini masih relatif
baru dan belum sepenuhnya konsisten. Hal ini dapat menyebabkan interpretasi yang
berbeda-beda dan menimbulkan ketidakjelasan bagi penyedia layanan dan pengguna.
Para politisi harus memperhatikan jangkauan dapil yang lebih luas dalam
kampanye mereka. Dalam dapil terbuka, wilayah pemilihan menjadi lebih
besar, dan para politisi perlu mengenalkan diri mereka kepada pemilih dari
berbagai wilayah. Ini bisa menuntut kampanye yang lebih intensif dan
mencakup berbagai lapisan masyarakat.