Anda di halaman 1dari 12

TABAYYUN (35-46)

JURNAL KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM E-ISSN: 2776-1746


Volume 3 No 1 (2022) https://ejournal-stidkibogor.ac.id/index.php/tabayyun

KOMUNIKASI POLITIK PARTAI ISLAM MENJELANG PEMILU

Daden Fikruzzaman1, Helnafri Ankesa2


Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Bogor
dafikhambarowetan@gmail.com, ankesa.5034@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini melihat bentuk komunikasi politik partai islam di Indonesia sebagai strategi
kampanye menjelang pemilu. Strategi komunikasi politik yang digunakan di Indonesia dalam
mempengaruhi konstituen pada Pemilu legislatif adalah; Pertama, merangkul kalangan muda atau
millennial. Dari mulai rekrutmen anak-anak muda untuk menjadi pengurus atau kader, kemudian
terlibat langsung dengan kegiatan mereka. Kedua, untuk kalangan orang tua menggunakan strategi
dengan membangun komunikasi dan silaturahmi kepada tokoh masyarakat, ulama, pondok pesantren
dan majelis taklim.
Selain itu keterlibatan para Ulama di dunia politik sangat berperan penting dalam
penyampaian visi politik kepada masyarakat pada saat berkampanye. Ada beberapa komunikasi politik
yang dilakukan oleh partai politik islam di Indonesia, yaitu: Pertama, isu kejujuran dan tidak
mengobral janji; Kedua, isu perlunya pembangunan berkesinambungan antara fisik material dengan
mental spiritual; dan Ketiga, isu perlunya melibatkan peran serta masyarakat dalam politik. Strategi
komunikasi yang dijalankan oleh partai politik islam ini didasari oleh tipologi partai islam di Indonesia
yaitu: Pertama, Formalistik. Kedua, substansivistik. Ketiga, Fundamentalisme.
Dalam kaitannya dengan pengelompokan partai politik Islam dapat dikategorikan ke dalam
beberapa bagian. Diantaranya Islam sebagai simbol, Islam sebagai landasan organisasi, serta Islam
sebagai basis massa. Dengan kata lain bahwa Islam yang hadir sebagai sebuah agama, namun dalam
penerapan nilai-nilainya menggunakan sebuah media yang mungkin bisa diterima oleh semua
golongan. Oleh karena Indonesia bukan merupakan Negara Islam tetapi merupakan negara yang
mayoritas dihuni oleh masyarakat Islam.

Kata kunci: Komunikasi politik, Politik islam, Partai politik, Pemilihan Umum

PENDAHULUAN dan terdapat pertarungan kepentingan untuk


mempengaruhi, merebut, mempertahankan, dan
Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia
memperluas kekuasaan yang dilakukan oleh
menjadi ajang bagi masyarakat untuk
para komunikator politik yaitu pihak elit
melakukan perubahan dengan memilih (penguasa) maupun publik (yang dikuasai). Hal
pemimpin yang baru. Dengan adanya Pemilu tersebut ditegaskan oleh Muhtadi (2008) bahwa
tersebut, diharapkan pemimpin tersebut bisa
fenomena komunikasi politik suatu masyarakat
membawa perubahan yang berarti bagi bangsa
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dan membawa Indonesia menjadi lebih baik. dinamika politik di mana komunikasi itu
Perjalanan Pemilu di Indonesia sendiri bekerja.
telah melewati banyak transformasi yang Terdapat dua fenomena komunikasi
panjang sejak jaman kemerdekaan. Terlebih
politik yang menarik untuk dikaji, yaitu:
lagi saat masyarakat Indonesia bisa memilih
Pertama, fenomena komunikasi politik dalam
sendiri kepala daerah dan Presiden secara sistem politik, di mana pihak elit yang berada di
langsung. Pendahuluan menjelaskan latar ranah suprastruktur politik yaitu eksekutif dan
belakang dan justifikasi masalah penelitian
legislatif memiliki fungsi untuk mengolah
yang diuraikan dengan metode piramida
keputusan-keputusan politik yang berasal dari
terbalik mulai dari tingkat global, nasional dan berbagai aspirasi dan kepentingan yang
lokal. nantinya dinegosiasikan (diperjuangkan)
Komunikasi politik memiliki fungsi yang
menjadi produk kebijakan publik. Kebijakan
sangat penting dan menentukan demokratisasi,
publik tersebut akan di umpan balik ke pihak

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 35


publik di ranah infrastruktur politik yang strategis dalam menunjang bahkan menentukan
terhimpun dalam kesatuan kekuatan massa dinamika komunikasi politik di dalam proses
seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM) sistem politik yang terdapat “pertarungan”
atau non governmental organizations (NGOs), kepentingan serta kekuasaan antara
partai politik, organisasi massa (ormas), media suprastruktur politik dengan infrastruktur
massa, dan kelompok kepentingan serta politik. Termasuk pada dinamika strategi
kelompok penekan. kampanye untuk mempengaruhi, mendapat, dan
Kedua, fenomena komunikasi politik mempertahankan dukungan serta kekuasaan
dalam kampanye, di mana para elit politik yang dalam perhelatan “pesta demokrasi”.
sedang, sudah, maupun yang belum pernah Menurut De Vreese (2006) penelitian
eksis di ranah suprastruktur politik (legislatif komunikasi politik bertujuan untuk mengkaji
dan eksekutif), berusaha mempengaruhi dan interaksi dan perubahan dalam hubungan antara
meraih dukungan dari publik dengan berbagai politik, media, warga negara dan suatu
cara melalui strategi kampanye yang didukung pemahaman, khususnya tentang peran
serta memanfaatkan kekuatan media massa. komunikasi dan informasi. Intinya, penelitian
Sebagaimana menurut Lachapelle (2005), the komunikasi politik pada dasarnya adalah
process of social or political communication is tentang kualitas dan kelangsungan hidup
based on both interpersonal influence and demokrasi. Komunikasi politik menjadi faktor
campaign strategies as seen through the mass yang sangat menentukan dan tidak bisa
media. Sehingga dalam proses komunikasi dikesampingkan fungsinya dalam proses politik
sosial atau komunikasi politik didasarkan atas yang dilakukan aktor politik sebagai
kedua pengaruh yaitu interpersonal dan strategi komunikator politik. Maka menjadi bahasan
kampanye seperti yang terlihat dalam media dan bahan refleksi serta evaluasi yang sangat
massa. penting tentang komunikasi politik dalam
sistem politik dan strategi kampanye politik.
METODE Lilleker (2006) menyatakan bahwa
komunikasi antara lembaga yang memiliki
Metode yang digunakan dalam analisis kekuasaan dengan rakyat (yang dikuasai)
ini adalah deskriptif kualitatif, dimana data merupakan hal penting dalam sistem politik.
yang ada digunakan untuk menganalisis, Bagaimanapun dalam demokrasi, komunikasi
menggambarkan, dan meringkas berbagai politik dianggap sangat penting untuk
kondisi, situasi dari berbagai data yang membangun masyarakat, di mana negara dan
dikumpulkan berupa wawancara atau rakyatnya merasa memiliki hubungan atau
pengamatan mengenai masalah yang diteliti berinteraksi, sehingga komunikasi politik
yang terjadi di lapangan. menjadi suatu keharusan. Karena itu dalam
melakukan berbagai kegiatan (pembangunan),
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak bisa hanya dengan serangkaian instruksi
Penelitian ini membahas tentang 2 hal dari elit (kelompok penguasa) kepada
yaitu: (1) Komunikasi politik dalam sistem masyarakat. Tetapi harus memberikan
partai islam. (2) Komunikasi politik dalam kesempatan untuk melakukan umpan balik dari
strategi menjelang pemilu. Kedua hal tersebut masyarakat dan mendorong adanya partisipasi.
menjadi pembahasan yang menarik dengan Partai Politik Islam
kajian peran media sebagai saluran komunikasi
yang berkembang pesat, khususnya dengan Berkembangnya partai Islam memang
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) baik tidak bisa dipisahkan dari aspek historis,
media cetak maupun media elektronik. Menurut sosiologis dan politis bangsa Indonesia. Awal
McNair (2003) komunikasi politik yang berkembangnya organisasi Islam modern, dapat
ditinjau dari tujuan komunikator, seperti isu-isu kita lihat pada Serikat Dagang Islam (SDI),
pentingnya pencitraan politisi yang ditampilkan yang masih bergerak di bidang ekonomi dan
dalam membentuk persepsi pemilih, dampak perdagangan, terutama batik. Kemudian berdiri
dari biasanya liputan media terhadap hasil Muhammadiyah pada tahun 1912, Nahdlatul
pemilu, dan hubungan antara opini publik Ulama (NU di tahun 1926) dan seterusnya
dengan upaya politisi dan organisasi media mewarnai peta politik umat Islam sampai saat
untuk membuat suatu agenda tertentu.Maka ini. Oleh karena itu, melihat sejarah berdirinya
peran media menjadi sangat penting dan lembaga sosial keagamaan di Indonesia

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 36


barangkali menjadi fenomena khas umat Islam (sekuler). Namun kekuatan politik partai politik
di Indonesia. Kenyataan sosiologisnya, masing- Islam yang cenderung melemah berdampak
masing lembaga sosial keagamaan tersebut dengan tidak terimplementasikannya ajaran-
telah mempunyai segmen kulturalnya masing- ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan
masing, dimana segmentasi kultural tersebut bernegara.
pada gilirannya telah membentuk ciri dari Melihat kondisi umat islam di Indonesia
masing--masing lembaga sosial keagamaan sekarang sudah seharusnya mampu
tersebut. mengadakan kompensasi penerapan ajaran
Partai politik Islam yang memiliki islam dalam kehidupan berbangsa dan
sejarah panjang dalam politik di Indonesia bernegara untuk kelangsungan posisi
merupakan suatu kajian yang dapat dilihat kekhalifahan di muka bumi sebagaimana yang
melalui pendekatan komunikasi. Komunikasi digariskan dalam Al-Quran. Islam sebagai suatu
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan agama dengan kompleksitas ajarannya harus
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok mampu memainkan peran yang ideal dalam
formal maupun informal dari suatu organisasi strategi politik pembangunan bangsa dan
(Romli, 2011: 2) Sedangkan dalam hal ini partai pembangunan umat islam.
politik Islam dilihat sebagai organisasi yang Kegagalan umat islam dalam
memiliki organ-organ di dalamnya yang memerankan komunikasi politik di Indonesia
bekerja satu sama lain. Islam politik di terjadi pada awal kemerdekaan, terbukti pada
Indonesia sebenarnya sudah lama muncul, jauh ketidak berhasilan mereka menjadikan Islam
sebelum Masyumi didirikan. Hal ini disebabkan sebagai ideology Negara. Suatu kenyataan yang
Islam telah menjadi bagian dan pelopor bagi pahit yang berdampak sampai saat ini. Kondisi
masyarakat pribumi dalam memperjuangkan ini disebabkan oleh ketidaksiapan para
dan menegakkan identitas (Warjio, 2018: 37- pemimpin Islam untuk menciptakan suatu
38) manuver politik yang meyakini semua pihak,
Partai politik Islam di Indonesia dalam misalnya gagasan tentang “Baldatun
sejarahnya telah mewarnai sejak berdirinya Thayyibatun Warabbun Ghafur”
negara ini. Determinasi nilai agama dalam Jika partai politik Islam tidak mampu
dinamika politik merupakan suatu keniscayaan memainkan peran komunikasinya dalam
yang memang semestinya terjadi. Agama menyikapi perkembangan dengan cara
sejauh ini telah mapan sebagai salah satu melakukan reformasi secara mendasar, mulai
variabel penting yang turut menentukan warga dari reformasi garis perjuangan partai damai
sebuah pentas politik (Sahputra, 2016: 3). kepada visi partai politik islam dalam
Agama sebagai sebuah sistem bagi sub sistem mewujudkan suatu kondisi masyarakat madani,
politik harus memiliki syarat bagi maka reformasi sikap dan moral partai itu akan
kelanggengannya dari masa ke masa. Agama hanya akan menjadi angan semata dan umat
Islam menurut George Bernard Shaw adalah islam kembali lagi mengulangi kegagalan masa
satu-satunya agama yang memiliki kepastian lalu.
untuk berasimilasi terhadap perubahan tahap Adapun indikasi yang melatarbelakangi
eksistensi manusia, yang membuatnya tetap dan syarat-syarat berdirinyapartai Islam adalah:
memiliki daya tarik yang kuat dalam setiap Pertama, umat Islam yang jumlahnya besar di
abad. Indonesia ini wajib memiliki wadah politik
Agama ini adalah agama masa depan untuk menyalurkan aspirasi dan
(Harahap, 2015: xv). Umumnya dalam orientasipolitiknya. Diyakini bahwa masih
pemikiran politik Islam, pandangan tentang banyak umat Islam yang memandangberpolitik
masalah hubungan agama dan negara masih itu bagian dari ibadah, dan mereka hanya mau
berpusat pada tiga paradigma. Pertama, menyalurkan ke partaipolitik Islam. Kedua,
paradigma yang menyatakan bahwa antara harus ada kesadaran kolektif umat Islam bahwa
agama dan negara merupakan kesatuan yang dakwah yang efektif itu melalui jalur struktur
tidak terpisahkan (integrated). Kedua, atau politik, dengan tidak meninggalkanjalur
paradigma yang menyatakan antara agama dan kultural. Kalau umat Islam telah memegang
negara merupakan satu kesatuan yang saling kunci atau memilikikekuasaan, maka dengan
terkait dan berhubungan (simbiotik). Ketiga, mudah untuk melakukan dakwah amar makruf
paradigma yang menyatakan antara agama dan nahimunkar melalui undang-undang resmi
negara merupakan suatu yang harus terpisah negara, peraturan pemerintah, peraturandaerah

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 37


(Perda) dan bentuk peraturan lainnya yang Dalam kaitannya dengan pengelompokan
bersifat mengikatmasyarakat. Ketiga, harus ada partai politik Islam menjadi tiga bagian
perubahan nalar kolektif umat Islam, sebagaimana dijelaskan di atas, penulis melihat
yangsemula memandang politik itu urusan Islam sebagai partai politik dapat dikategorikan
duniawi menjadi urusan ukhrawi juga, maka ke dalam beberapa bagian. Diantaranya Islam
menjatuhkan pilihan dalam setiap pemilu itu sebagai simbol, Islam sebagai landasan
wilayah ibadah. Keempat, bentuk partai politik organisasi, serta Islam sebagai basis massa.
Islam harus tetap terbuka, karena Islam itu Dengan kata lain bahwa Islam yang hadir
Rahmatanlil’alamien, hanya saja harus dapat sebagai sebuah agama, namun dalam penerapan
menawarkan program-program yanglangsung nilai-nilainya menggunakan sebuah media yang
dinikmati oleh masyarakat. Kelima, partai mungkin bisa diterima oleh semua golongan.
politik Islam harusmencantumkan ideologinya Oleh karena Indonesia bukan merupakan
Islam, dengan penampilan dan pemaknaan Negara Islam tetapi merupakan negara yang
yangbaru. Keenam, pemimpin partai harus mayoritas dihuni oleh masyarakat Islam.
memenuhi kriteria sebagai pemimpin Islam, Untuk itu penulis mencoba mengurai
yakni kriteria internal, sidiq, amanah, tabligh tiap-tiap partai Islam ke dalam beberapa
dan fathanah. Dalambahasa hadis, seorang kategori sehingga diharapkan dapat diketahui
pemimpin itu harus dhabid (cerdas) dan ghairu pengelompokan partai politik Islam kedalam
syadz (tidak cacat moral). tiga bagian yaitu formalistik, substansivistik,
Adapun tipologi politik Islam di fundamentalisme. Dalam kajian terhadap partai
indonesia menurut Din Syamsuddin ada tiga politik Islam, Yusril Ihza Mahendra membagi
kelompok di masa Orde Baru yaitu: partai politik Islam ke dalam dua kelompok,
Pertama, Formalistik yang cenderung yakni modernisme dan fundamentalisme.
mempertahankan bentuk-bentuk pra konsepsi Menurut Yusril, kelompok modernisme melihat
politik Islam Misalnya pentingnya partai politik dalam masalah muamalah (kemasyarakatan),
Islam yang formal menggunakan nama Islam, doktrin hanya memberikan ketentuan ketentuan
simbol-simbol dan ungkapan serta idiom-idiom umum yang bersifat universal. Bagi kaum
Islam dan landasan organisasi secara modernis, masyarakat terus berubah dan
konstitusional Islam. Menurutnya kelompok ini berkembang dari zaman ke zaman. Sedangkan
menyerukan kembali piagam Jakarta. Fundamentalisme memandang bahwa ijma’
Kedua, substantivistik yang zaman sahabat Nabi merupakan ijma’ yang
menekankan kepada pentingnya makna mengikat generasi kaum muslim hingga akhir
substansial dan menolak bentuk-bentuk zaman, artinya tidak dapat diubah oleh generasi
pemikiran formalistik. Mereka menekankan berikutnya.
pada tuntutan manifestasi nilai-nilai Islam
Pemilihan Umum
Dalam aktivitas politik, bukan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum
kelembagaannya.
(Pemilu) yang bebas di Indonesia Merupakan
Ketiga, Fundamentalisme yang
perwujudan syarat bagi negara demokrasi
cenderung mengangkat kembali sendi-sendi
perwakilan dibawah rule of law sebagaimana
Islam ke dalam realitas politik sekarang.
yang dirumuskan oleh International
Mainstream ketiga ini menurutnya berbeda
Commission of Jurists Di Bangkok pada tahun
dengan dua mainstream yang lain dan
1965. Selanjutnya dirumuskan mengenai
menganggap keduanya gagal menunjukkan
definisi pemerintahan berlandaskan demokrasi,
Islam sebagai jawaban dalam merespon sistem
yaitu pemerintahan dimana warga negara
politik Indonesia. Kelompok Fundamentalisme
melaksanakan hak yang sama tetapi melalui
di Indonesia juga dipengaruhi oleh
wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan
perkembangan fundamentalisme di dunia
bertanggung jawab kepada mereka melalui
Islam. Kelompok ini sering digambarkan
proses pemilihan-pemilihan yang bebas.
sebagai kelompok sempalan dengan sikap
politik yang reaksioner, menentang penguasa
Menurut Prof. Dr. Ismail Sunny,
dan menawarkan semacam alternatif. Karena
pemilihan umum yang bebas merupakan suatu
kelompok ini menekankan pada karakter
keharusan dan merupakan suatu lembaga yang
transformatif dari Islam maka mereka juga
sangat vital untuk demokrasi. Pemilihan umum
menghendaki transformasi masyarakat, baik
yang bebas berarti bahwa dalam suatu jangka
secara revolusioner maupun evolusioner.

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 38


waktu tertentu rakyat akan mendapat hingga sekarang.31 Presiden dan Wakil
kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan Presiden dipilih setiap 5 tahun sekali melalui
politik dan pemerintahannya melalui pemilihan yang dilaksanakan secara Luber serta
penyampaian aspirasi politik rakyat melalui Jurdil (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia serta
pemilu untuk menempatkan wakilnya di Jujur dan Adil) yang diselenggarakan oleh suatu
pemerintahan. komisi pemilihan umum yang bersifat nasional
Selanjutnya menurut Rousseau adanya tetap dan mandiri.
suatu perwakilan kekuasaan yang ditentukan
oleh rakyat merupakan wujud kedaulatan rakyat Komunikasi Politik
yang disampaikan melalui sistem perwakilan Komunikasi politik adalah komunikasi
dengan diterapkannya sistem demokrasi yang yang diarahkan kepada pencapaian suatu
menunjukkan adanya hubungan antara ajaran pengaruh, sehingga masalah yang dibahas oleh
kedaulatan rakyat dengan sistem demokrasi kegiatan komunikasi ini dapat mengikat semua
dalam suatu rangkaian yang terintegrasi. warganya dengan sanksi yang ditetapkan
Pemilihan Umum di negara-negara bersama melalui lembaga politik. Rush dan
dilandaskan dalam suatu ketentuan konstitusi Althoff (1997) mendefinisikan komunikasi
atau peraturan lainnya yang secara jelas politik sebagai proses ketika informasi politik
mencantumkan asas kedaulatan rakyat sebagai yang relevan ditentukan dari suatu bagian
dasar dalam praktek ketatanegaraannya, yang sistem politik ke bagian lainnya, dan diantara
dapat diklasifikasikan sebagai negara system sosial dengan sistem politik. Gabriel
demokrasi. Di Indonesia penempatan Almond berpendapat bahwa komunikasi politik
kedaulatan rakyat berada pada konteks merupakan salah satu fungsi yang selalu ada
“Kekuasaan negara tertinggi” yang dalam setiap sistem politik. Komunikasi Politik
dicantumkan dalam Penjelasan Umum UUD merupakan proses penyampaian pesan yang
1945 mengenai sistem pemerintahan negara terjadi pada saat enam fungsi lainnya
(III). dijalankan, yaitu sosialisasi dan rekruitmen
Tujuan penyelenggaraan pemilihan politik, artikulasi kepentingan, agregasi
umum di Indonesia, yaitu kepentingan, membuat peraturan, aplikasi
pertamamemungkinkan terjadinya pergantian peraturan dan ajudikasi peraturan. Hal ini
pemerintahan secara damai dan tertib, kedua berarti bahwa fungsi komunikasi politik
kemungkinan lembaga negara berfungsi sesuai terdapat secara interen di dalam setiap fungsi
dengan maksud UUD 1945, dan ketiga untuk sistem politik.
melaksanakan hak-hak asasi warga negara. Miriam Budiardjo (1982) memahami
Pemilihan Umum memberikan kesempatan komunikasi politik sebagai salah satu fungsi
kepada para peserta pemilu yang akan mengisi partai politik, yaitu menyalurkan berbagai
jabatan-jabatan tertentu dalam pemerintahan pendapat dan aspirasi masyarakat serta
secara berkala melalui sistem penyelenggaraan mengaturnya sedemikian rupa untuk
pemilu tersebut, kemudian setelah diperjuangkan menjadi kebijakan politik.
terselenggaranya pemilu maka fungsi Sedangkan menurut Maswadi Rauf,
perwakilan dalam lembaga negara dapat mengatakan bahwa komunikasi politik
dilaksanakan sesuai ketentuan UUD 1945 untuk merupakan kajian ilmu politik karena pesan-
selanjutnya terintegrasi dengan lembaga Negara pesan yang disampaikan dalam proses
lainnya untuk menjalankan sistem komunikasi bercirikan politik, yaitu berkaitan
pemerintahan secara efektif dan efisien,serta dengan kekuasaan politik negara, pemerintah,
pemenuhan perwujudan hak-hak politik warga dan aktivitas komunikasi dalam kedudukan
negara sebagai bagian dari hak asasi manusia sebagai pelaku kegiatan politik.
mengenai kepentingan warga negara dalam Komunikasi politik dibagi dalam dua
sistem pemerintahan dan kenegaraan. dimensi yaitu kegiatan politik, penyampaian
Pemilu 1997 diselenggarakan pada 29 pesan pesan yang bercirikan politik oleh katir-
Mei 1997 untuk memilih anggota DPR dan aktor politik kepada pihak lain. Kedua, kegiatan
DPRD tingkat I dan II. Pemilu ini dimenangkan ilmiah, kegiatan politik dalam sistem
oleh Golongan Karya. Pemilu ini merupakan politik.Menurut Susanto, komunikasi politik
pemilu terakhir pada masa Orde Baru. adalah komunikasi politik yang diarahkan pada
Setelahgelombang reformasi, Indonesia pencapaian suatu pengaruh sehingga masalah
bersistem multi partai dan terus berlanjut yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 39


dapat mengingat semua warganya melalui a. Pertukaran informasi mengenai
sanksi yang ditetapkan bersama oleh lembaga- pelaksanaan kekuasaan (Ken Goldstein)
lembaga politik.Nimmo berpandangan bahwa b. Interaksi antar elite, media warga negara
komunikasi politik menggunakan politik hanya mengenai topic-topikyang berkaitan
untuk menceritakan kegiatan orang secara dengan politik (Talia Stroud)
kolektif, yang mengatur perbuatan perbuatan c. Pertukaran gagasan dan pesan, verbal atau
mereka dalam konflik sosial. visual, secara langsung atau bermedia,
Menurut McQuail dalam Swanson 1990 dalam suatu ruang publik yang dapat
komunikasi politik adalah sebuah studi yang diidentifikasi, yang tujuannya atau
indisipliner yang dibangun atas berbagai konsekuensinya adalah untuk mengubah
macam disiplin ilmu, terutama dalam struktur dan produk pemerintahan atau
hubungannya antara proses komunikasi dan menghindari perubahan tersebut. (Lynn
proses politik. Ia merupakan wilayah sanders)
pertarungan oleh persaingan teori, pendekatan,
agenda dan konsep dalam membnagun jati Komunikasi Politik Dalam Partai Politik
dirinya. Karena itulah komunikasi yang Islam
membicarakan tentang politik kadang diklaim Komunikasi politik islam sudah mulai
sebagai studi tentang aspek-aspek politik dari diperdebatkan setelah Rasulullah SAW wafat.
komunikasi publik. Sering dikaitkan dengan Pertemuan antara Muhajirin dan Anshar di
komunikasi kampanye pemilu (elections Saqifah bani Sa’idah merupakan rapat
campaign), karena mencakup masalah persuasi paripurna Nasional atau sidang konstituante
terhadap pemilih, debat antar kandidat, dan pertama yang membicarakan masalah
penggunaan media massa sebagai alat kepemimpinan dalam islam. Dalam
kampanye. perkembangan selanjutnya banyak politikus
Menurut Lucian Pye, antara komunikasi muslim yang membicarakan tentang politik
dan politik atau pemerintahan memiliki islam.
hubungan yang erat dan istimewa karena berada Berjalannya fungsi komunikasi politik
dalam kawasan (domain) politik dengan yang diperankan eksekutif dan legislatif di
menempatkan komunikasi pada posisi yang suprastruktur politik, memiliki fungsi untuk
sangat fundamental. Glanoor misalnya saling mengontrol keseimbangan kekuasaan,
menyatakan bahwa tanpa komunikasi tidak ada kemudian mengonversi proses pembuatan
nada usaha bersama, dan dengan demikian tidak keputusan menjadi produk kebijakan publik
ada politik. Dalam pandangan Pye, bahwa tanpa yang diumpan balik ke infrastruktur politik.
suatu jaringan(komunikasi) yang mampu Komunikasi di infrastruktur politik yang
memperbesar (enlarging) dan dilakukan oleh kelompok kekuatan civil
melipatgandakan(magnifying) dan pilihan- society, memiliki fungsi untuk mengusulkan
pilihan individual, maka tidak akan ada (beraspirasi), mendukung, mengkritisi, dan
namanya politik. menolak, mulai dari proses pembuatan
Beberapa definisi komunikasi politik keputusan, hingga menjadi produk kebijakan
yang bersifat linier menurut Lasswell adalah: publik. Hal tersebut sebagai mekanisme
1. Transmisi informasi (secara luas demokrasi dengan fungsi komunikasi politik
mencakup verbal, nonverbal, perilaku, untuk mengimbangi serta mengontrol kekuatan
dsb) dalam mengejar kekuasaan (Sunshine suprastruktur politik.
Hillygus). Fakta yang menunjukkan berjalannya
2. Transfer informasi apapun mengenai fungsi komunikasi politik dalam sistem politik
perlombaan atas sumber daya (Bruce di Indonesia, di antaranya seperti peristiwa
Hardy) paling fenomenal yang muncul dan menjadi
3. Produksi, transmisi dan efek informasi perhatian publik yaitu: kasus “Cicak dan
mengenai politik, pendapat politik dan Buaya” (Juli 2009) yang ketika itu sebagai
kebijakan publik. (Bob Lichter) pengandaian antara lembaga KPK dengan
Definisi komunikasi politik yang bersifat kepolisian. Kemudian kasus rangkaian panjang
sistematis (lihat Alfian, 1991, Wahyuni 2007) perdebatan di DPR dalam Panitia Khusus
mengasumsikan realitas komunikasi politik (Pansus) hak angket Bank Century DPR mulai
sebagai sebuah sistem yang konstan, teratur dan 1 Desember 2009 sampai peristiwa siding
dapat diramalkan misalnya sebagai: Paripurna DPR RI tanggal 3 Maret 2010 yang

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 40


berakhir dengan pemungutan suara (voting) dan kegiatan yang populis dan memenuhi kontrak
dimenangkan pihak yang memilih opsi C yang politik yang pernah disepakati. Tahun kedua,
menyatakan ada kesalahan kebijakan dalam mengembalikan besarnya modal finansial
pemberian dana talangan (bail out). Kemudian sebagai ongkos politik yang telah dikeluarkan
sidang paripurna DPR pada 17 Juni 2013 selama pencalonan, kampanye, dan
tentang pengesahan Undang-Undang APBN pemenangan.
Perubahan 2013 yang juga melalui mekanisme Tahun ketiga dan keempat, meraih
pemungutan suara (voting) yang akhirnya keuntungan politis (dukungan dan pencitraan)
memastikan harga bahan bakar minyak dan juga finansial termasuk untuk modal
bersubsidi akan dinaikkan. pencalonan pada periode berikutnya. Tahun
Komunikasi politik di kalangan kelima, melakukan kegiatan kampanye dengan
suprastruktur politik tersebut selalu dibarengi memanfaatkan pelaksanaan seremonial
dengan keterlibatan infrastruktur politik yang pembangunan yang lebih banyak berinteraksi
juga memerankan fungsi komunikasi politiknya dengan masyarakat (pemilih) untuk
untuk ikut serta beraspirasi, mendukung, dan mempertahankan kekuasaan, lebih peningkatan
menolak proses politik tersebut, seperti aksi- popularitas dan pencitraan serta penguatan
aksi demonstrasi yang menjadi simbolisasi dukungan masyarakat. Hal tersebut
demokratisasi, di mana pihak rakyat (civil sebagaimana menurut Wasesa (2011) politisi
society) ikut mempengaruhi dan terlibat lebih sering mengakhiri pencitraan politiknya,
berpartisipasi. justru setelah terpilih dan malahan memikirkan
Berdasarkan fakta tersebut, fungsi dirinya sendiri untuk pengembalian modal
komunikasi politik sangat penting dan kampanye.
menentukan dalam sistem politik yang Begitupun komunikasi politik yang
demokratis dengan didukung oleh peran media dilakukan anggota legislatif yang juga terikat
massa yang menjadikan persoalan politik, pada kuat pada kontrak politik dari partai politik
awalnya bisa saja terselubung atau tersembunyi sebagai “kendaraan politiknya” serta investor
menjadi terbuka ke publik. Sehingga publik politik. Maka dalam menjalankan fungsinya,
mengetahui, ikut mengkaji dan terlibat dalam status anggota legislatif menjadi wakil partai
suatu persoalan atau pembahasan politik. politik, bukan sebagai wakil rakyat secara utuh.
Hal ini sebagaimana menurut Lilleker Anggota legislatif akan tetap terjebak dan
(2006) demokratisasi yang mengutamakan ditentukan oleh kepentingan partai politiknya
mayoritas dalam sistem politik, mengubah sifat dengan mengatasnamakan fraksi dalam
komunikasi politik dan kegiatan politik menjadi membuat, memperjuangkan keputusan politik
ke ranah atau wilayah publik. Namun ada dan kebijakan publik. Hal tersebut,
beberapa problematika komunikasi politik sebagaimana hasil penelitian dari Sulaiman
dalam sistem politik, yang menjadikan (2008) setiap keputusan politik di legislatif
“demokrasi setengah hati”, yaitu pertama, sangat tergantung kepada keputusan partai
sulitnya melepaskan kekuasaan dan politik yang didelegasikan melalui fraksinya.
ketergantungan pada kekuatan partai politik Kedua, kasus banyaknya ketidakhadiran
sebagai “kendaraan politik” atau “sponsor dari para anggota legislatif dalam menghadiri
politik”. Sehingga para kepala daerah sebagai sidang komisi atau paripurna sebagaimana
eksekutif masih terikat kuat dengan kontrak kinerja DPR berdasarkan data Badan
politik dan ongkos politik yang diinvestasikan Kehormatan (BK) DPR, memublikasikan daftar
oleh partai politik serta pendukung atau anggota DPR yang tingkat kehadirannya di
sponsor, baik secara materi (pendanaan) bawah 50%. Data tersebut dirilis untuk 4
maupun tidak secara materi (immaterial) sepeti periode masa sidang yaitu masa sidang II tahun
dukungan, pengaruh, dan kekuasaan. 2011-2012 hingga masa sidang III tahun sidang
Maka komunikasi politik yang dibangun 2012-2013, dari semua parpol ada anggotanya
lebih dominan aspek kepentingan kekuasaan yang masuk daftar tersebut (Lupiyanto, 2013).
kelompoknya daripada kepentingan masyarakat Maka komunikasi politik yang di bangun
yang lebih luas. Hal ini sebagaimana menurut dalam sistem politik demokratis, yaitu: (1)
Sulaiman (2013) dalam proses kepemimpinan Adanya kontrol kekuasaan antar elit politik dan
kepala daerah selama satu periode atau lima secara proaktif membuka ruang aspirasi untuk
tahun indikasinya adalah tahun pertama, rakyat (civil society) seperti membuat media
merealisasikan janji-janji kampanye dengan pengaduan di kantor fraksi atau komisi dengan

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 41


staf khusus dan waktu pengaduan yang jelas. menarik.
Kemudian pemanfaatan media kotak pos atau Menurut Lilleker (2006) fungsi utama
melalui teknologi informasi dan komunikasi dari komunikasi politik adalah untuk membuat
seperti pengaduan lewat Short Message Service masyarakat memikirkan suatu masalah dengan
(SMS), atau email, website dan blog dari fraksi, cara yang menguntungkan bagi pembuat dan
komisi atau anggota legislatif. Sehingga peran pengirim pesan politik. Ini berarti bahwa setiap
dan fungsi anggota legislatif menjadi lebih organisasi politik yang bermaksud untuk
maksimal dalam menjaring aspirasi, identifikasi mempengaruhi publik secara politik, harus
masalah dan potensi di masyarakat. Bahkan berusaha untuk mengontrol ide-ide yang
pengaduan atau aspirasi bisa dijadikan data dominan dalam ruang publik.Sehingga sebelum
penting yang berguna bagi perumusan Pemilu tahun 2014 diselenggarakan untuk
kebijakan. (2) Harus secara serius menjalin menentukan jumlah perolehan kursi kekuasaan
komunikasi politik dari anggota legislatif ketika di legislatif, sudah didahului dengan ramainya
kegiatan reses ke daerah pemilihannya dengan iklan politik di televisi oleh calon presiden
melakukan penjaringan aspirasi, sosialisasi, dan (capres) dan calon wakil presiden (cawapres)
pelaksanaan program pembangunan. baik secara berpasangan (satu paket), maupun
Komunikasi politik yang dilakukan anggota iklan capres yang masih belum memiliki
legislatif tidak lagi bersifat “musiman” ketika cawapres. Apalagi para kontestan capres dan
masa Pemilu atau Pilkada saja. Sehingga rakyat cawapres serta ketua umum parpol merupakan
dapat memiliki kesempatan secara langsung pemilik perusahaan media televisi terbesar.
berinteraksi dengan menyampaikan aspirasi Begitupun iklan layanan masyarakat atau
kepada anggota legislatif yang sesungguhnya sosialisasi program pembangunan menjelang
merupakan wakil rakyat. (3) Elit politik masa Pemilu, yang marak dimanfaatkan pejabat
(eksekutif dan legislatif) harus dapat publik seperti menteri yang memanfaatkan
memperlakukan rakyat sebagai subjek (pelaku) kepentingan politiknya untuk mencalonkan
dengan diberikan pendidikan dan menjadi anggota legislatif.
pemberdayaan politik untuk dapat Sehingga media massa menjadi pentas
berpartisipasi (berkehendak) dalam proses panggung politik yang penting dan strategis,
politik dan pembangunan. Bukan sebagai objek karena dibutuhkan dan dimanfaatkan para elit
yang selalu dimobilisasi untuk dimanfaatkan politik untuk membangun, memelihara
kepentingan politik sesaat selama dibutuhkan popularitas serta pencitraannya. Bahkan media
pada kegiatan Pemilu, Pilpres dan Pilkada. (4) massa bisa dijadikan strategi politik untuk
Fungsi komunikasi politik yang diperankan menjatuhkan pengaruh, popularitas, dan
oleh kekuatan rakyat (civil society) untuk aktif pencitraan lawan politiknya.
beraspirasi, menagih dan mengontrol janji Hal tersebut sesuai dengan hasil riset
politik berupa program pembangunan atau Lembaga Survei Indonesia (Rilis LSI, 2012)
kebijakan publik dari elit politik (eksekutif dan salah satunya yaitu: (1) Sering muncul opini
legislatif). bahwa berita oleh media massa dibingkai
(frame) oleh kepentingan politik dan ekonomi
Komunikasi Politik dalam Strategi tertentu untuk mempengaruhi sikap dan
Kampanye menjelang pemilu perilaku politik pemilih sesuai dengan framing
Perubahan komunikasi politik dalam tersebut. (2) Efeknya kemudian, bahwa berita
strategi kampanye mengalami perkembangan, media massa diyakini punya pengaruh partisan,
khususnya dengan memanfaatkan kekuatan yakni menguntungkan partai tertentu, dan
media seperti stiker, pamflet, spanduk, dan sebaliknya menjatuhkan partai yang lain. Hal
baliho serta papan reklame dari ukuran kecil tersebut merupakan suatu strategi komunikasi
hingga ukuran besar, yang terpasang menghiasi melalui kampanye, sebagaimana menurut
jalan-jalan layaknya seperti iklan komersial Connolly (2008) bahwa strategi kampanye
pada musim “pesta demokrasi”. Kemudian merupakan komunikasi yang diarahkan oleh
strategi kampanye yang memanfaatkan seseorang atau sebuah organisasi dengan
kekuatan media massa seperti surat kabar dirancang untuk mempengaruhi publik,
(koran) yang banyak diakomodasi oleh surat meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap,
kabar lokal. Termasuk kampanye di media maupun mendorong perilaku yang diinginkan.
massa elektronik terutama televisi menjadi Strategi komunikasi dengan kampanye,
wahana kompetisi iklan politik yang sangat umumnya dirancang untuk merespon

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 42


kebutuhan komunikasi yang dirasakan sangat dan eksekutif (bupati/walikota dan
penting oleh publik. Jadi netralitas dan gubernur), dalam melakukan strategi
independensi media menjadi bias, karena satu kampanye harus memiliki visi, misi, dan
sisi media massa bersifat komersial dan media program kerja yang akan ditawarkan atau
juga sebagai agen pembangunan yang dikampanyekan kepada rakyat sebagai
memberikan informasi, edukasi, dan wahana pemilih melalui suatu penelitian (riset).
aspirasi serta kontrol terhadap kekuasaan. Penelitian bisa secara kuantitatif seperti
Namun di sisi lain media juga sebagai wahana survei dan polling, namun bukan hanya
dimanfaatkan kepentingan politik oleh elit untuk mengukur popularitas dan
politik untuk memiliki kekuasaan politik. keterpilihan terhadap calon yang selama
Menurut Altschull (dalam Severin dan ini sering dilakukan oleh tim sukses atau
Tankard, 2007) bahwa: (1) dalam semua sistem lembaga survei. Akan tetapi juga untuk
pers media berita mewakili pihak yang dapat mengidentifikasi masalah dan
menjalankan kekuasaan politik dan ekonomi. potensi yang sebenarnya terjadi.
Surat kabar, majalah dan penyiaran bukanlah Kemudian penelitian secara kualitatif,
aktor independen, meski mereka mempunyai dengan mendatangi dan mewawancarai
potensi untuk menjalankan kekuasaan (dialog) langsung kepada pemilih baik
independen; (2) Isi berita selalu menunjukkan secara individu seperti tokoh-tokoh kunci
kepentingan dari orang-orang yang membiayai (stakeholders) sebagai panutan masyarakat
pers; (3) Semua sistem pers didasarkan pada yang dapat dijadikan pendulang suara (foot
kepercayaan ekspresi bebas, walaupun getter), maupun kepada kelompok
didefinisikan dengan cara yang berbeda. Maka masyarakat atau organisasi untuk
demokratisasi hanya menjadi simbol dan slogan melakukan dialog. Bahkan kegiatan
politik, apabila masih ada kekuasaan yang penelitian dengan survei dengan
sangat kuat dan tidak dapat dikontrol oleh menyebarkan kuesioner bisa dilaksanakan
kekuatan lainya. Misalkan media massa yang sekaligus dengan memanfaatkan kegiatan
berkolaborasi dengan politik atau pengusaha dialog atau focus group discussion (FGD).
(media) dengan penguasa (politik) menjadi Maka elit politik akan memiliki data
suatu hegemoni. Sebagaimana Gramsci dalam penting dan berharga dari hasil penelitian
Latif dan Ibrahim (1996) istilah kuantitatif dan kualitatif untuk dijadikan
hegemoni (hegemony) yang dihadapkan dengan bahan kampanye baik secara lisan untuk
istilah kekuatan (force). Jika kekuatan diartikan orasi di lapangan terbuka atau ketika
sebagai penggunaan daya paksa untuk membuat berdialog serta debat publik. Begitupun
orang banyak mengikuti dan mematuhi syarat- sebagai bahan membuat kampanye tertulis
syarat suatu cara produksi tertentu. Maka seperti untuk visi, misi, dan program kerja
hegemoni berarti perluasan dan pelestarian yang biasanya dikemas lagi dalam bentuk
“kepatuhan aktif” dari kelompok-kelompok media stiker, baligo, atau poster. Strategi
yang didominasi oleh kelas berkuasa lewat kampanye politik yang harus berdasarkan
penggunaan kepemimpinan intelektual, moral, penelitian, sesuai dengan model kampanye
politik yang mewujud dalam bentuk-bentuk dari Ostergaard dalam Venus (2007) yang
kooptasi institusional dan manipulasi sistemis merancang program kampanye untuk
atas teks dan tafsirannya. Lebih lanjut menurut perubahan sosial yang tidak didukung oleh
Gramsci (dalam Suyanto, 2010), fenomena temuan ilmiah tidak layak untuk
hegemoni politik dan media akan tetap dilaksanakan, karena tidak akan
berlangsung apabila cara hidup, cara berpikir, menimbulkan efek apapun dalam
dan pandangan pemikiran masyarakat telah menanggulangi masalah sosial. Sehingga
meniru dan menerima cara berpikir dan gaya harus diawali oleh identifikasi masalah
hidup dari kelompok elit yang mendominasi faktual (prakampanye) yang dilakukan
dan mengeksploitasi masyarakat. sumber kampanye (campaign
Bentuk usulan komunikasi politik dalam makers/decision maker). Kemudian dicari
strategi kampanye yang bisa menjadi alternatif, hubungan sebab-akibat (cause and effect
dalam rangka mewujudkan demokratisasi yang relationship) dengan fakta-fakta yang ada.
berpihak kepada rakyat yaitu: Tahap selanjutnya adalah pengolahan
1) Elit politik yang mencalonkan diri untuk kampanye dimulai dari perancangan
dapat duduk di legislatif (DPR dan DPRD) pelaksanaan hingga evaluasi.

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 43


2) Elit politik (calon legislatif dan dengan rakyat sebagai pemilih, karena
eksekutif) harus berani membuat kontrak hanya melalui media seperti: stiker,
politik secara tertulis dan terbuka dengan kalender, pamflet, dan baliho saja yang
rakyat sebagai pemilih, yang disaksikan menghiasi jalan dan fasilitas publik.
khalayak (publik) ketika massa Melakukan strategi kampanye yang
mencalonkan untuk mendapat dukungan diawali dengan melakukan penelitian untuk
atau dipilih. Sehingga elit politik tidak mendapatkan data, peta, dan konsep (program)
hanya memberikan janji-janji politik atau kampanye yang lebih realistis dan membumi
program pembangunan yang tidak konkrit, berupa visi, misi, danprogram. Kemudian
serta tidak hanya memberikan materi yang dengan melakukan kegiatan pelaksanaan
dikemas dalam bentuk kegiatan bakti kampanye melalui media dan kampanye
sosial atau sumbangan. Akan tetapi jelas langsung (dialog atau debat publik) adalah
memegang tanggung jawab hasil dialog evaluasi kampanye. Tahapan terakhir adalah
dan perjanjian yang disepakati bersama melakukan evaluasi kampanye untuk
dengan masyarakat berupa kontrak politik. mendapatkan hasil efek atau dampak kampanye
Selama ini baru ada kontrak politik Pemilu dari sasaran khalayak.
damai yang diprakarsai oleh Komisi Sebagaimana jenis evaluasi kampanye
Pemilihan Umum (KPU) yang menurut Rakhmat (dalam Venus, 2007). Jadi
dideklamasikan dan dipublikasikan secara komunikasi politik dalam strategi kampanye,
terbuka. bukan hanya untuk kepentingan yang
3) Kampanye yang dilaksanakan menguntungkan elit politik saja, tetapi untuk
harus lebih banyak dan mengutamakan kepentingan semua pihak termasuk rakyat
kegiatan dialog antara masyarakat sebagai sesuai dengan semangat demokratisasi. Karena
pemilih dengan calon legislatif dan calon menurut McNair (2003) hal tersebut dipahami
eksekutif. Sehingga elit politik bisa lebih sebagai strategi komunikasi dan taktik dari
dekat dan mengenal rakyat, banyak aktor politik. Selain argumen atau perdebatan,
mendengar, belajar serta memahami pada saat ini gagasan tentang komunikasi
aspirasi rakyat, supaya dapat merumuskan politik terlalu penting untuk diabaikan oleh para
dan memformulasikan bentuk perjuangan aktor yang memiliki kepedulian bagi
politik atau program pembangunan untuk bekerjanya suatu demokrasi modern.
rakyat. Kemudian kegiatan debat publik Berkenaan dengan kampanye politik
atau uji publik juga harus banyak saat berlangsungnya pesta demokrasi
dilakukan, supaya rakyat sebagai pemilih “Pemilihan Umum” partai politik islam, dalam
bisa menilai kualitas para calon legislatif berkampanye “menyampaikan visi politik”
dan eksekutif yang memiliki kapasitas erta anggota legislatif partai tidak pernah berjanji
integritas yang dapat diandalkan. Bahan kepada masyarakat, apalagi saat ia terjun ke
dialog atau debat publik bisa terukur dan dunia politik tidak dengan modal yang besar.
teruji karena visi, misi, dan program yang Visi politik yang disampaikan pada saat
ditawarkan merupakan hasil riset politik kampanye adalah dengan cara memberikan
secara kuantitatif dan kualitatif. Bahkan pemahaman kepada masyarakat. Selama ini
hasil riset berupa visi, misi, dan program masyarakat tidak memahami ajaran Islam
kampanye bisa lebih dikembangkan ketika secara utuh, bahwa politik itu bagian dari Islam.
dipresentasikan ke publik, sehingga akan Bukan orang berpolitik lalu mempolitisir Islam.
mendapat masukkan, kritikan, dan Lebih lanjut, perlunya melibatkan peran serta
dukungan terhadap program yang masyarakat dalam politik. Jika masyarakat
ditawarkan. Sebagaimana menurut Wasesa aspirasi politiknya diberikan kepada orang yang
(2011) sebuah merek politik, tidak hanya tidak memiliki akhlak, maka akan melahirkan
mudah menarik peserta program, tetapi pemimpin yang jelek dan tidak berakhlak. Allah
mengembangkan program tersebut memerintahkan agar memilih pemimpin yang
menjadi lebih luas, sehingga perolehan baik dan jangan dipilih pemimpin yang
pendukung akan semakin kuat.Strategi musyrik, pilih yang dapat mengantarkan
kampanye selama ini lebih banyak bersifat masyarakat kepada kebaikan. Seorang
linier atau tidak dialogis, sehingga elit masyarakat jika memilih pemimpin yang baik
politik yang mencalonkan diri, tidak itu adalah kerja ibadah. Kerja-kerja politik yang
mengenal dan dikenal serta tidak dekat dilakukan dalam rangka menegakkan Islam

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 44


secara utuh, itu pun bagian dari ibadah. muda untuk menjadi pengurus atau kader,
Beberapa partai politik islam lain yang kemudian terlibat langsung dengan kegiatan
ada di indonesia, dalam berkampanye lebih mereka. Yang menonjol dilakukan adalah, baik
menyuarakan dan mengedepankan konsep kader maupun pengurus politik Islam
“pembangunan yang berkesinambungan”, jika Menyesuaikan fashion style dengan selera
pembangunan fisik material tidak diimbangi anak-anak muda pada saat kampanye. Kedua,
dengan pembangunan mental spiritual, maka untuk kalangan orang tua menggunakan strategi
negara akan hancur. dengan membangun komunikasi dan
Pernyataan yang dipaparkan di atas silaturahmi kepada tokoh masyarakat, ulama,
menunjukkan adanya perbedaan isu yang dijual pondok pesantren dan majelis taklim.
para calon legislatif pada saat kampanye politik, Keterlibatan para Ulama di dunia politik
paling tidak ada tiga isu, yaitu: Pertama, di sangat jelas, dan peran politik yang
menjual isu “kejujuran” dan “tidak mengobral dimainkan tidak diragukan, hal ini terbukti
janji” karena memang berangkat dari modal dengan kegigihan mereka dalam
yang tidak besar; Kedua, mengangkat isu memperjuangkan kebijakan yang berkaitan
perlunya “pembangunan berkesinambungan” dengan kepentingan agama.
antara fisik material dengan mental sepiritual, Penyampaian visi politik kepada
karena pembangunan yang dilakukan selama ini masyarakat pada saat berkampanye, yaitu:
hanya berorientasi pada pembangunan fisik Pertama, isu kejujuran dan tidak mengobral
semata, sehingga melahirkan berbagai janji; Kedua, isu perlunya pembangunan
kehancuran di berbagai sektor kehidupan; dan berkesinambungan antara fisik material dengan
Ketiga, perlunya “melibatkan peran serta mental spiritual; dan Ketiga, isu perlunya
masyarakat” dalam politik. Jika masyarakat melibatkan peran serta masyarakat dalam
aspirasi politiknya diberikan kepada orang yang politik.
tidak berakhlak, maka akan melahirkan Adapun tipologi politik Islam di
pemimpin yang jelek dan tidak berakhlak. Jika indonesia ada tiga yaitu: Pertama, Formalistik
masyarakat memilih pemimpin yang baik itu yang cenderung mempertahankan bentuk-
adalah kerja ibadah. Kerja-kerja politik yang bentuk pra konsepsi politik Islam Misalnya
dilakukan dalam rangka menegakkan Islam pentingnya partai politik Islam yang formal
secara utuh, itu pun bagian dari ibadah. menggunakan nama Islam, simbol-simbol dan
Memang saat kampanye pemilu para ungkapan serta idiom-idiom Islam dan landasan
calon legislatif berusaha keras mempengaruhi organisasi secara konstitusional Islam. Kedua,
massa pemilih dengan berbagai cara agar pada substantivistik yang menekankan kepada
saat pemilu digelar partainya yang menjadi pentingnya makna substansial dan menolak
pilihan. Menurut Burhani, tidak heran jika pada bentuk-bentuk pemikiran formalistik. Mereka
saat pencoblosan, maka hanya partai yang menekankan pada tuntutan manifestasi nilai-
berjuang menyuarakan amanat hati nurani nilai Islam Dalam aktivitas politik, bukan
rakyat, al-amr bi al-ma‘rufi wa an-nahy ‘an al- kelembagaannya. Ketiga, Fundamentalisme
munkari (memberi motivasi untuk berakhlak Yang cenderung mengangkat kembali sendi-
luhur, membela kebenaran, dan memerangi sendi Islam ke dalam realitas politik sekarang.
kemungkaran), menekankan etika politik yang Dalam kaitannya dengan pengelompokan
jujur dan adil, berorientasi kesejahteraan rakyat, partai politik Islam dapat dikategorikan ke
serta berjiwa keselamatan dunia dan akhirat, dalam beberapa bagian. Diantaranya Islam
kiranya yang patut dipilih. Bukan partai yang sebagai simbol, Islam sebagai landasan
penuh hiasan ayat suci, namun hampa dari nilai- organisasi, serta Islam sebagai basis massa.
nilai keadilan dan kebenaran. Rakyat Dengan kata lain bahwa Islam yang hadir
membutuhkan bukti, bukan janji. sebagai sebuah agama, namun dalam penerapan
nilai-nilainya menggunakan sebuah media yang
SIMPULAN mungkin bisa diterima oleh semua golongan.
Oleh karena Indonesia bukan merupakan
Strategi komunikasi politik yang Negara Islam tetapi merupakan negara yang
digunakan di Indonesia dalam mempengaruhi mayoritas dihuni oleh masyarakat Islam.
konstituen pada Pemilu legislatif adalah;
Pertama, merangkul kalangan muda atau
DAFTAR PUSTAKA
millennial. Dari mulai rekrutmen anak-anak

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 45


A’la, Abd. 2002. Melampaui Dialog Agama, Madjid, Nurcholish (et.al.), 2000. “Kehampaan
Jakarta: Kompas Spiritual Masyarakat Modern: Respon
Abdul Mun'im D.Z. (edt.), 2000. Islam di dan Transformasi Nilai-nilai Islam
Tengah Arus Transisi, Jakarta: Kompas. Menuju Masyarakat Madani”, Jakarta:
Abdurahman, Dudung. Pengantar Metode Media Cipta.
Penelitian, Yogyakarta: Maliki, Zainudin. 2002. “Insensibility Moral
Arifin, Anwar, 2011. Komunikasi Politik; dan Kekerasan Elite Politik”, Jurnal
Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan- Dialog No. 54 Th. XXV,
Strategi-dan Komunikasi Politik Marzuki Wahid (et.al.). 1999. “Geger di
Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, Republik NU: Perebutan Wacana, Tafsir
Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Sejarah, Tafsir Makna”, Jakarta: Harian
Kualitatif Perspektif Mikro, Surabaya: Kompas Bekerjasama dengan
Insan Cendekia. Lakpesdam NU.
Cangara, Hafied, 2014. Perencanaan & Strategi Marzuki, Wahid (et.al.). 1999. Geger di
Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers. Republik NU: Perebutan Wacana, Tafsir
Cangara, Hafied, 2016. Komunikasi Politik; Sejarah, Tafsir Makna, Jakarta: Harian
Konsep, Teori, dan Strategi, Jakarta: Kompas Bekerjasama dengan
Rajawali Pers. Lakpesdam NU.
Damsar, 2010. Pengantar Sosiologi Politik, Mufid, Ahmad Syafi’i. 2004. “Penggunaan
Jakarta: Kencana. Simbol-simbol Keagamaan untuk
Effendy, 2004. Onong Uchjana, Dinamika Kepentingan Politik”, Jurnal Harmoni:
Komunikasi, Bandung: Remaja Multikultural dan Multi Religious,
Rosdakarya. Volume III, Nomor 12.
Fahmi, Khairul, 2012. Pemilihan Umum & Muhammad In’am Esha dan Helmi Syaefuddin
Kedaulatan Rakyat, Jakarta: Rajawali (edt.). 2006. “Kumpulan Orasi Ilmiah:
Pers. Pengukuhan Guru Besar Universitas
Hamka, Rusjdi. 1986. Etos, Iman, Ilmu dan Islam Negeri (UIN) Malang”, Malang:
Amal Dalam Gerakan Islam”, Jakarta: UIN Malang Press.
Pustaka Panjimas. Mukarom, Zaenal, 2016. Komunikasi Politik,
Hikmat, Mahi M, 2011. Komunikasi Politik; Bandung: Pustaka Setia.
Teori dan Praktik, Bandung: Simbiosa Nimmo, 2010. Komunikasi Politik; Khalayak
Rekatama Media. dan Efek, Bandung: PT Remaja
Hilmi. 2004. “Pemikiran Politik Islam tentang Rosdakarya Offset.
Hubungan Eksekutif dan Legislatif”, Pemerintah Kota Serang; Dinas Kependudukan
Jurnal Media Akademika Vol. 19, No. 2. dan Pencatatan Sipil, Profil
Jamil, Fadly, 2016. Strategi Komunikasi Politik Perkembangan Penduduk Kota Serang
Pilkada Gowa 2015 (Studi Kasus Tahun 2014.
Kemenangan Adnan Purichta Ichsan Ridho, Mochammad Rifqi, 2011. Strategi
Yasin Limpo Dan H Abd Rauf Komunikasi Politik Dalam Perolehan
Malaganni,Fakultas Dakwah dan Suara Partai Persatuan Pembangunan
Komunikasi, UIN Alauddin Makassar. (PPP) Pada Pemilu Legislatif 2009 di
Komisi Pemilihan Umum Kota Serang, Kabupaten Tegal, Fakultas Ilmu Dakwah
Fasilitasi Data Hasil Pemilu Legislatif dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Tahun 2014. Hidayatullah Jakarta.
Kriyantoro, Rachmat, 2009. Teknik Praktis Sadiah, Dewi. 2015. Metode Penelitian
Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana. Dakwah; Pendekatan Kualitatif dan
Kurnia Kalam Semesta, 2003.Al-Faruqi, Jabir. Kuantitatif, Bandung: PT Remaja
Ulama, Pemilu, dan Etika Politik, Rosdakarya.
Jakarta: Kompas, 2000;

TABAYYUN: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 3, No. 1 (2022) | 46

Anda mungkin juga menyukai