Anda di halaman 1dari 5

MASYARAKAT PINTAR DIGITAL

NAMA : Yohana br Manalu


NIM : 2192111006
REGULER/STAMBUK : E/2019
DOSEN PENGAMPU : Dr. H. M. Joharis Lubis, MM., M.Pd
MATA KULIAH : Manajemen Sekolah

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
Masyarkat digital merupakan sebuah kumpulan orang-orang yang terhubung melalui
koneksi internet dan melakukan interaksi sosial di dalamnya layaknya seperti sebuah komunitas.
Sebagai masyarakat digital, kita harus pintar dalam memilah dan memilih informasi.
Perkembangan teknologi semakin hari semakin pesat, termasuk di dalamnya perkembangan
teknologi digital. Perkembangan teknologi digital di dalam kehidupan manusia memberikan
dampak signifikan di dalam berbagai lini kehidupan.
Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (Kemdikbud, 2017)
literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi
dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti
komputer.
Bawden(2001) menawarkan pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada
literasi komputer dan literasi informasi. Literasi digital secara sederhana diartikan sebagai
kecakapan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai tipe format sumber-sumber
informasi yang lebih luas, dan mampu ditampilkan melalui perangkat komputer.
Tujuan literasi digital di masyarakat adalah mengedukasi masyarakat dalam
memanfaatkan teknologi dan komunikasi dengan menggunakan teknologi digital dan alat-alat
komunikasi atau jaringan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan, mengelola, dan
membuat informasi secara bijak dan kreatif. Selain itu, literasi digital juga bertujuan untuk
menggunakan media digital secara bertanggung jawab, mengetahui aspek-aspek dan konsekuensi
hukum terkait dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Sasaran gerakan literasi digital di masyarakat, adalah sebagai berikut.
1. Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan literasi digital yang dimiliki setiap
fasilitas publik khususnya dalam pencegahan covid-19;
2. Meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan literasi digital yang berkaitan
dengan pencegahan covid-19;
3. Meningkatnya jumlah bahan bacaan literasi digital yang dibaca oleh masyarakat yang
berkaitan dengan pencegahan covid-19;
4. Meningkatnya jumlah partisipasi aktif komunitas, lembaga atau instansi dalam
penyediaan bahan bacaan literasi digital;
5. Meningkatnya jumlah fasilitas publik yang mendukung literasi digital;
6. Meningkatnya jumlah kegiatan literasi digital yang ada di masyarakat;
7. Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan literasi digital;
Banyak manfaat yang diperoleh manusia akibat perkembangan teknologi digital ini. Hal
ini sesuai dengan penciptaan teknologi yang bertujuan untuk membantu manusia di dalam
menjalankan kehidupannya dan mempermudah manusia di dalam banyak hal. Pada era
globalisasi seperti sekarang ini, perangkat teknologi semakin memudahkan manusia di dalam
menjalankan aktivitas dan menyelesaikan pekerjaannya.
Gaya hidup digital yang kini dijalani oleh sebagian besar masyarakat di kota-kota besar
telah mengubah banyak hal di dalam kehidupan mereka. Terjadi perubahanperubahan siginifikan
yang telah mengubah mental, sikap, dan cara pandang masyarakat.
Kehadiran perangkat teknologi digital di dalam kehidupan masyarakat dunia, termasuk
Indonesia menghadirkan perubahan yang sangat signifikan di dalam berbagai aspek kehidupan
lainnya. Keberadaan perangkat komunikasi digital misalnya, telah memberikan kemudahan bagi
banyak orang, memangkas jarak dan waktu, menghemat biaya, dan seterusnya.
Perkembangan dunia digital di dalam masyarakat telah mengubah banyak hal di dalam
tatanan yang selama ini ada. Terjadi perubahan secara besar-besaran di dalam berbagai aspek
kehidupan msyarakat. Piliang (2010:37) menyebutkan bahwa perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi mutakhir telah memengaruhi pelbagai aspek dunia kehidupan sosial, dan telah
menimbulkan tantangan serius terhadap berbagai prinsip yang membentuk masyarakat, seperti
relasi sosial, sosialitas, struktur sosial, sistem sosial, dan realitas sosial.
Teknologi digital tidak saja memengaruhi perilaku dan cara berpikir orang dewasa, tetapi
juga anak-anak. Hal ini karena sekarang penggunaan teknologi digital tidak hanya digunakan
oleh orang dewasa melainkan juga anak-anak. Ada fenomena yang mengejutkan dalam beberapa
tahun belakangan, anak-anak kini sudah terbiasa memiliki perangkat teknologi digital yang
canggih. Misalnya, kita bisa melihat bahwa anak-anak sekolah dasar kini di perkotaan umumnya
sudah memiliki telepon genggam pribadi.
Martin (2008) yang menyatakan bahwa literasi digital merupakan gabungan dari
beberapa bentuk literasi yaitu: komputer, informasi, teknologi, visual, media dan komunikasi.
Soal literasi komputer dan informasi telah dikemukakan di atas. Berikut ini satu per satu dibahas
berbagai bentuk literasi lain.
Menilik enam ketrampilan literasi dasar tersebut, komputer, informasi, teknologi, media,
komunikasi dan visual, maka Martin (2008) merumuskan beberapa dimensi literasi digital
berikut ini.
1. Literasi digital melibatkan kemampuan aksi digital yang terikat dengan kerja,
pembelajaran, kesenangan dan aspek lain dalam hidup sehari-hari.
2. Literasi digital secara individual bervariasi tergantung situasi sehari-hari yang ia alami
dan juga proses sepanjang hayat sebagaimana situasi hidup individu itu.
3. Literasi digital dibentuk oleh namun lebih luas dari literasi teknologi komunikasi
informasi.
4. Literasi digital melibatkan kemampuan mengumpulkan dan menggunakan pengetahuan,
teknik, sikap dan kualitas personal selain itu juga kemampuan merencanakan,
menjalankan dan mengevaluasi tindakan digital sebagai bagian dari penyelesaian
masalah/tugas dalam hidup.
5. Literasi digital juga melibatkan kesadaran seseorang terhadap tingkat literasi digitalnya
dan pengembangan literasi digital.
Pendapat Martin (2008) ini menunjukan bahwa literasi digital merupakan ketrampilan
yang bersifat multi dimensi. Seseorang dapat menguasai literasi digital secara bertahap karena
satu jenjang lebih rumit daripada jenjang sebelumnya. Kompetensi digital mensyaratkan literasi
komputer dan teknologi. Namun untuk dapat dikatakan memiliki kompetensi literasi digital maka
seseorang harus menguasai literasi informasi, visual, media dan komunikasi.
Perkembangan media digital memberikan peluang, seperti meningkatnya peluang bisnis
e-commerce, lahirnya lapangan kerja baru berbasis media digital, dan pengembangan
kemampuan literasi tanpa menegasikan teks berbasis cetak. Perkembangan pesat dunia digital
yang dapat dimanfaatkan adalah munculnya ekonomi kreatif dan usaha-usaha baru untuk
menciptakan lapangan pekerjaan (Kemdikbud, 2017).
Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami
pesan dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Dalam hal ini, bentuk
yang dimaksud termasuk menciptakan, mengolaborasi, mengomunikasikan, dan bekerja sesuai
dengan aturan etika, dan memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan agar
efektif untuk mencapai tujuan. Termasuk juga kesadaran dan berpikir kritis terhadap berbagai
dampak positif dan negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan teknologi dalam kehidupan
sehari-hari.

Daftar Pustaka
Bawden, D. (2001). “Information and Digital Literacies: A Review of Concepts“in Journal of
Documentation, 57(2), 218-259.
Martin, Allan. (2008). Digital Literacy and the ‘Digital Society’ dalam Lankshear, C and
Knobel, M (ed). Digital literacies: concepts, policies and practices. Die Deutsche Bibliothek
Piliang, Yasraf Amir. 2010. Post-Realitas: Realitas Kebudayaan dalam Era
Postmetafisika.Yogyakarta: Jalasutra.
Putu, Gede. 2020. Gerakan Literasi Digital. Jurnal Stilistika Volume 8, Nomor 2
Sulistyaningtyas Tri, dkk. 2012. Perubahan Cara Pandang Dan Sikap Masyarakat Kota
Bandung Akibat Pengaruh Gaya Hidup Digital. Jurnal Sosioteknologi

Anda mungkin juga menyukai