Anda di halaman 1dari 23

Kuliah 2

Pengantar Komunikasi Politik


Disusun oleh Ambia B Boestam

Pendahuluan

Pembahasan tentang Komunikasi Politik yang ditulis para ahli ilmu politik maupun
ahli ilmu komunikasi yang mengkaitkan Komunikasi Politik dengan sistem Politik, Sistem
Demokrasi termasuk masalah-masalah Partai Politik, Kampanye Politik serta Marketing
Politik, bahkan Propaganda dan opini publik serta media massa serta retorika politik,
dikarenakan luasnya cakupan kajian komunikasi politik yang multidisiplin dalam aktifitas
ataupun praktek-praktek para komunikator politiknya.

Para ahli ilmu politik maupun ahli ilmu komunikasi memberikan berbagai pengertian
tentang komunikasi politik, disamping latar belakang para ahli yang berbeda, juga hal ini
dikarenakan ilmu komunikasi maupun ilmu politik merupakan ilmu sosial multidisiplin yang
masing-masing memiliki pendekatan berbeda, baik dari segi fungsi maupun kegiatannya
ataupun praktek-prakteknya, namun demikian keduanya saling isi mengisi dalam
memberikan pengertian ataupun memiliki irisan dalam aktifitasnya. Hal ini menjadikan
pengertian dan definisi komunikasi politik harus dilihat dengan pendekatan-pendekatan yang
berbeda, sehingga menghasilkan berbagai pengertian dan definisi.

Komunikasi mengembangkan bidang kajiannya yang beririsan dengan disiplin ilmu


lain, seperti sosiologi dan psikologi, dan hal yang sama berlaku pula pada ilmu
politik.Kesulitan dalam mendefinisikan komunikasi politik terutama dipengaruhi oleh
keragaman sudut pandang terhadap kompleksitas realitas sehari-hari. Kalaupun komunikasi
dipahami secara sederhana sebagai “proses penyampaian pesan”, tetap saja akan muncul
pertanyaan, apakah dengan demikian komunikasi politik berarti “proses penyampaian pesan-
pesan politik, secara sederhana pula ? ”

Komunikasi dan politik memang sesuatu yang tidak terpisahkan, setiap kegiatan yang
memiliki nuansa politik ataupun aktifitas politik, dalam prosesnya senantiasa terdapat proses
dan unsur komunikasi didalamnya, terjadi integrasi,itulah sebabnya seorang Lucian Pye
menyatakan bahwa antara komunikasi dan politik memiliki hubungan yang erat dan istimewa
karena berada dalam kawasan (domain) politik dengan menempatkan komunikasi pada
posisi yang sangat fundamental.

1
Pengertian Komunikasi,Politik dan Komunikasi Politik

Komunikasi

Kosa kata atau istilah Komunikasi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam kehidupan sehari-hari manusia, setiap manusia selalui ingin saling berinteraksi untuk
saling mengerti dan mengetahui satu sama lain, termasuk dengan lingkungannya, dalam
setiap kegiatan apapun, bahkan dalam kesendirian, manusia melakukan aktifitas
komunikasi, walaupun saat terjadinya komunikasi dan prosesnya,komunikator maupun
komunikan tidak mengerti dan memahami teori-teori komunikasi yang mereka gunakan.Oleh
sebab itu ,emurut Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii (dalam Cangara, 2018 : 1) ,
komunikasi sudah merupakan bagian kekakl dari kehidupan manusia seperti halnya berbafas,
sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu berkomunikasi.

Harold D Lasswell ,seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik , dalam
Cangara (2018 : 2-3) menjelaskan penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi, yakni :

 Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya,maksudnya adalah


melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk
dimanfaatkan,dipelihara, dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam
sekitar.Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa
dan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni
belajar dari pengalamannya,maupun melalui informasi yang mereka terima dari
lingkungan sekitarnya (catatan : era teknologi informasi dan alat komunikasi digital
berbasis internet, informasi dapat diperoleh tanpa batas ruang dan waktu serta dapat
memilah dan memilih informasi yang kita perlukan atau butuhkan..ABB)
 Kedua,adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya,proses
kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu
beradaptasi dengan lingkungannya, agar manusia dapat hidup secara harmonis.
 Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.Suatu
masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya , maka anggota
masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai,perilaku dan peranan.Misal;
bagaimana orangtua mengajarkan tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-
anaknya,bagaimana sekolah difungsikan untuk mendidik warganegara,bagaimana
media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya,bagaimana pemerintah dengan

2
kebijakannya yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota masyarakat
yang dilayaninya.

Komunikasi yang digunakan bukan saja untuk saling bertukar informasi dalam semua
aspek kehidupan yang mereka hadapi, tetapi juga pada aspek kekuasaan di Lembaga atau
institusi formal ataupun kekuasaan pemerintahan dan karenanya,menurut Cushman dan
Pearce (dalam Hikmat, 2019 : 2) pola-pola komunikasi selalu mengikuti pola-pola
keteraturan prilaku manusia,bukan hukum alam dan bahwa individu di dalam membuat
keputusan (berpelaku) sesuai dengan norma budaya (rules) tertentu,baik yang bersifat
personal maupun kelompok. Dan tidak diatur/didasarkan pada hukum-hukum alam yang
bersifat deterministik.

Komunikasi memiliki komponen konseptual yang beraneka, yang sering digunakan


sebagai dasar dalam menganalis fenomena peristiwa komunikasi, komponen konseptual yang
cenderung relevan dengan komunikasi politik tersebut antara lain:

1. Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh
orang lain, merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan
situasi yang berlaku (konsep pengertian/pemahaman)
2. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa
ketidakpastian,bertindak secara effektif,mempertahankan atau memperkuat ego.(konsep
pengurangan ketidakpastian)
3. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi,gagasan,emosi,keahlian dll,melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata,gambar-gambar,angka-angka, dan lain-lain.
(konsep proses)
4. Komunikasi adalah suatu proses yang membuata sesuatu dari yang semula dimiliki oleh
seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih (konsep
kebersamaan)
5. Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap
penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima(konsep
tujuan/kesengajaan)
6. Proses komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu keseluruhan struktur situasi ke
situasi yang lain sesuai pola yang diinginkan.(konsep waktu/situasi)

3
7. Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan kekuatan/kekuasaan (konsep
kekuatan/kekuasaan)

Dalam kehidupan manusia, komunikasi baik verbal maupun noverbal sangat berperan,
komunikasi sebagai sebuah proses dalam pertukaran pesan yang bermakna dalam upaya
mencapai tujuan dari komunikator akan menentukan keberhasilan suatu pesan dan dalam
komunikasi politik, infra struktur politik maupun supra struktur politik sebagai komunikator
politik, baik yang individual maupun kolektif menjadikan hubungan baik antar individu
dengan individu, individu dengan lembaga atau lembaga dengan lembaga bersifat dinamis
serta dapat pula bersifat interaktif.

Ada beberapa catatan atau pandangan mengenai komunikasi sebagai sebuah proses
politik, yang menurut Mukarom (2016 ; 25) adalah :
a. Komunikasi memiliki peran signifikan dalam menentukan proses perubahan
politik di suatu negara
b. Penafsiran suatu hal terdapat dalam pihak penguasa,akan muncul hegemoni
komunikasi dan pola komunikasi terhadap sikap indoktrinatif
c. Masih diwujudkannya tradisi politik yang mementingkan keseimbangan,harmoni
dan keserasian.Pada kenyataannya tradisi tersebut dijadikan alat legitimasi politik
penguasa atas nama stabilitas.
d. Sebagai proses politik,komunikasi menjadi alat yang mampu mengalirkan pesan
politik (tuntutan dan dukungan) ke pusat kekuasaan untuk di proses.Kemudian
proses tersebut dikeluarkan kembali menjadi umpan balik (feedback) artinya
komunikasi sebagai proses politik adalah aktifitas tanpa henti.

Komunikasi merupakan sebuah proses dinyatakan pula oleh Ruben dan Steward
(1998:16) bahwa :Human communication is the process through which individuals –in
relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to
the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan
individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang
merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.

4
Menurut Harold Lasswell bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi
ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To
Whom With What Effect? Yang dikenal dengan paradigma Komunikasi Lasswell yang
menyatakan beberapa unsur komunikasi yaitu :

 Komunikator (siapa yang mengatakan?)


 Pesan (mengatakan apa?)
 Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
 Komunikan (kepada siapa?)
 Efek (dengan dampak/efek apa?)

Unsur-unsur yang membentuk Komunikasi

Sumber : Cangara,2018 : 31

 Komunikator
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim
informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang,
tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya organisasi, partai politik, lembaga
atau Negara. Sumber sering disebut juga sebagai pengirim, komunikator atau dalam
bahasa lain dikenal dengan sebutan source, sender dan econder.

 Pesan
Pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada
penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau
propaganda. Dalam bahasa lain pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage,
content, atau information.

 Media
Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada
penerima. Media komunikasi ada yang berbentuk saluran antar pribadi, media

5
kelompok, dan ada pula dalam bentuk media massa. Istilah media banyak digunakan
dengan sebutan berbeda seperti saluran, alat, arena, sarana. Bentuk – bentuk media
beragam, seperti surat kabar, majalah, tabloid, buku (media cetak), film, radio,
televisi, internet (media elektronik) dan lainnya.

 Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk organisasi, instansi,
departemen, partai atau Negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam
istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, konsumen, klien, target, atau dalam
bahasa lain disebut dengan audience.

 Effek
Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada
pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga
diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan
seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. Pengaruh ini juga biasa disebut sebagai
dampak, akibat atau effect.

 Umpan Balik (Feedback)


Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya merupakan salah satu bentuk
pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi, karena pengaruh tidak selamanya
berbalik kepada penerima, umpan balik dapat dibedakan dengan pengaruh.

 Lingkungan (Environment)
Lingkungan adalah factor lain yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor
ini dapat digolongkan dalam empat macam yakni; lingkungan fisik, lingkungan social
budaya, lingkungan psikologi, dan dimensi waktu

Dalam konteks politik, Laswell mengatakan siapa dapat apa,kapan dan bagaimana
(Who gets what, when, and how) Paradigma ini mengklaim bahwa unsur-unsur komunikasi
tersebut berlaku dalam setiap proses komunikasi, dan berlaku inheren dalam komunikasi
politik, Lasswell memandang orientasi komunikasi politik telah menjadikan dua hal sangat
jelas: pertama, bahwa komunikasi politik selalu berorientasi pada nilai atau berusaha
mencapai tujuan; nilai-nilai dan tujuan itu sendiri dibentuk di dalam dan oleh proses perilaku
yang sesungguhnya merupakan suatu bagian; dan kedua, bahwa komunikai politik bertujuan
menjangkau masa depan dan bersifat mengantisipasi serta berhubungan dengan masa lampau
dan senantiasa memperhatikan kejadian masa lalu.

6
Politik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017 : 1304) politik adalah pengetahuan
mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, seperti system pemerintahan,dasar pemerintahan
ataupun segala urusan dan tindakan (kebijakan,siasat) mengenai pemerintahan negara atau
terhadap negara lain dan dalam kamus politik (Marbun, 2005 : 445) memperoleh arti seni
mengatur dan mengurus negara dan ilmu kenegaraan, yang mencakup kebijaksanaan/tindakan
yang bermaksud mengambil bagian dalam urusan kenegaraan/pemerintahan termasuk yang
menyangkut penetapan bentuk, tugas dan lingkup urusan negara, arti lain dari politik yaitu
mencakup beraneka macam kegiatan dalam suatu system masyarakat yang terorganisasikan
(terutama negara), yang menyangkut pengambilan keputusan baik mengenai tujuan-tujuan
system itu sendiri maupun mengenai pelaksanaannya,dan arti yang lebih luas politik memiliki
arti sebagai cara atau kebijaksanaan (policy) untuk mencapai tujuan tertentu.

Politics, dalam bahasa Inggris, adalah sinonim dari kata politik atau politik dalam
Bahasa Indonesia, Dalam Kamus Politik (B.N.Marbun, 2005; 444 – 445) setidaknya ada 4
pengertian politik yakni ;

1. Seni mengatur dan mengurus negara dan ilmu kenegaraan;


2. Politik mencakup beraneka macam kegiatan dalam suatu system masyarakat
yang terorganisasikan (terutama negara) yang menyangkut pengambilan
keputusan baik mengenai tujuan-tujuan system itu sendiri maupun mengenai
pelaksanaannya;
3. Kebijakan,Cara bertindak;Kebijaksanaan;
4. Dalam arti yang lebih luas politik diartikan sebagai cara atau kebijaksanaan
(policy) untuk mencapai tujuan tertentu, misal politik pendidikan.

Bahasa Yunani pun mengenal beberapa istilah yang terkait dengan kata politik, seperti
politics (menyangkut warga negara), polities (seorang warga negara), polis (kota negara), dan
politeia (kewargaan). Politik berasal dari kata “polis” yang berarti negara, kota, yaitu secara
totalitas merupakan kesatuan antara negara (kota) dan masyarakatnya. Kata “polis” ini
berkembang menjadi “politicos” yang artinya kewarganegaraan. Dari kata “politicos”
menjadi ”politera” yang berarti hak-hak kewarganegaraan.

7
Pada umumnya, menurut Budiardjo (2017 : 15) politik (politics) adalah usaha untuk
menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk
membawa masyarakat kearah kehidupan Bersama yang harmonis.Untuk menentukan
kebiajakan dan peraturan diperlukan kekuasaan (power) serta wewenang (authority) yang
diperlukan baik untuk membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan konflik yang
mungkin timbul dalam proses ini, karenanya cara-cara yang dipakainya dapat bersifat
persuasi ataupun bersifat paksaan (coercion), tanpa unsur paksaan, kebijakan hanya
merupakan perumusan keinginan (statement of intent) belaka.

Politik dalam kegiatan pelaksanaannya ada unsur kebaikan namun juga ada unsur
yang negative, yang oleh Peter Merkl dirumuskan bahwa politik yang paling buruk adalah
perebutan kekuasaan,kedudukan,kekayaan untuk kepentingan diri sendiri (politics at its worst
is a selfish grap for power,glory , and riches) atau singkatnya politik adalah perebutan kuasa,
tahta dan harta (dalam Budiardjo 2017 : 16)

Ramlan Surbakti, mendefinisikan politik sebagai “the managementof conflict.”


Definisi ini didasarkan pada satu anggapan bahwa salah satu tujuan pokok pemerintahan
adalah untuk mengatur konflik. Jadi pemerintahan sendiri pada dasarnya diperlukan untuk
memberikan jaminan kehidupan yang tentram bagi masyarakatnya, terhindar dari
kemungkinan terjadinya konflik diantara individu ataupun kelompok dalam masyarakat.

Apabila definisi komunikasi dan definisi politik itu kita kaitkan menjadi komunikasi
politik, maka akan terdapat suatu rumusan sebagai berikut: Komunikasi politik adalah Pesan
yang bernuansa politik yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan memiliki suatu
pengaruh yang dapat mengikat semua warganya yang ditentukan bersama oleh lembaga-
lembaga politik.

Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang


dikehendaki,dalam hal ini kekuasaan dan pengaruh. Namun banyak pula yang beranggapan
bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan
yang dilaksanakan oleh penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering
melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun dalam aspek
kehidupan lainnya.

8
Politik tidak pernah lepas dari kekuasaan dalam segala bentuknya atau proses-proses
mendapatkan ataupun mempertahankan kekuasaan dengan menggunakan berbagai saluran
komunikasi dan dalam proses itu terdapat dua unsur yang selalu ada yaitu yang dipilih dan
yang memilih, sehingga menghasilkan yang berkuasa dan rakyat disisi lain, walaupun dalam
kehidupan sosial terdapat kekuasaan non formal, namun pengaruh kekuasaan tersebut
menerpa pula para pengikutnya (rakyatnya). Menurut Stephen P Robbins (Organizational
Behavior,Tenth Edition, 2006.; 504) antara penguasa dan rakyat, memiliki sifat saling
ketergantungan atau keterkaitan dengan unsur-unsur lain serta selalu memiliki kendali
terhadap apa yang diinginkan.

Konsep lain yang berkaitan dengan politik adalah otoritas (authority), yaitu kekuasaan
(formal) yang terlegitimasi .Bagi Lasswell, ilmu politik adalah ilmu tentang kekuasaan.
Berbeda dengan David Easton dalam mendefinisikan politik sebagai berikut:“Political as a
process those developmental processes through which person acquire political orientation
and patterns of behavior” David Easton menitikberatkan bahwa politik itu sebagai suatu
proses di mana dalam perkembangan proses tersebut seseorang menerima orientasi politik
tertentu dan pola tingkah laku.(dalam Sumarno AP, 1989:8)

Ramlan Surbakti ( 2015; 2) mengatakan bahwa sejak awal hingga perkembangan


terakhir, setidaknya ada lima pandangan mengenai politik,yang Pertama, Politik merupakan
upaya-upaya yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan mewujudkan kebaikan
bersama.Kedua, Politik ialah segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan
pemerintahan.Ketiga, Politik merupakan segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan
mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat.Keempat, Politik merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum.Kelima, Politik merupakan
konflik dalam rangka mencari dan/atau mempertahankan sumber-sumber yang dianggap
penting.

Ada pula beberapa pandangan secara umum mengenai politik,sebagaimana yang


terdapat dalam (Umaimah wahid, 2016:9), antara lain :

1. Politik ialah usaha-usaha yang ditempuh Warganegara untuk membicarakan dan


mewujudkan kebaikan serta kesejahteraan bersama.
2. Politik ialah segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara serta
pemerintahan

9
3. Politik ialah segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan mempertahankan
kekuasaan serta masyarakat
4. Politik ialah kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
umum
5. Politik ialah sebagai konflik bertujuan mencari dan mempertahankan sumber-sumber
yang dianggap penting.

Para ahli ilmu politik memberikan definisi atau pengertian politik yang berhubungan dan
bermakna kekuasaan,kebijakan,kepentingan,hubungan-hubungan dan Negara, karena itu
definisi dan pengertian selalu berkaitan dengan hal-hal tersebut,antara lain :

1. Harold Lasswell
Who gets what,when, and how :dalam proses politik,kekuasaan berkaitan dengan
siapa yang memperoleh kekuasaan tersebut,kapan memperolehnya,bagaimana caranya
serta kapasitas yang memperolehnya
2. Aristoteles
Usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
3. Joice Mitchel
Politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum
untuk masyarakat seluruhnya.
4. Roger F. Soltau
Bermacam-macam kegiatan yang menyangkut penentuan tujuan-tujuan dan
pelaksanaan tujuan itu. Menurutnya politik membuat konsep-konsep pokok tentang
negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision marking),
kebijaksanaan (policy of beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi
(allocation).
5. Johan Kaspar Bluntchli
Ilmu politik memerhatikan masalah kenagaraan yang mencakup paham, situasi, dan
kondisi negara yang bersifat penting.
6. Hans Kelsen
Politik mempunyai dua arti, yaitu sebagai berikut.
 Politik sebagai etik, yakni berkenaan dengan tujuan manusia atau individu
agar tetap hidup secara sempurna.

10
 Politik sebagai teknik, yakni berkenaan dengan cara (teknik) manusia atau
individu untuk mencapai tujuan.

Pengertian Ilmu Politik Menurut Para Ahli

1. Roger. F. Soltau: ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan
negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu; hubungan
antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain.
2. Karl W. Deutsch: pengertian politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana
umum.
3. Ossip K. Flectheim: ilmu politik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat
dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan beserta sifat
dan tujuan gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi yang dapat mempengaruhi
negara.
4. J. Barents: ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan suatu negara yang
merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, ilmu politik mempelajari negara-
negara itu melakukan tugas-tugasnya.
5. Goodin: Pengertian ilmu politik menurut Goodin bahwa ilmu politik adalah
penggunaan kekuasaan sosial secara paksa. Jadi, ilmu politik dapat diartikan sebagai
sifat dan sumber paksaan itu serta cara menggunakan kekuasaan social dengan
paksaan tersebut.
6. Isjware: Menurut Isjware, pengertian ilmu politik adalah perjuangan untuk
memperoleh kekuasaan atau teknik menjalankan kekuasaan-kekuasaan atau masalah-
masalah pelaksanaan dan kontrol kekuasaan/pembentukan dan penggunaan
kekuasaan.
7. Adolf Grabowsky: Pengertian ilmu politik menurut Adolf Grabowsky bahwa politik
adalah penyelidiki negara dalam keadaan bergerak. Golongan pendefinisian
institusional ini mempelajari lembaga-lembaga politik dengan negara sebagai pusat
pembahasannya.
8. Hoogerwerf: Pengertian ilmu politik menurut Hoogewerf adalah kebijakan
pemerintah, proses terbentuknya serta akibat-akibatnya.
9. Mas Weaber: Pengertian ilmu politik menurut Max Weaber adalah kemampuan
untuk membuat orang lain melakuikan sesuatu yang tidak dikehendakinya.
10. Paul Janet: Menurut Paul Janet bahwa pengertian ilmu politik merupakan sebagai
ilmu yang mengatur perkembangan negara begitu juga prinsip-prinsip pemerintahan.
11
11. Miriam Budiardjo: Menurut Miriam Budiardjo, bahwa pengertian ilmu politik
adalah ilmu yang mempelajari tentang perpolitikan. Politik diartikan sebagai usaha-
usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Orang Yunani seperti plato dan
aristoteles menyebutnya sebagai en dam onia atau the good life (kehidupan yang
baik).
12. Deliar Noer: Pengertian ilmu politik menurut Deliar Noer yang dalam buku
pengantar pemikiran politik, ilmu politik memusatkan perhatian pada masalah
kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat.
13. Sri Sumantri: Pengertian ilmu politik menurut Sri Sumantri bahwa ilmu politik
adalah pelembagaan dari hubungan antar manusia yang dilembagakan dalam
bermacam-macam badan politik baik suprastruktur politik dan infrastruktur politik.
14. Ramlan Surbakti: Pengertian ilmu politik menurut Ramlan Surbakti adalah interaksi
antara pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam
suatu wilayah tertentu.
15. Kosasih Djahiri: Pengertian ilmu politik menurut Kosasih Djahiri bahwa ilmu politik
melihat kekuasaan sebagai inti dari politik melahirkan sejumlah teori mengenai cara
memperoleh dan melaksanakan kekuasaan. Sebenarnya setiap individu tidak dapat
lepas dari kekuasaan, sebab memengaruhi seseorang atau sekelompok orang yang
dapat menampilkan laku seperti yang diinginkan oleh seseorang atau pihak yang
memengaruhi.
16. Idrus Affandi: Menurut Idrus Affandi, pengertian ilmu politik adalah ilmu yang
mempelajari kumpulan manusia yang hidup teratur dan memiliki tujuan yang sama
dalam ikatan negara.

Komunikasi Politik

Bertitik tolak dari pengertian dan definisi atau konsep mengenai komunikasi dan
politik, membuat pengertian dan definisi komunikasi politik juga bukan suatu pekerjaan
mudah,karena banyaknya yang dibuat oleh para ahli,baik yang berlatar belakang ilmu
komunikasi,ilmu politik,ilmu hukum maupun ilmu-ilmu sosial lainnya, namun secara
filosofis,menurut Hikmat (2019 : 24-25) kajian komunikasi politik adalah kajian tentang
hakekat kehidupan manusia untuk mempertahankan hidup dalam lingkup berbangsa dan
bernegara dan bersifat dimensional dan kasuistik, karena berkaitan dengan berbagai macam
problem dan kompleksitas permasalahan.

12
Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni menyalurkan
aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa
–“penggabungan kepentingan” (interest aggregation” dan “perumusan kepentingan” (interest
articulation) untuk diperjuangkan menjadi public policy. (Miriam Budiardjo, 2017 : ).

Jadi komunikasi politik merupakan sebagai Body of Knowledge juga yang terdiri dari

berbagai unsur yakni sumber (komunikator), pesan, media atau saluran, penerima dan efek.

Berikut adalah gambar bagan hubungan antara unsur-unsur komunikasi politik serta

penjelasanya.

Sumber/ Penerima/
Pesan Politik Media Efek
Komunikator Target Politik

Umpan Balik
Lingkungan

Sumber: Cangara, 2016 : 15. Diagram Hubungan Unsur Dalam Komunikasi Politik

1. Komunikator Politik
Komunikasi politik tidak hanya menyangkut pertai politik, melainkan juga lembaga
pemerintahan legislatif dan eksekutif. Dengan deemikian sumber atau komunikator
politik adalah mereka – mereka yang dapat memberikan informasi tentang hal hal yang
mengandung makna atau bobot politik, semisal Presiden, Menteri, anggota DPR, MPR,
KPU, Politisi, fungsionaris Partai Politik, LSM dan kelompok-kelompok penekan dalam
masyarakat yang bisa mempengaruhi jalanya pemerintahan, atau sering dinamakan
dengan infra struktur dan supra struktur politik
Untuk mencapai tujuan, komunikator politik, menurut Harun dan Sumarno (2006 : 11)
haruslah memenuhi persyaratan tertentu (Performance), agar proses komunikasi mencapai
sasaran sebagaimana yang diharapkan, yakni :

1) Memiliki Nuansa yang luas tentang berbagai aspek dan masalah-masalah kenegaraan
2) Memiliki komitmen moran terhadap sistem nilai yang sedang berlangsung
3) Berorientasi kepada kepentingan negara

13
4) memiliki Emotional Intelegence
5) Jauh dari sikap hipokrit/munafik (Cognitive dissonance)

2. Pesan Politik
Ialah pernyataan yang disampaikan baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik secara
verbal maupun non verbal, tersembunyi maupun terang terangan, baik disadari maupun
tidak disadari yang isinya mengandung bobot politik. Misalnya pidato politik, undang-
undang kepartaian, undang-undang pemilu, pernyataan politik, artikel atau isi
buku/brosur dan berita, surat kabar, radio, televisi, internet yang berisi ulasan politik dan
pemerintahan, puisi politik, spanduk/baliho, iklan politik atau propaganda, perang urat
syaraf (psywar), mana logo, warna baju, warna bendera, bahasa tubuh (body language),
dan semacamnya.
3. Saluran atau Media Politik
Ialah alat atau sarana yang digunakan oleh para komunikator politik dalam
menyampaikan pesan-pesan politiknya. Misalnya Media Cetak ; Surat kabar, tabloid,
majalah, buku. Media Elektronik ; Film, radio, televisi, komputer, video, internet. Media
Format Kecil ; Leaftlet, brosur, selebran, stiker, bulletin. Media Luar Ruang (outdor
media); Baliho, spanduk, reklame, kaos, pin, logo, bendera, electronic board, topi, iklan
mobil, Iklan gerbong kereta, kalender, sampul buku, payung dan segala sesuatu yang
dapat dimanfaatkan untuk membangun citra (Image Building). Saluran Komunikasi
Kelompok atau sering disebut dengan struktur organisasi Partai Politik (DPP, DPW,
DPD, DPC, DPrt), organisai profesi, ikatan alumni, organisasi sosial, keagamaan, karang
taruna dan semacamnya. Saluran Komunikasi Publik ; Stadion, aula, balai desa, alun
alun, panggung kesenian. Saluran Komunikasi Sosial ; Pertujukan wayang, Pesta Rakyat,
pesta tani , dan semacamnya.
Komunikator politik dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan media massa sebagi
saluran komunikasinya dengan harapan terbentuk suatu citra tentang dirinya atau
organisasinya dan pastinya, komunikator poltik akan mengemas secara menarik agar
pencitraan yang dibangun dan terbentuk, mendapatkan effek berupa simpati masyarakat
yang menjadi pemilih,dengan adanya pemberitaan yang dibingkai secara positif.Bagi
masyarakat ataupun Konstituen atau konsumen politik, citra yang baik dari komunikator
politik merupakan prasyarat agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan memiliki

14
efek positif dengan memberikan dukungan, dengan citra yang baik akan menghasilkan
pesan sebagai pendapat umum yang diterima oleh khalayak.
4. Sasaran atau Target Politik
Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberi dukungan dalam
bentuk dukungan suara kepada partai atau kandidat dalam pemilihan umum. Mereka
adalah semua kalangan masyarakat warga negara yang mempunyai hak pilih dan
terdaftar sebagai pemilih.

5. Pengaruh dan Efek Komunikasi Politik


Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap sistem
pemerintahan dan partai – partai politik, di mana nuansanya akan bermuara pada
pemberian suara (vote) dalam pemilihan umum. Pemberian suara ini sangat menentukan
terpilih tidaknya seorang kandidat untuk posisi mulai tingkat Presiden dan Wakil
Presiden, anggota DPR, MPR, Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
Walikota dan Wakil Walikota, sampai tingkat DPRD dan Dewan Perwakilan Daerah.

Sumber (komunikator) dalam komunikasi politik

Individual Kolektif

Pejabat (birokrat) Pemerintah (birokrasi)

Politisi Partai politik

Pemimpin opini Organisasi kemasyarakatan

Jurnalis Media massa

Aktivis Kelompok penekan

Lobbyist Kelompok elite

Pemimpin Badan/perusahaan komunikasi (media


massa)

15
Komunikator profesional

Bentuk-bentuk komunikasi politik :

Terdapat beberapa bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh infrastruktur politik
sebagai komunikator politik untuk mencapai tujuan politiknya (Arifin, 2003: 65-98) yaitu :

a. Retorika, berasal dari bahasa yunani – rhetorica, yang berarti seni berbicara,
asalnya digunakan dalam perdebatan-perdebatan di ruang siding
pengadilan untuk saling mempengaruhi sehingga bersifar
kegiatan antarpesona. Kemudian berkmbang menjadi kegiatan
komunikasi massa yaitu berpidato kepada khalayak. Ada tiga jenis retorika
menurut Aristoteles dalam karyanyaRetorika, (a) retorika diliberitif yaitu
keuntungan atau kerugian jika sebuah kebijakan diputuskan atau dilaksanakan;
(b) retorika forensic, yang berkaitan dengan keputusan pengadilan; (c)
retorika demonstrative, yang mengembangkan wacana yang
dapat memuji atau menghujat.

b. Agitasi Politik, dari bahasa Agitare artinya bergerak atau menggerakan, dalam bahasa
inggris agitation. Menurut Harbert Blumer agitasi beroperasi untuk membangkitkan
rakyat kepada suatu gerakan politik, baik lisan maupun tulisan dengan merangsang
dan membangkitkan emosi khalayak. Dimulai dengan cara membuat kontradiksi
dalam masyarakat dan menggerakan khalayak untuk menentang kenyataan hidup
yang dialami selama ini (penuh ketidakpastian dan penuh penderitaan) dengan tujuan
menimbulkan kegelisahan dikalangan massa. Orang yang melakukan agitasi disbut
agitator yang oleh Nepheus Smith disebut sebagai orang yang berusaha menimbulkan
ketidakpuasan, kegelisahan atau pemberontakan orang lain. Ada agitator yang

16
sikapnya selalu gelisah dan agresif, ada juga yang lebih tenang, cenderung pendiam
tetapi mampu menggerakan khalayak dengan ucapan dan tulisannya.

c. Propaganda, berasal dari kata latin propagare (menanamkan tunas suatu tanaman)
yang pada awalnya sebagai bentuk kegiatan penyebaran agama khatolik pada tahun
1822 Paus Gregorius XV membentuk suatu komisi cardinal yang
bernamaCongregatio de Propaganda Fide untuk menumbuhkan keimanan kristiani
diantara bangsa-bangsa. Propagandis adlaah orang yang melakukan propaganda yang
mampu menjangkau khalayak kolektif lebih besar, biasanya dilakukan politikus atau
kader partai politik yang memiliki kemampuan dalam melakukan sugesti kepada
khalayak dan menciptakan suasana yang mudah terkena sugesti, di negara demokratis
menurut W.Dobb dipahami sebagai suatu usaha individu atau kelompok yang
berkepentingan untuk mengontrol sikap kelompok individu lainnya dengan
menggunakan sugesti. Sedangkan Harbert Blumer, suatu kampanye politik dengan
sengaja mengajak, mempengaruhi guna menerima suatu pandanganm sentiment atau
nilai.

d. Public Relations (PR) Politics, yang tumbuh pesar di Amerika Serikat setelah Perang
Dunia II, sebagai suatu upaya alternative dalam mengimbangi propaganda yang
dianggap membahayakan kehidupan sosial dan politik, presiden Theodore Rossevelt
(1945) mendeklarasikan pemerintahan sebagai square deals(jujur dan terbuka) dalam
melakukan hubungan dengan masyarakat dan menjalin hubungan timbal balik secara
rasional.
Sehingga tujuannya untuk menciptakan hubungan saling percaya, harmonis, terbuka
atau akomodatif antara politikus, professional atau aktivis (komunikator) dengan
khalayak (kader,simpatisan, masyarakat umum).

e. Kampanye Politik, adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan orang atau
kelompok (organisasi) dalam waktu tertentu untuk memperoleh dan memperkuat
dukungan politik dari rakyat atau pemilih.
Menurut Rogers dan Storey (1987) (dalam Venus, 2004:7), merupakan serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu, sehingga berbeda dengan propaganda, dimana kampanye cirinya sumber

17
yang melakukannya selalu jelas, waktu pelaksanaan terikat dan dibatasi, sifat gagasan
terbuka untuk diperdebatkan khalayak, tujuannya tegas, variatif serta spesifik, modus
penerimaan pesan sukarela dan persuasi, modus tindakannya diatur kaidah dank ode
etiknya, sifat kepentingan mempertimbangkan kepentingan kedua belah pihak.

f. Lobi Politik, istilah lobi sendiri sesungguhnya tempat para tamu menunggu untuk
berbincang-bincang di hitel, karena yang hadir para politikus yang melakukan
pembicaraan politik (political lobbying) terjadi dialog dengan tatap muka (komunikasi
antarpersonal) secara informal namun penting. Karena hasil lobi itu biasanya ada
kesepahaman dan kesepakatan bersama yang akan diperkuat melalui pembicaraan
formal dalam rapat atau siding politik yang akan menghasilkan keputusan dan sikap
politik tertentu. Dalam lobi politik pengaruh dari pribadi seorang politikus sangat
berpengaruh seperti komptensinya, penguasaan masalah dan charisma. Lobi politik
adalah gelanggang terpenting bagi pembicaraan para politikus atau kader politik
tentang kekuasaan, pengaruh, otoritas, konflik dan consensus.

Fungsi Komunikasi Politik

Beberapa fungsi dari komunikasi politik menurut McNair (2003; 18-20) dalam Prof Dr
Hafied Cangara, M.Sc (2016 : 33) memiliki lima fungsi dasar, yakni sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat apa yang terjadi di sekitarnya. Di sini


media komunikasi memiliki fungsi pengamatan dan juga fungsi monitoring apa yang
terjadi dalam masyarakat.
2. Mendidik masyarakat terhadap arti dan signifikasi fakta yang ada,para jurnalis
diharapkan melihat fakta yang ada, sehingga berusaha membuat liputan yang objektif
(objective reporting) yang bias mendidik masyarakat atas realitas fakta tersebut.
3. Menyediakan diri sebagai platform unuk menampung masalah-masalah politik
sehingga bisa menjadi wacana dalam membentuk opini public, dan mengembalikan
hasil opini itu kepada masyarakat.Dengan cara demikian bias memberi arti dan nilai
pada usaha penegakan demokrasi.
4. Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan Lembaga-lembaga
poltik.Disini media bias berfungsi sebagai anjing penjaga (watchdog) sebagaimana

18
pernah terjadi dalam kasus mundurnya Nixon sebagai Presiden Amerika karena
terlibat dalam kasus Watergate.
5. Dalam masyarakat yang demokratis, media politik berfungsi sebagai saluran advokasi
yang bisa membantu agar kebijakan dan program-program lembaga politik dapat
disalurkan kepada media massa.

Fungsi komunikasi politik dapat dibedakan kepada dua bagian yakni ;

Pertama, fungsi komunikasi politik yang berada pada struktur pemerintah (suprastruktur
politik) atau disebut pula dengan istilah the governmental political sphere, berisikan
informasi yang menyangkut kepada seluruh kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Isi
komunikasi ditujukan kepada upaya untuk mewujudkan loyalitas dan integritas nasional
untuk mencapai tujuan negara yang lebih luas.

Kedua, fungsi yang berada pada struktur masyarakat (infrastruktur politik) yang disebut pula
dengan istilah the socio political sphere, yaitu sebagai agregasi kepentingan dan artikulasi
kepentingan, dimana kedua fungsi tersebut sebagai proses komunikasi yang berlangsung di
antara kelompok asosiasi dan proses penyampaian atau penyaluran isi komunikasi terhadap
pemerintah dari hasil agregasi dan artikulasi tersebut.

Apabila dilihat secara umum, maka fungsi komuniksi politik pada hakekatnya sebagai
jembatan penghubung antara suprastruktur dan infrastruktur yang bersifat interdependensi
dalam ruang lingkup negara. Komunikasi ini bersifat timbal balik atau dalam pengertian lain
saling merespons sehingga mencapai saling pengertian dan diorientasikan sebesar-besarnya
untuk kepentingan rakyat.

Pola-Pola Komunikasi Politik

Adapun pola-pola komunikasi politik yang tersusun di antaranya :

1. Pola komunikasi vertikal (top down, dari pemimpin kepada yang dipimpin).

19
2. Pola komunikasi horizontal (antara individu dengan individu, kelompok dengan
kelompok).
3. Pola komunikasi formal (komunikasi melalui jalur-jalur organisasi formal).
4. Pola komunikasi informal ( komunikasi melalui pertemuan atau tatap muka, tidak
mengikuti prosedur atau jalur-jalur organisasi).

Alat dan Saluran Komunikasi Politik

Saluran komunikasi politik merupakan alat dan sarana yang membantu untuk
menyampaikan pesan-pesan (bias dalam bentuk kata,gambar,foto,kegiatan budaya dan seni
atau secara umum dapat dalam bentuk verbal atau non verbal) secara praktis kepada
khalayak. Dengan kata lain, saluran komunikasi politik ini merupakan media yang digunakan
untuk berkomunikasi dan proses politik mmerlukan saluran dan media komunikasi yang
tepat, karena saat ini hampir tidak ada peristiwa politik yang tidak diliput atau diberitakan
media Saluran ini bisa berupa lambang, gambar, kata-kata, tulisan, maupun tindakan atau
visual kinetis. Bahkan saluran ini dapat dikombinasi secara teratur bentuknya.

Alat komunikasi politik dengan terminology komunikasi politik (Political


Communication Tools) dapat berupa konvensional (media cetak, media elektronik) dan
media konvergensi/media baru (media social, media online), dan fungsi yang dominan pada
alat komunikasi politik adalah (AP Sumarno, 2017 : 1.9) :

1. Alat untuk menyebarluaskan statement politik


2. Alat informasi dan Pendidikan politik
3. Alat Propaganda Poltik
4. Alat konsolidasi dan Konsesnsus nasional
5. Alat Sosialisasi Politik.

Adapun beberapa saluran komunikasi politik di antaranya :

1. Komunikasi Organisasi, yang dilakukan seorang pemimpin organisasi ke anggotanya


dan atau organisasi satu ke organisasi lain.
2. Komunikasi Massa – komunikasi ‘satu-kepada-banyak’, komunikasi melalui media
massa.
3. Komunikasi Tatap Muka –dalam rapat umum, konferensi pers, etc.— dan
Komunikasi Berperantara –ada perantara antara komunikator dan khalayak seperti
TV.

20
4. Komunikasi Interpersonal – komunikasi ‘satu-kepada-satu’ –e.g. door to door visit,
temui publik, etc. atau Komunikasi Berperantara –e.g. pasang sambungan langsung
’hotline’ buat publik.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI POLITIK

Pola-pola komunikasi itu terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya :

1. Faktor Fisik (alam), alam pun dapat mempengaruhi faktor komunikasi politik. Dengan
adanya perbedaan letak geografis, dapat mempengaruhi komunikasi politik yang
berbeda-beda. Seperti halnya, seorang pesisir pantai yang memiliki bahasa
komunikasi politik berbeda dengan seseorang yang tinggalnya di kota apalagi
lingkungan pemerintahan.
2. Faktor Teknologi, ketika terjadinya perkembangan teknologi, komunikasi politik pun
akan mengalami perubahan juga. Sehingga, komunikasi politik pun akan terjadi
perubahan yang lebih meningkat dari sebelumnya.
3. Faktor Ekonomis, segi ekonomi pada suatu negara akan memberikan pengaruh pada
perguncangan politik dan kehidupan masyarakat. Sehingga terjadinya perubahan dan
pergeseran komunikasi politik juga di dalam masyarakat.
4. Faktor Sosiokultural, faktor ini bisa meliputi pendidikan dan budaya. Dengan kata
lain, pendidikan dan budaya ini dapat mempengaruhi komunikasi politik yang kerap
kali berubah sesuai dengan budaya dan pendidikan yang ada.
5. Faktor Politis, dari keempat faktor di atas, sebenarnya faktor inilah yang paling
mempengaruhi di antara keempat sebelumnya. Karena faktor inilah yang akan
membawa dampak bagi komunikasi politik

Penutup

Dalam praktiknya, komunikasi politik sangat kental dalam kehidupan sehari-hari.


Sebab, dalam aktivitas sehari-hari, tidak satu pun manusia tidak berkomunikasi, dan kadang-
kadang sudah terjebak dalam analisis dan kajian komunikasi politik. Berbagai penilaian dan
analisis orang awam berkomentar soal Pemilu Dengan system proporsional terbuka atau
tertutup, Tentang Penundaan atau perpanjangan masa jabatan presiden, dlsbnya.Komunikasi
politik itu juga lebih ke arah kepentingan politik yang tentunya melibatkan aktor atau agen
politik dalam hal penyempaian informasi politik,serta merupakan komunikasi yang

21
melibatkan pesan pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan,
pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.

Referensi

1. Anwar Arifin, 2003,Komunikasi Politik: Paradigma-Teori-Aplikasi-Strategi


KomunikasiPolitik Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2. Budiardjo,Miriam,2017, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
3. Cangara,Hafied,2016,KomunikasiPolitik,Konsep,Teori,danStrategi,Jakarta,RajaGrafin
do Persada
4. Djuyandi,Yusa,2017,Pengantar Ilmu Politik,Depok,RajaGrafindo Persada.
5. Duverger,Maurice, Partai-partai politik dan Kelompok-kelompok Penekan,
Terjemaahan, Jakarta,Bina Aksara .
6. Gabriel Almond and G Bingham Powell, 1976,Comparative Politics: A
Developmental Approach. New Delhi, Oxford & IBH Publishing Company.
7. Huntington,P.Samuel,Tertib Politik,didalam masyarakat yang sedang berubah,
Jakarta, Rajawali.1983
8. Haryatmoko,2003,Etika Politik dan Kekuasaan,Jakarta,Buku Kompas
9. Nimmo,Dan 1989. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media
(EdisiTerjemahan oleh Tjun Surjaman). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
10. Nimmo,Dan, 2010,Komunikasi Politik,Khalayak dan Efek,Bandung,Remaja
Rosdakarya
11. Pabottinggi,Mochtar,1993, “Komunikasi Politik dan Transformasi Ilmu Politik”
dalam Indonesia dan Komunikasi Politik, Maswadi Rauf dan Mappa Nasrun (eds).
Jakarta, Gramedia,.
12. Pureklolon,Thomas,Tokan,Komunikasi Politik,Mempertahankan Integritas
Akademisi,Politikus dan Negarawan.Jakarta,Gramedia Pustaka Utama.
13. Sanit,Arbi,1980,Sistim Politik Indonesia,Penghampiran dan
lingkungan,,Jakarta,Yayasan Ilmu-ilmu Sosial-FIS
14. Saverin & Tankard, 2001, Communication Theories: Origins, Methods, & Uses in the
Mass Media, Addison Wesley Longman, Inc.
15. Sanit.Arbi 1981. Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik dan
Pembangunan. Jakarta: Cv. Rajawali.

22
16. Rauf, Maswadi, 1993, Indonesia dan Komunikasi Politik, Jakarta: Gramedia.
17. Rakhmat,Jalaluddin,2004,Retorika Modern,Pendekatan Praktis,Bandung,Remaja
Rosdakarya
18. Rochajat Harun dan Sumarno AP, 2006. Komunikasi Politik sebagai Suatu
Pengantar.Bandung, Penerbit Mandar Maju
19. Surbakti,Ramlan, 2015,Memahami Ilmu Politik,Jakarta, Grasindo
20. Sumarno, A.P,1989, Dimensi-Dimensi Komunikasi Politik. Bandung, Citra Aditya
Bakti.
21. West, Richard. 2008,Pengantar Teori Komunikasi : Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Salemba Humanika,
22. Wahid,Umaimah,2016,Komunikasi Politik,Teori,Konsep,dan Aplikasi pada Era
Media Baru,Bandung,Simbiosa Rekatama

=====abb=====

23

Anda mungkin juga menyukai