Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMIAH AL-QUR’AN

ETIKA GENERASI MILENIAL DI MEDIA SOSIAL


PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Oleh :

Zatia Tussania Anggoda

MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN AMBON

JANUARI 2022
2

ABSTRAK

Salah satu keistimwaan yang diberikan tuhan yang Maha Esa kepada manusia
adalah kemampuan berkomunikasi.Kemampuan ini sangat membantu orang
dalam memenuhi kebutuhan mereka secara efektif, dan membuatnya lebih mudah
untuk berkomunikasi satu sama lain.Selain itu, bagus keterampilan Komunikasi
dan yang tepat dapat menjadi cara untuk mengantarkan seseorang menuju
kesuksesan dan akan membawa manfaat bagi orang lain.Sebaliknya, komunikasi
juga dapat menjadi pemicu kemudharatan,terutama jika seseorang salah dalam
berkomunikasi atau mengganggu orang sebab dizaman milenial ini dengan
segala perkembangan dan kemajuan dibidang teknologilah yang membuat
generasi sekarang kadang salah dalam menggunakan media sosial sebagai media
komunikasi.Konsep komunikai bukan hanya menyangkut bagaimana cara
seseorang berbicara ysng bsik tetapi juga tentang etika berbicara.Berkomunikasi
merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
manusia.sehingga semua orang mampu berkomunikasi dengan baik dan
membawa kemaslahatan maka ia harus berpedoman pada etika komunikasi
sebagai apa yang telah digariskan dalam al-qur’an.perintah yang diucapkan
dalam al-qur’an dan hadits menjadi indiksi wajib bagi umat islam untuk
menerapkan sifat jujur dan benar adalah konsep kata-kat al-qur’an yang dikenal
dengan Qaulan sadidan.

Kata kunci : Etika, Komunikasi, Islam, Generasi Milenial

2
3

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH

Komunikasi merupakan aktivitas azali manusia yang telah berlangsung


sejak keberadaan manusia.Komunikasi Allah swt dengan makhluk-makhluknya
telah berlangsung dan sebagian terekam indah dalam media-media komunikasi
(termasuk kitab suci).1Tanpa komunikasi tidak mungkin kehidupan dapat
berlangsung dan tidak mungkin pula peradaban manusia dapat berkembang.

Kemajuan teknolologi komunikasi dari waktu ke waktu terus mengalami


kemajuan yang signifikan.hal ini terjadi karena perkembangan teknologi yang
begitu pesat ini dapat memudahkan memudahkan manusia dalam berkomunikasi
sesuai dengan kebutuannya.salah satu teknologi yang digemari saat ini adalah
smartphone dan salah satu fasilitas/aplikasi yang banyak digunakan adalah media
sosial.2 Dizaman milenial ini kerap didapatkan media sosial digunakan oleh para
generasi milenial yang digunakan sebagai tempat untuk meluapkan segala bentuk
aktivitas,yang kadang dituangkan alam bentuk tulisan atau foto yang tidak jarang
mengesampingkan etika yang ada.

Media sosial di jadikan sebagai tempat untuk mengeluarkan kemarahan,


kebencian, penghinaan, pembulian bahkan berkaitan dengan masalah
suku,agama,ras,dan antar golongan(SARA) pun ikut terbawa masuk ke dalam
gelombang negatif yang ada di media sosial.Hal ini juga dibarengi dengan

1
Husnah.Z,”Etika penggunaan media sosial dalam Al-Qur’an sebagai alat komunikasi di
era digitalisasi”, jurnal ilmu-ilmu keislaman dan kemasyarakatan, vol.2(Majene:media neliti,
2020) hal.27
2
Sumartono,fajarina,muh.ruslan ramli.”Etika komunikasi penggunaan media sosial pada
generasi milenial”, kearsipan Fakultas ilmu komunikasi universitas Esa Unggul,2019,hal.7

3
4

kurangnya pertanggung jawaban pengguna atas hal-hal yang telah dikeluarkannya


menjadi sebuah permasalahan besar dalam etika berkomunikasi di media
sosial.Padahal sebenarnya, media sosial diciptakan untuk menjadi sarana antar
sesama manusia ,agar dapat berkomunikasi tanpa terhalangi oleh tmpat dan waktu
serta dapat menciptakan suasana yang harmonis dan nyaman.

Islam pun memberikan perhatin yang besar terhadap etika penggunaaan


media sosial.Hal ini dibuktikan dengan diaturnya etika penggunaan media sosial
dala al-qur’an.Etika tersebut terdapat dalam al-qur’an surah al-Ahzab ayat 70

Terjemahannya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan kaatakanla


perkataan yang benar.”3 (QS. Al-Ahzab/33:70)

Kata sadidan menurut pakar bahasa, Ibn Faris, menunjuk kepada makna
merutuhkan kemudian memperbaikinya. Ia juga bermakna isitqamah/konsisten.
Kata ini juga digunakan untuk menunjuk kepada sasaran.4 Seorang menyampaikan
sesuatu atau ucapan harus tepat sasaran aatau konsisten terhadap apa yang
disampaikan baik itu berupa tulisan maupun ucapan secara langsung kepada orang
lain.

Thahir Ibn Asyur menggarisbawahi kata qaul (ucapan) yang menurutnya


merupakan satu pintu yang sangat luas, baik yang berkaitan dengan kebajikan
maupun keburukan.5 Jika perkataan itu baik dan benar, maka baik pula
pengaruhnya, sebaiknya jika perkataan itu salah dan tidak benar maka buruk pula
pegaruhnya.

B.RUMUSAN MASALAH
3
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sinergi
Pustaka Indonesia,2012),hal.591
4
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Vol.10
(Cet. 5 ;jakarta: Lentera Hati, 2021), hal.547
5
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Vol.10
(Cet. 5 ;jakarta: Lentera Hati, 2021), hal.547

4
5

1.Bagaimana Etika Generasi Milenial dalam Berkomunikasi pada Media


Sosial?

2.Bagaimana Implementasi Etika Berkomunikasi dalam Perspektif Al-


qur’an?

C.TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui Etika Generasi Milenial dalam Berkomunikasi pada Media


Sosial

2.Untuk mengetahui Implementasi Etika Berkomunikasi dalam Perspektif Al-


qur’an

D.METODE PENULISAN

Penulis menggunakan metode deskriptif dengan jenis data kualitatif dan


pengumpulan datanya dengan teknik kepustakan dan berdasar pada metode
mawdlu’i yaitu mengambil tafsir atau penafsiran berdasarkan tema tersebut.

5
6

BAB II

PEMBAHASAN

A.ETIKA GENERASI MILENIAL DALAM BERKOMUNIKASI PADA


MEDIA SOSIAL

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu sistem yang mengatur tata


cara manusia bergaul. Tata cara pergaulan untuk saling menghormati biasa kita
kenal dengan sebutan sopan santun. Tata cara pergaulan bertujuan untuk menjaga
kepentingan komunikator dengan komunikan agar merasa senang, tentram,
terlindungi tanpa ada pihak lain yang dirugikan kepentingannya dan perbuatan
yang dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku serta tidak
bertentangan dengan hak asasi. Secara umum tata cara pergaulan, aturan perilaku,
adat kebiasaan manusia dalam bermasyarakat dan menentukan nilai baik dan nilai
tidak baik disebut sebagai etika.6
Secara umum, menurut A. Sonny Kreaf,7 etika dapat dibagi menjadi dua
bagian:

6
Haryatmoko, “Etika Komunikasi”,(yogyakarta :kanasius, 2007),hal.20
7
Haryatmoko, “Etika Komunikasi”,(yogyakarta :kanasius, 2007),hal.23

6
7

1.Etika Umum yang membahas kondisi dasar bagaimana manusia


bertindak etis, dalam mengambil keputusan etis, dan teori etika serta mengacu
pada prinsip moral dasar yang menjadi pegangan dalam bertindak dan tolok ukur
atau pedoman untuk menilai baik atau buruknya suatu tindakan yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok orang.
2.Etika Khusus yaitu penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
khusus, yaitu bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan
sehari-hari pada proses dan fungsional dari suatu organisasi. Etika khusus dibagi
menjadi dua bagian yaitu, Etika individual menyangkut kewajiban dan perilaku
manusia terhadap dirinya sendiri. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban,
sikap, dan perilaku sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai
sopan santun, tata krama dan saling menghormati.

Etika berasal dari kata ethikus dan dalam bahasa Yunani disebut ethicos
yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran
baik dan buruk tingkah laku manusia. 8Jadi, etika komunikasi adalah norma, nilai,
atau ukuran tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi di suatu masyarakat.9
Dari definisi etika diatas, dapat diketahui bahwa “etika” berhubungan
dengan empat hal sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas
perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau
filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan
tidak pula universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan
dan sebagainya. Selain itu, etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang
memebahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu
politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah
perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan
sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap
sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada
pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.

8
DIKNAS. “KBBI edisi ketiga Jakarta”, (jakarta :balai Pustak,2005 )
9
Haryatmoko, “Etika Komunikasi” ,(yogyakarta :kanasius, 2007),hal.25

7
8

4. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-
ubah sesuai dengan tuntutan zaman.10

Istilah milenial pertama kali dicetuskan oleh William Strauss dan Neil
dalam bukunya “Millenials risinh: The Next Great Generation” istilah ini mereka
ciptakan tahun 1987, yaitu pada saat anak-anak yang lahir pada tahun 1982 masuk
ke usia pra-sekolah.11

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi, meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. 12
Media-media sosial inilah yang sering digunakan di Era Milenial sekarang ini,
pada berbagai jenis tingkatan mulai dari remaja,dewasa hingga yang berada diatas
tingkatan-tingkatan tersebut.

Komunikasi merupakan suatu hal yang amat penting dalam kehidupan


manusia. Kita tidak bisa, tidak berkomunikasi. Kita belajar menjadi manusia
melalui komunikasi. Komunikasi sudah merupakan kebutuhan manusia, bahkan
kesuksesan seseorang sekarang ini, lebih banyak ditentukan pada kemampuan dia
berkomunikasi. Komunikasi merupakan keterampilan paling penting dalam hidup
kita. Seperti halnya bernafas, banyak orang beranggapan bahwa Komunikasi
sebagai sesuatu yang otomatis terjadi, sehingga orang tidak tertantang untuk
belajar berkomunikasi secara efektif dan beretika. Hal yang paling penting dalam
komunikasi, bukan sekadar pada apa yang dikatakan, tetapi pada karakter kita dan
bagaimana kita mentransfer pesan serta menerima pesan. Komunikasi harus
dibangun dari diri kita yang paling dalam sebagai fondasi integritas yang kuat.
Komunikasi melibatkan interaksi antar manusia satu dengan yang lain khusunya
pada generasi milenial sekarang ini.

10
Franz magnis Suseno, “Etika dasar” ( Jakarta : Pustaka Filsafat, 1993) hal.50
11
Sumartono,fajarina,muh.ruslan ramli.”Etika komunikasi penggunaan media sosial pada
generasi milenial”, kearsipan Fakultas ilmu komunikasi universitas Esa Unggul,2019,hal.9
12
Dedy Mulyana. “Perkembangan Teknologi Informasi” (indonesia : New
Media,2014)hal.50

8
9

Dalam interaksi diperlukan norma-norma atau aturan-aturan yang


berfungsi untuk pengendalian yang tujuannya adalah untuk tercapainya Ketertiban
dalam masyarakat.Oleh sebab itu tidaklah berlebihan jika komunikasi mendapat
perhatian yang besar dari berbagai macam pihak termasuk pemerintah, utamanya
komunikasi dengan menggunakanmedia sosial. Mengingat media sosial
merupakan alat propaganda yang sewaktu waktu dapat digunakan untuk
menggiring opini masyarakat. Oleh karena itu, harus ada peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang etika komunikasi. hal tersebut pemerintah
mengeluarkan UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
UU Nomor 19 Tahun 2016 merupakan Produk legislasi yang sangat
dibutuhkan dan telah menjadi pionir dalam meletakkan dasar pengaturan dibidang
pemanfaatan teknologi informasi. Aturan ini bertujuan untuk memberikan batasan
kepada masyarakat agar tidak menggunakan media sosial secara sewenang-
wenang dan untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan tentang hal-hal
yang tidak boleh dilakukan ketika menggunakan sosial media. Hal tersebut diatur
dalam pasal 45A ayat (1).
“Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibakan kerugian konsumen dalam transaksi
elektronik sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat 1 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6(enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).13

Berdasarkan pasal tersebut ,menjadi peringatan keras kepada masyarakat


khusunya pada generasi milnial ini,agar pengguna media sosial tidak boleh
menyebarkan berita bohong yang dapat menyesatkan masyarakat, apalagi sampai
menimbulkan kerugian bagi orang lain, baik itu kerugian materi maupun non
materi.Bahkan undang-undang memberikan sanksi kepada pengguna media sosial
yang tidak mengindahkan etika penggunaannya. Sanksi yang diberikan berupa
pidana penjara dan/atau denda dengan jumlah yang tidak sedikit.

B.ETIKA BERKOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

13
Republik Indonesia, Amandemen Undang-Undang ITE: UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (Cet. 1; Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2017), h.

9
10

komunikasi menurut ajaran Islam selalu terikat kepada perintah dan


larangan Allah swt atau Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad saw .Pada
dasarnya agama sebagai kaidah dan sebagai perilaku adalah pesan (informasi)
kepada warga masyarakat agar berperilaku sesuai dengan perintah dan larangan
Tuhan. Dengan kata lain komunikasi menurut ajaran agama sangat memuliakan
etika yang dibarengi sanksi akhirat.
Al-Qur’an juga menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia.
Untuk mengetahui bagaimana manusia seharusya berkomunikasi. Al-Qur’an
memberikan kata kunci (key concept) yag berhubungan dengan hal itu. Al-
Syaukani misalnya mengartikan kata kunci al-bayan sebagai kemampuan
berkomuni-kasi. Selain itu, kata kunci yang diperguna-kan Al- Qur’an untuk
komunikasi ialah al-qaul. Dari al-qaul ini, Jalaluddin Rakhmat menguraikan
prinsip, qaulan sadidan yakni kemampuan berkata benar atau berkomuni-kasi
dengan baik.14
Dengan komunikasi, manusia mengekspresikan dirinya, membentuk
jaringan interaksi sosial, dan mengembangkan kepribadiannya. Para pakar
komunikasi sepakat dengan para psikolog bahwa kegagalan komunikasi berakibat
fatal baik secara individual maupun sosial. Secara sosial, kegagalan komunikasi
menghambat saling pengertian, menghambat kerja sama, menghambat toleransi,
dan merintangi pelaksanaan norma-norma sosial Al-Qur’an menyebut komunikasi
sebagai salah satu fitrah manusia.Dalam QS. Al-Rahman : ayat 1 – 4

(Tuhan) yang Maha pemurah, Yang telah mengajarkan Al-Qur'an. Dia


menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.15 (QS.Al-Rahman : 1 – 4)

Al-Syaukani dalam Tafsir Fath al-Qadir mengartikan al-bayan sebagai


kemampuan berkomunikasi. Untuk mengetahui bagaimana orang-orang
seharusnya berkomunikasi secara benar (qaulan sadidan), harus dilacak kata
kunci (keyconcept) yang dipergunakan Al-Qur’an untuk komunikasi. Selain al-
bayan, kata kunci untuk komunikasi yang banyak disebut dalam Al-Qur’an adalah
“al-qaul” dalam konteks perintah (amr), dapat disimpulkan bahwa ada enam
prinsip komunikasi dalam Al-Qur’an.16

14
Jalaludin rahmat, “psikologi komunikasi” (Bandung: PT Remaja dosdakarya:2005) h.
15
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sinergi
Pustaka Indonesia,2012),hal.
16
Muslimah,”Etika komunikasi dalam perspektif keislaman”, jurnal sosial budaya,
vol.2(Majene:media neliti, 2020) hal.118

10
11

Dalam etika komunikasi islam ada 6 prinsip gaya bicara atau pembicaraan
(qaulan) yaitu:
َ ‫( قَ ْو ا ًل‬perkataan benar, lurus, jujur).
1. Qaulan sadidan/ ‫س ِدي ا د ا‬
Kata “qaulan sadidan” disebut dua kali dalam Al-Qur’an. Pertama
Allah menyuruh manusia menyampaikan qaulan sadidan (perkataan benar) dalam
urusan anak yatim dan keturunan, yakni (QS. An-Nisa: Ayat :9)
sebagai berikut :

Artinya: Danhendaklah takut kepada Allahorang-orang yang seandainya


meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.17 (QS.
An-Nisa: 9).

Kedua, Allah memerintahkan qaulan sesudah takwa, sebagaimana firman Allah


dalam QS. Al-Ahzab: Ayat:70

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah


dan katakanlah perkataan yang benar.18 (QS. Al- Ahzab:70).

Wahbah al-Zuhaily mengartikan qaulan sadidan pada ayat ini dengan


ucapan yang tepat dan bertanggung jawab, yakni ucapan yang tidak bertentangan
dengan ajaran agama.19 Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwasanya terdapat
dua perintah Allah , pertama terkait dengan melaksana kan ketaatan dan
ketaqwaan dan menjauhi larangan-Nya. Kedua, Allah memerintahkan kepada
orangorang yang beriman untuk berbicara dengan qaulan sadidan, yaitu perkataan
yang sopan tidak kurang ajar, perkataan yang benar bukan yang batil.

17
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sinergi
Pustaka Indonesia,2012),hal
18
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sinergi
Pustaka Indonesia,2012),hal.
19
Muslimah,”Etika komunikasi dalam perspektif keislaman”, jurnal sosial budaya,
vol.2(Majene:media neliti, 2020) hal.119

11
12

Jadi, Allah SWT memerintahkan manusia untuk senantiasa bertakwa yang


dibarengi dengan perkataan yang benar. Jadi, Allah SWT memerintahkan manusia
untuk senantiasa bertakwa yang dibarengi dengan perkataan yang benar.
2. Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa, tepat sasaran,
komunikatif, mudah mengerti).
Ungkapan ini terdapat dalam QS An-Nisa ayat 63 yang berbunyi:

Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah


mengetahui apa yang di dalam

hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang
berbekas pada jiwa mereka”.20(QS An-Nisa:63).

Kata “baligh” dalam bahasa arab artinya sampai, mengenai sasaran atau
mencapai tujuan.21 Apabila dikaitkan dengan qaul (ucapan atau komunikasi),
“baligh” berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat menggunakan apa yang
dikehendaki. Oleh karena itu prinsip qoulan balighan dapat diterjemahkan sebagai
prinsip komunikasi yang efektif. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan
pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas
komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka. Sebagai
orang yang bijak bila berdakwah kita harus melihat situasi dan kondisi yang tepat
dan menyampaikan dengan kata-kata yang tepat. Bila bicara dengan anak-anak
kita harus berkata sesuai dengan pikiran mereka, bila dengan remaja kita harus
mengerti dunia mereka. Jangan sampai kita berdakwah tentang teknologi nuklir
dihadapan jamaah yang berusia lanjut yang tentu sangat tidak tepat sasaran, malah
membuat mereka semakin bingung. Gaya bicara dan pilihan kata dalam
berkomunikasi dengan orang awam tentu harus dibedakan dengan saat
berkomunikasi dengan kalangan cendekiawan. Berbicara di depan anak TK tentu
harus tidak sama dengan saat berbicara di depan mahasiswa.

Rasulullah sendiri memberi contoh dengan khotbah-khotbahnya.


Umumnya khotbah Rasulullah pendek, tapi dengan kata-kata yang padat makna.
Nabi Muhammad menyebutnya “jawami al-qalam”. Ia berbicara dengan wajah
20
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sinergi
Pustaka Indonesia,2012),hal
21
Muslimah,”Etika komunikasi dalam perspektif keislaman”, jurnal sosial budaya,
vol.2(Majene:media neliti, 2020) hal.119

12
13

yang serius dan memilih kata-kata yang sedapat mungkin menyentuh hati para
pendengarnya. Irbadh bin Sariyah, salah seorang sahabatnya bercerita: “Suatu hari
Nabi menyampaikannasihat kepada kami. Bergetarlah hati kami dan berlinang air
mata kami. Seorang diantara kami berkata Ya Rasulullah, seakanakan baru kami
dengar khotbah perpisahan. Tambahlah kami wasiat”. Tidak jarang disela-sela
khotbahnya, Nabi berhenti untuk bertanya kepada yang hadir atau memberi
kesempatan kepada yang hadir untuk bertanya. Dengan segala otoritasnya, Nabi
adalah orang yang senang membuka dialog.22

ُ ‫( قَ ْو ا ًل َم ْي‬perkataan yang ringan).


3. Qaulan Masyura/ ‫سو ا را‬
Dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan, mempergunakan
bahasa yang mudah, ringkas dan tepat sehingga mudah dicerna dan dimengerti.
Dalam Al-Qur’an ditemukan istilah qaulan maisura yang merupakan salah satu
tuntunan untuk melakukan komunikasi dengan mempergunakan bahasa yang
mudah dimengertidan melegakan perasaan23
Firman Allah dijelaskan:

Artinya: “Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat
dari Tuhanmu yang kamu harapkan, makakatakanlah kepada mereka ucapan
yang pantas”.24 (QS. Al-Israa’: 28).

Maisura seperti yang terlihat pada ayat diatas sebenarnya berakar pada
kata yasara, yang secara etimologi berarti mudah atau pantas. Sedangkan qaulan
maisura menurut Jalaluddin Rakhmat, sebenarnya lebih tepat diartikan “ucapan
yang menyenangkan,” lawannya adalah ucapan yang menyulitkan. Bila qaulan
ma’rufa berisi petunjuk via perkataan yang baik, qaulan maisura berisi hal-hal
yang menggembirakan via perkataan yang mudah dan pantas Komunikasi dengan
qaulan maisura yang artinya pesan yang disampaikan itu sederhana, mudah
dimengerti dan dapat dipahami secara spontan tanpa harus berpikir dua kali.25

4. Qaulan Layyina (perkataan yang lemah lembut).

22
Muslimah,”Etika komunikasi dalam perspektif keislaman”, jurnal sosial budaya,
vol.2(Majene:media neliti, 2020) hal.120
23
Muslimah,”Etika komunikasi dalam perspektif keislaman”, jurnal sosial budaya,
vol.2(Majene:media neliti, 2020) hal.120
24
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sinergi
Pustaka Indonesia,2012),hal
25
Muslimah,”Etika komunikasi dalam perspektif keislaman”, jurnal sosial budaya,
vol.2(Majene:media neliti, 2020) hal.120

13
14

Perintah menggunakan perkataan yang lemah lembut ini terdapat


dalam AlQur’an:

Artinya: ”Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata


yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".26 (Q.S Thaahaa:44).

Dari ayat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Qaulan Layina
berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan
penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati maksudnya tidak mengeraskan
suara, seperti membentak, meninggikan suara. Siapapun tidak suka bila berbicara
dengan orang-orang yang kasar. Rasullulah selalu bertutur kata dengan lemah
lembut, hingga setiap kata yang beliau ucapkan sangat menyentuh hati siapapun
yang mendengarnya. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina
ialah kata-kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi
kasar.

5. Qaulan Karima / ‫( قَ ْو ا ًل َك ِري ا ما‬perkataan yang mulia).


Islam mengajarkan agar mempergunakan perkataan yang mulia dalam
berkomunikasi kepada siapapun. Perkataan yang mulia ini seperti terdapat dalam
ayat Al-Qur’an (QS. Al-Isra ayat 23)
yaitu:

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah
seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak keduanya dan
ucapkanlah kepada keduanya perktaan
yang baik”.27(Q.S Al-Isra’:23)
26
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sinergi
Pustaka Indonesia,2012),hal
27
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sinergi
Pustaka Indonesia,2012),hal

14
15

Sedangkan menurut al-Maraghi , bahwa siapa saja yang menginginkan


kejayaan di dunia dan di akhirat, maka hendaklah ia selalu taat kepada Allah Swt.
Ketaatanlah yang akan menjadikan seorang hamba memperole kejayaan, sebab
kejayaan semata-mata milik Allah Swt., baik di dunia maupun di akhirat. 28 Di
antara ketaatan adalah berkata baik, sebab Allah Swt. akan menerima perkataan
perkataan yang baik, seperti tauhid, dzikir, dan bacaan al-Qur’an.

6. Qaulan Ma’rufa/ ‫( قَ ْو ا ًل َم ْع ُروفاا‬perkataan yang baik).


Qaulan ma’rufa dapat diterjemahkan dengan ungkapan yang
pantas. Kata ma’rufa berbentuk isim maf’ul yang berasal dari madhinya, ’arafa.
Salah satu pengertian mar’ufa secara etimologis adalah al-khair atau al-ihsan,
yang berarti yang baik-baik. Jadi qawlan ma’rufa mengandung pengertian
perkataan atau ungkapan yang baik dan pantas.29
Kata Qaulan Ma`rufa disebutkan Allah dalam ayat Al-Qur'an (QS. Al-
Ahzab ayat 32) ialah:
Artinya: “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita
yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara
sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan
ucapkanlah Qaulan
Ma’rufa –perkataan yang baik.” 30(QS.Al-Ahzab:32)

Selanjutnya M. Quraish Shihab memberikan komentar bahwa untuk


mewujudkanb komunikasi yang baik, seseorang harus selalu berhati-hati,
memikirkan dan merenungkan apa yang akan diucapkan.31 Penekanan pada aspek
ini karena sering ucapan yang keluar dari mulut seseorang mengakibatkan
bencana dan malapetaka besar bagi orang yang mengucapkannya dan bahkan bagi
orang lain.

28
Muslimah,”Etika komunikasi dalam perspektif keislaman”, jurnal sosial budaya,
vol.2(Majene:media neliti, 2020) hal.121
29
Muslimah,”Etika komunikasi dalam perspektif keislaman”, jurnal sosial budaya,
vol.2(Majene:media neliti, 2020) hal.121
30
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sinergi
Pustaka Indonesia,2012),hal

31
Muslimah,”Etika komunikasi dalam perspektif keislaman”, jurnal sosial budaya,
vol.2(Majene:media neliti, 2020) hal.122

15
16

BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

1.Etika berasal dari kata ethikus dan dalam bahasa Yunani disebut ethicos
yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran
baik dan buruk tingkah laku manusia. Jadi, etika komunikasi adalah norma, nilai,
atau ukuran tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi di suatu masyarakat.
Istilah milenial pertama kali dicetuskan oleh William Strauss dan Neil dalam
bukunya “Millenials risinh: The Next Great Generation” istilah ini mereka
ciptakan tahun 1987, yaitu pada saat anak-anak yang lahir pada tahun 1982 masuk
ke usia pra-sekolah.Media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan

16
17

isi.Sedangkan Komunikasi merupakan interaksi antar manusia satu dengan yang


lain,dimana didalamnya juga terdapat norma-norma atau aturan yang mengikat
komunikasi atau interaksi tersebut,aturan tersebut ditetapkan pemerintah pada UU
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Ketetapan inilah yang dijadikan sebagaiperingatan kepada generasi milenial
sekarang ini agar tidak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan orang
lain,artinya ketika berkomunikasi khusunya di media sosial,apa yang disampaikan
itu harus sesuatu yang betul-betul terjadi bukan sebaliknya yang disampaikan
adalah berita yang tidak jelas sumbernya(HOAX).

2.Komuniasi menurut ajaran aagama islam sangat memuliakan etika yang


dibarengi dengan sanksi akhirat,sebab komunikasi selalu terikat kepada perintah
dan larangan Allah Swt atau Al-qur’an dan sunnah Nabi Muhammad
Saw.Terdapat 6 prinsip dalam bicara (komunikasi) yakni, Qaulan sadidan. Qaulan
Balighan, Qaulan Masyura, Qaulan Layyina, Qaulan Karima dan Qaulan Ma’rufa,
Ke enam prinsip inilah yang seharusnya ditekankan ketika berkomunikasi dengan
sesama,baik komunikasi yang dilakukan secara langsung maupun melalui media
sosial.

B.SARAN

Agar Komunikasi yang berjalan itu terlihat dan didarasakan baik,sebaiknya setiap
orang khususnya pada generasi milenial sekarang ini yang banyak menggunakan
atau mengakses media sosial ini menyesuaikan prinsip atau kaidah
pembicaraan ,agar komunikasi tersebut dapat terkesan baik bagi sesama dan
terhindar dari konflik-konflik yang berkaitan dengan pembulyan, peghinaan,
kebencian dan hal-hal buruk yang sering terjadi di era milenial ini.

DAFTAR PUSTAKA

.Z Husnah.”Etika penggunaan media sosial dalam Al-Qur’an sebagai alat


komunikasi di era digitalisasi”. jurnal ilmu-ilmu keislaman dan kemasyarakatan.
(Majene:media neliti, 2020)

17
18

muh.ruslan ramli. fajarina Sumartono.”Etika komunikasi penggunaan


media sosial pada generasi milenial”. kearsipan Fakultas ilmu komunikasi
universitas Esa Unggul.2019

Kementrian Agama Republik Indonesia.Al-qur’an dan Terjemahnya


(Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia,2012)

Shihab.Quraish M. Tafsir Al-Misbah: Pesan. Kesan. dan Keserasian Al-


Qur’an. (Cet. 5 ;jakarta: Lentera Hati, 2021),

DIKNAS. “KBBI edisi ketiga Jakarta”. (jakarta :balai Pustak,2005 )

Haryatmoko,.“Etika Komunikasi” .(yogyakarta :kanasius, 2007)

Suseno magnis Franz. “Etika dasar” ( Jakarta : Pustaka Filsafat, 1993)

Mulyana Dedy. “Perkembangan Teknologi Informasi” (indonesia : New


Media,2014)

Indonesia Republik.Amandemen Undang-Undang ITE: UU RI No. 19


Tahun 2016 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (Cet. 1; Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2017)

rahmat Jalaludin. “psikologi komunikasi” (Bandung: PT Remaja


dosdakarya:2005)

Muslimah.”Etika komunikasi dalam perspektif keislaman”. jurnal sosial


budaya.(Majene:media neliti, 2020)

18

Anda mungkin juga menyukai