Disusun Oleh :
Kelompok 1
Pertama-tama kami panjatkan puja & Puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT,
karena tanpa Rahmat & RidhoNya, kami tidak dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Komunikasi Politik ini dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung
pada penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan
makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun pihak lain. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari berbagai bidang aktivitas
yang kita geluti sehari-hari. Termasuk dalam aktifitas politik baik dalam peran yang kecil
atau besar, komunikasi memainkan peranan yang sangat penting dan dominan bahkan.
Komunikasi adalah hubungan antar manusia dalamrangka mencapai saling pengertian
(mutual understanding ).
Dengan demikian, komunikasi sebagai proses politik, dapat diartikan sebagai gejala-
gejala yang menyangkut pembentukan kesepakatan. Misalnya kesepakatan menyangkut
bagaimana pembagian sumberdaya kekuasaan atau bagaimana kesepakatan tersebut dibuat.
Tentu saja komunikasi politik bukanlahsebuah proses yang sederhana, banyak substansi
masalah yang memerlukan pembahasan yang mendalam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
McNair (2003)
Nimmo (2005:9)
Cangara (2009:32)
Menurut Cangara, Komunikasi politik adalah satu bidang atau disiplin yang
menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik mempunyai akibat
politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik.
Surbakti (2010:152)
a) Komunikator Politik
b) Pesan Politik
Pesan politik ialah pernyataan yang disampaikan, baik secara tertulis maupun
tidak tertulis, baik secara verbal maupun nonverbal, tersembunyi maupun terang-
terangan, baik yang disadari maupun tidak disadari yang isinya mengandung politik.
Misalnya pidato politik, pernyataan politik, buku, brosur dan berita surat kabar
mengenai politik, dll.
Saluran atau media politik ialah alat atau sarana yang digunakan oleh para
komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Misalnya media cetak,
media elektronik, media online, sosialisasi, komunikasi kelompok yang dilakukan
partai, organisasi masyarakat, dsb.
1. Pendekatan proses. Menurut pendekatan ini bahwa keseluruhan yang ada di dunia ini
meeupakan hasil suatu proses. Spengler dan Toynbee mengemukakan bahwa realitas
sosial merupakan suatu siklus yang mempunyai pola-pola ulangan untuk jatuh bangunnya
peradaban. Pendekatan ini dapat dikatakan untuk memahami sosialisasi politik dan
kebijkan publik.
Komunikasi politik sudah ada sejak makhluk ada di alam semesta ini. Sejarah
telah mencatat eksistensi bentuk bentuk pemerintahan, mulai dari yang berbentuk
kerajaan, pemerintahan otoriter, sampai dengan bentuk pemerintahan yang
demokratis. Manusia yang hidup berkelompok akan memunculkan pemimpin diantara
mereka, berkuasa adalah sebuah kepentingan untuk dapat menerapkan keinginan atau
kehendak dari seseorang yang mempunyai gagasan atau bisa dikatakan sebuah ambisi.
Sudah menjadi sesuatu yang natural bahwa manusia dengan latar belakang yang
berbeda akan mempunyai pendapat yang berbeda terhadap suatu objek yang
difahaminya (persepsi). Perbedaan pendapat dapat berujung dengan adanya konflik.
Konflik inilah yang menjadikan manusia selalu berseteru dan bahkan akan
memperjuangkan keinginannya. Maka dalam rangka mempengaruhi agar
mendapatkan dukungan publik, munculkan teknik-teknik bagaimana memprovokasi
atau lebih dikenal dengan propaganda. Fenomena inilah yang akhirnya memunculkan
suatu kajian dibidang ilmu komunikasi politik.
Studi mengenai komunikasi politik sudah ada sejak masa yunani kuno,
menurut Pool (1965), studi-studi politik dapat dimasukkan ke dalam bibliografi
mengenai komunikasi.17 Di antara studi tersebut dari yang klasik sampai yang
modern dapat dilihat dalam bagan dibawah ini.
John Stuart Mill System of Logic (1946) Menganalisis struktur suatu argumentasi yang
persuasif.
Hal ini seperti dikatakan oleh Deutsch dan Risselbach (1965) yang menekankan
sumbangan sibernatika dan analisis isi. Mereka mengemukakan bahwa:
“persoalan penting yang dihadapi oleh para teoritis sejak Aristoteles hingga
Montesquieu adalah sampai seberapa jauh keadaan manusia mempunyai kesamaan dalam
politik dan sampai dimana keadaan tersebut dibentuk oleh semangat zaman dan negara, atau
oleh orang?”
Menurut mereka berdua, beberapa pengertian dari tubuh ilmu komunikasi telah ditarik
ke dalam teori pemerintahan dan politik. Konfigurasi teoritik yang umum dari saluran-saluran
komunikasi dalam masyarakat, Bahasa dan kebudayaan sebagai kebiasaan komunikasi
komplementer, tentang media massa, pengendalian dan isi pesannya. Daya ingat yang
dimiliki seseorang dalam hal mekanisme penyaringan yang tidak terlihat yang mempengaruhi
persepsi selektif, transmisi, dan daya simpan informasi pada populasi yang besar dan kecil
kelompok kecil atau di dalam pikiran seseorang individu, semuanya telah diambil dan
dipelajari. Lebih jauh dikatakan pula, bahwa teori komunikasi memungkinkan kita untuk
melihat soal yang pelik seperti masalah kesadaran dan kemauan politik menjadi suatu proses
yang dapat diamati.
(Tabel)
Komunikasi Politik sebagai ranah Kajian Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi
Hal ini dapat ditinjau dari kajian Komunikasi Politik yang pada umumnya membahas
hubungan antara proses komunikasi dan politik yang berlangsung dalam dunia politik.
Namun, kesulitan dalam ilmu multidisipliner biasanya ditemukan pada keseimbangan
penekanan ataupun perspektif dan penguasaan metodologi lintas ilmu.
Daftar Pustaka
^Henry Subaktio and Rachmah Ida. 2012. Komunikasi politik, media, dan
demokrasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group