Anda di halaman 1dari 11

KHALAYAK (AUDIENS) KOMUNIKASI POLITIK

Nuraulya Aqdam Fidayah

Nurul Fajria Dakila

Ririn Mahruf

ririnmahruf35@gmail.com

Abstrak

Salah satu bentuk teknologi yang berkembang saat ini adalah teknologi komunikasi
media sosial berbasis digital. Media digital membuka ruang komunikasi dan partisipasi
politik dengan meningkatkan kemungkinan interaksi antara elemen penting di dalamnya
yakni partai dan institusi negara yang di sebut sebagai elite dan warga negara atau non-
elite. Dalam perkembangannya, komunikasi visual tidak hanya digunakan untuk sekedar
desain seni ataupun hiburan semata. Karena pada kenyataannya, komunikasi visual juga
seringkali digunakan oleh pelaku politik untuk menyampaikan pesan yang berisikan
kepentingan dan manfaatnya bagai masyarakat luas melalui iklan politik. Berbicara
mengenai khalayak komunikasi politik, maka pembicaraan tak akan lepas dari opini
publik. Opini publik adalah abstraksi dari khalayak komunikasi politik. Opini publik
sebagai proses yang menggabungkan pikiran, perasaan, dan usul uang di ungkapkan
oleh warga negara secara pribadi terhadap pilihan kebijakan yang di buat oleh pejabat
pemerintah. Seperti yang di lakukan oleh politikus dalam memanfaatkan media massa
sebagai wadah untuk melakukan kampanye politik. Penelitian ini menggunakan metode
analisis kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon positif
ataupun negatif khalayak (audiens) terhadap komunikasi politik.

Kata kunci :Analisis Khalayak, Komunikasi Politik.


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi dewasa ini telah berkembang dan merambah ke


kehidupan manusia. Hampir seluruh aktivitas yang dilakukan manusia tidak terlepas
dari teknologi. Hal tersebut berlangsung sebab teknologi terkesan dapat membantu dan
memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Selain teknologi
perangkat keras yang mengalami pertumbuhan serta perkembangan yang signifikan,
terdapat pula teknologi perangkat lunak seperti media sosial berbasis digital yang
mengalami perubahan dengan pesat. Salah satu bentuk teknologi komunikasi media
sosial yang berbasis digital. Dimana media sosial berbasis digital ini memberikan
fasilitas pada masyarakat, pengguna melakukan hubungan sosial yang bisa dilakukan
dimanapun dan kapanpun tanpa harus melakukan pertemuan secara pribadi. Semakin
canggihnya teknologi digital sekarang ini membentuk perubahan besar terhadap dunia,
lahirnya berbagai macam teknologi digital yang semakin maju telah banyak
bermuculan. Berbagai kelas telah dimudahkan untuk mengakses suatu berita melalui
banyak platfrom dan bisa menikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas serta
terkendali (Wahyuni 2020).

Saat ini banyak elemen masyarakat yang menggunakan media digital sebagai
sarana dalam menajalankan aktivitas, yakni kegiatan ekonomi, pembelajaran, budaya,
dan lain sebagainnya sehingga bisa dikatakan media digital menjadi sentral kegitan
masyarakat. Media digital juga sebagai alat masif yang digunakan pada perpolitikan di
indonesia. Belakangan ini,peran internet dalam dunia politik indonesia semakin penting
baik positif maupun negatif (Hia & Siahaan,2021). Media digital membuka ruang
komunikasi dan partisipasi politik dengan meningkatkan kemungkinan hubungan antara
elemen penting diantaranya pesta dan institusi negara yang disebut sebagai elit dan
rakyat ( Hasfi, 2019). 1

Kehadiran media baru berbasis digital membuat informasi politik tidak hanya
semakin masif, tetapi juga tersebar dengan cepat dan interaktif. Dampaknya banyak
politikus di sejumlah negara termasuk di indonesia melakukan proses kampanye politik
dengan memanfaatkan media sosial. Berkembangannya teknologi digital, ini juga
dibarengi dengan munculnya berbagai macam platfrom aplikasi yang dapat
dimanfaatkan masyarakat dalam berkegiatan.

Tidak ada peristiwa politik yang luput dari komunikasi politik. Komunikasi
politik tentu dikemas oleh setiap pemeran profesional politik sebagai tujuan partai atau
kepentingan kandidat. Untuk mencapai khalayak politk secara luas, tentu saja
komunikasi politik dilaksanakan melalui beragam saluran dan media.

Indonesia di tahun 2024 akan menyambut tahun politik. Seperti yang kita
ketahui bahwa tahun 2019 adalah pesta demokrasi besar, yaitu penentuan presiden dan
wakilnya. Lebih spesifik lagi, di sulawesi tengah dan provinsi lain tahun itu tengah
menyambut pelaksanaan pemilihan gubernur dan calon gubernur. Dalam negara
demokrasi seperti indonesia ini, pemilihan umum pemimpin disetiap tingkatan
pemerintahan merupakan hal yang wajib, terutama sejak reformasi. Artinya demokrasi
di negara kepulauan ini telah berjalan dengan dinamika yang mewarnainnya.

David Easton dalam mendefinisikan politik sebagai berikut : “political as a


procces those developmental processes throught which person acquire political
orientation and patterns of behavior” dalam definisi ini David Easton menitikberatkan
bahwa politik itu sebagai suatu proses dimana dalam perkembangan proses tersebut
seseorang menerima orientasi politik tertentu dan pola tingkah laku.2

Komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu


pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan
komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan
bersama oleh lembaga-lembaga politik. Mengenai komunikasi politik ini (political
communication) Kantapriwa memfokuskan pada kegunaannya, yaitu untuk
menghubungkan pikiran politk yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran intra
golongan, institusi, asosiasi, ataupun sektor kehidupan politik pemerintahan.

Dalam mempersiapkan pemilihan seperti itu, sangat umum kita ketahui masing-
masing kandidat mempersiapkan pertandingan politik mengingat calon pemimpin lebih
dari satu. Masing- masing berlomba-lomba untuk memenangkan pemilu. Mereka
berusaha untuk menarik perhatian pemilih untuk memilih mereka. Sebagai bentuk atau
praktek demokrasi, suara pemilih tentu menentukan kemenangannya. Singkatnya,
semakin banyak suara atau dukungan yang didapat, maka ia akan memenangkan
pemilu. Dengan demikian, si pemenang akan mendapatkan kursi kekuasaan dalam
pemerintahan.

TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Komunikasi Dalam Politik

Bila politik merupakan kebijakan tentang pembagian nilai-nilai oleh pihak yang
berwenang, maka kebijakan dibuat berdasarkan pesan-pesan yang disalurkan antara satu
orang dengan orang lainnya supaya kebijakan yang dibuat berdasarkan pesan-pesan
yang disalurkan antara satu orang dengan orang lainnya agar kebijakan yang dibuat
tidak sepihak atau menimbulkan konflik antara kepentingan yang berbeda (Ahmad, dkk,
2018:22).

Unsur komunikasi Politik

Dan Nimmo menguraikan unsur-unsur komunikasi politik dalam lima


komponen, antara lain (Nimmo, 2007:114): 3

1. Komunikator Politik
Komunikator Politik adalah orang yang mempunyai kemampuan dalam
menjalankan komunikasi politik. Politikus dalam posisi strategis menjalankan
kredibilitas dan branding individual, atau di lingkungan dimana ia berada. Para
Komunikator Politik dapat berasal dari aktivis, kelompok kepentingan (interest group),
dan pemuka pendapat (opinion leader). Komunikator profesional dan aktivis sebagai
komunikator politik harus memiliki kemampuan dalam melakukan komunikasi politik
sehingga berkesempatan dan memilki kapasitas sebagai pemimpin yang mampu
mengorganisasikan pesan kepada para pendengar.

2. Pesan Politik
Mulyana berpendapat bahwa, “pesan komunikasi berkaitan dengan bagaimana
proses atau cara menyampaikan pesan. Ini artinya adanya keterkaitan pesan atau muatan
komunikasi dengan komponen-komponen lain seperti saluran dan media komunikasi”
(Mulyana, 2012:110).
Dalam penyampaian pesan politik, strategi persuasi digunakan sebagai teknik
penyampaian pesan melalui kampanye, propaganda dan penggalangan opini publik.
Strategi persuasi sendiri merupakan suatu alat yang dipergunakan oleh kelompok
organisasi, untuk menjangkau para individu yang secara psikologis dimanipulasi dan
digabungkan ke dalam organisasi.

3. Media
Komunikator memiliki bentuk simbolik dan kombinasinya dalam berbagai
teknik dan media: secara lisan melalui pembicaraan profesional, melalui catatan seperti
koran dan majalah, dan teknik elektronik seperti radio dan televisi. Saluran komunikasi
lebih dari sekadar titik sambungan, tetapi terdiri dari atas pengertian bersama siapa
bicara kepada siapa, dan dalam keadaan bagaimana, serta sejauh mana dapat dipercaya
(Nimmo, 2007:75).
Dalam komunikasi politik, ukuran keberhasilan penyampaian pesan adalah
dengan meningkatnya jumlah khalayak yang menyepakati isi pesan yang disampaikan
dan bersedia menjadi pengikut komunikator politik. Keberhasilan membangun opini
publik adalah kunci dari terbentuknya khalayak dalam komunikasi politik, mengingat
pendapat umum sangat sensitif terhadap masalah yang menyangkut kepentingan dan
dirasakan oleh masyarakat luas.

4. Khalayak
Nimmo memberikan pengertian khalayak dengan sejumlah orang yang bertindak
atau cenderung bertindak yaitu, dalam berbagai tahap tindakan. Bila didefinisikan
sebagai suatu kegiatan, suatu kelompok terdiri atas orang-orang yang melakukan
kegiatan yang dipersatukan tampa menghiraukan apakah yang mendasari kegiatan itu,
baik berupa organisasi formal atau tidak formal. Artinya orang yang bergabung untuk
bertindak dalam proses opini meskipun tidak diorganisasi secara formal membentuk
kelompok atau opini publik.

5. Efek Komunikasi Politik


Efek komunikasi politik adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima pesan
komunikasi. Efek ini dikelompokkan Saverin & Tankrad seperti dikutip Soyomukti, ke
dalam tiga dimensi sebagai berikut (Soyomukti, 2012:64-65):
a) Kognitif (pemikiran/gagasan), berhubungan dengan pengetahuan tentang sesuatu.
Pesan-pesan komunikasi menyediakan informasi dan kenyataan-kenyataan yang
mengisi bidang pemikiran/gagasan seseorang.
b) Afektif (emosi), berhubungan dengan sikap terhadap sesuatu. Pesan komunikasi
mengubah emosi/perasaan kita terhadap sesuatu.
c) Konatif (motivasi), berhubungan dengan sikap terhadap sesuatu. Pesan-pesan
komunikasi berangsang atau mengarahkan keinginan untuk berbuat/melakukan
sesuatu.

METODE PENELITIAN

Penulis melakukan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif


berupa kata-kata tertulis dari orang yang diamati. Metode penelitian deskriptif dipilih
karena dapat menyelesaikan masalah pada penelitian ini. Metode kualitatif dapat
membantu penulis untuk menggambarkan sebuah kejadian secara sistematis, faktual,
dan akurat terkait objek dan subjek penelitian yang akan diteliti. Penelitian deskriptif
adalah sebuah bentuk penelitian yang ditunjukan untuk mendefinisikan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.
Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,perubahan,hubungan,kesamaan,dan
perbedaan antara fenomena satu dan fenomena lainnya (Sukmadinata,2006:72).4
Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian untuk memecahkan masalah yang
akan diteliti dengan melakukan penggambaran subjek dan objek yang akan diteliti
tersebut. Subjek dan objek tersebut bisa dalam bentuk lembaga, komunitas,individu,dan
lain-lain.

PEMBAHASAN

Komunikasi politik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan


masyarakat serta negara. Dalam proses komunikasi politik ada dibuat memperubutkan
kekuasaan, kepentingan, tujuan politik, yang sekaligus memunculkan konflik di antara
beberapa pihak. Salah satu proses komunikasi yang baik dengan terbentukanya opini
publik dalam proses politik adalah kampanye politik dangan beragam bentuk pesan
serta pemanfaatan media, bisa berupa iklan politik.
Menurut McNair, komunikasi politik bukan hanya sekedar komunikasi dari
aktor pemilih kepada pemilih dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi
juga komunikasi yang ditujukan kepada para politisi oleh para pemilih dan kolumnis
surat kabar, serta komunikasi tentang aktor politik dan aktivitas mereka sebagaimana
yang terlihat pada berita editorial, dan bentuk diskusi politik media lainnya.5
Seperti telah diuraikan, bahwa menjelang pilkada semakin banyak politikus yang
memanfaatkan iklan sebagai wahana wada penyampaian pesan kepada khalayak atau
memperkenalkan diri. Para calon tersebut, membuat spanduk yang di beberapa ruas
jalan, meulai jalan perumahan hingga jalan protokol. Pada umumnya, tampilan spanduk
iklan pilkada menampilkan wajah calon dengan sedikit kalimat, bisa berupa tagline
(jargon) atau misi dan misi secara singkat.
Semua bentuk kampanye sebagai upaya untuk melakukan persuasi, propaganda,
sehingga sasaran pemilih menyampaikan hak suaranya untuk memenagkan calon.
Wahid (2016) dalam ferry darmawan (2018) mengungkapkan bahwa iklan politik
merupakan salah satu bentuk pesan politik yang digunakan pada proses kampanye dan
politik pemasaran. Iklan dianggap memiliki kekuatan dalam membentuk persepsi serta
opini publik.
Iklan politik merupakan salah satu bentuk pesan politik yang digunakan dalam
proses kampanye dan pemasaran politik. Iklan di percaya mempunyai kekuatan dalam
membentuk persepsi dan opini publik. Meskipun tidak lepas dari kontroversi, namun
iklan tetap menjadi pilihan menarik bagi para kandidat dalam partai politik wahid
(2016) dalam ferry darmawan (2018)
Spanduk iklan tersebut dibuat oleh tim sukses dari para bakal calon. Hal tersebut
karena proses pilkada yang belum memasuki masa kampanye sehingga kandidat sendiri
berinisiatif memperkenalkan diri melalui spanduk iklan.
Dalam komunikasi politik, sebagaimana halnya komunikasi, terdapat tiga unsur
yang merupakan karakteristik dan selalu tampil dalam proses komunikasi, yakni sumber
informasi, saluran (media), dan penerima informasi (audience). Sumber informasi
berasal dari seorang individu, dan bisa juga dari satu institusi yang mempunyai data dan
bahan informasi (pemberitaan, wacana, atau gagasan) untuk disebarluaskan kepada
orang lain, baik berupa satu orang atau sekumpulan masyarakat ataupun dalam lingkup
masyarakat yang lebih luas. Saluran adalah media yang digunakan oleh penyampai
sumber untuk kegiatan penyampaian pesan (pemberitaan, wacana, atau gagasan), berupa
media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun dengan menggunakan
media massa untuk khalayak umum. Adapun audiences adalah orang atau kelompok
dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau pihak yang diterpa informasi.
Komunikator politik memainkan peran sosial yang utama, terutama dalam
proses opini publik. Karl Popper mengemukakan bahwa ada teori opini publik yang
seluruhnya dibangun sekitar komunikator politik, yaitu teori pelopor mengenai opini
publik. Ia menegaskan bahwa para pemimpin menciptakan opini publik karena mereka
berhasil membangun beberapa gagasan yang diterima, meskipun awalnya sempat
ditolak. Karena itu, opini publik dipahami sebagai tanggapan terhadap gagasan dan
usaha komunikator dalam meyakinkan publik. Adapun mereka yang menjadi
komunikator politik bisa berasal darimana saja. Dan Nimmo, mengidentifikasi tiga
kategori komunikator politik, yakni:

1. Politikus yang bertindak sebagai komunikator politik.


Politikus adalah orang yang seluruh waktunya dihabiskan untuk kegiatan
berpolitik. Terkait dengan komunikasi politik, politikus mencari pengaruh melalui
komunikasi.

2. Komunikator profesional dalam politik.


Seorang komunikator profesional adalah orang makelar simbol, orang yang
menerjemahkan sikap, pengetahuan, dan minat suatu komunitas bahasa ke dalam
istilahistilah komunitas bahasa yang lain yang berbeda, tetapi menarik dan dimengerti.

3. Aktivis atau komunikator paruh waktu (part time).


Aktivis atas komunikator paruh waktu adalah mereka yang terdapat dalam
organisasi dan interpersonal yang terikat dengan jaringan media perintah. Yang
termasuk dalam hal ini adalah juru bicara atau pemuka pendapat dalam suatu organisasi
atau masyarakat. Juru bicara bagi kepentingan yang terorganisasi. Pada umumnya ia
tidak memegang ataupun mencita-citakan jabatan, tidak seperti politikus yang membuat
politik menjadi lapangan kerjanya. Ia cukup terlibat baik dalam politik maupun dalam
komunikasi sehingga dapat disebut aktivis politik dan semi profesional dalam
komunikasi politik. Pemuka pendapat juga dapat dikategorikan sebagai komunikator
politik karena ia cukup dihormati dan disegani. Banyak warga Negara yang diharapkan
dapat membuat keputusan yang bersifat politis (seperti memilih calon pemimpin)
meminta petunjuk dari orang-orang yang dihormatinya. Ia dapat mempengaruhi
keputusan orang lain. Seperti halnya politikus, mereka juga mampu meyakinkan orang
lain agar cara berpikir dan bertindak sama dengan dia.

KESIMPULAN

Perolehan suara sebanyak-banyaknya dalam pemilihan umum adalah merupakan


syarat mutlak untuk mendapatkan kursi di lembaga legislatif ataupun Pemimpin Kepala
Daerah bahkan Presiden sekalipun. Proses demokrasi yang berlangsung di Negara kita
ini memakai kampanye politik untuk menyampaikan pesan-pesan politik kepada
masyarakat yang berisi ajakan, bujukan, rayuan agar bersedia memberikan suaranya.
Kampanye politik dapat berupa orasi di hadapan massa, melalui iklan di media massa,
baliho, spanduk, termasuk dalam kunjungan silaturahmi ke basis-basis massa. Semua ini
dimaksudkan untuk meraup dukungan maksimal dari warga masyarakat.
Disinilah pentingnya komunikator politik. Apakah sang kandidat sendiri,
relawan politik, ataupun aktivis lainnya. Peranan komunikator politik yang memiliki
kredibilitas tinggi dalam mentransfer ide dan gagasan kepada audience memiliki
significance yang sangat besar. Di samping harus menampilkan pesan-pesan politik
yang paling dibutuhkan dan dapat terpatri dalam benak khalayak, faktor komunikator
pun adalah sesuatu yang harus mendapat perhatian besar, karena komunikator politiklah
ujung tombak dan corong utama partai politik atau sang kandidat dalam menyampaikan
pesan-pesan politik.
Untuk menentukan partai politik atau kandidat yang akan dipilih nanti, fokus
ingatan khalayak pasti tertuju kepada komunikator politiknya pada saat kampanye yang
pernah diikutinya. Siapa orangnya, program atau substansi apa yang dia sampaikan,
bagaimana cara menyampaikan, kapan disampaikan, dan contoh maupun kinerja yang
dikemas dengan baik. Semakin baik komunikator mengemas strategi kampanyenya,
memberikan korelasi yang baik untuk diingat oleh khalayak yang pada akhirnya
menjadi tolok ukur untuk menentukan pilihan.
Bahwa untuk memenangkan pemilihan umum, tidak hanya harus mengandalkan
peranan komunikator semata. Masih banyak faktor-faktor lain yang berkaitan dengan
khalayak untuk menentukan pilihan. Posisi komunikator bukanlah pemeran tunggal.
Manajemen kampanye yang efektif dan faktor internal dan eksternal, juga memiliki
peranan yang tidak bisa diabaikan. Namun demikian berdasarkan uraian-uraian pada
pembahasan-pembahasan terdahulu, faktor kredibilitas komunikator politik pada saat
kampanye politik juga memiliki pengaruh yang tidak kalah pentingnya untuk meraih
kemenangan.
DAFTAR PUSTAKA

1. dan warga negara atau non-. 2022;7(10).


2. Syarbaini S, Nur SM, Anom E. Teori , Media Dan Strategi. Published online
2021:127-135.
3. Gulo DJ, Simamora PRT, ... Pola Komunikasi Politik Dalam Menampung
Aspirasi Masyarakat. … Ilm Ilmu Komun. Published online 2022.
http://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/socialopinion/article/view/
1261%0Ahttps://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/socialopinion/article/
download/1261/1078
4. Indrawan J, Ilmar A. KEHADIRAN MEDIA BARU ( NEW MEDIA ) DALAM
PROSES KOMUNIKASI POLITIK Studi Ilmu Politik , Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jakarta ; 2 Program Studi Ilmu Politik
Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara ( STIP-AN ). Medium.
2018;8(1):11-17.
5. Shahreza M. Pengertian Komunikasi Politik - Kompasiana.com.
ResearchgateNet. Published online 2018:2009-2011.
https://www.researchgate.net/publication/325686538_PENGERTIAN_KOMUNI
KASI_POLITIK

Anda mungkin juga menyukai