Anda di halaman 1dari 8

Sholeh

1901028005

BAGIAN KETIGA
KAJIAN TEMATIS : ETIKA
KOMUNIKASI
Etika Komunikasi
Etika komunikasi mencoba untuk mengelaborasi standar etis yang digunakan oleh komunikator dan komunikan. Setidaknya ada tujuh
perspektif etika komunikasi yang bisa dilihat dalam perspektif yang bersangkutan.
 Perspektif politik. Dalam perspektif ini, etika untuk mengembangkan kebiasaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi,
menumbuhkan bersikap adil dengan memilih atas dasar kebebasan, pengutamaan motivasi, dan menanamkan penghargaan atas
perbedaan.
 Perspektif sifat manusia. Sifat manusia yang paling mendasar adalah kemampuan berpikir dan kemampuan menggunakan simbol.
Ini berarti bahwa tindakan manusia yang benar-benar manusiawi adalah berasal dari rasionalitas yang sadar atas apa yang
dilakukan dan dengan bebas untuk memilih melakukannya.
 Perspektif dialogis. Komunikasi adalah proses transaksi dialogal dua arah. Sikap dialogal adalah sikap setiap partisipan
komunikasi yang ditandai oleh kualitas keutamaan, seperti keterbukaan, kejujuran, kerukunan, intensitas, dan lain-lainnya.
 Perspektif situasional. Faktor situasional adalah relevansi bagi setiap penilaian moral. Ini berarti bahwa etika memerhatikan peran
dan fungsi komunikator, standar khalayak, derajat kesadaran, tingkat urgensi pelaksanaan komunikator, tujuan dan nilai khalayak,
standar khalayak untuk komunikasi etis.
 Perspektif religius. Kitab suci atau habit religius dapat dipakai sebagai standar mengevaluasi etika komunikasi. Pendekatan
alkitabiah dalam agama membantu manusia untuk menemukan pedoman yang kurang lebih pasti dalam setiap tindakan manusia.
 Perspektif utilitarian. Standar utilitarian untuk mengevaluasi cara dan tujuan komunikasi dapat dilihat dari adanya kegunaan,
kesenangan, dan kegembiraan.
 Perspektif legal. Perilaku komunikasi yang legal, sangat disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan dianggap sebagai
perilaku yang etis.
Nilai Privasi
Ada sejumlah jawaban mengapa privasi penting bagi kita, yakni:
 Privasi memberikan kemampuan untuk menjaga informasi pribadi yang bersifat rahasia sebagai dasar pembentukan otonomi
individu. Otonomi individu merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengontrol apa yang akan terjadi pada dirinya.
Pelanggaran privasi dapat menyebabkan seseorang tidak dapat mengontrol apa yang terjadi pada dirinya. Karier yang ia bangun
misalnya, akan rontok mendadak bila privasi yang bersangkutan dilanggar.
 Privasi dapat melindungi dari cacian dan ejekan orang lain, khususnya dalam masyarakat dimana toleransi masih rendah,
dimana gaya hidup dan tingkah laku aneh tidak diperkenankan. Pecandu alkohol, kaum homoseksual, penderita AIDS adalah
contoh nyata. Bahwa homoseksualitas dan penyalahgunaan alkohol merupakan pilihan di luar mainstream masyarakat Indonesia
dan karenanya dinilai sebagai kejahatan itu tidak menjadikan pembenaran bagi pelanggaran hak privasi.
 Privasi merupakan mekanisme untuk mengontrol reputasi seseorang. Semakin banyak orang tahu tentang diri kita semakin
berkurang kekuatan kita untuk menentukan nasib kita sendiri. Contoh peredaran video mesum Yahya Zaini dan Maria Eva
beberapa waktu lalu, dimana rekaman tersebut sejatinya merupakan privasi dari keduanya. Begitu privasi tersebut dilanggar,
maka keduanya pun lantas tidak dapat lagi mengontrol reputasi keduanya.
 Privasi merupakan perangkat bagi berlangsungnya interaksi sosial. Berbagai regulasi yang mengatur penyusupan membuktikan
bahwa privasi penting bagi interaksi sosial. Begitu juga regulasi yang mengatur soal pemakaian lensa tele.
 Privasi merupakan benteng dari kekuasaan pemerintah. Sebagaimana slogan yang berbunyi “pengetahuan adalah kekuatan”,
maka privasi menjaga agar kekuasaan tidak disalahgunakan. Pada satu sisi pemerintah memiliki privasi berupa rahasia negara
yang tidak boleh dibuka dalam kondisi tertentu, pada sisi lain masyarakat juga memiliki privasi sehing- ga penguasa tidak
berlaku semena-mena.
Tanggung Jawab Sosial Media
 Media harus menyajikan “pemberitaan yang benar, komprehensif, dan cerdas.” Media dituntut untuk
selalu akurat, dan tidak berbohong. Fakta harus disajikan sebagai fakta, dan pendapat harus
dikemukakan murni sebagai pendapat.
 Media harus berperan sebagai forum pertukaran pendapat, komentar dan kritik. Karenanya, media tak
hanya berfungsi sebagai sumber informasi melainkan juga forum penyelesaian masalah. Setiap masalah
yang menjadi urusan publik dan berhubungan dengan publik disodorkan oleh media, untuk kemudian
dibahas bersama dan dicarikan jalan keluar. Jadi, media benar-benar menjadi milik publik. Publik pun
merasakan manfaat dengan kehadiran media.
 Media harus menyajikan gambaran khas dari setiap kelompok masyarakat. Syarat ini menuntut media
untuk memahami karakteristik dan juga kondisi semua kelompok di masyarakat tanpa terjebak pada
stereotype. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya konflik sosial di masyarakat terkait dengan
isi berita yang disajikan. Karenanya, media dituntut untuk mampu menafsir karakter suatu masyarakat
dan mencoba memahaminya, seperti aspirasi, kelemahan, dan prasangka mereka. Dengan demikian,
kelompok yang lain tahu gambaran tentang kelompok lain, dan lalu mencoba memahaminya.
Pemahaman demikian tentu saja memberi peluang bagi setiap kelompok masyarakat untuk memahami
masing-masing kharakter dan cara memperlakukannya.
 Media harus selalu menyajikan dan menjelaskan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Ini tidak
berarti media harus mendramatisir pemberitaannya, melainkan berusaha mengaitkan suatu
peristiwa dengan hakikat makna keberadaan masyarakat dalam hal-hal yang harus diraih. Hal
ini karena media merupakan instrumen pendidik masyarakat sehingga media harus “memikul
tanggung jawab pendidik dalam memaparkan segala sesuatu dengan mengaitkannya ke
tujuan dasar masyarakat.”
 Media harus membuka akses ke berbagai sumber informasi. Masyarakat industri modern
membutuhkan jauh lebih banyak ketimbang di masa sebelumnya. Alasan yang dikemukakan
adalah dengan tersebarnya informasi akan memudahkan pemerintah menjalankan tugasnnya.
Lewat informasi, sebenarnya media membantu pemerintah menyelesaikan berbagai persoalan
yang terjadi dalam masyarakat.
Jenis-jenis konflik
1. Konflik intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada
waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal, yaitu:
 Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-
sama menarik.
 Konflik pendekatan-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama
menyulitkan.
 Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang
mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2. Konflik Interpersonal
Konflik interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang
berbeda status, jabatan, bidang kerja, dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan
suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena kon flik semacam ini
akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak
akan memengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3. Konflik antar-Individu dan Kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan
untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seorang individu dapat dihukum oleh kelompok
kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia
berada.
4. Konflik antar Kelompok dan Organisasi yang Sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak ter- jadi di dalam organisasi-organisasi.
Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang
konflik antar kelompok.
5. Konflik antar Organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain
dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik
ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-
produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya
secara lebih efisien.
  

Anda mungkin juga menyukai