Anda di halaman 1dari 8

Makalah

Etika dalam pergaulan di dunia maya


dengan menggunakan media sosial

Nur Makkie Perdana Kusuma


2008048034

Fakultas Teknologi Industri


Program Pascasarjana Teknik Informatika
Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
2022
A. Latar Belakang dan Permasalahan

Pada masa sekarang, media sosial sudah menjadi kebutuhan utama

dalam kehidupan bermasyarakat mulai dari berita, pertukaran informasi,

pengumpulan informasi, penjualan daring, dan lainnya.. Media sosial adalah

istilah yang digunakan untuk komunikasi daring yang mencakup interaksi

berbasis komunitas, input, output, berbagi konten, dan kolaborasi. Media sosial

membuat komunikasi menjadi transparan karena merupakan proses dua arah

yang membuat orang bisa membentuk perspektif mereka sendiri dan

memberikan komentar mengenai topik tertentu. Aplikasi media sosial terkenal

di saat ini antara lain facebook, twitter, instagram, snapchat, whatsapp, dan

telegram.

Pergeseran kebiasaan terlihat jelas seperti, berkurangnya peminat

membaca berita dari koran dengan adanya portal berita, berkurangnya penonton

televisi dengan adanya layanan streaming, aktivitas belanja secara daring,

sampai dengan pertemuan secara daring baik untuk rapat, belajar, maupun

sekedar berbicara dengan keluarga yang berada jauh. Masyarakat Indonesia

menganggap media sosial cukup menarik. Mayoritas pengguna internet di

Indonesia menggunakan aplikasi media sosial mulai dari balita hingga orang

dewasa untuk berbagai tujuan, seperti dari hiburan, , berbagi informasi, iklan

secara pribadi, toko online, dan lainnya. Seiring waktu, semakin banyak

pengguna dari berbagai platform media sosial mengubah media sosial

mengekspresikan diri dan hasrat mereka.


Ternyata ada beberapa kelemahan penggunaan media sosial oleh

masyarakat di Indonesia. Permasalahan yang sangat sering ditemukan adalah

kurangnya etika dalam penggunaan media sosial, serta kurangnya pengawasan

dari pihak berwenang, mengakibatkan media sosial sering dimanfaatkan oleh

oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Beberapa kasus seperti

memalsukan identitas seseorang, menyebarkan berita tidak benar,

menggunakan bahasa yang tidak senonoh, memaki, menghujat, bahkan sampai

melakukan fitnah.

Konten di media sosial pada akhir-akhir ini menjadi sebuah hal yang

mengkhawatirkan. Banyak konten yang menggunakan kata yang tidak etis,

foto-foto vandalisme (kekerasan/kekejaman), gaya hidup yang sangat mewah

yang menimbulkan kecemburuan sosial terus berlangsung, bahkan pemotongan

dari video tokoh agama yang diputarbalikan isinya. Dalam berkomunikasi,

pengguna media sosial seringkali mengabaikan etika, tatakrama, dan toleransi,

dalam pergaulan di dunia maya.

Media sosial adalah platform umum untuk pertukaran informasi. Etika

Media dianggap sebagai kualitas yang harus diikuti oleh jurnalis dan reporter,

tetapi pada masa sekarang etika menjadi penting bagi setiap individu yang

menggunakan media sosial untuk menjadi etis. Perlu adanya sebuah aturan

ataupun acuan bagi masyarakat pengguna internet di Indonesia untuk

pergaulan/berkomunikasi di media sosial.


B. Pembahasan dan Solusi

Menurut Kreaf (1993), etika khusus yaitu penerapan prinsip-prinsip

moral dasar dalam bidang khusus, yaitu bagaimana mengambil keputusan dan

bertindak dalam kehidupan sehari-hari pada proses dan fungsional dari suatu

organisasi. Etika khusus dibagi menjadi dua bagian yaitu, Etika individual

menyangkut kewajiban dan perilaku manusia terhadap dirinya sendiri. Etika

sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap, dan perilaku sebagai anggota

masyarakat yang berkaitan dengan nilai nilai sopan santun, tatakrama dan

saling menghormati.

Pemakaian internet yang tinggi di Indonesia, dan kebebasan netizen

(sebutan untuk masyarakat internet/network citizen), dalam bersuara di media

sosial perlu perhatian khusus. Kesadaran tidak akan tumbuh begitu saja, butuh

adanya sebuah ‘paksaan’ dari pemerintah untuk membuat acuan tentang etika

dalam berkomunikasi di media sosial.

Dalam menggunakan media sosial, pengguna memiliki kebebasan

untuk berkomunikasi dengan siapa pun dan kapanpun. Akan tetapi, yang sering

diabaikan pada saat bergaul di dunia maya adalah etika. Kurangnya kesadaran

masyarakat terkait etika di media sosial akan memicu beberapa masalah sosial.

Banyak netizen yang menganggap bahwa etika dalam berkomunikasi di dunia

nyata berbeda dengan dunia maya.

Sudah sangat sering terjadi, etika diabaikan selama komunikasi melalui

media sosial. Kasus yang paling sering muncul adalah banyaknya kata-kata
kasar dalam percakapan melalui jejaring sosial, baik yang disengaja maupun

tidak disengaja, baik secara personal melalui percakapan langsung (chat/direct

message), ataupun publik (broadcast, groupchat, komentar). Alangkah baiknya

jika komunikasi di Internet menggunakan kata-kata yang sopan dan tepat.

Netiquette atau Network Etiquette adalah sebuah konvensi atas norma-

norma yang secara filosofi digunakan sebagai panduan bagi aturan atau standar

dalam proses komunikasi di internet atau merupakan etika berinternet sekaligus

perilaku sosial yang berlaku di media online (Thurlow et.al dalam Nasrullah

2015).

Selalu gunakan bahasa yang benar ketika kita berkomunikasi dengan

siapa pun melalui media sosial. Tidak menyebarkan informasi terkait ras atau

agama tertentu. Bagikan informasi yang berguna saja dan hindari konflik

dengan orang lain dan unggah foto kekerasan seperti foto kecelakaan lalu lintas

atau gambar kekerasan lainnya. Saat ini sangat umum untuk mengetahui berita

yang menjelekkan pihak lain di media sosial. Ada pihak-pihak yang melakukan

ini dengan sengaja untuk mengalahkan pesaing dengan menyebarkan berita

hoax. Oleh karena itu, pengguna media sosial harus lebih cerdas dalam

menangkap informasi apapun. Sebelum membagikan berita, akan lebih

bijaksana untuk memeriksa validitas berita terlebih dahulu. Saring sebelum

sharing.

Saat membagikan informasi berupa foto, tulisan atau video milik orang

lain, jangan lupa menyebutkan sumbernya untuk menunjukkan apresiasi Anda


terhadap karya orang lain. Jangan pernah copy-paste konten apa pun tanpa

menunjukkan sumbernya.

Akan lebih bijaksana bagi Anda untuk membatasi kehidupan pribadi

Anda dalam menggunakan media sosial. Jangan membagikan informasi pribadi

Anda seperti nomor telepon atau alamat rumah. Ada kemungkinan bahwa

kontak lain dalam daftar Anda akan menggunakan informasi tersebut untuk

menyakiti Anda. Jadi gunakan media sosial dengan baik dan bijak terutama

dalam menyebarkan informasi. Berpikir dua kali sebelum bertindak.

Komunikasi yang santun dalam komunikasi merupkan bentuk nyata

dari implementasi etika komunikasi yang mencerminkan kesopanan kita

sebagai pribadi. Hal ini juga sebagai perwujudan watak, sifat, atau karakter

seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Melalui komunikasi, baik

verbal maupun non-verbal, kita dapat memahami satu sama lain dan apa yang

dipikirkan, dirasakan, dan diinginkan. Komunikasi bisa memberikan pengaruh

yang positif atau negatif terhadap pesan yang disampaikan.

C. Kesimpulan

Banyak yang masih beranggapan etika berkomunikasi di dunia sosial

belum mapan sebagai prinsip dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Perlu kesadaran bagi masyarakat untuk mengetahui etika pergaulan di dunia

maya. Etika dalam berinternet sudah dimunculkan dalam netiquette. Perlu

adanya campur tangan pemerintah dalam menguatkan etika dalam

berkomunikasi di media sosial.


Etika komunikasi media sosial yang baik antara lain menghindari

penggunaan bahasa yang kasar, provokatif, pornografi, atau SARA, tidak

memposting artikel atau status yang tidak benar, tidak menyalin dan

menempelkan materi atau foto yang dilindungi hak cipta, dan memberikan

komentar yang berarti.

D. Daftar Pustaka

Cebollero-Salinas, A., Cano-Escoriaza, J., and Orejudo, S., (2022), “Impact of

Online Emotions and Netiquette on Phubbing from a Gender

Perspective: Educational Challenges,” J. New Approaches Educ. Res.,

vol. 11, no. 1, pp. 64–78, doi: 10.7821/NAER.2022.1.848.

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya. (2013) “Etika dan

Ketentuan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi,”

Dinkominfo.Surabaya.Go.Id.

Keraf, S., (1993), Etika Bisnis, Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi

Luhur, Kanisius, Yogyakarta

Mukherjee, K., (2016) “Comparision Between Social Communication Ethics

and Social Media Communication Ethics: a Paradigm Shift.,” Glob.

Media J. Indian Ed., vol. 7/8, no. 2/1, pp. 1–10

Mutiah, T., Albar, I., Fitriyanto, and Rafiq, A. (2019) “Etika Komunikasi

Dalam Media Sosial,” Glob. Komunika, vol. 1, no. 1, pp. 14–24.

Nasrullah, Rulli. (2015) Media sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

SosioteknologiSimbiosa Rekatama Media, Bandung.


Nissenbaum, H. (2000) “Ethics and Information Technology: Editorial,” Ethics

Inf. Technol., vol. 2, no. 4, pp. 199–200, doi:

10.1023/a:1011454113301.

Rogerson, S. (1997) “Ethics and Information Technology,” Australas. J. Inf.

Syst., vol. 4, no. 2, pp. 2–4, doi: 10.3127/ajis.v4i2.366.

Talwar, R. (2019) “Information Technology and Ethical Issues,” Int. J. Comput.

Appl., vol. 178, no. 8, pp. 34–35, doi: 10.5120/ijca2019918784.

Timur, A. D. J. L. P., Jupriono, Hakim, L., (2021) “Pelanggaran Etika Media

Sosial Dalam Penggunaan Instagram Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Untag Surabaya.” Relasi: Jurnal Penelitian Komunikasi. Vol 1 No. 1

Waryanto, N. H., (2006), “Etika Berkomunikasi di Dunia Maya dengan

Netiquette,” Semin. Nas. Mat. dan Pendidik. Mat., vol. 22, no. 1, pp.

342–362.

Anda mungkin juga menyukai