Anda di halaman 1dari 14

BAB XIII.

KEBUDAYAAN DIGITAL
Indonesia dibekali dengan keanekaragaman budaya
yang merupakan kebanggaan warisan yang diturunkan secara
turun temurun oleh berbagai etnis dan suku. Kata budaya
berasal dari kata buddhayah sebagai kata jamak dari buddhi
(sanskerta) yang berarti akal (koenjaraningrat, 1974), definisi
kebudayaan/culture adalah cara hidup yang berkarakteristik
yang dipengaruhi beberapa aspek seperti adat, agama,
kebiasaan dan pola perilaku oleh sekelompok orang melalui
interaksi sosial. Kebudayaan yang merupakan warisan melalui
adat istiadat setempat seharusnya tidak boleh putus dari tetua
ke generasi muda, perlu upaya untuk melestarikan budaya
dengan perwujudan yang lebih dinamis dan luwes yang dapat
menyesuaikan dengan kondisi zaman yang semakin maju,
walaupun saat ini tradisi di Indonesia sudah banyak
ditinggalkan karena dianggap tidak memenuhi kualifikasi
perubahan zaman, bukan berarti ditinggalkan begitu saja,
tetapi perlu dijaga karena budaya merupakan identitas atau jati
diri sebagai bangsa Indonesia.
Diperkenalkannya media digital membuat media digital
yang ada dalam kehidupan sosial dan personal menjadi bukan
hanya sekedar alat berbasis teknologi yang terbatas dan
digunakan sewaktu-waktu tetapi kini perkembangan teknologi
yang mengarah ke era digital yang semakin pesat. Banyaknya
kemudahan yang ditawarkan membuat manusia tidak bisa
dipisahkan dari perangkat elektronik sehingga menimbulkan
ketergantungan terhadap teknologi digital, hal ini kemudian
merubah cara seseorang atau sekelompok orang dalam
berperilaku, berinteraksi dan berpikir yang secara pelan dan
pasti membentuk kebiasaan dan pola perilaku di masyarakat
yang kemudian dikenal dengan kebudayaan digital.
Media digital memiliki peranan dalam menyebarkan
kebudayaan Indonesia yang memungkinkan interaksi lintas
negara sehingga dapat bertukar informasi secara kompleks.
Kegiatan memposting informasi dan video-video seputar
kegiatan seperti makanan khas tiap daerah, rumah adat tiap
daerah, keunikan tiap daerah merupakan upaya untuk
mempertahankan kebudayaan di era digital saat ini.

A. Perkembangan Kebudayaan Digitalisasi


Digitalisasi memberikan pengaruh yang disebabkan
internet sebagai bentuk komunikasi massal yang
memungkinkan membentuk membentuk budaya digital untuk
semua aspek kehidupan sehari-hari. Dalam pemanfaatan
komunikasi melalui ruang digital tentu memiliki kekhasan
tersendiri sebagai pembeda antar masa yang jelas dan berbeda
satu sama lain, misalnya penggunaan telepon genggam awal
tahun 90-an yang hanya berfungsi untuk menerima dan
mengirim panggilan kemudian berkembang menjadi
handphone yang dilengkapi dengan sms dan foto, hingga
kemudian saat ini penggunaan smathphone yang sudah
dilengkapi dengan berbagai fitur-fitur yang menarik, dalam
penggunaan teknologi digital telah memungkinan bentuk
budaya yang lebih kolaboratif, pertisipatif dan berjejaring.
Teknologi digital juga mempengaruhi antara objek, ruang dan
waktu menurut Miller (2012)
Gambar 13.1
ilustrasi perkembangan alat komunikasi dari waktu ke waktu
Sumber : (trainingeltasa.2021)

Media digital terus mengalami perkembangan signifikan


terjadi sejak diperkenalkannya teknologi internet untuk
pertama kalinya pada tahun 1986, yang kemudian
diperkenalkan di Indonesian pada tahun 1993 melalui
kemunculan website yang terus dikembangkan sehingga
memiliki fitur-fitur yang memungkinkan hasil kegiatan yang
dilalukan melalui ruang digital memberikan hasil yang lebih
efisien dan akurat sehingga meminimalisir kesalahan dari
human error, hal ini sudah diterapkan di berbagai negara maju
dan negara berkembang.
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) berdasarkan hasil survei di tahun 2023, penggunaan
internet di Indonesia sudah mencapai 215,63 juta orang, hal ini
berarti adamya tingkat penetrasi internet di Indonesia sekitar
78,12%, dari total 275,77 juta jiwa penduduk Indonesia yang
telah terhubung internet di tahun tahun 2023, hal ini berarti
terjadi lonjakan penetrasi internet diangka 64,80% tahun 2018
dan trakhir ditahun 2022 sebanyak 77,02%. Survei dilakukan
oleh APJII menggunakan metode multistage random sampling
dengan tingkat margin error 1,14% dan tingkat kepercayaan
sebesar 85% dikutip dari pernyataan Yuli Nurhanisah (2023).

Gambar 13.2
Survei pengguna internet di Indonesia Tahun 2023
Sumber : (Indonesiabaik.id, 2023)

Dilihat dari banyaknya pengguna internet sehingga dapat


kita deskripsikan bahwa komunikasi dalam dunia digital
sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan akan informasi
dan berita
Pemanfaatan teknologi digital saat ini membawa dampak
positif misalnya penggunaan smartphone dengan fitur
videocall yang dapat bertemu muka tanpa terhalang oleh jarak
dan waktu sehingga dapat mempercepat komunikasi ataukah
fitur zoometing yang terasa begitu berarti di masa-masa
pandemi covid-19 yang memiliki kegunaan membuat
pertemuan tanpa harus bertemu sehingga menjadi solusi untuk
mempermudah pekerjaan. Selain itu, Keberadaan teknologi
digital membuat materi digital yang mudah disalin, disebar
dan dimodifikasi menjadi faktor yang signifikan yang
kemudian dapat menjadi solusi yang bermanfaat bagi
masyarakat sehingga era digital membentuk tatanan baru,
dimana terjadi kolaborasi antara manusia dan teknologi yang
menyebabkan sebagian kegiatan manusia terkonversi dari
manual ke digital yang kemudian membentuk budaya digital.
Menurut Miller (2012), karakteristik spesifik budaya dapat
dijelaskan dengan jenis proses teknis yang terlibat, jenis bentuk
budaya yang muncul dan jenis pengalaman budaya digital dan
ada beberapa fitur menarik yang memberikan manfaat dan
kemudahan bagi para penggunanya. Tetapi dari sekian banyak
keunggulan yang diperoleh juga beberapa dampak negative
yang ditimbulkan seperti munculnya informasi digital yang
tidak sesuai dengan fakta (Hoax) yang dilakukan oleh oknum
yang tidal bertanggung jawab sehingga memunculkan
keresahan di masyarakat, adanya penipuan digital atau
diistilahkan dengan kejahatan cybercrime sehingga dapat
menimbulkan kerugian secara materi, selain itu pengguna
internet juga dapat menumbuhkan sikap individualisme dan
sikap anti sosial yang terjadi karena media digital dapat
membuat seseorang memiliki pengalaman yang lebih
berimajinasi sehingga menjadi malas untuk berinteraksi secara
nyata contohnya video game dengan simulasi yang terkadang
meniru dunia offline sehingga membuat penggunannya larut
dan merasa nyaman, menurut Miller (2012) ketertarikan
dengan permainan game membuat akhirnya orang akan lebih
sibuk dengan dirinya sendiri.
Perkembangan budaya digital mempengaruhi dan
membentuk proses perubahan digital dalam kegiatan di
masyarakat. Peralihan budaya tradisional ke budaya digital
membentuk system, pola, dan pola pikir (mindset) untuk
beradaptasi dengan perkembangan digital, salah satu strategi
yang menumbuhkan prilaku dan budaya dalam transformasi
digital adalah dengan mengembangkan growth mindset bukan
lagi fixed mindset. Peranan budaya digital dalam
mempengaruhi transformasi digital didukung oleh sumber
daya manusia dan stakeholder terjadi baik di sektor pemerintah
maupun sektor swasta yang saling berkaitan dan tidak
terpisahkan.
Percepatan transformasi digital menghadirkan peluang
dan tantangan tersendiri. Peluang bagi individu atau organisasi
tentu akan meningkatnkan kualitas masyarakat dan tantangan
yang dihadapi di Indonesia karena masyarakat belum
seluruhnya memahami transformasi digital sehingga perlu
dimaksimalkan.
Diperlukan literasi digital sebagai bentuk pemahaman dan
pengenalan akan ruang digital. Peranan pemerintah diperlukan
untuk membangun masyarakat digital yang beretika dan bijak.

B. Pemahaman Literasi Digital Bagi Manusia Modern


Dalam penggunaan teknologi diperlukan literasi digital
agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan serta
mengakses teknologi agar tercipta interaksi dan komunikasi
yang positif.
Gambar 13.3
Program Literasi Untuk Kemajuan Indonesia
Sumber : (DigitalBisa, 2021)

Menurut Devri Suhedi (2021), Literasi digital adalah


pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan
media digital seperti alat komunikasi, jaringan internet, dan
lain sebagainya. Kecakapan pengguna dalam literasi digital
mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan,
mengevaluasi, membuat, serta membuat dengan bijak, cerdas,
cermat dan sesuai dengan kegunaannya, dapat disimpulkan
bahwa Literasi digital merupakan upaya untuk menyaring
informasi yang disajikan di internet secara akurat dengan
penuh tanggung jawab.
Mamahami literasi digital memberikan beberapa manfaat
yaitu menambah wawasan, dapat menambah kemampuan
verbal dari informasi yang dibaca dan mengajarkan berfikir
kritis dalam memahami informasi.
Meskipun memiliki beberapa manfaat, arus informasi dapat
mempengaruhi pola pikir seseorang sehingga diperlukan
prinsip dalam literasi digital. Dikutip dari buku Atribusi
Kewargaan Digital dalam Literasi Digital karya Yudha Pradana
(2018) memiliki empat prinsip dasar yaitu:
1. Pemahaman
Artinya masyarakat memiliki kemampuan untuk
memahami informasi yang diberikan oleh media baik
secara implisit maupun eksplisit
2. Saling ketergantungan
Artinya media yang satu dengan media yang lain saling
bergantung dan berhubungan, media yang ada saling
berdampingan serta melengkapi satu sama lain.
3. Faktor Sosial
Artinya media saling berbagi pesan atau informasi ke
masyarakat, karena keberhasilan jangka panjang media
ditentukan oleh pembagi serta penerima informasi.
4. Kurasi
Artinya masyarakat yang memiliki kemampuan untuk
mengakses, memahami serta menyimpan informasi untuk
dibaca tiap hari. Kurasi juga termasuk kemampuan bekerja
sama dalam mencari, mengumpulkan serta mengorganisasi
informasi yang dinilai berguna.
Pengguna teknologi digital banyak didominasi umur
antara 18-35 tahun yang aktif dalam menggunakan media
digital dengan rata-rata menghabiskan waktu antara 8 jam 36
menit perhari dalam mengakses internet. Literasi digital
merupakan investasi jangka panjang dan memiliki peranan
penting seperti pendidikan formal. Oleh karena itu, perilaku
positif dalam menggunakan teknologi digital jika dilakukan
secara terus-menerus bisa menjadi kebiasaan kemudian
membudaya.
Literasi digital menitikberatkan pada kecakapan dalam
mengusai teknologi, untuk mengetahui sejauh mana kecakapan
pengguna dalam bermedia digital diperlukan alat ukur berupa
gagasan mengenai yang ditawarkan oleh pengkaji dan pengiat
literasi digital. Jaringan Pengiat Literasi Digital (Japelidi)
menggunakan 10 kompetensi untuk meningkatkan literasi
digital di masyarakat.
Berikut 10 kompetensi yang digunakan untuk meningkatkan
literasi masyarakat:

Tabel 13.1
Kompetensi Literasi Digital Japelidi
No Kompetensi Definisi
Mengakses Kompetensi dalam mendapatkan
1 informasi dengan mengoperasikan
media digital.
Kompetensi dalam memilih dan
memilah berbagai informasi dari
2 Menyeleksi berbagai sumber yang diakses dan
dinilai dapat bermanfaat untuk
pengguna media digital.
Kompetensi memahami informasi
3 Memahami
yang sudah diseleksi sebelumnya.
Kompetensi menganalisis dengan
4 Menganalisis melihat plus minus informasi yang
sudah dipahami sebelumnya.
Kompetensi melakukan konfirmasi
5 Memverifikasi
silang dengan informasi sejenis.
Kompetensi dalam
mempertimbangkan mitigasi resiko
sebelum mendistribusikan
6 Mengevaluasi
informasi dengan
mempertimbangkan cara dan
platform yang akan digunakan
7 Mendistribusikan Kompetensi dalam membagikan
informasi dengan siapa yang
mengakses informasi tersebut.
Kompetensi dalam menyusun
8 Memproduksi informasi baru yang akurat, jelas,
dan memperhatikan etika.
Kompetensi untuk berperan aktif
dalam berbagi informasi yang baik
9 Berpartisipasi dan etis melalui media sosial
maupun kegiatan komunikasi
daring lainnya
Kompetensi untuk berinisiatif dan
mendistribusikan informasi yang
10 Berkolaborasi jujur, akurat dan etis dengan
bekerjasama pemangku
kepentingan lainnya
Sumber : Dokumentasi Jalapedi 2018 (dalam kurnia dan wijayanto, 2020)

Sementara itu, menurut Badan Siber dan Sandi Negara terdapat


5 kompetensi literasi digital dikutip dari Monggilo dkk (2020)
yaitu:
1. Kelola data informasi
kemampuan mengakses dan mengevaluasi data dan
informasi secara cermat dan bijak.
2. Komunikasi dan kolaborasi
kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi secara etis
dengan warganet lainnya.
3. Kreasi konten
kemampuan menyunting dan memproduksi konten digital
untuk tujuan baik.

4. Keamanan digital
kemampuan untuk melindungi privasi dan keamanan diri
dari berbagai ancaman digital.
5. Partisipasi dan aksi
kemampuan untuk memanfaatkan media digital untuk
berdaya dan bernilai lebih secara bersama-sama.

C. Budaya Digital dalam masyarakat Indonesia


Masyarakat digital mesti memiliki kesadaran dalam
beretika ketika berinteraksi di media digital, sebab budaya
diruang digital merupakan landasan dalam berinteraksi di
dunia maya. Dalam berkomunikasi dan menerima informasi di
ruang digital tidak terbatas jarak dan waktu sedangkan untuk
mengakses informasi tidak memandang usia, latar belakang
ekonomi maupun pendidikan.
Bahkan setiap orang dapat dengan mudah bereksperesi
dan mengeluarkan pendapat, kemudahan yang ditawarkan
oleh teknologi digital memberikan tantangan budaya digital
kepada bangsa Indonesia dengan perkembangan dunia kearah
digitalisasi seperti mudahnya dalam mengakses internet
membuat budaya asing ikut berbaur yang berdampak pada
mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan
dan kesantunan, mengikis rasa cinta tanah air dan
menghilangkan budaya Indonesia karena media digital sudah
menjadi wadah budaya asing. Selain itu, pelanggaran hak
privasi sering terjadi akibat kurangnya pemahaman akan hak-
hak digital dan berkurangnya toleransi dan penghargaan pada
perbedaan sehingga mudah tersulut dengan berita yang
mengandung isu SARA dan hoax.
Menurut survey tentang Digital Civility Index atau DCI
tahun 2021, warganet Indonesia menempati urutan 29 dari 32
negara yang menunjukkan tingkat kesopanan daring dan
menempati urutan terendah Se-Asia Tenggara. Resiko yang
dialami warganet Indonesia di ruang digital yaitu hoax dan
scam, ujaran kebencian dan diskriminasi, dari data tersebut
menunjukkan bahwa warganet Indonesia berprilaku buruk
ketika online, yang dikutip dari penyataan Rosi Oktari (2022)

Gambar 13.4
Ilustrasi Netizen Indonesia
Sumber : (DailySpin.id, 2021)

Dalam berkomunikasi di ruang digital perlu


memperhatikan nilai-nilai budaya dalam berkomunikasi yang
berlandaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai acuan
untuk bersikap dan menglolah konflik yang terjadi di ruang
digital sebagai hak bereksperi dan kewajiban menghargai hak
ekspresi orang lain serta tidak melanggar hak orang lain.
Penerapan budaya digital dalam berinteraksi di ruang
digital dapat menunjukkan sikap yang santun sebagaimana
dalam berkomunikasi di ruang digital sehingga pentingnya
nilai penghargaan terhadap multicultural dan pluralisme di
Indonesia,

Daftar Pustaka
Devri Suhedi (2021) Peran Literasi Digital di Masa Pandemi. Deli
Serdang: Cattleya Darmaya Fortuna.
Diah Anggraini (2021) Mengenal Program Literasi Digital
Nasional untuk Kemajuan Indonesia, digitalbisa.id
Ieke Wulan Ayu, dkk (2022) Budaya Digital Dalam Transformasi
Digital Dalam Menghadapi Era Society 5.0. Jurnal
pengembangan masyarakat local. Volume 5, Issue 1
Meilani (2014) Berbudaya Melalui Media Digital. Jurnal
humaniora. Vol 5 No.2
Monggilo, Z.M.Z, Kurnia, N, Banyumurti, I. (2020) Panduan
Literasi Media Digital dan Kemanan Siber: Muda, Kreatif, dan
Tangguh di Ruang Siber. Jakarta: Badan Siber dan Sandi
Negara.
Shanti Indra Astuti, Nugrahaeni Praningrum (2021). Modul
Berbudaya Digital. Jakarta : Kementerian Komunikasi dan
Informasi
Wicaksana, dkk (2021). Transformasi Digital : perspektif
organisasi, talenta dan budaya digital: DD Publishing.
Yudha Pradana (2018) Atribusi Kewargaan Digital dalam Literasi
Digital.
Yuli Nurhanisah (2023). Penggunaan internet di Indonesia makin
tinggi. Indonesiabaik.id

Daftar Riwayat Hidup


Nama Misfah Muslimawati. Lahir di
Makassar tgl 07 Juli 1989,
menamatkan pendidikan S-1 di
Universitas Muslim Indonesia pada
Tahun 2011 dan menamatkan
pendidikan S-2 di Pascasarjana UNM
pada tahun 2018, kegiatan saat ini
mengajar dan menjadi staf keuangan di Yayasan di kota
Jayapura, memiliki minat dalam menulis dan pernah mendapat
penghargaan dalam cipta puisi tingkat umum yang diadakan di
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai