Anda di halaman 1dari 14

SOCIAL MEDIA SEBAGAI MEDIA KAMPANYE PARTAI POLITIK DI INDONESIA

Diajukan Sebagai Persyaratan

Kelulusan Program Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

NAMA : Metha Jayanti

NIM : 030253519

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS TERBUKA

2021
SOCIAL MEDIA SEBAGAI MEDIA KAMPANYE PARTAI POLITIK DI INDONESIA

Oleh Metha Jayanti


Jurusan Ilmu komunikasi

ABSTRAK

Kekuatan media sosial untuk mempengaruhi masyarakat didasarkan secara eksklusif pada aspek
sosialnya: ini berarti interaksi dan partisipasi yang bisa dilakukan melalui kampanye. Kampanye
pada dasarnya adalah penyampaian pesan ±pesan dari pengirim kepada khalayak. Dengan
berkembangnya teknologi internet dan banyak penduduk di Indonesia menggunakan internet serta
mempunyai media sosial seperti facebook, twitter, blog dan youtube. Indonesia menempati urutan
kedelapan di seluruh dunia. Layanan jaringan media sosial yang khas bisa berbagi konten,
komunitas web, dan forum internet media sosial dari alat dan komunitas yang berbeda.
Penggunaan media sosial itu harus direncanakan, dikomunikasikan dan di program untuk
meningkatkan kredibilitas partai. komunikasi organisasi adalah pertimbangan yang penting untuk
memastikan cukup interaksi dalam platform media sosial. Dapat disimpulkan bahwa media sosial
telah memainkan dan akan terus memainkan peran penting dalam kampanye politik politik. Sejauh
penggunaan masa depan media sosial melalui platform seperti Facebook , Twitter , dan Youtube ,
kandidat politik akan terus berinteraksi dengan pendukung dan menerima dukungan dalam bentuk
sumbangan dan relawan.

Kata Kunci : Media social, kampanye politik


PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi membawa sebuah perubahan dalam masyarakat.

Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik budaya,

etikan dan norma yang ada. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dengan berbagai kultur

suku, ras dan agama yang beraneka ragam memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial. Dari

berbagai kalangan dan usia hampir semua masyarakat Indonesia memiliki dan menggunakan

media sosial sebagai salah satu sarana guna memperoleh dan menyampaikan informasi ke publik.

Oleh sebab itu penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: apa pengertian media

sosial, apa dampak media sosial terhadap masyarakat di Indonesia dan apa pengaruh media sosial

terhadap perubahan sosial masyarakat di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

gambaran lengkap / eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial.

Maraknya traffic penggunaan media sosial sudah bukan hal yang baru di Indonesia. Sejak

mengalami booming di tahun 2012, keterikatan masyarakat terhadap media sosial semakin

meningkat. Media sosial yang awalnya hanya digunakan sebagai media untuk bersosialisasi

dengan teman dan kerabat dekat, kini mulai menembus komunikasi antara individu dengan

institusi. (Ardha,2014)

Melihat fenomena ini, partai politik dan kandidat mulai melirik media sosial sebagai suatu

alat untuk berinteraksi dengan konstituennya, termasuk untuk mempromosikan produk mereka.

Bahkan, menjelang Pemilu Legislatif, Partai Politik mulai gencar membuat akun untuk melakukan

kampanye terhadap partai dan caleg mereka.


Melihat fenomena itu, Banyak para calon pejabat dan partai politik yang memanfaatkan

media sosial sebagai sarana berkampanye. Kampanye yang dimaksud adalah dalam upaya

mendapatkan dukungan baik saat pemilihan umum legislatif, pemilu calon presiden, mauapun

pemilihan umum kepala daerah dan sebagainya. Kampanye tersebut baik dilakukan oleh

organisasi, tim sukses, maupun pejabat itu sendiri. Hal ini dikarenakan mereka menilai masyarakat

banyak yang aktif dalam menggunakan media sosial. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah

dalam menarik simpati masyarakat untuk memilihnya. Dengan menunjukkan berbagai prestasi dan

kelebihan yang mereka miliki, masyarakat akan lebih mudah untuk dipengaruhi. Mereka juga bisa

menyampaikan mengenai rencana-rencana yang akan diwujudkan setelah terpilih dalam pemilihan

umum. Jadi, kampanye tidak hanya dilakukan secara offline saja, namun juga secara online untuk

semakin meyakinkan masyarakat mengenai rencana mereka. Kemudian, media sosial juga dapat

menaikkan pamor mereka yang akan bersaing dalam pemilihan umum.

Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai 63

juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Tahun depan, angka itu diprediksi naik

sekitar 30 persen menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139

juta atau 50 persen total populasi pada 2015.

Dengan berkembangnya teknologi internet dan banyak penduduk di indonesia

menggunakan internet serta mempunyai media sosial seperti facebook, twitter, blog dan youtube,

Hal ini menjadi jelas bahwa alat online memainkan peran penting dalam membentuk opini publik

dan pengaturan agenda politik (Woolley, Limperos and Oliver, 2010 ). Menguasai komunikasi

publik adalah salah satu kunci untuk memenangkan kompetisi di dunia politik, dan saat ini salah

satu chanel yang efektif adalah media sosial.


Gerakan atau kegiatan politik dengan memanfaatkan media sosial juga kini banyak di

gunakan oleh para politisi di Indonesia, seperti pada saat pilkada di Jakarta beberapa waktu lalu

yang akhirnya dimenangkan oleh Jokowi dan Ahok. Kemenangan tersebut juga di tunjang dengan

handalnya kampanye di media sosial.

Sebagai pengguna media sosial, kita harus bisa menyaring mana berita yang benar dan

salah dengan mencari informasinya secara detail terlebih dahulu. Sehingga, suasana politik tidak

ternodai dengan isu-isu yang tidak benar.


PEMBAHASAN

A. SEJARAH MEDIA SOSIAL

Media sosial kini memiliki peranan penting dalam kehidupan, semula media sosial

hanya digunakan untuk bersosialisasi dan berinteraksi antar pengguna.Dalam

perkembangannya, media sosial digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari berbagi

pengetahuan, kegiatan sosial, menyebar undangan hingga jualan.

Pesatnya perkembangan teknologi sekarang membuat banyak aplikasi media sosial

baru yang bermunculan di dunia maya. Kini dengan mengandalkan smartphone yang

berhubungan dengan internet, seseorang sudah bisa mengakses beberapa situs sosial media

seperti, facebook, twitter, line, wechat, kakao talk dan itu semua bisa kita akses dimana

saja dan kapan saja asalkan terhubung dengan koneksi internet dan itu membuat arus

informasi semakin besar dan pesat. Perkembangan sosial media yang pesat ini tidak hanya

terjadi pada negara negara maju saja, di negara berkembang seperti Indonesia, banyak user

atau pengguna sosial media dan perkembangan yang pesat ini bisa menjadi pengganti peran

media massa konvensiaonal dalam menyebarkan berita atau informasi.

Pada tahun 1920-an, menurut the Oxford English Dictionary orang mulai berbicara

tentang media masa dan satu generasi. Kemudian pada tahun 1950-an, orang mulai bicara

tentang revolusi komunikasi, namun perhatian terhadap sarana-sarana komunikasi jauh

lebih tua daripda itu. Retorika, yaitu studi tentang seni berkomunikasi secara lisan dan

tulisan, sudah mendapat tempat yang sangat terhormat di masa Yunani dan Romawi kuno.

Retorika juga dipelajari di abad pertengahan, dan dengan semangat yang lebih besar lagi

di zaman Renaissance. (Zainudin & Rahman,2006)


Dalam paruh pertama abad ke-20, terutama sekali ketika munculnya perang dunia

ke dua, perhatian para ilmuwan terfokus pada studi tentang propaganda. Baru-baru ini,

beberapa ahli teori yang ambisius, mulai dari antropologi prancis Claude Levi-Strauss

sampai pakar sosiologi jerman Niklas Luhman telah memperluas konsep komunikasi lebih

jauh lagi. Luhman tentang kekuasaan, uang dan cinta karena demikian banyaknya

Komunicationsmedien ( Yakub,2008)

Tahun 1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. Situs ini

menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga

pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun. termasuk hal pribadi ataupun

untuk mengkritisi pemerintah. Bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak

berkembangnya sebuah media sosial5 . Perkembangan media sosial di indonesia berangkat

dari masuknya internet ke indonesia yaitu pada tahun 1990 an, saat itu jaringan internet di

Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, di mana semangat kerjasama,

kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya. Agak

berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya kemudian yang terasa

lebih komersial dan individual di sebagian aktivitasnya, terutama yang melibatkan

perdagangan Internet.

Sejak 1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan CIX

(Inggris) dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet. Berdasarkan catatan whois

ARIN dan APNIC, protokol Internet (IP) pertama dari Indonesia, UI-NETLAB

(192.41.206/24) didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988. RMS Ibrahim,

Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi

Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupa kan beberapa nama-nama legendaris di awal
pembangunan Internet Indonesia pada tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal

telah mengontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan

sejarah jaringan komputer di Indonesia. Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan

Internet di Indonesia dapat dilihat di beberapa artikel di media cetak seperti KOMPAS

berjudul "Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio" di bulan November 1990.

Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB pada

tahun 1989.

B. PENGERTIAN MEDIA SOSIAL

Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi, terkadang

pengertian media ini cenderung lebih dekat terhadap sifatnya yang massa karena telihat

dari banyaknya pembahasan tentang komunikasi massa. Beragam kriteria bisa dibuat untuk

melihat bagaimana media itu, ada yang membuat krietria media berdasarkan teknologinya,

seperti media cetak yang menunjukan bahwa media tersebut dibuat dengan mesin cetak

dan media elektronik yang dihasilkan oleh perangkat elektronik. Dari sumber atau organ

yang menjelaskan bagaimana cara mendapatkan atau bagaimana kode-kode pesan itu

diolah, misalnya media vidio visual yang diakses dengan mengggunakan organ

pendengaran dan penglihatan. Ada juga yang menuliskannya berdasarkan bagaimana pesan

itu disebarkan seperti media penyiaran (broadcast) dimana media merupakan pusat dari

produksi pesan, seperti stasiun televisi, dan pesan itu disebarkan serta bisa dinikmati oleh

siapa saja asal memiliki pesawat televisi (Kurniawan,2016)

C. JENIS MEDIA SOSIAL

Media sosial adalah media yang sangat memungkinkan orang (penggunanya) untuk

saling bersosialisasi dan berinteraksi, berbagi informasi maupun menjalin kerjasama.


Setidaknya ada tujuh kategori pembagian media sosial, terlepas dari pembagian

berdasarkan model jaringan yang terbentuk, karaketeristik pengguna, ataupun berdasarkan

file atau berkas yang yang disebarkan oleh pengguna. Pembagian jenis media sosial ini

merupakan upaya untuk melihat bagai mana jenis media social itu sendiri itu, bukan bereti

membatasi pada perkembangan platform di internet dan apliakasi di perangkat telepon

genggam jenis-jenis media social :

1. Media jejaring social


2. Blog
3. Media sharing
4. Social bookmarking
5. Wiki

D. PENGERTIAN KAMPANYE

Kampanye menurut kamus bahasa Indonesia adalah serentak mengadakan gerakan

bisik- gerakan dengan jalan menyiarkan kabar angin kampanye. Menurut Rice dan Paisley

menyebutkan bahwa kampanye adalah keinginan untuk mempengaruhi kepercayaan dan

tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif. Kampanye politik adalah

bentuk komunikasi politik yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang atau

organisasi politik dalam waktu tertentu untuk memperoleh dukungan politik dari

masyarakat.

Pengertian kampanye berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah pada pasal 1 angka 26 adalah kegiatan Peserta Pemilu untuk

meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Peserta pemilu.
E. JENIS-JENIS KAMPANYE

Menurut Heryanto & Farida (2011) Adapun jenis-jenis kampanya adalah sebagai

berikut :

Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) N0. 35 Tahun 2004 Tentang

Kampanye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden mengatur semua jenis atau

bentuk kampanye.jenis-jenis kampanye menurut beberapa sumber, yaitu:

1. Product Oriented Campaigns


2. Candidate Oriented Campaigns
3. Ideologically or cause oriented campaigns
4. Jenis kampanye menyerang

F. TUJUAN KAMPANYE

Adapun tujuan kampanye menurut Ibid, 2012

1. Kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran

pengetahuan kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan adalah munculnya

kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak

terhadap isu tertentu.

2. Pada tahap berikutnya diarahkan pada perubahan sikap. Sasarannya adalah untuk

memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau keberpihakan khalayak pada isu-

isu yang menjadi tema kampanye.

3. Sementara pada tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah

perilaku khalayak secara konkrit dan terukur. Tahap ini menghendaki adanya

tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye.


G. SOCIAL MEDIA SEBAGAI MEDIA KAMPANYE PARTAI POLITIK DI

INDONESIA

Data yang dilansir dari Kominfo.go.id Sebuah survei yang diselenggarakan

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah

pengguna internet di Indonesia tahun 2019-2020 berjumlah 73,7 persen, naik dari 64,8

persen dari tahun 2018. Dengan berkembangnya teknologi internet dan banyak penduduk

di indonesia menggunakan internet serta mempunyai media sosial seperti facebook, twitter,

blog dan youtube, Hal ini menjadi jelas bahwa alat online memainkan peran penting dalam

membentuk opini publik dan pengaturan agenda politik.

Politisi , warga dan wartawan semakin mengadopsi media sosial baru seperti

Twitter , Facebook dan Youtube untuk mendukung tujuan-tujuan politik mereka , baik itu

untuk terlibat dengan para pemangku kepentingan lainnya dalam ruang publik politik ,

kampanye , menyebarkan atau mengambil informasi , atau berkontribusi terhadap

perdebatan rasional kritis (Habermas, 2006). Menguasai komunikasi publik adalah salah

satu kunci untuk memenangkan kompetisi di dunia politik, dan saat ini salah satu chanel

yang efektif adalah media social

Penelitian yang dilakukan oleh Wirga, (2016) yang berjudul “ Analisis Konten Pada

Media Sosial Video Youtube Untuk Mendukung Strategi Kampanye Politik” hasil

memaparkan YouTube menyediakan mekanisme interaksi social untuk mendapatkan opini

dan tontonan dari pengunjung melalui komentar, pemilihan, pemeringkatan, pemilihan

favorit, pembagian rujukan, perujukan tayangan serta komentar positif dan negative yang

diberikan oleh pengguna. Informasi ini penting dan berguna dalam mempelajari perlakuan

pengguna dan masyarakat atas video dan tayangan yang ada pada media social seperti
YouTube. Mekanisme Interaksi sosial dapat dikelompokkan menjadi struktur analisis

sentiment pada video YouTube. Berdasarkan struktur ini, dapat dilakukan analisis terhadap

popularitas level dari video dan kanal pada YouTube termasuk pula sentiment analisisnya.

Tidak hanya dapat menganalisa komentar yang diberikan pada video, tapi juga termasuk

semua aspek interaksi yang ada pada YouTube yang didapat melalui tayangan videonya.

Karenanya, sentiment public terhadap informasi baik positif ataupun negative, dapat

dikumpukan melalui analisa video atas kajian tema tertentu. Bahkan dari analisa ini, kita

dapat menyimpulkan dampak negative ataupun positif yang dapat diakibatkan oleh

tayangan video itu. Baik itu sentimen publik ataupun dampaknya baik positif ataupun

negative, dapat digunakan untuk mendukung perencanaan strategi yang akan dilakukan

pada pelaksanaan kampanye politik. Popularitas model dari calon yang diusung oleh partai

politik tertentu, dapat dibentuk melalui pengamatan terhadap komentar yang diberikan,

pilihan, pemeringkatan, jumlah share serta opini public atas aksi ataupun pernyataan yang

dipublikasi oleh calon pada kampanye melalui video pada YouTube.

Gerakan atau kegiatan politik dengan memanfaatkan media sosial juga kini banyak

di gunakan oleh para politisi di Indonesia, seperti pada saat pilkada di Jakarta beberapa

waktu lalu yang akhirnya dimenangkan oleh Jokowi dan Ahok. Kemenangan tersebut juga

di tunjang dengan handalnya kampanye di media social


KESIMPULAN

Menguasai komunikasi publik adalah salah satu kunci untuk memenangkan

kompetisi di dunia politik, dan saat ini salah satu chanel yang efektif adalah media social.

Politisi , warga dan wartawan semakin mengadopsi media sosial baru seperti Twitter ,

Facebook dan Youtube untuk mendukung tujuan-tujuan politik mereka , baik itu untuk

terlibat dengan para pemangku kepentingan lainnya dalam ruang publik politik , kampanye

, menyebarkan atau mengambil informasi , atau berkontribusi terhadap perdebatan rasional

kritis. Penggunaan Alat media social itu harus direncanakan, di komunikasikan dan di

program untuk meningkatkan kredibilitas partai. komunikasi organisasi adalah

pertimbangan yang penting untuk memastikan cukup interaksi dalam platform media

sosial. Dapat disimpulkan bahwa media sosial telah memainkan dan akan terus memainkan

peran penting dalam kampanye politik


Daftar Pustaka

Briggs, A. (2006). Sejarah Sosial Media. Yayasan Obor Indonesia.


Gun gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2011
Habermas, J. (2006). Political communication in media society: Does democracy still enjoy an
epistemic dimension? The impact of normative theory on empirical
research. Communication theory, 16(4), 411-426.
Kurniawan. Jurnalisme maya. .Bandung.Rosdakarya.2016
Rohmadi, A. (2016). Tips produktif ber-social media. Elex Media Komputindo.
Undang-undang No. 1 tahun 2015, Tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota, pasal 1
angka 26
Utama, Yakub. Sejarah Media Sosial.jakarta. Rineka Cipta. 2008
Venus, A., Rema Karyanti, S., & Rakhmat, J. (2004). Manajemen kampanye: panduan teoritis dan
praktis dalam mengefektifkan kampanye komunikasi. Simbiosa Rekatama Media.
Wirga, E. W. (2017). Analisis Konten Pada Media Sosial Video Youtube Untuk Mendukung
Strategi Kampanye Politik. Jurnal Ilmiah Informatika Komputer, 21(1).

Anda mungkin juga menyukai