Anda di halaman 1dari 8

Nama : Kezia Sarfat Debby

NPM : 19410009
Kelas : Ilmu Komunikasi 01
Semester : 5 (Lima)
Mata Kuliah : Etika dan Filsafat Komunikasi
Dosen Pengampu : Drs. Siswanta, M.Si

UJIAN AKHIR SEMESTER

1. Buatlah analisis singkat tentang arti penting etika komunikasi dalam ranah cyber space
pada konteks filsafat ilmu !
2. Deskripskanapa yg menjadi retriksi kebebasan manusia menurut social &
responsibility!
3. Mengacu pada pandangan Lowenstein tentang proses evolusi filsafat media, buatlah
analisis singkat tentang implikasi model historis tersebut terhadap filsafat media massa
di Negara Indonesia !
4. Jelaskan mengapa stereotype menjadi salah satu faktor penghambat dalam
berkomunikasi secara logis?
5. Berikan penjelasan singkat tentang postulat dasar filsafat komunikasi yang
diimplementasikan pada bidang pers di negara kita !

JAWAB :
1. Etika komunikasi menurut Abdul Samad Arief, dkk dalam buku Dasar-Dasar Komunikasi
Bisnis (2021), etika adalah prinsip untuk mengatur perilaku dalam masyarakat. Sedangkan
komunikasi adalah hubungan interaksi antarmanusia, berupa pengiriman dan penerimaan
pesan. Jadi etika komunikasi bisa diartikan sebagai prinsip yang mengatur hubungan
interaksi antar manusia. Etika komunikasi juga dapat diartikan sebagai norma, nilai, dan
tingkah laku dalam menjalin komunikasi. Melansir dari situs Encyclopedia, etika
komunikasi (communication ethics) adalah tanggung jawab etis dalam berkomunikasi, baik
yang dilakukan secara langsung atau lewat teknologi komunikasi, seperti gawai dan media
sosial. Sedangkan, Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu menganalisis segala sesuatunya dalam tiga wilayah:
Ontologi – Epistemologi – Aksiologis.
Analisis arti penting etika komunikasi dalam ranah cyber space :
- Ontologi Cyber Space dan Filsafat Ilmu Komunikasi : hubungan antara cyberspace
dengan daya tangkap manusia dalam merasa dan berpikir yang akan membuahkan suatu
pengetahuan baru. Adanya komunikasi yang terjalin melalui media sosial secara online
ini dilakukan untuk mengungkapkan kebutuhan individu melalui perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Kehidupan berevolusi maka juga diperlukan
evolusi dalam komunikasi. Ilmu komunikasi yang terjalin dalam suatu media ini
merupakan bentuk evolusi dalam komunikasi, komunikasi membutuhkan etika dalam
menyampaikan suatu pendapat disosial media. Peranan etika komunikasi dalam
cyberspace juga berdampak pada ungkapan seseorang yang berbentuk respon bisa
melibatkan emosi maupun perasaan. Ilmu komunikasi yang dikembangkan hingga
memiliki wadah didalam cyberspace ini termasuk suatu usaha penyampaian pesan antar
manusia. Etika komunikasi menggunakan paradigm dimana pesan dari seseorang
disampaikan dengan sengaja, sedangkan manusia serta tindakannya menjadi suatu
obyek material dalam etika komunikasi. Obyek forma dalam kasus ini adalah
cyberspace sebagai wadah penyampaian pesan antar manusia.
- Epistemologis : adanya hubungan antara peneliti dengan obyek yang diteliti, dalam
konteks tersebut dapat dikatakan bahwa antara individu dengan cyber space saling
berkaitan. Sebagai manusia, kita mengamati dunia lalu mendapatkan pengetahuan
setelahnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dari setiap individu memiliki
kemampuan dasar untuk memiliki pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud adalah
penggunaan etika komunikasi dalam cyberspace, etika komunikasi yang harus
diketahui oleh setiap individu ini sangat diperlukan agar dalam penerapannya dapat
berjalan secara efektif dan tidak menimbulkan kontra. Penggunaan pendekatan holistik
dapat mempercayai bahwa fenomena saling berkaitan dan berjalan sebagai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Proses ini juga berperan dalam pembentukan
pengetahuan yang akan muncul dengan memperhatikan 4 proses meliputi rasionalis;
empiris; konstruktivis; konstruksi sosial. Dari penjelasan tersebut maka dapat
diselaraskan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Guba (1990) menjelaskan
epistemologi sebagai asumsi terhadap hubungan antara peneliti dan objek penelitian.
- Aksiologi : secara aksiologis kebergunaan etika komunikasi dititikberatkan pada sikap
setiap individu dalam memberikan pendapat atau merespon pendapat individu lainnya
pada media sosial yang menjadi satu wadah dalam cyberspace. Ketika etika dalam
berkomunikasi telah salah langkah dengan mencoba untuk “menghujat” antara individu
satu dengan lainnya, maka cyberspace telah disalahgunakan oleh pengguna.
Pengelolaan kajian aspek aksiologi sangat memperhatikan nilai moral, namun pada
praktiknya terkadang setiap individu pengguna cyberspace tidak mempertimbangkan
nilai moral tersebut padahal hal tersebut sebagai langkah pengontrol sosial di
masyarakat. Dengan mengabaikan nilai moral dalam masyarakat maka akan berdampak
mengurangi etika dalam berkomunikasi yang seharusnya diterapkan.

2. Tanggung jawab merupakan restriksi (pembatasan) dari kebebasan yang dimiliki oleh
manusia, tanpa mengurangi kebebasan itu sendiri. Tidak ada yang membatasi
kebebasan seseorang, kecuali kebebasan orang lain. Jika kita bebas berbuat, maka orang
lain juga memiliki hak untuk bebas dari konsekuensi pelaksanaan kebebasan kita.
Dengan demikian, kebebasan manusia harus dikelola agar tidak terjadi kekacauan. Dan
norma untuk mengelola kebebasan itu adalah tanggung jawab sosial. Tanggung jawab
sendiri merupakan implementasi kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Maka demi
kebaikan bersama, maka pelaksanaan kebebasan manusia harus memperhatikan
kelompok sosial di mana ia berada. Menurut Prof. Burhan Bungin (2006: 43),
mengatakan bahwa kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia
dilahirkan. Naluri ini yang mendorong
nya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok. Naluri
berkelompok itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan
kelompok yang lebih besar dalam kehidupan manusia lain di sekelilingnya, bahkan
mendorong manusia menyatu dengan alam fisiknya. Untuk memenuhi naluriah manusia
itu, maka setiap manusia saat melakukan proses keterlibatannya dengan orang dan
lingkungannya, proses ini dinamakan adaptasi. Adapatasi dengan kedua lingkungan
tadi, manusia lain dan lingkungan sekitar, melahirkan struktur sosial yang baru yang
disebut kelompok sosial.

3. Kemunculan dan perkembangan teknologi komunikasi saat ini telah mengubah sistem
komunikasi yang ada di Indonesia, termasuk sistem industri media didalamnya. Seperti
proses digitalisasi, konvergensi, internet yang menghasilkan teknologi dan aplikasi
yang mengisi seluruh bentuk komunikasi mulai dari komunikasi interpersonal,
komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, dan juga komunikasi massa.
Melesatnya perkembangan teknologi-teknologi tersebut berbanding lurus dengan
perkembangan media massa. Dampak yang jelas terlihat ketika masyarakat Indonesia
saat ini telah menjadi masyarakat informasi. Struktur sosial telah berubah dalam hal
perolehan dan penyebaran informasi. Begitu banyaknya peran media masa dalam
kehidupan masyarakat jika dilihat dari sisi ekonomi, sosial, budaya juga norma-norma
dalam kebijakan pemerintah. Kajian yang coba di jabarkan penulis tentang fenomena
kemunculan dan perkembangan teknologi komunikasi dalam hal ini yang berkaitan
dengan Media Massa (Media Baru, Media Sosial, dan Media Televisi) ini dari segi
perspektif Ilmu Filsafat Komunikasi. Filsafat adalah ibu dari segala ilmu. Maka, guna
mendapatkan pemahaman mendasar, kembalilah kita kepada ibunya yaitu Filsafat.
Manakala kita berpikir secara filsafat, terdapat tiga wilayah yang kita jelajahi, yakni
wilayah ada, wilayah pengetahuan, dan wilayah nilai (Suriasumantri, 2001; Adian,
2002; Vardiansyah, 2008). Ketiga wilayah ini, dalam kosa kata filsafat, disebut
ontologi, epistemologi, aksiologi. Filsafat komunikasi berkaitan dengan kekuatan
media dan prinsip fungsi media berikut hubungannya dengan negara.
• Media Massa
Media Massa adalah produk pers yang memperkenalkan kepada masyarakat
fenomena atau gejala sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, baik
sosial, ekonomi, budaya, politik maupun dari bidang sosial lainnya, Kehidupan
publik (2013: 49). Tahapan perkembangan media dalam kehidupan McQueil
dalam bukunya “McQueil Theory of Massa Communication, 4th Edition”
(Junaedi, 2007: 27:29) mengemukakan yaitu;
(1) Perkembangan media adalah keberadaan buku dan perpustakaan,
(2) Perkembangan media massa adalah media massa cetak, berupa surat kabar,
tidak seperti buku yang muncul dari waktu ke waktu, dapat memberikan
informasi terkini secara cepat dan instan,
(3) Mencari film melalui seluloid tape,
(4) Menemukan teknologi penyiaran melalui radio dan televisi. Tahap ini
ditandai dengan cakupan yang luas, teknologi audio visual, partisipasi
teknis, serta organisasi media yang lebih kompleks dan konten yang
semakin beragam,
(5) Mengembangan rekaman musik. Pertama kali muncul dalam bentuk
pembawa suara, tetapi kemudian beralih ke kaset, dan saat ini rekaman
digital mendominasi,
(6) Penemuan Internet (international network), yang memungkinkan interaksi
antar pengguna.
• Media Baru
Media baru yaitu seperangkat teknologi komunikasi dengan macam-macam
karakteristik yang berbeda kemudian dalam bentuk digital sehingga
kemampuannya cukup luas sebagai alat komunikasi (McQuail, 2010:148).
Dalam catatan McQuail (2010:141), adapaun perubahan-perubahan dalam
media baru, sebagai berikut;
§ Konvergensi digital terhadap semua unsur media,
§ Aktivitas yang dinamis,
§ Kegiatan penerimaan suatu pesan,
§ Ruang lingkup publik dan aktivitas pengguna,
§ Terbentuknya jalan masuk terhadap media, seperti melalui website-
website tertentu.

Media Baru memiliki kepercayaan diri bahwa mereka memiliki kapasitas untuk
mencapai efek tertentu kepada khalayak atau audiense. Media Baru diprediksi
adanya dampak dalam pembentukan pengetahuan dan pendapat publik
kahalayak atau audiense, namun tidak bisa dipastikan sejauh mana dampak
tersebut terjadi, pada level apa bagaimana, atau khalayak atau audiens yang
seperti apa yang paling terpengaruh dalam hal ini.
• Media Sosial
Media Sosial merupakan salah satu media yang berkembang paling pesat.
Sekitar 70% dari pengguna internet diseluruh dunia, juga aktif dalam media
sosial. Media sosial seperti Facebook dan Twitter, sampai saat ini masih sangat
tinggi tingkat penggunanya. Penggunaan media sosial telah menyebabkan
segudang masalah, antara lain pergeseran budaya dari budaya tradisional
menjadi budaya digital. Generasi yang tumbuh dalam budaya digital memiliki
kecenderungan bersifat menyendiri (desosialisasi). Namun bagaikan pedang
bermata dua, disatu sisi media sosial juga memiliki banyak manfaat. Media
sosial adalah sekumpulan aplikasi berbasis internet, beralaskan pada ideologi
dan teknologi Web 2.0 sehingga memungkinkan penciptaan dan pertukaran
konten oleh penggunanya (Kaplan & Haenlein, 2010). Kendatipun berbeda
dalam hal asumsi dan konsepnya, media sosial mempunyai kesamaan dengan
media lainnya dalam hal titik fokusnya yang memusatkan kajian pada khalayak,
dan sama dalam hal tradisi teorinya yaitu sosio-psikologis. Media yang
memenuhi kebutuhan khalayak mengalami perkembangan dari media
tradisional ke media baru (internet), bahkan ke aplikasi tertentu.
• Media televisi
Media massa televisi juga saat ini lebih mendominasi dengan tujuan yang
menghibur. Fungsi dari media televisi menampilkan begitu banyak hiburan
terhadap masyarakat yaitu salah satunya untuk mengendalikan atau
menenangkan kondisi yang tegang pada saat ini. Manfaat media yang lebih jauh
adalah untuk menciptakan suatu karakter positif untuk masyarakat menjadi
tumbuh sebagai masyarakat yang demokrasi sesuai dengan cita-cita negara.
(Castells, 2010). Dilanjut dalam sistem informasi pada televisi di tahun 1990
sampai dengan 2012. Yang dimana pada masa orde ini Perkembangan televisi
cukup mengalami peningkatan yang pesat. Dimulai dari adanya TV swasta di
tahun 1991, maka informasi yang disajikan lebih berorientasi kepada
masyarakat secara nyata. Dari segi jumlah penonton, kemudian sajian
informasi yang ke arah sosial, dan waktu-waktu tertentu penayangan, juga
tayangan-tayangan apa yang paling banyak di konsumsi oleh masyarakat. Di
media pertelevisian saat itu membuat penilaian atau rating tayangan apa yang
paling banyak ditonton oleh masyarakat sehingga Ia juga menggunakan strategi
itu sebagai pemasaran suatu promosi bagi produk atau biasa kita sebut iklan.

4. Stereotype merupakan salah satu nilai yang dapat menyebabkan salah kaprah, penilaian
membabi buta ataupun tidak berdasar. Stereotype adalah konsep terhadap suatu
golongan berdasarkan prasangka yang subjektif yang dapat menyebabkan hambatan
dalam suatu komunikasi antarbudaya terkait dengan perbedaan budaya (Shoelhi, 2015,
p. 19-20). Sehingga stereotype dapat mencemari komunikasi antar budaya. Hal ini
karena stereotype cenderung untuk menyama-ratakan ciri-ciri sekelompok orang.
Lantas dari hal tersebut dapat menghambat komunikasi secara logis karena dalam
interaksi komunikasi menganggap setiap orang dalam suatu kelompok memiliki sifat
yang sama, maka dari itu stereotype menghalangi keberhasilan komunikator karena
biasanya stereotype ini terlalu berlebihan, terlalu sederhana atau bahkan terlalu
menyamaratakan. Masyarakat cenderung tidak terbuka pada informasi baru dan bukti
yang baru, maka timbul zona nyaman untuk menyamaratakan orang dari suatu
golongan.
5. Postulat merupakan asumsi dasar yang kebenarannya kita terima tanpa dituntut
pembuktiannya. Kebenaran ilmiah pada hakekatnya harus disahkan lewat sebuah
proses yang disebut metode keilmuan. Postulat ilmiah ditetapkan tanpa melalui
prosedur ini, melainkan ditetapkan secara begitu saja. Pada hakekatnya, postulat
merupakan anggapan yang ditetapkan secara sembarang dengan kebenaran yang tidak
dibuktikan.

Postulat yang diimplementasikan dalam bidang pers yaitu :


a. Informasi
Peran ini berkenaan dengan peran media komunitas dalam upaya penyebarluasan
informasi dan pengetahuan mengenai gerak dan laju pembangunan dengan
mengindahkan keragaman perspektif. Suatu peristiwa diberitakan bukan hanya dari
sisi kepentingan pemerintah tetapi juga kepentingan rakyat banyak, bukan
hanya dari sisi kepentingan kelompok dominan tetapi juga kelompok minoritas
dari warga komunitas.

b. Forum diskusi public


Dalam hal ini media komunitas diharapkan memiliki peran yang nyata dalam
memfasilitasi berkembangnya diskusi public. berkenaan dengan persoalan-persoalan
penting yang berkenaan dengan warga komunitas serta persoalan-persoalan lain yang
lebih luas yakni menyangkut hubungan atau interaksi warga komunitas dengan warga
lain bahkan juga urusan atau persoalan nasional.
c. Membantu mencapai kesepakatan untuk mengatasi persoalan
Sangat disarankan bahwa lacakan jurnalistik media komunitas lebih
mengedepankan pencapaian jalan keluar terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi
bersama dalam masyarakat. Hal demikian dapat dilakukan misalnya dengan cara
pemilihan sumber yang berimbang di antara kelompok-kelompok kepentingan
dan/atau kelompok kekuatan dalam masyarakat/komunitas seraya tetap berpijak pada
nilai-nilai budaya yang ada.
d. Menggelorakan semangat partisipasi
Upaya pembangunan, termasuk pembangunan daerah mutlak memerlukan
partisipasi seluruh elemen masyarakat. Dalam hubungan ini terdapat suatu postulat
yang mengatakan bahwa rakyat tidak akan bersedia berjoang dan berkorban untuk
pembangunan, kecuali apabila ia yakin akan tujuan pembangunan itu (Kadir, 1983).
Mengacu pada konteks sekarang maka postulat ini barangkali dapat sedikit diubah
menjadi: rakyat tidak akan mau ikut berpartisipasi dalam pembangunan sampai mereka
meyakini manfaat dari pembangunan.
Postulat-postulat ini menyiratkan beberapa hal menarik, yaitu: 1) Bahwa
pembangunan pada dasarnya merupakan suatu gerakan yang membutuhkan
partisipasi; 2) Bahwa partisipasi dalam pembangunan bersifat sukarela (tidak
bersifat paksaan); 3) Bahwa rakyat atau masyarakat, supaya mau berpartisipasi, harus
dibuat mengetahui dan meyakini manfaat-manfaat pembangunan; 4) Bahwa semua
pihak (pemerintah dan masyakat) harus saling bekerjasama dengan sinergis dan
harmonis. Hal demikian hanya mungkin kalau semua pihak bekerja dan/atau
melayani dengan hati.

Anda mungkin juga menyukai