Anda di halaman 1dari 9

PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PENINGKATAN KESADARAN

SOSIAL AKTIVISME

OLEH:

Nama: Shello Radith

Kelas: IX-3

SMP Muhammadiyah 47 Sunggal

2023/2024

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong saya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin saya tidak
akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Peran Media
Sosial dalam Peningkatan Kesadaran Sosial Aktivisme yang penulis sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Peran Media Sosial dalam Peningkatan

Kesadaran Sosial Aktivisme.” Saya juga mengucapkan terima kasih kepada guru
yang telah banyak membantu serta teman-teman disekitar penulis yang telah

memberikan dukungan kepada saya agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Medan, 19 Februari 2024

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan era digital telah melahirkan transformasi signifikan dalam


cara orang berinteraksi dan memperoleh informasi. Kemajuan teknologi, terutama
popularitas internet, telah mengubah lanskap komunikasi menjadi lebih cepat,
terhubung, dan global. Dalam konteks ini, media sosial telah muncul sebagai salah
satu alat utama yang memainkan peran krusial dalam memfasilitasi interaksi dan
pertukaran informasi. Dengan fitur-fitur yang memungkinkan pengguna untuk
berbagi pikiran, gambar, video, dan pemikiran secara real-time, media sosial
memberikan platform yang luas bagi individu dan kelompok untuk
berkomunikasi, memperluas jaringan sosial, dan mendapatkan informasi dari
berbagai sumber. Dengan demikian, penggunaan media sosial sebagai alat
komunikasi dan berbagi informasi telah menjadi aspek penting dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat di era digital ini.
Tahap globalisasi telah berdampak besar pada beragam aspek kehidupan
masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi, baik positif maupun negatif, dipicu
oleh perkembangan teknologi. Teknologi modern, memberikan manfaat yang
nyata, juga membawa permasalahan yang mengakar pada struktur masyarakat.
Peran media sosial telah menjadi sangat vital dan tak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Dampaknya yang besar memengaruhi bagaimana manusia membentuk
identitas, bertindak, dan menyadari dirinya sebagai bagian dari masyarakat.
Pengaruhnya terhadap perubahan pola pikir, sikap, dan cara berinteraksi antar
individu dalam masyarakat sangatlah kuat. Ini seringkali menghadirkan tantangan
bagi komunitas yang kurang siap menghadapi transformasi ini, memicu krisis
dalam nilai-nilai dan norma-norma yang dipegang oleh masyarakat.
Media sosial kerap dihubungkan dengan dampak negatifnya, sebenarnya
media ini juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan. Namun,
kemampuannya sebagai sumber informasi yang sulit diatur telah
mencampuradukkan informasi dari berbagai sumber dengan tujuan yang beragam,
semuanya bisa diakses hanya dengan sekali sentuhan. Hal ini menimbulkan
kompleksitas tersendiri dalam mengelola dan mengonsumsi informasi secara
bijak.
BAB II
PEMBAHASAN
Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Kesadaran Sosial Aktivisme a.
Peran Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dimana para pengguna dengan
mudahnya bertukar informasi, berbagi kegiatan yang sedang dialami, dan
menciptakan sebuah karya yang bisa memperkenalkan dirinya ke pada khalayak
media sosial. Instagram, Facebook, dan Path merupakan bentuk media sosial yang
paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas
dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content”. Media social merupakan situs dimana setiap
orang bisa membagi informasi tentang apa yang diketahui, dan terhubung dengan
teman-teman untuk berinteraksi. Beberapa jenis Sosial Media yang terbesar antara
lain Instagram, Facebook, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media
cetak, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja
yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara
terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan
tak terbatas.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti
bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi,
radio atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak,
maka lain halnya dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial bisa
mengakses menggunakan sosial media dengan jaringan internet bahkan yang
aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan
sendiri. Kita sebagai pengguna sosial media dengan bebas bisa mengedit,
menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis dan berbagai
model content lainnya.
Internet adalah system jaringan dari jaringan computer yang terhubung di
seluruh dunia, dan dapat disebut sebagai kolaborasi teknis antara koputer, telepon,
dan televisi. Arti penting dari penggunaan internet sebagai bagian pokok dari
revolusi informasi, adalah kemampuan manusia menghemat waktu dan
menentukan ruang. Revolusi komunikasi baru, yaitu masyarakat informasi, yang
juga dikenal dengan istilah gelombang ketiga (Alfin Toffler), revolusi industry
kedua (National Academi of Science), atau masyarakat paska industry (Daniel
Bell).
Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa penggunaan internet dalam
berkomunikasi sosial dan komunikasi politik, telah dimungkinkan dan sangat
urgen dan sangat strategis dalam masyarakat informasi. Internet telah mengubah
komunikasi dengan cara yang sangat mendasar, terutama melibatkan banyak
interaktifitas antara individu sehingga tercipta model komunikasi timbal balik
yang sangat efektif. Melalui internet kegiatan komunikasi sosial, dan komunikasi
politik dapat terlaksana dengan menyertakan jutaan orang diseluruh dunia, tanpa
adanya hubungan yang bersifat pribadi.
Dalam abad ke 21 ini media sosial atau media interkatif tersebut telah
terbukti efektif dalam komunikasi sosial dan komunikasi politik. Efektifitas pesan
singkat melalui telepon seluler (SMS), twitter, facebook, dan blog memang luar
biasa. Peran strategis media sosial dalam komunikasi social dan komunikasi
politik telah ditunjukan melalui keberhasilan dan kemampuannya menggalang
kekuatan dan dukungan terhadap gerakan atau demokrasi di berbagai Negara
seperti Tunisia (2011) dan Mesir (2011). Pada akhir abad ke 20 yang lalu beberapa
Negara telah mengalami gerakan politik dan didorong juga oleh media social
seperti Indonesia (1998), Filipina (2001), Malaysia (2008). b. Peningkatan
Kesadaran Sosial Aktivisme Apa Itu Aktivisme Sosial?
Aktivisme sosial adalah praktik upaya reformasi institusi, perilaku,
hubungan, dan harapan dalam masyarakat. Untuk mencapai tujuan khusus mereka,
aktivis sosial bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan politik, membangun
lembaga atau organisasi baru, atau mendorong individu untuk mengubah perilaku
mereka secara langsung. Gerakan sosial yang umum dilakukan para aktivis
meliputi kesetaraan ras, kesetaraan gender, reformasi imigrasi, hak asasi manusia,
hak LGBTQ+, dan kebebasan beragama.
Bentuk aktivisme lainnya termasuk aktivisme lingkungan dan aktivisme komputer
(atau hacktivisme).
4 Contoh Aktivisme Sosial
Aktivisme sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, antara lain:

1. Pilihan ekonomi : Dalam masyarakat kapitalis, Anda dapat menggunakan


uang sebagai alat untuk melakukan tindakan langsung dan advokasi.
Individu mungkin memilih untuk membelanjakan uangnya hanya pada
bisnis yang mendukung tujuan sosial mereka dan memboikot bisnis lain
yang tidak sejalan dengan kode etik mereka. Aktivisme ekonomi biasanya
bergantung pada tindakan kolektif—pilihan yang selaras dari sekelompok
besar orang—untuk menghasilkan perubahan.
2. Media sosial untuk perubahan sosial : Aktivis sosial di abad kedua
puluh satu menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan
kesadaran akan isu-isu dan menghubungkan individu yang berkepentingan
dengan organisasi aktivis. Pada tahun 2010-an, para aktivis di
negaranegara Arab menggunakan platform internet untuk menyiarkan
protes kepada khalayak internasional; gerakan ini, yang disebut Arab
Spring, mengkodifikasikan pentingnya media sosial dalam aktivisme dan
kesadaran kontemporer. Tagar (dalam “aktivisme hastag”) juga merupakan
salah satu bentuk aktivisme media sosial. Contohnya termasuk tagar
#BlackLivesMatter, yang digunakan para advokat untuk menyerukan
prasangka terhadap komunitas Kulit Hitam, dan tagar #MeToo, yang
menyebarkan kesadaran akan pelecehan seksual.
3. Protes sosial untuk mengubah kebijakan publik : Mobilisasi—
pengumpulan sekelompok orang di depan umum—merupakan metode
lama untuk melakukan perubahan sosial secara offline; contohnya
termasuk demonstrasi, aksi duduk, pertemuan damai, dan bentuk
pembangkangan sipil lainnya. Demonstrasi publik dapat menjadi cara yang
ampuh untuk menunjukkan dukungan terhadap kelompok-kelompok
marginal yang mungkin kurang terlihat. Contoh yang terkenal adalah
Pawai di Washington untuk Pekerjaan dan Kebebasan, yang
diselenggarakan oleh para pemimpin gerakan hak-hak sipil . Lebih dari
200.000 orang menghadiri pawai tahun 1963 di Washington, DC untuk
mendorong pemerintah federal mengambil tindakan atas diskriminasi dan
ketidakadilan terhadap orang kulit hitam Amerika. Selama pawai, Dr.
King menyampaikan pidatonya yang terkenal “Saya Punya Impian” di
depan Lincoln Memorial.
4. Seni (atau artivisme) yang sadar sosial : Banyak seniman—termasuk
pelukis, pematung, seniman jalanan, dan penulis—menggunakan karya
mereka untuk membangkitkan kesadaran akan isu-isu sosial dan
memperjuangkan perubahan. Contoh aktivis seni (atau seniman) termasuk
pelukis Jacob Lawrence, seniman jalanan Banksy, dan penulis Toni
Morrison.

c. Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Kesadaran Sosial Aktivisme

Media sosial telah membuka ruang baru bagi penggunanya. Ruang tersebut
berupa dimensi yang masih bersifat netral, yang belum ada komponenkomponen
yang mengisinya. Dalam hal ini yang menentukan adalah pengguna media sosial,
dengan tujuan pemanfaatan media sosial. Komponenkomponen dari tujuan itu
yang membentuk fungsi dari ruang di dalam media sosial. Media sosial telah
memberikan ruang tersendiri bagi para penggunanya. Aktivis media sosial
memanfaatkan ruang tersebut untuk melancarkan gerakan mereka. Dunia maya
telah mengubah kaum muda dalam perkembangan gerakan masyarakat sipil
karena ruang publik yang tercipta di dunia maya mempengaruhi pengguna media
sosial lain dalam menanggapi isu yang ada di berbagai bidang.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Aktivisme kaum muda di media sosial menjadi kekuatan penyeimbang


pemerintah, disaat pemerintah tidak dapat menjangkau isu yang ada di masyarakat
dengan media sosial gerakan kaum muda mengangkat isu itu ke publik, sehingga
menjadi isu yang mendapatkan perhatian publik, gerakan kaum muda ini juga
menjadi pengganti peran pemerintah disaat pemerintah lambat dan tidak dapat
menjangkau masyarakat kedalam lingkup terkecil di sinilah peran gerakan kaum
muda mengisi kekosongan peran yang ditinggalkan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai