Anda di halaman 1dari 5

Tugas UAS Perkembangan Teknologi Komunikasi

Nama :

NIM :

Prodi :

Bagaimana peran media digital pada era revolusi 5.0 dalam upaya meningkatkan
masyarakat melek media?

Jawaban :

Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia saat ini sedang berada dalam fase
transisi menuju masyarakat era revolusi 5.0 perkembangan teknologi digital, industri media
digital, serta digitalisasi masyarakat informasi tidak bisa dipisahkan dengan proses
komersialisasi dan massifikasi kapitalisme modern. Dengan demikian, seturut dengan proses
kapitalisasi media digital, maka proses digitalisasi masyarakat melibatkan tiga proses utama
ekonomi politik media modern, yaitu komodifikasi, spasialisasi dan strukturasi. Digitalisasi
informasi dalam masyarakat melibatkan proses komodifikasi, yaitu proses transformasi
barangjasa, dalam hal ini informasi dan proses komunikasi, dari nilai guna menjadi nilai tukar.
Nilai tukar informasi semakin direkonfigurasi melalui bilangan biner yang dikonversi dalam
teknologi suara-gambar dan data. Dalam proses ini terdapat juga perubahan pola serta eskalasi
masyarakat dalam mengakses dan mendistribusikan informasi. Hal ini merupakan perubahan
gaya hidup yang sebagai konsekuensi penggunaan perangkat komunikasi berbasis teknologi
informasi (ICT). Inovasi fitur perangkat komunikasi saat ini menawarkan media komunikasi
yang kian interaktif. Satu yang paling vital di antaranya Blog, aplikasi sosial media berbasis web
2.0, menawarkan kapasitas produksi dan distribusi informasi yang mendorong masyarakat untuk
berperan aktif tidak hanya sebatas mengonsumsi tetapi juga memproduksi berita seperti halnya
jurnalis profesional.

Praktisi industri media pemberitaan mainstream menghadapi fenomena ini juga harus
bisa membuat masyarakat lebih open minded dalam mengonsumsi dan mendistribusikan
informasi. Masyarakat tidak dapat menampik kebangkitan era komunitas virtual dan pewarta
warga. Pada era ini, media digital dapat berperan dalam kemajuan cara berpikir masyarakat
dengan bertransformasi menjadi media pemberitaan yang memberikan ruang kreativitas bagi
khalayaknya untuk turut berpartisipasi aktif memproduksi informasi. Saat ini, untuk media
digital dalam memahami eksistensi media pemberitaan, tidak cukup hanya dengan mengkaji cara
kerja praktisi serta khalayak dalam upaya mememenuhi kebutuhan informasi. Hal tersebut
memerlukan juga penelusuran tentang perubahan konsep media pemberitaan yang dipengaruhi
perkembangan teknologi pendukungnya. Konsep media yang selalu mengikuti dinamika
peradaban manusia yang saat ini telah memasuki era masyarakat informasi (Aoyama & Castells,
2002). Industri media penyiaran Indonesia saat ini telah membuka keran bagi masyarakat untuk
memberikan umpan balik terhadap isi berita yang disiarkan, sebut saja program acara Suara
Anda (Metro TV) yang disiarkan pada 19.05 – 20.00 WIB. Program acara ini memungkinkan
khalayaknya dapat berinteraksi dengan memilih dan mengomentari berita pilihannya. Tak
ketinggalan program berita Liputan 6 (SCTV) memberikan ruang bagi khalayak untuk
menyiarkan berita yang mereka himpun sendiri melalui program tayangan terrestrialnya Liputan
6 Pagi Akhir Pekan termasuk kanal Citizen 6 untuk Citizen Journalism atau pewarta warga pada
portal berita liputan6.com. Fenomena ini menjelaskan adanya unsur interaktivitas yang menjadi
ciri khas media pemberitaan era 5.0 ini. yang di dalamnya, khalayak tak cuma memiliki
kesempatan untuk memberikan pesan namun memodifikasi isi pesan yang disajikan (Straubhaar
& LaRose, 2006).

Masyarakat dalam revolusi 5.0 adalah sebuah konsep yang digunakan untuk
mendeskripsikan sebuah masyarakat yang dapat memaksimalkan informasi dan teknologi
komunikasi baru (ICT). Mereka memanfaatkan teknologi baru tersebut dalam berbagai sendi
kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial dan budaya. Masyarakat berinteraksi dalam komunitas
virtual, termasuk di dalamnya menghimpun hingga berbagi informasi. Tatanan dalam
memperoleh informasi tidak hanya mengandalkan media massa yang bersifat kovensional dan
mainstream.

Dalam memajukan media digital untuk menciptakan masyarakat yang melek media,
contohnya kita bisa ambil media massa, yang dimana media massa juga harus bisa
memperhatikan insan maupun media Pers yang kompeten dan menjunjung prinsip-prinsip
kompetensi, akurasi, dan kejujuran dalam meliput suatu informasi. Media lokal dapat ikut andil
menyusun agenda publik, seperti melakukan investigasi independent tentang pelbagai isu, serta
memberikan liputan yang akurat dan transparan tentang proses kebijakan yang bergulir di
pemerintahan. Media massa modern dapat menunjukkan sistem di mana pesan-pesan diproduksi,
dipilih, disiarkan, diterima, dan ditanggapi oleh komunikan. Komunikasi massa menyiarkan
informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam Media massa mempunyai
karakteristik massal, yang termasuk di dalamnya adalah pers (media cetak), radio, televisi, dan
film. Keempat jenis me- dia massa ini berpengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat
madani dan pembangunan. Peran media massa dalam pembangunan menuju masyarakat madani,
menurut Gunadi (1998:88) adalah sebagai berikut :

(1) Menjaga kepentingan umum, informasi yang disampaikan media massa membuat
masyarakat sadar akan kepentingan mereka, dalam arti tidak terganggu, malah
menguntungkan dengan adanya pembangunan.

(2) Membentuk opini, kesadaran ini menggugah pemikiran dan pembahasan serta dialog
yang akhirnya membawa kepada satu kesamaan pendapat.

(3) Mendidik, semakin luas dan semakin banyak pembangunan akan mendorong
masyarakat untuk semakin giat mencari pengetahuan baru.

Dengan memperluas pandangan peranan salah satu contoh media digital seperti media
massa dalam pembangunan menuju masyarakat yang melek media, peranan ini membuat media
massa seumpama berada pada sebuah puncak bukit, dalam hal ini masyarakat penerima
informasi itu sendiri juga bisa melihat ke sekelilingnya dengan lebih luas, melewati batas-batas
yang menghalangi pandangan. Selain itu dengan mengubah sikap lama, peranan ini bisa
dilakukan media massa secara tidak langsung atau tahap demi tahap agar sesuai dengan sikap
lama yang tidak sesuai dengan iklim dan tujuan pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Perubahan terhadap cara pandang atau sikap lama yang dilakukan media massa ini bertujuan
agar pembangunan yang sedang dilaksanakan tetap selaras dengan perkembangan kehidupan
masyarakat, masyarakat bisa diajak membahas dan bersuara demi peningkatan partisipasi,
artinya feedback dari masyarakat dapat disalurkan melalui media massa. Dalam kehidupan
masyarakat madani, feed back dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengontrol arus
pembangunan yang dilaksanakan. Berdasarkan beberapa peranan dan manfaat media digital
dalam pembangunan menuju masyarakat melek media, maka secara sederhana ada empat asumsi
kondisi media digital dalam kehidupan masyarakat melek media, yaitu adanya keterbukaan
dalam proses penyebaran informasi melalui media digital, terciptanya sebuah agenda dalam
proses penyebaran berita dan informasi, adanya hubungan yang baik antara sesama media massa,
pemerintah, dan masyarakat, serta tidak menyimpulkan sesuatu hal.

Masyarakat kita juga perlu mengadopsi teknologi komunikasi tanpa meninggalkan nilai
budaya setempat. Perkembangan teknologi dan industri komunikasi memang harus dilihat secara
paralel dengan proses industri dengan logika internal yang menyertainya, tetapi tetap saja
teknologi dan industri digital harus dilihat secara kritis. Artinya, proses perkembangan
digitalisasi masyarakat justru tidak semakin mengalienasikan manusia dari struktur yang lebih
besar atau bahkan mereduksi manusia ke dalam residu teknologistik belaka.

Transformasi sosial yang seimbang dan sesuai dengan kekuatan sosial masyarakat.
Transformasi itu meliputi integrasi optimisme industri dan teknologi komunikasi, pemberdayaan
partisipasi masyarakat—kewenangan negara dan kekuatan swasta—untuk semakin bertindak dan
bertanggungjawab secara sosial, transformasi regulasi yang diperlukan terutama dalam hal
perkembangan industri dan teknologi media, aspek transformasi kepemimpinan dalam
menemukan dan menciptakan ekonomi baru sebagai perluasan lapangan kerja dan akses
informasi yang lebih luas. Perubahan citra teknologi komunikasi juga perlu didorong untuk bisa
menciptakan adopsi inovasi. Adapun adopsi teknologi inovasi itu meliputi pemanfaatan
komparatif praktek hidup, kompatibilitas nilai dengan kebutuhan masyarakat, kesederhanaan
pemakaian, tersedia setiap saat, ataupun bisa terbukti bahwa itu bermanfaat.

Media massa dalam menyongsong masyarakat melek digital dipandang sebagai salah satu
komponen penting dalam struktur sosial. Pada posisinya, media massa mempunyai fungsi untuk
memelihara stabilitas dan harmoni antara komponen yang lain dalam masyarakat dengan
menyampaikan informasi yang terbuka, ke arah penyelesaian konflik melalui sistem
pengagendaan yang terus menerus, serta tidak menciptakan sebuah kesimpulan. Keterbukaan,
kebebasan, dan tanggung jawab media massa pada masyarakat revolusi 5.0 tidak berada pada
koridor yang tetap. Masyarakat dituntut untuk menjadi massa yang aktif, mempunyai filter dan
daya tahan yang kuat terhadap pesan yang dibawa oleh media massa. Media massa juga
merupakan sebuah institusi sosial yang berada di antara institusi budaya, politik, ekonomi dalam
masyarakat. Semoga dengan terjadinya pergeseran paradigma dalam kehidupan media massa
saat ini, bisa mendukung stabilitas kehidupan masyarakat revolusi 5.0 ke arah yang lebih baik,
stabil, dan menunjang pembangunan nasional.

Daftar Pustaka

Straubhaar, J., and LaRose, R. (2006). Media Now, Understanding Media, Culture and
Technology. Belmont: Thomson Wadsworth.

Aoyama, Y., and Castells, M. (2002). An Empirical assessment of the Informational Society.
International Labour Review, 141. Geneva: ILO.

Gunaldi, YS. 1998. Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wright, Charles R. 1986. Sosiologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai