Anda di halaman 1dari 5

Nama : Titik Nurbiati

NPM : 222010069
Kelas :B
Prodi : Ilmu Administrasi Publik
Mata Kuliah : Literasi Digital dan Praktikum
Tugas : Resume Materi Pertemuan 1 & 2

(Pertemuan 1)
Literasi Digital
Penggunaan Internet secara signifikan mengubah gaya hidup maupun pandangan masyarakat
dalam beberapa cara. Berbagai saluran tidak bisa lepas dari keberadaan internet mulai dari aspek
pribadi hingga komunitas. Beberapa komunitas mulai dari lowongan pekerjaan, pribadi,
perjalanan, seni, perpustakaan, gaya hidup, belanja, musik, olahraga, games dan lainnya, apapun
saat ini bisa diakses melalui internet.
Indonesia saat ini menempati peringkat ke-56 dari 63 negara yang dilakukan survei. Hal ini
memang sedikit terbelakang, namun jikadilihat dari ITU (International Telecommunication
Union), Indonesia berada di perangkat 111 dari sebelumnya peringkat115.(Indonesiabaik.id,
2021).

Apasih yang dimaksud dengan Literasi Digital?


Istilah literasi sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru, karena sejak 1958 unesco telah
mendeskripsikan bahwa seseorang dikatakan literate apabila orang tersebut dapat memahami
hasil bacaan dari tulisan sederhana yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.
Literasi digital merupakan keterampilan individu dalam mengaplikasikan keterampilan
fungsional pada perangkat digital sehingga dapa tmenemukan, memilih dan memilah informasi,
berpikir kritis, berkreativitas, berkolaborasi, dan berkomunikasi secara efektif (Hague dan
Payton,2010).
Pengetahuan literasi digital yang baik juga perlu didukung kerangka internet yang sehat sehingga
apa yang hendak dikomunikasikan dapat terwujud dan sesuai dengan etika berkomunikasi secara
digital. harapan lainnya penggunaan literasi digital yang sehat mampu menumbuhkan kreativitas
pengguna internet yang sehat sehingga juga mampu memberikan pendidikan internet sehat
kepada generasi – generasi muda bangsa yang mampu meningkatkan harkat martabat bangsa.
Prinsip Dasar Literasi Digital
menurut yudha pradanaliterasi digital memiliki empat prinsip dasar, yaitu:
1) Pemahaman artinya masyarakat memiliki kemampuan untuk memahami informasi yang
diberikan media, baik secara implisit ataupun eksplisit.
2) Saling ketergantungan artinya antara media yang satu dengan lainnya saling bergantung
dan berhubungan. media yang ada harus saling berdampingan serta melengkapi antara
satu sama lain.
3) Faktor sosial artinya media saling berbagi pesan atau informasi kepada masayrakat.
karena keberhasilan jangka panjang media ditentukan oleh pembagi serta penerima
informasi.
4) Kurasi artinya masyarakat memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami serta
menyimpan informasi untuk dibaca di lain hari. kurasi juga termasuk kemampuan
bekerja sama untuk mencari, mengumpulkan serta mengorganisasi informasi yang dinilai
berguna.

Manfaat Literasi Digital


1. Lebih mudah untuk menambah keterampilan baru
2. Meningkatkan kemampuan untuk berpikir lebih kritis dalam memahami informasi
3. Menghemat pemakaian kertas karena beralih ke digital
4. Mendapatkan informasi terkini lebih cepat
5. Bisa belajar bahasa dan menulis dengan lebih efisien
6. Dapat memutuskan pilihan dengan lebih cepat dan tepat
7. Menghemat biaya anggaran belanja dan keuangan lewat berbagai diskon online
8. Sebagai referensi dan sumber belajar yang lebih luas di jagat maya
9. Memperluas jaringan pertemanan dari seluruh dunia

Tantangan Literasi Digital


➢ Arus informasi yang banyak, sehingga rentan kebingungan, lupa, dan termakan informasi
menyesatkan.
➢ Masih banyak konten negatif di internet, seperti pornografi, kekerasan, isu sara, dan
masih banyak lainnya.
(Pertemuan 2)
Unsur Literasi dan Etika Digital
Unsur Literasi Informasi

Unsur Literasi
Informasi

Literasi Komputer Literasi jaringan Literasi Gambar


Literasi Media

Literasi Digital

Literasi Informasi Literasi Digital


Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat
komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi,
dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka
membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa Kehidupan Digital Perlu Diatur?


Karena sedikit-banyak kehidupan digital merepresentasikan kehidupan nyata manusia. Ada
banyak aktivitas hidup manusia, termasuk yang berhubungan dengan orang lain (interpersonal)
maupun publik, yang dilakukan melalui media digital. Tanpa adanya etika dan etiket, kehidupan
digital tidak akan sustainable (berkelanjutan). Jadi dapat dikatakan bahwa etika digital
merupakan kebutuhan bersama yang harus dijaga, agar kita semua tetap dapat menikmatinya
sebagai representasi kehidupan nyata.
Asosiasi penyelenggara jasa internet indonesia (apjii) mencatat aktivitas yang paling banyak
dilakukan para pengguna internet di indonesia adalah berinteraksi melalui aplikasi chatting
(29,3%) dan media sosial (24,7%). aktivitas lain yang dilakukan internet adalah mengakses
berita, layanan perbankan, mengakses hiburan, jualan daring, belanja daring, layanan informasi
barang/jasa, layanan publik, layanan informasi pekerjaan, transportasi daring, game, e-
commerce, layanan informasi pendidikan, dan layanan informasi kesehatan (bukalapak, 2020).
meningkatnya angka pengguna internet berdampak pada meningkatnya pengguna media sosial
dan transaksi online.
Menurut Shina (2021), setidaknya ada empat (4) pilar literasi digital, yaitu:
1. Digital skills (kecakapan digital), yang salah satunya difokuskan kepada pengetahuan
dasar mengenai lanskap digital, yakni internet dan dunia maya.
2. Digital culture (budaya digital), yang salah satunya difokuskan kepada pengetahuan dasar
akan nilainilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital
dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.
3. Digital ethics (etika digital), yang salah satunya difokuskan kepada etika berinternet
(netiquette).
4. Digital safety (keamanan digital), yang salah satunya difokuskan kepada pengetahuan
dasar mengenai proteksi identitas digital dan data pribadi di platform digital.

Etika Digital
Siberkreasi & Deloitte (2020, dalam Kusumastuti dkk (2021) merumuskan etika digital
(digital ethics) sebagai kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan
diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquet)
dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa menggunakan media digital mestinya diarahkan pada suatu
niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama. Demi meningkatkan kualitas
kemanusiaan. Apalagi di Indonesia yang multikultur, maka etika digital sangat relevan dipahami
dan dipraktekkan oleh semua warga Indonesia.
K. Bertens (2014, dalam Astuti, 2021) mendefinisikan etika sebagai sistem nilai dan
norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur
tingkah lakunya. Berbeda dengan etiket yang didefinisikan sebagai tata cara individu berinteraksi
dengan individu lain atau dalam masyarakat. Jadi, etiket berlaku jika individu berinteraksi atau
berkomunikasi dengan orang lain. Sementara etika berlaku meskipun individu sendirian. Hal lain
yang membedakan etika dan etiket ialah bentuknya, etika pasti tertulis, misal kode etik
Jurnalistik, sedangkan etiket tidak tertulis (konvensi).

Ruang Publik Virtual yang Sesuai Etika Digital


Media sosial merupakan ruang publik virtual yang paling banyak penghuninya. Kaplan dan
Haenlein (2010) membagi berbagai jenis media sosial ke dalam 6 (enam) jenis, yaitu:
1. Collaborative Projects, yaitu suatu media sosial yang dapat membuat konten dan dalam
pembuatannya dapat diakses khalayak secara global. Kategori yang termasuk dalam
Collaborative Projects dalam media sosial, yaitu WIKI atau Wikipedia yang sekarang sangat
populer di berbagai negara. Collaborative Projects ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung
citra perusahaan, terlepas dari prokontra soal kebenaran isi materi dalam situs tersebut.

2. Blogs and Microblogs, yaitu aplikasi yang dapat membantu penggunanya untuk menulis
secara runut dan rinci mengenai berita, opini, pengalaman, ataupun kegiatan sehari-hari, baik
dalam bentuk teks, gambar, video, ataupun gabungan dari ketiganya. Kedua aplikasi ini
mempunyai peran yang sangat penting baik dalam penyampaian informasi maupun
pemasaran produk. Melalui kedua aplikasi tersebut, pihak pengguna dengan leluasa dapat
mengiring opini masyarakat atau pengguna internet untuk lebih dekat dengan mereka tanpa
harus bersusah-susah menyampaikan informasi secara tatap muka.

3. Content Communities, yaitu sebuah aplikasi yang bertujuan untuk saling berbagi dengan
seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung, di mana dalam aplikasi ini user atau
penggunanya dapat berbagi video, ataupun foto. Sosial media ini dapat dimanfaatkan untuk
mempublikasikan suatu bentuk kegiatan positif yang dilakukan oleh satu perusahaan,
sehingga kegiatan tersebut akan mendapatkan perhatian khalayak dan pada akhirnya akan
membangun citra positif bagi perusahaan

4. Social Networking Sites atau Situs Jejaring Sosial, yaitu merupakan situs yang dapat
membantu seseorang atau pengguna internet membuat sebuah profil dan menghubungkannya
dengan pengguna lain. Situs jejaring sosial memungkinkan penggunanya mengunggah halhal
yang sifatnya pribadi seperti foto, video, koleksi tulisan, dan saling berhubungan secara
pribadi dengan pengguna lainnya melalui private pesan yang hanya bisa diakses dan diatur
pemilik akun tersebut. Situs jejaring sosial sangat berperan dalam hal membangun dan
membentuk brand image, karena sifatnya yang interaktif sehingga pengguna dapat dengan
mudah mengirim dan menerima informasi, bahkan dapat digunakan sebagai media
komunikasi dan klarifikasi yang nyaman antara pemilik produk dengan konsumennya.

5. Virtual Game Worlds, yaitu permainan multiplayer di mana ratusan pemain secara simultan
dapat di dukung. Media sosial ini sangat mendukung dalam hal menarik perhatian konsumen
untuk tahu lebih banyak dengan desain grafis yang mencolok dan permainan warna yang
menarik, sehingga terasa lebih informatif dan interaktif.

6. Virtual Social Worlds, yaitu aplikasi yang mensimulasi kehidupan nyata dalam internet.
Aplikasi ini menungkinkan pengguna berinteraksi dalam platform tiga dimensi menggunakan
avatar yang mirip dengan kehidupan nyata. Aplikasi ini sangat membantu dalam menerapkan
suatu strategi pemasaran atau penyampaian informasi secara interaktif serta menarik.

Anda mungkin juga menyukai