Anda di halaman 1dari 12

Dinamika Ruang Publik di

Era New Media


Mata Kuliah: Isu-Isu Kontemporer Komunikasi
Prepared by Kencana A. S, M.Si
Ruang Publik
• Ruang publik Habermas: berkumpulnya orang-orang untuk
berdiskusi berdasarkan rasionalitas.

• Hal terpenting yang menjadi kunci dari ruang publik adalah


informasi yang tersedia dan akses terhadap informasi
tersebut.

• Ruang publik (public sphere) merupakan sebuah ruang yang


mudah diakses tanpa batas, bebas dari tekanan kekuasaan
negara dan ekonomi, di mana warga negara melakukan
pembicaraan politik guna mewujudkan suatu kesepahaman
bersama terkait dengan kepentingan umum yang lebih luas.
Konsep dasar ruang publik ini terungkap dari pemikiran
Habermas (1989).
Demokrasi dan Komunikasi
• Perkembangan kepemilikan media di Indonesia saat ini berpusat
pada pemilik pemilik modal tertentu.
• Ruang publik politis yang inklusif, egaliter dan bebas tekanan ->
masih sangat jauh dari impian.
• Tidak adanya diversity of ownership*  ketiadaaan diversity of
content**
• Kondisi kepemilikan media seperti ini membentuk atau
menggiring opini masyarakat yang sesuai dengan ide dari
pemilik media.
• Ruang kebebasan untuk mengawasi pemerintah lewat media
massa  terbelenggu  pemilik media sekaligus politisi
• Aspirasi publik/warga (apalagi yang bertentangan dengan
pemilik media tsb)  tidak bisa disuarakan melalui media
tersebut
Ruang Publik Pada Media Cyber
• Ketersediaan ruang publik ideal dan demokratis di media
konvensional rendah  masyarakat atau publik mencari-
cari format ruang publik lain.

• Ruang publik yang mampu menumbuhkan sikap kritis


masyarakat terhadap persoalan politis dan kemudahan
terhadap akes informasi yang disediakan.

• Diharapkan: pengemasan informasi politik yang


mengarah pada satu opini tertentu di media
konvensional dapat diimbangi dengan kehadiran media
baru.
Ruang Publik Pada Media Cyber
• Kekuatan media baru ini diyakini akan menguatkan demokrasi.
• Asumsi ini didasarkan pada kesesuaian antara karakter media
baru dan karakter demokrasi.
• Demokrasi mencerminkan kesetaraan, pengakuan atas
perbedaan, kebebasan, partisipasi, dan perlindungan atas hak-
hak dasar manusia.
• Dalam media baru nilai-nilai demokrasi tersebut terealisasi.
• Media baru membuka ruang yang bebas (bahkan cenderung
tak terbatas), ditopang oleh prinsip kesetaraan (equality), dan
kebebasan (freedom), serta setiap orang punya peran sebagai
pencipta (produser) yang independen.
• Kekuatan lain media baru terletak pada kemampuan
partisipatifnya. Partisipasi sesungguhnya adalah prinsip dasar
demokrasi.
Cyberspace sebagai ruang publik baru bagi kelas
menengah Indonesia.
Konsep lama ruang publik
berasal dari Habermas Cyberspace
• ruang publik tersebut: • Cyberspace melalui sosial
media ini menarik untuk
• merupakan bagian dari dicermati karena mampu
mentransformasi ruang publik
proses komunikasi dan dalam bentuk digital.
advokasi publik.
• dipahami sebagai ruang • mampu menarik perhatian
bagi setiap segmen publik
inklusif, deliberatif, dan untuk komunikasi dan
juga partisipatif yang berinteraksi kapanpun dan
dimanapun.
mendorong publik untuk
berdiskusi satu sama • proses kesadaran politik kelas
lain. menengah kemudian tercipta
Cyberspace sebagai ruang publik baru bagi kelas
menengah Indonesia.

Penetrasi Internet dalam masyarakat Indonesia selalu


berkembang setiap tahunnya

gejala overconnected (Yuswohady, 2013), dalam Jati,


2016:28). Gejala tersebut menunjukkan adanya intensitas
tinggi bagi kelas menengah Indonesia untuk saling
berkomunikasi dan bersosialisasi satu sama lainnya
berdasarkan kesamaan tema, isu, maupun kepentingan.
Komparasi Ruang Publik dengan Cyberspace (Jati, 2016:30)
Cyberspace sebagai ruang publik baru bagi kelas
menengah Indonesia.

• Ketiadaan teritorial dan identitas lainnya  nilai-nilai


demokrasi substantif itu muncul dalam cyberspace seperti
voluntarisme, egalitarian, maupun juga emansipasi.

• Maka, cyberspace sebagai ruang publik baru dalam kelas


menengah Indonesia juga memberikan pengaruh besar dalam
terbentuknya kesadaran politik publik.

• Berkat berbagai macam informasi yang disajikan dalam


cyberspace tersebut kemudian menampilkan kelas menengah
yang kritis dan politis terhadap perkembangan politik
mutakhir.
Cyberspace sebagai ruang publik baru bagi kelas
menengah Indonesia.

• Adanya platform media sosial yang real time menjadikan isu


privat kemudian menjadi tersebar ke dalam ruang diskusi
publik lainnya.

• Selain halnya menawarkan proses intim dan respons yang


cepat, keunggulan ruang publik yang ditawarkan dalam
cyberspace ini adalah mampu menarik dukungan massa yang
kuat.

• Adapun isu-isu yang biasanya menjadi trendsetter dalam kelas


menengah Indonesia masih berkutat pada masalah pelayanan
publik, ketimpangan ekonomi, maupun elitisme kekuasaan.
Cyberspace sebagai ruang publik baru bagi kelas
menengah Indonesia.

• 3 tahapan dalam menganalisis gerakan politik kelas menengah


politis:
1. kesadaran politik (political awareness)
 kasus Prita vs Omni yang mengemuka pada tahun 2009-2010
2. civic engangement (keterikatan sipil)
kasus Cicak versus Buaya pada 2012- 2013
“Gerakan 1 Juta Pendukung KPK” #SelamatkanKPK, #KamiCicak, dan
lain sebagainya merupakan bentuk ekspresi kelas menengah terhadap
kriminalisasi pimpinan KPK saat itu.
berdampak pada tekanan pada Presiden untuk mengambil tindakan
terhadap kriminalisasi KPK tersebut.
3. gerakan politik (political movement)
kasus “Relawan” pada pemilu 2014.
Melalui tagline #SalamDuaJari, kelas menengah dapat menampilkan
diri sebagai kekuatan politik partisan publik untuk mendukung Jokowi
sebagai Presiden selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai