Sebagai suatu bidang kajian, studi komunikasi politik mencakup dua disiplin dalam ilmu-
ilmu social, yaitu ilmu politik dan ilmu komunikasi. Dalam ilmu politik, istilah komunikasi
politik mulai banyak disebut-sebut bermula dari tulisan Gabriel Almond yang berjudul The
Politics of the Development Areas pada tahun 1960. Almond berpendapat di dalam bukunya
bahwa komunikasi politik adalah salat satu fungsi yang selalu ada dalam tiap-tiap system politik
yang sedang berlangsung. Menurutnya, komunikasi politik bukanlah fungsi yang bias berdiri
sendiri, akan tetapi merupakan proses penyampaian pesan yang terjadi pada saat keenam fungsi
lainnya itu dijalankan. Dalam hal ini, Easton (dalam System Analysis of Political Life, 1965)
memberi batasan system politik pada berbagai hal yang berkaitan dengan pembuatan dan
pelaksanaan keputusan otoratif. Ilmuwan komunikasi membahas komunikasi politik yang efektif.
Walaupun istilah komunikasi politik mulai popular pada tahun 1960, namun studi tentang
komunikasi yang memuat pesan-pesan politik telah ada semenjak lama. Missal: studi propaganda
pada perang dunia yang dilakukan Laswell pada tahun 1927; studi tentang tingkah laku pemilih
yang dilakukan Lazarfeld, Bereselon dan Graduate pada tahun 1940 di daerah Ohio, yang
kemudian dipublikasikan dengan judul The People Choice: How the Voter Makes Up His Mind
in a Presidential Campaign; Studi perubahan attitude dalam proses komunikasi yang dilakukan
oleh Karl Hovland dkk, 1953, Communication and Persuadion: Psychological Studies of
Opinion Change dan sebagainya. Semua studi tersebut telah meletakan dasar-dasar yang kokoh
Pada umumnya para teoritis menempatkan komunikasi politik dari dua sisi yang terpisah
yaitu komunikasi di satu sisi dan politik di sisi lain, kemudian dipadukan dalam suatu pengertian.
Dalam kesempatan ini, sebelum dijelaskan konsep Komunikasi Politik secara utuh, maka harus
mengetahui terlebih dahulu apa arti komunikasinya sendiri dan apa arti politiknya secara
model komunikasi linear. Dalam model komunikasi linear, komunikasi dipandang sebagai proses
yang berjalan secara satu arah atau one way communication dimana pengirim pesan atau sender
adalah satu-satunya elemen komunikasi yang mengirimkan pesan kepada sang penerima pesan.
Penerima pesan digambarkan tidak memberikan umpan balik atau tanggapan terhadap pesan
yang dikirimkan. Sinyal pesan di-encode dan dikirimkan melalui media. Umumnya model
komunikasi linear diterapkan dalam konteks komunikasi massa seperti televise, radio dan lain-
lain. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa Harold D. Laswell mencoba menjelaskan
kompleksitas proses komunikasi melalui tulisannya yang bertajuk The Structure and Function of
Communication in Society (1948). Menurut Laswell, cara yang paling baik untuk menjelaskan
kompleksitas proses komunikasi adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan yaitu Who Says
What In Which Channel To Whom With What Effect?. Model komunikasi yang dikenalkan oleh
Laswell tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Aristoteles. Laswell juga
mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses oenyampaian pesan yang dilakukan melalui
media kepada komunikan yang menimbulkan efek tertentu. Model komunikasi Laswell
menggambarkan kajian proses komunikasi secara ilmiah yang menitikberatkan pada berbagai
turunan dari setiap elemen komunikasi dan sekaligus merupakan jawaban dari pertanyaan yang
telah ia kemukakan.
Pengertian Politik
Sedangkan konsep politiknya sendiri adalah politik berasal dari bahasa Yunani yaitu
“Politeia” atau “politis” yang artinya sebagai kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri yaitu
Negara dan teia berarti segala ‘urusan’. Politik juga dapat diartikan dengan suatu rangkaian
prinsip, kejadian, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang
dikehendaki. Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan Negara damn cara
mengalokasikan sumber daya yang ada. Dengan melaksanakan kebijakan tersebut tentu
diperlukan adanya kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) untuk membina kerjasama
maupun menyediakan konflik yang mungkin timbul dalam proses tersebut. Menurut Hafied
Cangara komunikasi plitik adalah sebuah studi interdisipliner terutama dalam hubungannya
antara proses komunikasi dan politik. Komunikasi politik menurut Kantaprawira, sebuah
penghubung pikiran politik yang hidup di dalam masyarakat, baik itu pikiran internal golongan,
asosiasi, instansi atau sector kehidupan politik pemerintahan. Sedangkan menurut Thomas,
tang berisi pesan-pesan plitik dari seseorang ataupun kelompok kepada orang lain dengan tujuan
membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak
yang menjadi target politik. Roseau juga berpendapat bahwa, komunikasi politik adalah pembuat
opini pemeritah atas hal iwan nasional yang multimasalah, menurutnya mereka yang terlibat
dalam proses itu atau komunikator politik adalah pejabat eksekutif, yudikatif dan legislatif.
Komunikator komunikasi politik adalah mereka yang dapat memberi informasi tentang hal-hal
yang mengandung makna atau bobot politik; misalnya pemerintahan, anggota DPR, politikus dan
Definisi komunikasi politik menurut Dan Nimmo adalah komunikasi politik sebagai
yang mengatur perbuatan manusia di dalam kondisi konflik. Definisi komunikasi secara
definitive menurut Nimmo yang mengartikan politik sebagai kegiatan orang secara kolektif yang
mengatur perbuatan mereka di dalam kondisi onflik social. Dalam berbagai hal orang berbeda
satu sama lain jasmani, bakat, emosi, kebutuhan, cita-cita, inisiatif dan sebagainya. Lebih lanjut
lagi Nimmo menegaskan kadang perbedaan ini merangsang argument, perselisihan dan
percekcokan. Menurut Almond (1960) komunikasi politik merupakan salah satu fungsi yang
selalu ada dalam setiap system politik. “All of the functions performed in the political system,
political socialization and recruitment, interest srticulation, interest aggregation, rule making,
Rorlofs (dalam Sumarno & Suhandi, 1993) mendefinisikan komunikasi politik sebagai
komunikasi yang materi pesannya berisi tentang politik yang mencakup masalah-masalah
kekuasaan dan penempatan lembaga kekuasaan. Jadi komunikasi politik secara umum
merupakan sebuah interaksi pemerintan dengan masyarakat dalam proses pembuatan dan
pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang tujuan bersama bagi masyarakat. Dalam
komunikasi politik terdapat teori yang berkaitan dengan komunikasi politik, secara garis
besarnya teori-teori ini terbagi pada dua macam yaitu teori kepribadian dan diri politik. Teori
kepribadian dalam politik terbagi atas lima kelompok yaitu teori kebutuhan, teori psikoanalitik,
Alwi Dahlan mengemukakan bahwa sebagai bidang kajian ilmu, komunikasi politik
merupakan bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat
politik, mempunyai akibat politik atau berpengaruh terhadap perilaku politik. Tanpa adanya teori
politik umum yang didasarkan pada komunikasi, akan muncul kesulitan bagi suatu pendekatan
untuk menuju kepada studi politiknya. Suatu pendekatan di mana komunikasi sebagai suatu
proses menjadi inti dari pemahaman, sehingga secara hipotetik nampak berkembang. Fagen
menambahkan usulan bahwa untuk kepentingan penelitian terdapat tiga hal penting:
b) Apabila hal-hal tersebut tidak jelas maka dapat digambarkan ke dalam aspek
c) Harus ada satu literature yang mungkin relevan bagi studi politik dan komunikasi.
turunan ilmu politik dan ilmu komunikasi, studi tentang komunikasi politik berkaitan dengan
pembuatan, penyebarluasan, penerimaan dan dampak informasi berkonteks politik baik melalui
interaksi media massa maupun antar manusia. Komunikasi politik saat ini juga merupakan salah
satu fungsi partai politik, yakni menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan
mengaturnya sedemikian rupa atau interest aggregation dan interest articulation untuk
dalam system politik yang bagaimanapun bentuk dan sifatnya, maka media komunikasi
mendapat tempat yang cukup penting. Media komunikasi menjadi pusat perhatian penguasa
sebagai alat untuk mendapatan legitimasi rakyat di dalam melakukan kebijaksanaan dan
memperkuat kedudukan penguasa melalui pesan komunikasi yang telah masuk kedalam symbol
kekuasaan. Untuk kasus komunikasi politiknya memiliki beberapa proses, setelah menerima
informasi dari berbagai pihak, mereka yang bertugas melaksanakan fungsi legislative membuat
UU yang dianggap perlu dan relevan, yang kemudian dikomunikasikan kepada yang berwenang
kepada masyarakat dan dinilai oleh masyarakat, penilaian itu kemudian dikomunkasikan lagi.
Dalam seluruh proses komunikasi politik ini media massa baik cetak maupun elektronik
memainkan perna penting di samping bentuk-bentuk komunikasi lain seperti bertatap muka
secara langsung, melalui surat menyurat, media tradisional, keluarga, organisasi dan pergaulan.
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-lasswell,
https://www.academia.edu/9876208/TEORI_KOMUNIKASI_POLITIK.
Ilmu Komunikasi/PR oleh Aienur’s El-Faruqiy di Universitas Sunan Ampel Surabaya. Diakses
melalui https://www.academia.edu/8195911/Komunikasi_Politik.
http://digilib.uinsby.ac.id/11149/5/bab%202.pdf