Anda di halaman 1dari 9

LANDASAN TEORITIS

A. Komunikasi

Komunikasi adalah keahlian utama dalam hidup kita. Seperti bernafas, banyak
orang menganggap korespondensi sebagai sesuatu yang terjadi secara konsekuen, sehingga
orang tidak diuji untuk mengetahui bagaimana menyampaikan secara efektif dan moral.
Komunikasi bergantung tidak hanya pada apa yang dikatakan tetapi juga pada karakter kita
dan cara kita mengirim dan menerima pesan. Korespondensi harus dikerjakan dari dalam
diri kita sendiri sebagai dasar yang kokoh dari kejujuran. Kehidupan manusia sangat
dipengaruhi oleh komunikasi. Kami tidak bisa, jangan sampaikan. Kami mencari cara untuk
menjadi manusia melalui korespondensi.

Komunikasi adalah kebutuhan manusia, bahkan kesejahteraan individu saat ini


masih di udara oleh kemampuannya untuk berkomunikasi. Korespondensi mencakup
kerjasama antar individu daerah setempat. Untuk menjaga ketertiban sosial, interaksi
memerlukan aturan atau norma yang berfungsi sebagai kontrol. Etika komunikasi,
pengetahuan rasional yang mendorong manusia untuk dapat berkomunikasi dengan baik,
merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat yang tertib. Etika komunikasi
adalah studi tentang aspek baik dan buruk dari komunikasi manusia. Karena komunikasi
selalu melibatkan paling sedikit dua orang, maka juga mengandung arti interaksi antar
anggota masyarakat. Dalam kerja sama, standar atau keputusan selalu dibutuhkan
kemampuan untuk kontrol atau kontrol sosial. Tujuannya adalah untuk membangun tatanan
sosial.

Salah satu bentuk mewujudkan masyarakat yang tertib adalah dengan adanya etika,
yaitu filsafat yang mengkaji baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia.
Dengan demikian etika komunikasi adalah ilmu yang memperhatikan baik buruknya cara
berkomunikasi. Etika komunikasi memperhatikan kejujuran dan keterusterangan, hubungan
yang harmonis, pesan yang sesuai, menghindari kecurangan, konsistensi antara pesan
verbal dan non verbal dan memperhatikan apakah komikator memotong pembicaraan atau
tidak. Etika komunikasi sangat penting ketika berkomunikasi dalam sebuah komunitas,
komunitas menurut Wengner seperti yang dibahas oleh Setiyani (2013) adalah sekelompok
orang yang berbagi lingkungan, keprihatinan, masalah, dan memiliki koneksi atau hasrat
yang sama untuk suatu topik.

B. Media Sosial

Media sosial adalah media online, dengan penggunanya dapat dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan membuat konten, termasuk blog, jejaring sosial, wiki, forum,
dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki adalah media sosial yang paling umum
digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia. Anderas Kaplan dan Michael Haen Lein
mendefinisikan media sosial sebagai kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di
atas dasar ideologis dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan pembuatan dan
pertukaran "konten buatan pengguna".

Kaplan dan Haenlein membagi media sosial menjadi enam bagian, yaitu
Collaboration Projects (wiki, bookmarks), Blogs and Microblogs (twitter), Content
(youtube), Social networking sites (facebook dan Instagram), dan Virtual Game Works
(3D). Berbagai media sosial yang populer di masyarakat Indonesia antara lain: path,
facebook, instagram dan twitter. Media sosial telah menjadi tren tersendiri dengan
pengguna di Indonesia mencapai lebih dari 82 juta akun Facebook, 22 juta pengguna aktif
Instagram, dan lebih dari 6,2 juta akun Twitter. Data tersebut merupakan survei JakPat
September 2015. Berdasarkan perkembangannya, Indonesia berada di urutan kedua dunia
setelah Amerika Serikat sebagai negara dengan penduduk sebagai pengguna media sosial.

C. Media Sosial Sebagai Alat Komunikasi

Tindakan penyampaian pesan kepada orang lain untuk mendidik atau


mempengaruhi perilaku, baik secara langsung maupun melalui media, dikenal sebagai
komunikasi. Jalannya korespondensi pada dasarnya adalah metode yang terlibat dalam
menyampaikan perenungan atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan). Ide, informasi, dan opini adalah contoh pemikiran. Sedangkan sentimen
sebagai keyakinan, pertanyaan, kemarahan, dan lain-lain yang muncul dari lubuk hati
(Effendy, 2009).

Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak dapat dipisahkan dari korespondensi, baik
korespondensi langsung maupun korespondensi backhand, tepatnya melalui media. Media
di sini adalah hiburan berbasis web yang diciptakan melalui ponsel, di mana hampir setiap
orang memiliki hiburan virtual untuk bekerja dengan korespondensi jarak jauh sekalipun.
Media yang digunakan untuk sosialisasi dan interaksi disebut sebagai “media sosial”.
Menurut Van Dijk dalam Nasrullah (2015), hiburan berbasis web adalah panggung media
yang menyoroti kehadiran klien yang bekerja bersama mereka dalam latihan dan upaya
terkoordinasi mereka.

Oleh karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai media online (fasilitator) yang
mempererat hubungan antar pengguna sekaligus sebagai ikatan sosial. Pesatnya
perkembangan teknologi komunikasi membentuk individu tentang cara berpikir dan
berperilaku. Dengan demikian, internet sebagai salah satu bentuk teknologi komunikasi dan
perangkat yang menyertainya, termasuk media sosial, membentuk seperti apa masyarakat
saat ini.

Media sosial telah mengubah perilaku komunikasi masyarakat saat ini. Teknologi
itu sendiri tidak bergerak, tetapi orang-orang yang menggunakan teknologi media sosial
dengan antusias memanfaatkannya. Dalam kajian komunikasi, realitas ini sering disebut
dengan Teknologi Komunikasi Hewan (Nurudin, 2011). Komunikasi Teknologi Hewan
berarti individu yang menjadikan teknologi sebagai fundamental humanis. Bagi mereka,
teknologi adalah faktor utama dalam melakukan perubahan.

Bahkan, teknologi komunikasi seperti media sosial diyakini sebagai alat yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Bungin dalam bukunya
Sosiologi Komunikasi (2009), teknologi memiliki dampak positif dan negatif. Dampak
negatifnya berupa gaya hidup yang semakin individualistis, serta munculnya
eksistensialisme, menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Hal ini
menyebabkan pengguna jejaring sosial lebih bisa menjalin kehidupan sosial melalui dunia
maya untuk menunjukkan eksistensinya dan kurang memperhatikan interaksi dengan dunia
nyata. Kemunculan internet secara otomatis turut mempengaruhi perkembangan
penggunaan media sosial di masyarakat.

Media sosial mendukung interaksi sosial antar individu atau kelompok di dunia
maya. Sehingga media sosial dinilai lebih fleksibel, praktis, efektif dan efisien, cepat,
interaktif dan variatif. Media sosial semakin membuka peluang bagi setiap individu yang
terlibat di dalamnya untuk bebas mengeluarkan pendapat dan mengekspresikan diri. Namun
pengendalian diri juga harus dimiliki agar kebebasan yang dimiliki juga tidak melanggar
batas-batas media sosial.

D. Karakteristik Media Sosial

Karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan media siber (cyber) karena
media sosial merupakan salah satu platform dari media cyber. Namun menurut Nasrullah
(2015) media sosial memiliki karakteristik khusus yaitu:

1. Jaringan (Network) Jaringan adalah infrastruktur yang menghubungkan komputer


dengan perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi dapat terjadi
jika komputer terhubung, termasuk transfer data.

2. Informasi Informasi menjadi entitas penting dalam media sosial karena pengguna media
sosial membuat representasi identitasnya, menghasilkan konten, dan berinteraksi
berdasarkan informasi.

3. Arsip Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi karakter yang menjelaskan bahwa
informasi telah tersimpan dan dapat diakses kapan saja dan melalui perangkat apa saja.

4. Interaktivitas Media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak sekedar
memperluas pertemanan atau pengikut (followers), tetapi harus dibangun dengan interaksi
antar pengguna tersebut.
5. Social Simulation (simulasi masyarakat) Media sosial memiliki karakter sebagai media
bagi masyarakat untuk berlangsung di dunia maya. Media sosial memiliki keunikan dan
pola yang dalam banyak hal berbeda dan tidak ditemukan dalam setting sosial yang
sebenarnya.

6. Konten oleh pengguna (user-generated content) Di media sosial, konten dimiliki


sepenuhnya dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. UGC merupakan
hubungan simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan dan
kebebasan kepada pengguna untuk berpartisipasi. Hal ini berbeda dengan media lama
(tradisional) dimana khalayak hanya sebatas objek atau target pasif dalam penyampaian
pesan.

E. Etika

Sopan santun, basa-basi, adat istiadat yang baik, tata krama, dan bahasa hanyalah
beberapa dari banyak kata yang dapat menggambarkan kesopanan. Dalam bahasa lain, ini
disebut sebagai etiket. Negara Prancis, yang terkenal dengan budaya dan tata kramanya
yang tinggi, adalah sumber dari istilah "etiket". Kata Yunani untuk etika, ethicos, yang
berarti kebiasaan, norma, nilai, aturan, dan standar perilaku manusia yang baik dan buruk,
berasal dari kata Latin untuk etika. Bagian dari aksiologi, ilmu nilai, etika berfokus pada
pencarian benar dan salah, atau moral dan amoralitas, dalam arti lain. Seperti yang
ditunjukkan oleh K. Bertens moral adalah studi tentang apa yang biasanya diselesaikan atau
informasi tentang adat istiadat.

Dalam Rosadi Ruslan, Ki Hajar Dewantoro mengatakan bahwa etika adalah ilmu
yang mempelajari segala sesuatu yang baik dan buruk dalam kehidupan manusia, terutama
cara pikiran dan perasaan berpindah dari pikiran dan perasaan ke tujuan dan tindakan.
Seperti yang dikemukakan oleh Burhanuddin Salam, akhlak adalah ilmu yang mengkaji
tentang persoalan perbuatan atau perbuatan manusia, mana yang dapat dipandang baik dan
mana yang buruk. Sebaliknya, Suprihadi Sastrosupono mendefinisikan etika atau moralitas
sebagai pemikiran yang relatif objektif dan logis tentang bagaimana kita mengambil
keputusan dalam keadaan tertentu.

Etika dapat digunakan dalam nilai dan norma moral yang menjadi pedoman bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya kalau orang
bicara tentang etika kesukuan, etika agama. Etika berarti ilmu tentang baik dan buruk. Etika
baru menjadi ilmu pengetahuan, ketika kemungkinan etis (prinsip dan nilai tentang apa
yang dianggap baik dan buruk) diterima begitu saja dalam masyarakat, seringkali tanpa
disadari menjadi bahan refleksi untuk penelitian yang sistematis dan metodis. Etika di sini
sama artinya dengan filsafat moral. Etika tidak terbatas pada cara suatu perbuatan
dilakukan, etika memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut
masalah boleh atau tidaknya suatu perbuatan. Misalnya, berbicara dengan tidak sopan tidak
pernah diperbolehkan

F. Etika Berkomunikasi

Etika dapat digunakan dalam nilai dan norma moral yang menjadi pedoman bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya kalau orang
bicara tentang etika kesukuan, etika agama. Etika berarti ilmu tentang baik dan buruk. Etika
baru menjadi ilmu pengetahuan, ketika kemungkinan etis (prinsip dan nilai tentang apa
yang dianggap baik dan buruk) diterima begitu saja dalam masyarakat, seringkali tanpa
disadari menjadi bahan refleksi untuk penelitian yang sistematis dan metodis. Etika di sini
sama artinya dengan filsafat moral. Etika tidak terbatas pada cara suatu perbuatan
dilakukan, etika memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut
masalah boleh atau tidaknya suatu perbuatan. Misalnya, berbicara dengan tidak sopan tidak
pernah diperbolehkan

Jenis iklim etis yang ada dalam suatu kelompok memengaruhi apa yang dianggap
sebagai konflik etis, proses penyelesaian konflik, dan karakteristik penyelesaiannya.
Sejumlah elemen disarankan, jika digabungkan, akan mendorong pengembangan iklim etis
yang sehat dan bersemangat.
G. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Berkomunikasi

Fokus dalam berkomunikasi adalah kunci agar informasi yang disampaikan oleh
komunikator kepada kita berjalan lebih efektif, orang yang cenderung tidak memperhatikan
lawan bicara biasanya kehilangan beberapa informasi yang disampaikan dan terjadi
kesenjangan antara kedua pihak, biasanya pihak pihak penyampai informasi (komunikator)
akan merasa tersinggung dengan kita dan secara otomatis kesalahan fatal informasi
(informasi salah) yang masuk dapat berdampak langsung pada aplikasi.

Dalam beberapa kasus komunikasi, beberapa individu melupakan pokok bahasan


yang ingin dibicarakan. Hal ini terjadi karena informasi yang seharusnya disampaikan
terlalu melenceng dari apa yang dibicarakan (kesopanan), perlu adanya perumusan konsep
sebelum berbicara dengan orang lain, komunikasi ini biasa disebut komunikasi tidak
efisien. karena informasi yang dimiliki tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan oleh
komunikator. Oleh karena itu, perlu adanya fokus masalah, yaitu tidak mencampuradukkan
masalah lain yang tidak ada kaitannya dengan informasi tersebut.

Biasanya, dalam proses ini, dua orang (komunikator dan komunikator) perlu
memahami satu sama lain dalam model komunikasi berdasarkan gagasan kesamaan.
Karena dua orang akan berkomunikasi lebih efektif jika mereka memiliki banyak
kesamaan, kita harus menjunjung tinggi etika dengan menghormati setiap kata yang mereka
ucapkan dan mendengarkan apa yang mereka katakan. Ini akan membuat kita merasa
nyaman dengan orang yang kita hormati.

Ada kalanya dalam menyampaikan kita merasa lelah dengan data yang
disampaikan, tentu ini bukan masalah audiens, namun dalam kerangka menyampaikan data
itu perlu semangat yang menarik anggota audiens, untuk situasi ini, kami ingin
menyebarkannya dengan gurauan atau guyonan agar penonton atau komunikan tidak
merasa jenuh dengan apa yang kita bicarakan. mengangkut. Dalam berbicara dengan orang
lain ada moral yang berbeda yang harus kita pegang, kita mungkin perlu menangani
perasaan lawan bicara kita sehingga mereka tidak marah atau salah mengartikan harapan
dan tujuan kita.

Komunikator dalam kelompok harus menggunakan keterampilan persuasifnya


sendiri untuk secara menyeluruh menilai pesan jelas dan tersembunyi organisasi dan harus
menghindari menerima pandangan konvensional secara otomatis dan tanpa berpikir.
Komunikator harus terbuka terhadap kemungkinan mengubah pesan dari orang lain dari
orang yang dibujuk. Keyakinan yang kita anut secara dogmatis atau pandangan terfokus
sempit yang membutakan kita terhadap informasi berguna, pandangan berbeda tentang
suatu masalah, atau solusi alternatif, perlu diseimbangkan atau dikurangi.

DAFTAR PUSTAKA

ARMA, D. P. (2020). Etika Komunikasi Antara Mahasiswa Dan Dosen Di Media Sosial


(Studi Analisis Wacana Pada Pesan WhatsApp) (Doctoral dissertation, UIN
RADEN INTAN LAMPUNG).

Astria, K. K. (2021, November). SOSIALISASI DAN EDUKASI ETIKA KOMUNIKASI


PEMASARAN MELALUI MEDIA SOSIAL PADA CLUB PANJI SAKTI (CPS)
SINGARAJA. In PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN
MASYARAKAT (Vol. 1, No. 1, pp. 251-256).

Nafia, M. I. (2022). Etika Komunikasi Netizen Pada Konten Media Sosial Instagram


Lambe Turah Official Periode 2022 (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Media Sosial
Instagram@ Lambeturah_Official Melalui Pendekatan Etika
Komunikasi) (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta).

Nurhablisyah, N. (2022). Desainer Grafis, Netizen dan Etika; Tinjauan Pesan Visual dalam
Media Sosial. Jurnal Desain, 9(2), 188-199.

WICAKSONO, N. K. (2022). PENERAPAN KODE ETIK MEDIA SOSIAL DALAM


PERCAKAPAN DI GRUP WHATSAPP KOMUNIKASI SOSIAL PAROKI SANTO
ATHANASIUS AGUNG KARANG PANAS SEMARANG (Doctoral dissertation,
Unika Soegijapranata Semarang).

Wijayanti, S. H., Sihotang, K., & Dirgantara, V. E. (2022). Bentuk-Bentuk Etika Bermedia
Sosial Generasi Milenial. Jurnal Komunikasi, 16(2), 129-146.

Anda mungkin juga menyukai