Anda di halaman 1dari 16

Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

DINAMIKA PARTISIPASI POLITIK REMAJA MELALUI MEDIA SOSIAL

Juwono Tri Atmodjo


Mahasiswa Doktoral Jurusan Komunikasi Universitas Padjajaran
e-mail : trijuw@gmail.com

Abstract, Many felt political Communications should be used to tell voters why they should
vote for a particular candidate—or why they should vote at all—as opposed to why another
candidate might be an inappropriate choice. As adolescent, they become uncertain about the
self, and the need to belong and to find one’s unique identity as a person becomes very
important. This paper to understand how political communications and interpersonal
communication on social media can be increase participation New Voters in legislative and
excecutive elections. New Voters (teens through) social media participation is very low, only
at the stage know and pleasure.

Key words : social media, political education, new voters.

Abstrak, Banyak yang merasa Komunikasi politik harus digunakan untuk memberitahu
pemilih mengapa mereka harus memilih calon - atau khusus mengapa mereka harus memilih
sama sekali - sebagai lawan mengapa calon lain mungkin menjadi pilihan yang tidak pantas .
Sebagai remaja , mereka menjadi tidak pasti tentang diri , dan kebutuhan untuk milik dan
untuk menemukan identitas yang unik seseorang sebagai seseorang menjadi sangat penting .
Tulisan ini untuk memahami komunikasi bagaimana politik dan komunikasi interpersonal di
media sosial dapat meningkatkan partisipasi pemilih baru di pemilu legislatif dan excecutive .
Pemilih baru ( remaja melalui ) partisipasi media sosial sangat rendah , hanya pada tahap tahu
dan kesenangan .

Kata kunci: media sosial, pendidikan politik, pemilih pemula

PENDAHULUAN media massa dan jumlah media massa


yang berisikan informasi masuk ke ruang
Pergulatan media massa dalam publik. Semakin luasnya ruang public,
menguasai ruang publik berasal dari berarti tumbuhnya wahana masyarakat
perkembangan pemanfaatan media oleh untuk mertukar opini, berdiskusi dan
masyarakat itu sendiri. Masalah kebutuhan berkomunikasi dengan masyarakat lainnya.
akan informasi masyarakat mendorong Media massa telah mampu menjembatani
tumbuhnya jenis dan jumlah media massa antar anggota masyarakat, anggota
yang masuk ke ruang publik. masyarakat dan negara/penguasa, pemilik
Ruang publik atau public sphere modal dengan masyarakat, alih-alih
yang dikemukan oleh Habermas adalah institusi media dengan
seluruh realitas kehidupan sosial yang masyarakat,penyedia portal media baru
memungkinkan masyarakat untuk bertukar dan atau penguasa.
pikiran, berdiskusi serta membangun opini Peran ideal media sebagai salah satu
publik secara bersama. pilar menjaga bangsa bertarung dengan
Dalam era keberlimpahan informasi kepentingan ekonomi untuk bias tetap
ditandai dengan banyaknya jenis-jenis bertahan, berkembang dan menguasai lini
281
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

ruang public semakin luas. Proses seleksi mobile, perangkat komunikasi Hand
alam yang panjang dalam masyarakat telah Phone (HP) yang era 90-an hanya sebagai
menyisakan beberapa institusi media yang wahana komunikasi, berkembang dengan
menguasai sebagian besar ruang public. terintegrasinya SMS di HP, sehingga pager
Penguasaan ruang publik setidaknya tidak berkembang lagi di Indonesia.
empat pilar yang menguasaiinya, pertama; Semakin terintegrasinya (divergensi)
pengusaan ruang publik yang sarat dengan peralatan yang ada pada HP. Radio, TV,
modal yaitu penguasaan ruang iklan oleh camera, internet, scanner, msoffice, dsb
pemilik-pemilik modal seiring dengan telah membawa perubahan yang luar biasa
pertumbuhan industri dan perdagangan dari dua dasawarsa ini.
dalam Negara dan lintas Negara. Semakin Di era digital dewasa kini, situasi
terbukannya perdagangan lintas Negara politik sangat dipengaruhi oleh peran
semakin tidak adanya produk yang hanya media, baik media televisi, media cetak
diorientasikan pada area lokal, khususnya maupun media sosial. Sebagaimana situasi
pada produk tekhnologi tinggi. Kedua, pemilihan presiden 2014 yang jauh
Lamannya pemilik media massa mengusai berbeda dengan situasi politik di era
ruang publik semakin membesarnya modal pemilihan 2004 dan 2009. Pada 2004 dan
yang dimiliki media massa dalam 2009 partisipasi politik dari media sosial
mengusai berbagai jenis media massa. belum mendominasi seperti saat ini, selain
Ketiga, demokratisasi politik di Indonesia itu juga pemuda yang menjadi netizen
membawa perubahan besar pada media sosial sebagian besar juga ikut
pertarungan antar partai politik dan berperan dalam situasi politik kali ini.
kandidat partai dalam mengusai ruang Hadirnya media jejaring sosial
public baik sebagai wahana informative, seperti Facebook, Twitter, Path, Kaskus,
mendiskusikan banyak hal, menciptakan dll menjadi sangat menarik karena media
opini bahkan menciptakan pembenaran- jejaring sosial dipandang sebagai kekuatan
pembenaran. Keempat : munculnya media baru yang cukup menjanjikan dalam
baru berbasis web telah telah mengeser masyarakat berbangsa dan bernegara.
berbagai pola penggunaan media oleh Bahkan dengan melalui media sosial
masyarakat, baik untuk iklan, sebuah kekuasaan bisa ditumbangkan.
menyebarkan opini, komunikasi antar Sehingga sebuah pendapat yang
personal bermedia (sosial media) oleh mengatakan gerakan media sosial bisa
pengguna. menjadi gerakan sosial yang sangat
Perkembangan tekhnologi diperhitungkan bisa dianggap benar.
komunikasi begitu pesatnya setelah Peristiwa yang sangat menyita publik
pemanfaatan komputer atau platform adalah peristiwa jatuhnya Presiden
computer digunakan pada alat komunikasi Tunisia, Zein El Abidine ben Ali yang
berbasis web. Komputer dengan jaringan sudah berkuasa selama 23 tahun karena
network yang dahulu bersifat static, gerakan dari pemuda Tunisia melalui
sekarang sudah pada mobil mini computer media jejaring sosial facebook, twitter, dan
dengan jaringan berbasis web dalam media sosial lain, kemudian mereka
sebuah World Wide Web. Ada pergeseran menyebut ini sebagai ―Revolusi Media
pemanfatan computer yang dulunya untuk Sosial.‖
computasi, sekarang sebagai media Berdasarkan data survey MarkPlus
entertaint dan media komunikasi “ from Youth 76,7% anak muda di Indonesia rajin
computation to entertaint and update status di media sosial. Selain itu
communications”. berdasarkan data Yahoo dan TNS pada
Pemanfatan media internet yang 2009 menyebutkan bahwa 64% pengguna
dulunya statik sekarang berubah menjadi internet di Indonesia adalah golongan

282
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

muda yang berumur antara 15-19 tahun. Apakah yang dikomunikasikan ?


Hal ini disampaikan Raka Ibrahim, Bagamana cara remaja berpartisipasi
penggiat Pamflet, sebuah organisasi riset, dalam ruang publik tentang politik ?
dalam diskusi ―Proyeksi Aktivisme Digital Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
di Tahun 2014″ di Jakarta. Melihat data kajian ini dengan permasalahan :
ini, dibuatnya akun media sosial ini oleh bagaimana partisipasi politik Remaja
para politikus adalah salah satu cara untuk melalui sosial media di Jakarta Barat ?
menarik simpati anak muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Anak muda sebagai pengguna dan mengambarkan berbagai cara dan
terbanyak internet mempunyai bentuk partisipasi Remaja melalui sosial
kecenderungan menyebarkan pengaruh media di Jakarta Barat ?
mereka kepada sesama pengguna media
sosial dalam partisipasi politiknya. Anak KAJIAN TEORI
muda sebagai netizen yang paling banyak
mempunyai kecenderungan memberikan Palmgren, Wenner dan Rosengreen
pengaruh ke sesama pengguna media (1981 :10) memberikan asumsi dasar
sosial dalam partisipasi politiknya. penggunaan media oleh khalayak untuk
Penggunaan sosial media memenuhi kebutuhannya, yaitu : (1)
berkembang pesat seiring dengan semakin khalayak itu aktif, maka (2) penggunaan
berkembangnya masyarakat pengguna media dipandang sebagai pencapaian
pada tekhnologi komunikasi. Jumlah dan tujuan dan (3) terjadi persaingan dengan
jenis media sosial ini sebagai fasilitas sumber-sumber pemenuhan lainnya
komunikasi yang dapat digunakan remaja sehingga (4) khalayak berkeinginan
dengan basis internet rumahan/sewa, menghubungkan kebutuhan dengan
handphone, Black Berry, Iphone, Tablet, pemilikan media, (5) konsumsi media
modem dsb. Remaja sekarang tidak lepas dapat memenuhi sejumlah besar kepuasan,
dari sosial media yang digunakan untuk meskipun (6) isi media tidak dapat
berbagai kebutuhan. digunakan untuk memprediksi pola-pola
Patisipasi politik anak muda masa kepuasan secara tepat, karena (7)
kini lebih terbuka dan dipengaruhi oleh karakterristik-karakteristik media
media sosial yang mereka gunakan. Tanpa menyusun tingkatan dimana kebutuhan-
disadari, sebagian besar kaum muda sudah kebutuhan mungkin dipuaskan pada waktu
membicarakan hal-hal yang berkaitan yang berbeda, karena (8) kepuasan yang
dengan politik sehingga membuat mereka diperoleh dapat berasal dari isi media,
ingin mengetahui perkembangan politik terpaan media dan situasi sosial dimana
terkini. terpaan terjadi).
Meski demikian, dilapangan tak (1) The audience is active, thus (2)
dapat dipungkiri kalau sebagian dari anak much media use can be concieved as goal
muda sekarang skeptis terhadap politik. directed and (3) competiting with other
Alasannya bermacam-macam, mulai dari sources of need satisfaction, so that when
sekedar malas, tidak peduli dengan politik, ,(4) substantial audience initiative links
sampai mereka yang skeptis dengan politik needs to media choise, (5) media
dan pemilu. Sehingga tak heran jika consumption can fulfill a wide range of
banyak kaum muda yang memilih untuk gratification, although (6) media content
menjadi golput pada pemilu. alone can not be used to predict pattern of
Oleh karena itu, penelitian ini akan gratification accurately because (7) media
mengungkao, apakah penggunaan sosial characteristic structure the degree to
media tersebut digunakan untuk which needs may be gratified at different
mengkomunikasikan pilihan politiknya? times, and further, because (8)

283
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

gratifications obtained can hawa their


origins in media content, exposure in and
of it self, and/or the social situation in
which exposure takes places).
Selanjutnya Mc. Quail (1984 : 128)
menyatakan bahwa pendekatan ini
mempunyai keragaman, termasuk di
dalamnya adalah (1) alokasi waktu pada
media yang berbeda, (2) hubungan
penggunaan media dan penggunaan waktu
untuk kegiatan lain, (3) hubungan
penggunaan media, penyesuaian diri dan
hubungan sosial, (4) fungsi media yang Web Base Communications ,
berbeda atau tipe isi , dan (5) berbagai Steve Mann, mengemukakan tentang
alasan penggunaan media massa. fenomena komputer, internet, dan proses
Berhubungan dengan arus pesan komunikasi secara networking :
dalam pomunikasi massa ini kita Computers were initially
perlu menyimak pendapat Dominik R static objects in isolation. The rise
Josep (2002:22-24) yaitu media massa of networks transformed their
seperti televisi, radio, surat kabar, tabloid connectivity among these terminals
dsb digolongakan sebagai media massa into a World Wide Web. More
tradisional (Traditional Mass recently there have been trends
Comunication) dan adanya media massa towards mobile or nomadic
baru (Internet mass communication), computing. The old notion of
yang penulis rangkum sebagai berikut : computers as large, bulky objects
Traditional Mass Comunication dominating our desks is being
(diadopsi dari Wilbur Scrahmm): replaced by a whole range of new
(1) Information from the devices: laptop computers, palmtop
environment (both news and and even wearable computers. This
entertaiment) is filtered throught a is leading to a new vision called
massmedia organization, where it is ubiquitous computing, whereby any
decodes - interpretation - encodes; object can effectively be linked to
(a).The media organization serves as the network. In the past each
gate keeper; (b). The message is computer required its own Internet
reproduced many time over and sent Protocol (IP) address. In future, we
throught the appropriate chanel; are told, this could be extended to
(c).The far right side of the model all the devices that surround us:
represent the receivers or the persons, offices, cars, trains, planes,
audience; (d). Theese audience telephones, refrigerators and even
member are not just passive light bulbs.
recipients of message; Assuming that a person
2.Audience members are not wishes to be reached, the network
isolated from one another, they are will be able to determine whether
connected to group (family, peer, co- they are at home, in their office, or
worker etc); There is little direct elsewhere and route the call
interaction between sourcess and receivers. accordingly. If the person is in a
meeting the system will be able to
adjust its signal from an obtrusive
ring to a simple written message on

284
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

one’s portable screen, with an


option to have a flashing light in
urgent cases. More elaborate
scenarios will adjust automatically
room temperatures, lighting and
other features of the environment to
the personal preferences of the
individual. Taken to its logical
conclusions this has considerable
social consequences,25 for it means
that traditionally passive Sumber :
environments will be reactive to http://www.fredcavazza.net/2008/06/0
users’ needs and tastes, removing 9/social-media-landscape/
numerous menial tasks from
everyday life and thus leaving The following chart illustrates
individuals with more time and the richness and diversity of social
energy for intellectual pursuits or media:
pure diversion. As you can see, those different
Computers offer a new tools and services can be grouped
method of translating information into categories: a. Publication tools
from one medium to another, with blogs (Typepad, Blogger…),
wherein lies the deeper meaning of wikis (Wikipedia, Wikia,
the overworked term multimedia. Wetpaint…) and citizen journalism
Hence, computers will never create portals (Digg, Newsvine…), b.
paperless offices. They will Sharing tools for videos
eventually create offices where any (Youtube…), pictures (FlickR…),
form of communication can be links (del.icio.us, Ma.gnolia…),
transformed into any other form. In music (Last.fm, iLike…), slideshows
the introduction we raised questions (Slideshare), products reviews
about an excellent article by (Crowdstorm, Stylehive…) or
Classen concerning. products feedbacks (Feedback 2.0,
Although many GetSatisfaction…) c. •Discussions
communication scholars have tools like forums (PHPbb, vBulletin,
studied computer-mediated Phorum…), video forums (Seesmic),
communications (CMC) during the instant messaging (Yahoo!
last several decades, only fairly Messenger, Windows Live
recently researchers have begun to Messenger, Meebo…) and VoIP
make the internet the object of their (Skype, Google Talk…), d.•Social
studies. Each advance of new networks (Facebook, MySpace,
communication technology brings Bebo, Hi5, Orkut…), niche social
new opportunities for research. The networks (LinkedIn, Boompa…) and
internet will provide many tools for creating social networks
possibilities for mass (Ning), e. Micropublication tools
communication researchers, (Twitter, Pownce, Jaiku, Plurk,
especially in the areas of audience Adocu…) and alike (twitxr,
and content research (Stempel and tweetpeek)
Stewart, 2000).

285
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

dipelajari antara lain menyebutkan,


menguraikan, mendefenisikan,
menyatakan dan sebagainya. (2)
Memahami (Comprehension) yaitu suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Kata kerja yang biasa dipakai
menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan terhadap suatu objek dan
sebagainya. (3) Aplikasi (Application)
yaitu sebagai kemampuan untuk
http://www.leapdogmarketing.com/r menggunakan materi yang telah dipelajari
aleigh-social-media-marketing/ pada situasi atau kondisi yang nyata.
Aplikasi dapat diartikan sebagai
Social aggregation tools like penggunaan hukum-hukum, rumus,
lifestream (FriendFeed, Socializr, metode, prinsip dan sebagainya dalam
Socialthing!, lifestrea.ms, konteks atau situasi yang lain. Misalnya
Profilactic…),f. Platforms for dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus
livecast hosting (Justin.tv, BlogTV, pemecahan masalah. (4) Analisis
Yahoo! Live, UStream…) and there (Analysis) yaitu suatu kemampuan untuk
mobile equivalent (Qik, Flixwagon, untuk menjabarkan materi atau objek
Kyte, LiveCastr…), g.Virtual worlds kedalam komponen-komponen, tetapi
(Second Life, Entropia Universe, masih dalam struktur tersebut dan masih
There…), 3D chats (Habbo, ada kaitannya satu sama lain. Misalnya
IMVU…) and teens dedicated dapat menggambarkan atau membuat
virtual universes (Stardoll, Club bagan, membedakan, mengelompokkan
Penguin…), h. Social gaming dan sebagainya. (5) Sintetis (Syntetis)
platforms (ImInLikeWithYou, menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
Doof…), casual gaming portals meletakkan atau menghubungkan bagian-
(Pogo, Cafe, Kongregate…) and bagian informasi sebagai suatu bentuk
social networks enabeled games keseluruhan yang baru. Misalnya dapat
(Three Rings, SGN) i. MMO menyusun, dapat merencanakan terhadap
(Neopets, Gaia Online, Kart Rider, suatu teori atau rumusan-rumusan yang
Drift City, Maple Story) and telah ada.(6) Evaluasi berkaitan dengan
MMORPG (World of Warcraft, Age kemampuan untuk melakukan justifikasi
of Conan…) atau penilaian terhadap materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
Pengetahuan merupakan suatu kriteria yang telah ada.
domain yang sangat penting untuk Santrock (2003) mengklasifikasikan
terbentuknya suatu tindakan seseorang. pembagian remaja ke dalam dua kelompok
Menurut Notoatmodjo (1993) domain usia, yaitu: (1) Remaja Awal (early
kognitif pengetahuan dibagi menjadi enam adolescence) dalam kelompok ini adalah
tingkatan yaitu: (1)Tahu (Know) yaitu individu dengan usia 11 sampai 14 tahun,
mengingat suatu materi yang telah yang tengah mengalami banyak perubahan
dipelajari sebelumnya. Tingkat tahu ini untuk pubertas. Remaja dengan usia
merupakan tingkat pengetahuan yang tersebut pada umumnya merupakan siswa
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur Sekolah Menengah Pertaman (2) Remaja
bahwa orang tahu tentang apa yang telah Akhir dalam kelompok ini adalah individu

286
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

antara usia 15 sampai 19 tahun. Pada dipertimbangkan, karena faktor eksternal


kelompok usia tersebut, remaja mengalami ini bisa mempengaruhi informasi dan
fase munculnya minat yang lebih nyata pendidikan politik. Teman sebaya
dalam hal karir, pasangan, dan eksplorasi dipercaya tidak hanya bisa mempengaruhi
identitas. Umumnya remaja akhir sedang persepsi dan tindakan positif tetapi juga
menjalani studi di Sekolah Menengah Atas mempengaruhi persepsi dan tindakan
dan mahasiswa semester awal atau tahun negatif. Sehingga kecenderungan perilaku
pertama di perguruan tinggi. politiknya berpotensi homogen dengan
Pemilih Pemula, Data Komisi perilaku politik teman dekatnya. Ketiga,
Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan, media massa.
jumlah pemilih pemula Pemilu 2014 yang
berusia 17 sampai 20 tahun sekitar 14 juta
orang. Sedangkan yang berusia 20 sampai
30 tahun sekitar 45,6 juta jiwa. Jumlah
pemilih pemula usia 17-30 tahun
berjumlah 30 persen dari total data pemilih
di Indonesia.
Dari survei Transparency
International Indonesia, didapat data Media massa terutama televisi
bahwa 63 persen anak muda di Jakarta mampu menyajikan sumber informasi
memutuskan untuk menggunakan hak politik kepada khalayaknya secara efektif
suara mereka dalam pemilihan anggota dan efisien, dalam hal ini para remaja atau
DPR, DPRD dan DPD. 29 persen belum pemilih pemula dalam sehari bisa
memutuskan dan delapan persen menghabiskan waktu berjam-jam di depan
menyatakan tidak akan menggunakan televisi, (meskipun tidak selalu menonton
suaranya. program yang berkaitan dengan politik).
Sementara itu, untuk pemilu calon Perkembangan masyarakat telah
presiden dan wakil, 77 persen pemilih menuntun masyarakat demokratis ke level
pemula DKI Jakarta mengaku akan yang lebih tinggi. Hadirnya media jejaring
menggunakan hak pilihnya, 20 persen sosial di era digital atau cyberspace telah
belum memutuskan dan tiga persen tidak membentuk pola komunikasi politik yang
mau menggunakan hak pilih.Survei baru dalam kehidupan demokrasi. Media
dilakukan terhadap 1.000 responden baru ini telah mempengaruhi psikologi
pemilih pemula di DKI Jakarta yang sosial dari masyarakat. Dengan hadirnya
dilaksanakan selama Februari 2014. media jejaring sosial telah menjadikan
Ruang belajar politik bagi pemilih masyarakat mudah meluapkan kebebasan
pemula pertama, ruang keluarga. Di dalam berekspresinya terhadap dinamika politik
lingkungan keluarga mereka belajar yang ada. Sehingga ada yang
berdemokrasi pertama kali, faktor keluarga menyematkan bahwa media jejaring sosial
sangat mempengaruhi cara pandang adalah pilar kelima atau the Fifth Estate
mengenai seluk-beluk kehidupan yang ada dari kehidupan berdemokrasi setelah
di sekitarnya, termasuk pendidikan politik eksekutif, legislatif, yudikatif, dan pers.
diperoleh pertamakali dari ruang keluarga. Stephen Coleman (2001) menyatakan ―The
Keluarga mempunyai kekuatan dalam future of on-line deliberation may well be
mempengaruhi secara emosional, sehingga as ‗fifth estate‘, scrutinizing and engaging
faktor orang tua bisa membentuk perilaku with national parliements and local
pemilih mereka.Kedua, teman sebaya atau council.‖
peer group. Pengaruh teman sebaya tau Media jejaring sosial sebagai new
sepermainan menjadi faktor yang patut media memposisikan untuk berkontribusi
287
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

dalam pendidikan politik. Media jejaring yaitu bagaimana tempo kehidupan di


sosial bertindak sebagai komplemen dari dalam masyarakat informasi yang dipacu
media konvensional untuk mendukung oleh berbagai bentuk teknologi informasi,
aktivitas penggalian dana, telah menggiring berbagai aktivitas politik
mengidentifikasi dan memotivasi warga ke dalam tempo kecepatan dan percepatan
negara aktif serta untuk komunikasi politik yang tinggi, yang dalam tahap tertentu
internal. berpengaruh pada esensi politik itu sendiri
Dengan hadirnya media digital, (Piliang,2005:2-3).
khususnya media jejaring sosial, bisa
memberikan hasil yang baik dalam budaya METODE
politik (political culture) yang juga
merupakan aspek yang penting dalam Tipe penelitian yang digunakan
sistem politik. Budaya politik sendiri adalah penelitian survai (deskriptrif
adalah keseluruhan dari pandangan- survey), yakni penelitian dengan cara
pandangan politik, seperti norma-norma, mendasarkan pada kuesioner pada sampel
pola-pola orientasi terhadap politik dan tentang pandangan dan pengalaman remaja
pandangan hidup umumnya. yang pada pemilu 2014 sebagai pemilih
Fakta media sosial yang semakin pemula berdasarkan usia.
berkembang di Indonesia membuktikan Tabel Dimensi dan Indikator Penelitian
bahwa masyarakat kita sebagai khalayak Variabel Dimensi Indikator
sekaligus komunikator sangat mendukung
kebersamaan. Kita merupakan negara yang Partisipa Tingkat • Jenis sosial
memiliki nilai dasar kekeluargaan. Kultur si Politik penggunaan media yang
terbuka kita menjadikan media sosial Melalui Media baru digunakan
selain sebagai tren global juga dipengaruhi Sosial yang • Jenis alat
aliran besar yang utama dan bertemu pada Media digunakan komunikasi yang
saat bersamaan. Pertama teknologi digunakan
informasi terutama internet dan kedua
Intensitas • Durasi
kondisi sosial politik. Keduanya mampu
penggunaan • Frekuensi
mengkondisikan masyarakat kita melalui
• Situasi
media sosial untuk memunculkan wacana
komunikasi
baru.
• Kondisi saat
Wacana tersebut adalah geopolitik,
berkomunikasi
politik ruang (spatio-politics), dan politik
waktu (chrono-politics). Geopolitik adalah Bentuk • Pembuatan akun
terjadinya perubahan mendasar tentang partisipasi sosial media
fungsi wilayah teritorial, khususnya • Follower partai
bagaimana politik dipandang di dalam • Follower
dunia yang tanpa sekat dan di dalam era kandidat
transparansi yang diciptakan oleh abad • Dukungan /
informasi dan globalisasi. Politik ruang opini
(spatio-politics) yaitu apa yang ada di • kesenangan
dalam teori-teori politik secara tradisional
disebut ruang publik (public sphere) kini Isi pesan • Pesan politik
mengalami berbagai transformasi politik yang yang diterima
mendasar, sebagai akibat dari dikomunika • Pesan politik
perkembangan ruang-ruang maya yang sikan dan yang
diciptakan di dalam jaringan teknologi /atau yang dikomunikasikan
informasi. Politik waktu (chrono-politics), diterima • Sumber pesan

288
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

Media massa seakan mengabaikan fungsi


Data primer diperoleh dari volunter sebagai medium pendidikan pemilih.
95 responden yaitu siswa SMU di Jakarta Meskipun Komisi Pemilihan Umum telah
Barat. Kuesioner tertutup disusun mengeluarkan regulasi melalui peraturan
berdasarkan variabel untuk memperoleh KPU Nomor 01 tahun 2013 tentang tata
jawaban yang tepat menurut responden cara kampanye di media massa, tetap saja
dengan melengkapi jawaban yang beberapa kalangan mengkhawatirkan
disediakan dengan skala Likert, dan kualitas demokrasi yang terbajak oleh
kuesioner terbuka untuk pendalamam praktik konglomerasi media.
wujud partisipasinnya. Media massa merupakan komponen
Desain/format deskriptif survei tidak yang amat penting dalam membangun
digunakan untuk menguji hipotesis dan kesadaran kolektif masyarakat untuk
pengunaan statistik deskriptif (frekuensi, berpartisipasi aktif dalam proses politik.
proporsi, mean/rata-rata, median, modus, Dalam konteks pemilu, media massa
kuartil, varians, standart deviasi, jumlah, memiliki fungsi korelasi sosial (social
range, nilai maksimun-minimum dsb) correlation). Melalui berita serta opini
untuk mengambarkan apa yang terjadi. yang dibuat secara regular, media dapat
menggiring opini serta dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN mempengaruhi perilaku pemilih. Sejatinya
demokrasi dan jurnalisme tumbuh seirama.
Hasil penelitian. Pelaksanaan Demokrasi dianggap tidak baik tanpa
Pemilu 2014 adalah ujian independensi jurnalisme politik yang sehat. Jurnalisme
dan kredibiltas media massa maupun para yang bercampur dengan propaganda
jurnalis dalam menerapkan faedah politik justru akan merubuhkan bangunan
jurnalisme yang benar. Fakta yang ada demokrasi. Kepemilikan siaran media
selama ini adalah media massa belum khususnya media elektronik oleh segelintir
menunjukan mereka bebas dari orang bisa menimbulkan masalah
kepentingan politik. tersendiri menjelang Pemilu 2014. Apalagi
Pada pemilihan 2014 partisipasi jika pemilik media tersebut seorang
pemuda dalam politik tidak hanya pentolan partai politik. Sebab, ketika
mencoblos pilihannya, akan tetapi juga seorang bos media masuk politik, tidak
menjadi bahan pembicaraan di media jarang media akhirnya ―dipaksa‖ untuk
sosial dan orang sekitarnya. turut menciptakan agenda terselubung dan
Minat politik dan partisipasi anak mengonstruksi kehendak pemodal dalam
muda ternyata semakin meningkat seiring bingkai kerja jurnalisme. Lebih-lebih jika
dengan pemanfaatan teknologi internet, pemilik media memiliki ambisi kekuasaan
terutama yang melanda dunia media sosial. teramat besar.
Namun, perlu digarisbawahi, minat politik Sebagai dampaknya, independensi
dan partisipasi kalangan netizen atau media lama-lama akan terkoyak dan ruang
pengguna internet itu terbelah menjadi publik pun menjadi buram. Implikasinya,
dua. masyarakat kini disuguhi berita sampah:
Alih-alih menjadi kekuatan control berita yang penuh polesan citra dan
atas proses politik nasional yang kepentingan. Fenomena ini bisa kita
berlangsung, media malahan terjebak saksikan pada media massa milik para
menjadi corong kepentingan kekuatan pengusaha yang juga petinggi partai
politik. Kerunyaman itu ditambah dengan politik. Sebut saja Ketua Umum Partai
masuknya beberapa petinggi media massa Golkar Aburizal Bakrie yang menjadi bos
menjadi aktor politik yang berlumuran dari TVOne, ANTV, dan VIVAnews;
dengan hasrat berkuasa yang cukup besar. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh

289
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

yang memiliki Media Group seperti konsep- konsep ini. Demokrasi dan Hak
MetroTV, Media Indonesia, dan Lampung Asasi Manusia (HAM) menjadi hal yang
Post; dan Ketua Dewan Pembina Partai penting untuk dipahami oleh anak muda.
Hanura Hary Tanoesoedibjo yang menjadi Sehingga haruslah anak muda
bos MNC (RCTI, GlobalTV, MNCTV, mendapatkan akses dan kesempatan yang
Sindo, dan sejumlah media cetak dan mudah untuk memperoleh pengetahuan
online). Ketiga pengusaha-politisi tersebut mengenai demokrasi dan HAM.
kerap menggunakan frekuensi publik Keterpaparan pengetahuan mengenai
bukan hanya untuk kepentingan bisnis, demokrasi dan HAM ini bukan semata
tapi juga politik. Padahal pemberitaan hanya untuk menghadapi Pemilihan
melalui media itu memiliki posisi sangat Umum namun juga bagi segala sendi
penting. kehidupan anak muda sebagai warga
Media televisi memiliki daya negara dalam berbangsa dan bernegara.
hegemoni lebih canggih daripada media Tingkat partisipasi politik anak muda
lain. Pengaruh media semacam televisi, tentu dipengaruhi oleh banyak faktor,
pelan tapi pasti, akan mempengaruhi pola diantaranya adalah keterpaparan terhadap
pikir masyarakat khususnya dalam pengetahuan Hak Asasi Manusia (HAM),
menentukan pilihannya dalam pemilu 2014 keterpaparan media, ikatan keluarga, dan
nanti. Anggapan itu telah diperkuat oleh keaktifan dalam berorganisasi.
hasil Survei Integritas Anak Muda 2012 Berdasarkan analisis data, bahwa
yang dilakukan oleh Transparency responden perempuan sebesar 71
International Indonesia yang menempatkan responden dan laki-laki 24 responden.
televisi (70.4 %) sebagai sumber informasi Seluruh responden mengakses internet atau
yang mempengaruhi pandangan anak lebih spesifik sosial media melalui HP
muda. Ini menandakan media massa yang dimilikinnya, dan sebagian (36,32%)
khususnya televisi berpotensi menggiring melalui warnet dan hanya sebagian kecil
suara public khususnya anak muda menuju (216,37%) yang mengakses melalui
parpol atau politisi tertentu tanpa internet dirumah dengan waktu
objektifitas yang kuat. penggunaan rata-rata 3 jam. Berdasarkan
Pemahaman-pemahaman mengenai jenis sosial media yang paling banyak
demokrasi dan hak asasi manusia digunakan yaitu Facebook, Twitter dan
merupakan sebuah bekal yang sangat yahoo! Messenger. Hasil kajian ini tidak
berguna bagi kelompok pemilih muda jauh dari pendapat umum bahwa jenis
dalam menghadapi pemilihan umum yang sosial media itu yang paling banyak
segera diadakan. Selain itu, kemudahan digunakan.
untuk mendapatkan pemahaman- Beberapa jenis sosial media yang
pemahaman tersebut juga merupakan digunakan ternyata responden belum
sebuah dimensi dari hak asasi manusia, tak begitu familier untuk menggunakan
terkecuali pemilih muda di Indonesia. maupun memanfaatkan sosial media yang
Namun jika hal ini tidak terpenuhi, para ada. Seperti penggunaan blog, slideshare,
pengambil keputusan selalu menganggap instagram, flicker, skype, Myspace,
sebagai sesuatu yang lumrah dengan Friendfeed, dan Fhorum. Kesamaan sosial
berbagai pembenaran, seperti pemerataan media yang digunakan atau yang belum
belum tercapai karena Indonesia memiliki begitu banyak digunakan menandakan
ruang geografis yang begitu luas. Selain kebutuhan dan isi komunikasi yang
itu, jawaban yang sama juga disampaikan dilakukan oleh remaja tidak jauh berbeda.
ketika institusi-institusi pendidikan dari Jika variasi sosial media yang digunakan
seluruh penjuru Indonesia tidak mampu semakin banyak tentunya semakin
memberikan pemahaman mengenai bervariasi pula isi komunikasi, baik dari

290
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

sisi isi, siombol yang digunakan dan berdebat hingga memberikan informasi
kreativitas yang dilakukan. yang benar kepada sesama. Dari aspek
Media sosial saat ini dapat dijadikan jangkauan pesan yang tersampaikan pun,
kekuatan alternatif yang dapat media sosial memperlancar apapun format
mengimbangi pemberitaan media massa hubungan yang dibangun, selain tentunya,
yang tidak independen. Sosial media bagaimana komunikasi diproduksi,
sebagai wujud peran aktif masyarakat direproduksi, dimediasi, dan diterima.
dalam arus informasi yang penggunanya Berdasarkan hasil penelitian bahwa
terus meningkat menjadi secercah harapan remaja memiliki kemampuan
ditengah arus besar perang media yang mengekpresikan ide atau gagasan dalam
tidak mencerahkan (Lupac, 2008; bentuk siombol, tanda, lambang dan
Golinski, 2012, Perez, 2009, Menou, gambar dengan berbagai cara dan gaya
2006). bahasa kaum remaja, namun partisipasi
Media sosial memberikan ruang bagi remaja tergolong rendah sekali dalam
setiap individu, khususnya orang muda, masalah politik, dari 95 responden, 69
untuk berpartisipasi dalam mengonsumsi responden (72,63 %) responden
serta produksi dan distribusi ide, menyatakan pernah menerima pesan
pengetahuan dan kebudayaan (Lim 2013). tentang politik, tetapi hanya membacanya
Aktivisme media sosial akan lebih saja dan tidak memberi komentar apa-apa,
mungkin sukses memobilisasi dukungan dan .hanya 26 responden (27,37%) yang
massa ketika naratifnya sederhana, merasa pernah berpartisipasi melalui sosial
berhubungan dengan aksi-aksi yang media tentang politik.
beresiko rendah dan sebangun dengan Selanjutnya, dari 26 responden 7
meta-naratif dominan, seperti nasionalisme (26,92) orang yang menjadi follower partai
dan religiusitas. Kesuksesan akan lebih (2 responden) dan kandidat partai (5
sedikit dicapai ketika naratifnya responden), pernah memberikan komentar
dipertentangkan dengan naratif pesaing 15 responden (57,69), dan hanya 4
dominan yang dihasilkan oleh media responden yang merasa pernah
mainstream (Lim 2013). memberikan opini dalam 6 bulan terakhir
Karakter isu-isu publik yang banyak dari Januari 2014.
didukung biasanya isu-isu yang bersifat Melalui sosial media, sikap politik
sosial-kemanusiaan dan tidak anak muda sesungguhnya bisa terbentuk.
kontroversial, atau isu-isu aman atau isu- Sosial media bisa dijadikan sebagai sarana
isu yang tidak butuh pendalaman content. pembelajaran politik menjelang pemilu
Isu-isu keagamaan/pluralisme dan LGBT 2014. Sifat sosial media yang independen,
adalah yang paling sulit mendapat bebas dan tanpa batas, memungkinkan
dukungan luas, termasuk isu-isu yang anak muda dapat berinteraksi langsung
bersifat ―konflik horizontal,‖ ketimbang dalam fenomena politik yang sedang
―konflik vertical.‖ terjadi. ―celotehan‖ anak muda disosial
Masyarakat takkan lagi dengan media sebetulnya terus dipantau oleh elit
mudah ditipu dan dibodohi dengan negara serta dijadikan bahan rujukan
pemberitaan yang bombastis dari media- dalam mengambil sikap politik. Kampanye
media besar karena telah mempunyai secara massif dan terus menerus di jejaring
media penyeimbang sebagai filter sosial juga akan berdampak perilaku
informasi. Sosial media memberikan pemilih pada pemilu mendatang. Anak
kesempatan yang sama kepada siapapun muda tentunya bisa langsung berinteraksi
untuk membagi serta mendapatkan berita dengan celeg ataupun calon presiden yang
atas sebuah fenomena yang sedang terjadi. sedang mereka bidik. Tentunya interaksi
Setiap orang bisa mengutarakan pendapat,

291
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

tersebut bisa berupa pendapat, saran atau Ketika semua orang yang melek
bahkan kritikan tajam. informasi menggunakan media sosial,
Pesan politik yang diterima paling maka peluang perluasan kampanye isu-isu
banyak melalui facebook 61 responden, publik menjadi besar, karena ia dapat
twitter 22 responden, YM 9 responden, mempopulerkan isu atau menjadi semacam
dan blog 3 responden. Pesan politik yang amplifiernya para pengusung (trender),
diterima berupa opini 35 (36,84), gambar yang membangun diskusi yang beragam
partai 14 (14,74%), foto 9 (9,47%), dengan lingkungan yang lebih luas.
karikatur 4 (4,21%) dan lucu-lucuan 33 Dalam konteks pendidikan politik,
(34,74%). media sosial membantu mengurangi sikap
Tujuan penggunaan media sosial apatisme politik dalam pemilu, di mana
oleh mayoritas informan adalah untuk orang bisa saling membagi informasi
membicarakan persoalan publik yang lebih tentang calon yang didukung, program dan
luas, kemudian pekerjaan/organisasi, baru kapasitas yang dimilikinya dengan
persoalan komunitas dan urusan pribadi. melibatkan publik yang lebih luas.
Prosentase pemanfaatan media sosial Informasi yang ramai dan menjadi
untuk kepentingan publik rata-rata 76- diskusi di media sosial juga punya potensi
100%. menjadi berita di media massa dan
Twitter dan Facebook masih elektronik, sehingga lebih memungkinkan
merupakan dua media sosial yang paling menarik perhatian masyarakat lebih luas
banyak digunakan. Sementara untuk dan pejabat publik agar direspon. Namun,
komunikasi tertutup, mailing list yang sejauh ini respon dari pejabat publik atas
terfavorit digunakan, disusul BBM group, masukan, kritik dan usulan dari para
dan mailbox Facebook. Sementara itu, pengguna media sosial ini masih sangat
platform media yang dianggap paling tidak memadai dan pasif; kadang
efektif menggalang dukungan terhadap isu ditampung tanpa ada kejelasan nasibnya.
publik tertentu adalah twitter dan, secara Berdasarkan sumber informasi dari
spesifik, wadah petisi online change.org. teman paling banyak 47 responden
Semua narasumber setuju bahwa (49,47%), partai 12 (12,63%), media
media sosial sangat berpotensi untuk massa online 11 (11,58%), Tokoh/kandidat
pertukaran informasi, diskusi isu-isu 21 (22,11%) dan lainnya 4 (4,21%)
publik, dan partisipasi untuk tujuan responden.
perubahan sosial maupun kebijakan Tidak semua pengguna media sosial
pemerintah. Hal ini dimungkinkana karena adalah netizen, karena tidak semua
media sosial memiliki empat karakter berbicara tentang citizenship. Ada yang
berikut: murah, cepat, nonhierarki, dan seratus persen memakai media sosial untuk
jangkauannya yang luas. sekadar menunjukkan ekspresi privat yang
Karakter non hierarki ini tidak memiliki efek publik. Oleh karena
dikonfirmasi oleh Bu Irma dan Bu Ati itu, percakapan digital (digital
ketika mereka menggunakan Facebook conversation) tidak selalu dapat menjadi
untuk membicarakan berbagai hal terkait wacanan publik (public discourse).
keorganisasian dan kebijakan pungutan Berdasarkan data pengguna media
oleh kelurahan. Ketika mereka bisa leluasa sosial di Indonesia yang lebih dari 60%
berbicara di media sosial, keadaannya adalah remaja berusia di bawah 20 tahun,
tidaklah demikian ketika diselenggarakan di mana hal ini terkait dengan gap of
forum rembug warga yang diikuti 3 political generation yang dikemukakan
kelurahan di mana masih sedikit di antara oleh Wawan sebelumnya, maka boleh
Ibu-ibu tersebut yang bisa lantang disimpulkan bahwa netizen Indonesia ini
berbicara. masih sangat kecil. Contoh-contoh isu

292
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

publik yang populer dan berhasil menjadi Bagi kalangan anak muda, sosial
diskursus dan aksi publik, seperti diangkat media bukan saja merupakan medium
sebelumnya, memperlihatkan bahwa isu interaksi sosial antar mereka. Namun,
tersebut tidak digerakkan oleh para remaja sosial media memiliki peran sebagai
berusia tersebut—mungkin Rendy Ahmad penyuplai arus informasi politik. Sebagai
(18 tahun), musisi muda Simponi yang generasi yang selalu diliputi kegamangan
memulai petisi selamatkan KPK, adalah bersikap, sosmed berperan menjadi sarana
pengecualian. pendidikan politik bagi anak muda.
Merlyna Lim dalam Many Clicks but Berdasarkan pendapat Notoatmodjo
Little Stick, Social Media Activism in tingkat tahu dari tahu (Know), memahami
Indonesia (2013) mengatakan bahwa (comprehension), aplikasi (aplication),
media sosial adalah mengenai relasi sosial analisis (analysis), dan sintetis (syntetis),
dan jejaring sosial. Berkesesuaian dengan dalam penggunaan sosial media tingkat
kehidupan offline, jejaring yang dibangun tahu responden baru sampai pada tahu,
di media sosial akan menyerupainya. belum sampai pada level memahami,
Orang akan cenderung membangun karena bentuk keterlibatan yang rendah
jaringan berdasarkan kesamaan umur, melalui sosial media ini.
kesukaan, dan kesamaan sosial dan Media jejaring sosial telah mewabah
kebudayaan lainnya. di masyarakat Indonesia. Hampir seluruh
Sebagian besar orang Indonesia yang masyarakat Indonesia memiliki telpon
berusia di bawah 25 tahun tidak memiliki seluler yang selain menjadi alat
jaringan yang sama dengan orang tuanya. komunikasi konvensional juga sebagai alat
Mereka diserap ke dalam berbagai interaksi sosial dalam bentuk media
kelompok, kesukaan, isu-isu dan jejaring sosial. Dan kebanyakan dari
percakapan yang berbeda dengan pengguna media jejaring sosial adalah
orangtuanya. Posting-posting mereka kalangan anak muda. Potensi ini
terkait musik, fashion dan sinetron favorit, menjadikan media jejaring sosial sebagai
dan percakapan mereka di Facebook dan pilar penting dalam kehidupan demokrasi
Twitter sebagian bersar terkait para artis Indonesia. Media jejaring sosial yang juga
pop remaja dan artis populer Indonesia disebut sebagai the Fifth Estate dalam
(Lim, 2013). demokrasi berfungsi penting dalam budaya
Pembahasan. Berdasarkan data-data politik, khususnya di Tanah Air.
tersebut seharusnya stakeholders Media jejaring sosial juga dapat
(pengampu kebijakan) akan dimudahkan menjadi pemicu gerakan perubahan sosial
dalam melakukan pendidikan politik di masyarakat, seperti yang ditunjukan di
terhadap rakyat Indonesia. Permasalahan Tunisia pada tahun 2011. Potensi besar
keterjangkauan antara pemerintah dan dari media jejaring sosial ini bisa
rakyat menjadi mudah karena sebagian meningkatkan partisipasi politik dari kaum
besar penduduk Indonesia sudah melek muda yang diidentikkan sebagai bagian
teknologi. Diharapkan dengan hadirnya masyarakat yang anti politik. Ditambah
media digital, khususnya media jejaring dengan kemasan media jejaring sosial
sosial, bisa memberikan hasil yang baik yang fleksibel dan menghibur dapat
dalam budaya politik (political culture) meningkatkan kehidupan berpolitik kaum
yang juga merupakan aspek yang penting muda. Selain itu media jejaring sosial juga
dalam sistem politik. Budaya politik sangat efisien untuk menjadi sarana
sendiri adalah keseluruhan dari pendidikan politik terhadap masyarakat
pandangan-pandangan politik, seperti karena mengingat masalah keterjangkaun
norma-norma, pola-pola orientasi terhadap dari stakeholders selama ini.
politik dan pandangan hidup umumnya.

293
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

Media jejaring sosial sebagai new slideshare, instagram, flicker, skype,


media memposisikan untuk berkontribusi Myspace, Friendfeed, dan Fhorum.
dalam pendidikan politik. Media jejaring Rata-rata penggunaan sosial media
sosial bertindak sebagai komplemen dari oleh remaja selama 3 jam per hari, yang
media konvensional untuk mendukung diakses terbanyak melalui HP, disusul
aktivitas penggalian dana, warnet dan internet dirumah serta sebagian
mengidentifikasi dan memotivasi warga besar responden selalu memperbarui status
negara aktif serta untuk komunikasi politik mereka melalui sosial media.
internal. Esensi dalam hal pengfungsian Perhatian dan partisipasi responden
sebagai salah satu pilar demokrasi, media tergolong rendah pada masalah politik,
jejaring sosial juga dapat menjadi alat hanya 26 responden dari 95 responden,
komunikasi efektif dalam hal pendidikan walaupun semua responden menyatakan
politik. pernah menerima pesan tentang politik.
Namun demikian tantangan terbesar Bentuk partisipasi dengan memberikan
adalah penggunaan media jejaring sosial komentar, follower kandidat, memberikan
yang hampir dikuasai oleh kalangan muda opini, dan follower partai politik.
tidak diimbangi dengan arus informasi Sumber informasi tentang politik
yang berkualitas yang ditawarkan oleh secara berurutan dari teman,
media jejaring sosial. Arus informasi yang tokoh/kandidat partai, partai politik, media
cukup besar dan minim penyaringan dapat massa online dan lainnya. Wujud pesan
berdampak negatif karena kebebasan yang opini dan lucu-lucuan yang paling banyak
ditampilkan pada media jejaring sosial diterima remaja.
dikhawatirkan dapat menjadikan kaum Saran, Berdasarkan hasil penelitian,
muda bersikap apolitik. Hal ini bisa pembahasan dan kesimpulan penelitian,
dipahami karena informasi yang sering berikut ini beberapa saran penelitian ;
ditampilkan dalam media jejaring sosial, Keterlibatan dan partisipasi remaja
khususnya dalam perihal politik sering dalam masalah politik tergolong rendah
menyajikan keburukan-keburukan, sekali, sehingga konten-konten yang
kesalahan-kesalahan, ataupun pertikaian menarik dengan bahasa remaja perlu
atas nama nafsu politik. Apabila tidak dilakukan oleh pengampu kepentingan.
terdapat pendidikan politik yang baik Kajian lebih mendalam dan bersama-
maka sedikit demi sedikit kalangan muda sama di seluruh Indonesia untuk
dapat dimungkinkan bersikap acuh memetakkan penggunaan sosial media
terhadap politik dan hasilnya partisipasi lebih komprehensip seharusnya dilakukan
pada acara-acara perpolitikan menjadi oleh pemerintah atau peneliti Indonesia.
sedikit.
DAFTAR RUJUKAN
PENUTUP
Ahmadi, H. Abu. (2006) Psikologi Sosial,
Simpulan, Berdasarkan tujuan Rineka Cipta, Jakarta.
penelitian, hasil dan pembahasan Arifin, Anwar. (2011) Komunikasi Politik:
penelitian maka dapat ditarik beberapoa Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-
simpulan yaitu : Strategi dan Komunikasi Politik
Sosial media yang paling banyak Indonesia. Yogyakarta: Graha
digunakan oleh remaja dalam yaitu Ilmu.
facebook, twitter, dan Yahoo! Messenger Budiardjo, Miriam. (2010) Dasar-Dasar
serta penggunaan chating melalui sosial Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia
media sering dilakukan. Responden tidak Pustaka Utama.
familier dengan penggunaan blog, ,

294
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

Coleman, Stephen. (2001) The Press, 1234, Amsterdam Avenue,


Transformation of Citizenship. New York.
hlm. 109-126, dalam Axford dan Nazir, Moh. (1999) Metode Penelitian,
Huggin. New Media and Politics Ghalia Indonesia, Jakarta.
(ed.). London: Sage Publication. Noesjirwan, Joesoef, dkk. (1978)
Effendi, Onong Uchjana. (2000) Ilmu Psikolologi sosial, terjemahan
Komunikasi, Teori dan Praktek, Theodore M Newcomb., Diponegoro,
Remaja Rosdakarya, Bandung. Bandung.
_____________. (2000) Dinamika Parkin, Alan J. (2000) Essential Cognitive
Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Psychology, Psychology Press, USA.
Bandung. Perez, Milagros Oliva. (2009)
Golinski, Michal. (2012) Measuring the Implications of the theory of
Information Society – State of the evolution in an information society.
Art of the ― Grand Challenge‖. Contributuion to Science ( 5 (2) , 177
International Journal Of Digital -181)
Information and Wireless Piliang, Yasraf A. (2005) Transpolitika:
Communication (IJDIWC) ( 1 (2) : Dinamika Politik di Dalam Era
314-331) Virtualitas. Yogykarta: Jalasutra.
http://www.pemilu.com/berita/2014/02/ju Prajarto, Nunung. (2006) ―New Media dan
mlah-pemilih-pemilu-2014-pemuda- Demokrasi: Menimbang Peluang‖
kuasai-40-persen-suara/ Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
http://www.antaranews.com/berita/427032 UGM, Vol. 9, No. 3, Maret 2006
/pemilih-pemula-usia-17-30-tahun- Shaw, Marvin E. (1977) Gruop Dynamic :
30-persen-total-pemilih-indonesia Psycology of Small Group
http://citizen6.liputan6.com/read/558286/ Behavior, 3 th Edition, New York;
melirik-potensi-pemilih-pemula-pada- Mc Graw Hill.
pemilu-2014 Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi.
Littlejohn, Stephen W. (2005) Theories Of (1989) Metode Penelitian Survey,
Human Communication, LP3ES, Jakarta.
Wardsworth Publishing Company, Severin, Werner, J. Tankard. (1992)
California, USA. Communication Theories: Origin
Lupac, Petr (2008) Building Up Critical Methods, and Uses in The Mass
Theory Of The Information Society : Media, Longman Publisher Group,
Incomplete Mission. Routledge, New New York.
York and Abingdon, x and 398. Stamm, R. Keith and Bowes E. John,
(1990) The Mass Communication
Mann, Steve at http://n1nlf- Process, Kendall/Hunt Publishing
1.eecg.toronto.edu/index.html. Company.
Mc. Quail, Dennis. (1994) Mass Supranto, J. (1998) Teknik Sampling ,
Communication Theory An Rineka Cipta , Jakarta.
Introduction, Third Edition, SAGE Tan, S. Alexis. (1981) Mass
Publication Ltd, London. Communication Theories and
Menou, Michel J. and Richard D. Taylor Research, Grid Publishing,Inc.,
(2006) A Grand Challenge : Columbus, Ohio
Measuring Information Societies. Tubbs, Stewart L, et. Al, (2000), Human
The Information Society ( 22, 261- Communication, Konteks-Konteks
267) Komunikasi, buku kedua, Remaja
Mueller, J. Daniel. (1986) Measuring Rosdakarya, Bandung.
Social Attitudes, Teacher College

295
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295
Tri Atmodjo: Dinamika Partisipasi Politik melalui Sosial ….

Verderber, F. Rudolph. (1984) March 2007, Springer


Communicate, 4 th Edition, Science+Business Media, LLC
Wadsworth Publishing Company, Weiman, Gabriel. (2000) Communication
Belmont, California. Unreality, Modern Media and the
Warschauer, Mark. (2007) The paradoxical Reconstruction of Reality, Sage
future of digital learning, Received: Publication, London.
27 September 2006 / ccepted: 10
January 2007 / Published online: 13

296
Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 281 - 295

Anda mungkin juga menyukai