ERA DIGITAL
Abstrak
Media sosial adalah media di Internet yang memungkinkan pengguna untuk
menggambarkan diri mereka sendiri, berkomunikasi dan berbagi informasi dengan
pengguna lain, dan dengan berani membentuk hubungan sosial. Dalam perkembangannya,
media sosial dapat digunakan sebagai sarana komunikasi politik, termasuk WhatsApp.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mengkaji optimalisasi WhatsApp sebagai salah
satu sarana komunikasi politik di era digital. Penelitian ini didasarkan pada penelitian
literatur. Penelitian ini menunjukkan bahwa media WhatsApp dapat menjadi bentuk
komunikasi politik terbaik di era digital. Meski masih memiliki banyak kekurangan, namun
tetap menjadi acuan komunikasi politik di era digital.
Kata kunci: WhatsApp, komunikasi politik, era digital
Latar Belakang
Penerapan komunikasi politik di suatu negara harus dikaitkan dengan kondisi
nasional negara tersebut dan situasi politik pada saat itu. Menurut Almond dan Powell,
komunikasi politik adalah usaha politik yang secara bersamaan merekrut,
mensosialisasikan, mengumpulkan, dan berekspresi dalam suatu sistem politik.
Komunikasi politik ini juga terkait dengan strategi yang diterapkan mengenai alur, desain
penyebaran, penerimaan dan berbagai pengaruh pesan politik di media massa atau antar
individu (Alfiyani, 2018).
Seorang komunikator politik akan menyampaikan pesan politik berdasarkan basis
partai. Hal ini memungkinkan komunikasi politik berupaya membentuk opini publik dan
citra politik. Refleksi ini menjadikan komunikasi sebanding dengan kemenangan partai
(Alfiyani, 2018). Dalam perkembangannya, transformasi komunikasi politik semakin maju,
terutama dalam bentuk komunikasi digital (Nur, 2018).
Proses transisi dari tradisional ke digital merupakan hal yang sangat strategis bagi
partai politik, karena dengan masifnya ekspansi ke ruang virtual, berbagai atribut partai
juga harus mampu mengimbanginya. Faktanya, kampanye pemasaran digital lebih efektif
daripada kampanye pemasaran tradisional. Media sosial berdampak besar terhadap
kelangsungan hidup partai politik saat ini karena sebagian besar masyarakat memiliki
media sosial. Menyebarkan ide dalam bentuk kampanye konten melalui media sosial cepat
dan hampir tidak terbatas. Efektivitas media sosial bukan hanya tentang banyaknya
penggunanya. Sifat media sosial itu sendiri juga menjadi keunggulan (Hia & Siahaan, 2021).
Media sosial adalah bentuk komunikasi di mana setiap orang dapat saling
mempengaruhi. Salah satu media sosial yang digunakan adalah WhatsApp. Whatsapp
adalah aplikasi platform OS ringkas pertama dengan tampilan dan nuansa yang sangat
cocok dengan ledakan ponsel cerdas global. Aplikasi Whatsappi merupakan aplikasi
terlaris di dunia dan sering diunduh oleh pengguna smartphone (Sumarni, 2017).
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji optimalisasi media
WhatsApp sebagai sarana komunikasi politik di era digital. Kajian sebelumnya pada
penelitian ini adalah penelitian Nur (2018) yang menunjukkan bahwa manfaat media sosial
berperan signifikan dalam pemilihan walikota Makassar, dengan masing-masing tim
berhasil terlibat dalam kegiatan strategis melalui Internet, khususnya media sosial
termasuk media WhatsApp.
Tinjauan Pustaka
Media sosial adalah media di Internet yang memungkinkan pengguna untuk mewakili
diri mereka sendiri, berkomunikasi dan berbagi informasi dengan pengguna lain, dan
membuat koneksi sosial virtual (Anshari, 2013). Menurut Andriadi (2017), perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi telah menyebabkan transformasi dalam politik global,
terutama menuju praktik demokrasi. Di setiap era, praktik demokrasi telah berubah
dengan inovasi teknologi informasi dan komunikasi. Di era teknologi radio, politisi
menggunakannya sebagai alat kampanye. Masyarakat juga menggunakan radio sebagai
sarana partisipasi politik. Internet mengatasi kelemahan era teknologi sebelumnya yang
hanya dapat mengubah satu arah menjadi dua arah (interaksi). Berkat teknologi digital,
Internet membuat proses komunikasi menjadi interaktif. Dua orang dapat berkomunikasi
seolah-olah mereka sedang bertatap muka, meskipun berada di dua tempat yang berbeda.
Aspek interaktivitas inilah yang membuat internet kompatibel dengan demokrasi (Waluyo,
2019).
Dalam komunikasi politik kontemporer, fenomena yang paling terlihat adalah
penggunaan media baru yaitu internet sebagai media atau saluran komunikasi semakin
banyak digunakan oleh masyarakat. Hal ini juga memaksa para aktor politik, termasuk
politisi, politisi, birokrat, aktivis kelompok kepentingan, kelompok penekan, dan jurnalis
media untuk lebih beradaptasi dengan penggunaan internet statis dan dinamis (Heryanto,
2018).
Peran utama jaringan sosial di bidang politik adalah untuk mempromosikan
dukungan. Media sosial yang seringkali hanya sebagai sarana bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan teman dan kerabat dekat, kini mulai merambah komunikasi antar
individu dan institusi. Media sosial dipandang sebagai alat yang efektif untuk interaksi
antara partai politik dan kandidat mereka, terutama dalam mempromosikan produk atau
kampanye mereka. Apalagi menjelang pemilihan parlemen, parpol mulai gencar membuat
akun untuk mengkampanyekan partai dan calonnya sendiri. Contoh media sosial sebagai
media kampanye adalah kampanye presiden Barack Obama tahun 2008 di Amerika Serikat
(Sanari, 2020).
Metode
Metode penelitian ini mengadopsi metode penelitian literatur. Penelitian
dokumentasi merupakan rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan metode pengumpulan
data berupa data kepustakaan yang mengelola, mencatat, menafsirkan, dan mengumpulkan
bahan penelitian (Arikunto, 2021) . Dalam ulasan ini dilakukan studi literatur tentang
optimalisasi media WhatsApp sebagai media komunikasi politik di era digital.