Anda di halaman 1dari 6

TUGAS EVALUASI AGENDA III

(MODUL 1 : SMART ASN)

OLEH :
SITI AISYAH ZAHRA, S.Pt
19930506 202203 2 008

EVALUASI BAB II KEGIATAN BELAJAR 1: LITERASI DIGITAL

1. Peserta diminta menjelaskan secara singkat program literasi digital yang ada di Indonesia
Jawaban :
Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, memahami, membuat,
mengomunikasikan, dan mengevaluasi informasi melalui teknologi digital yang bisa
diterapkan dalam kehidupan ekonomi dan sosial. Guna mendukung terwujudnya literasi
digital, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) meluncurkan program
Literasi Digital Nasional. Program ini merupakan hasil kerja sama antara Kemenkominfo
dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional
Literasi Digital.
Program Literasi Digital Nasional ditujukan untuk membangun kesadaran dan
pengetahuan masyarakat terkait pemanfaatan teknologi baru, serta meningkatkan
kecakapan digital masyarakat dalam berinteraksi di ruang digital. Program Literasi
Digital Nasional ini dapat mendorong berbagai inisiatif, melakukan kerja-kerja konkret di
tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan
produktif. Keberadaan koneksi digital pun harus dapat memberikan manfaat dan nilai
tambah ekonomi bagi seluruh masyarakat.
2. Peserta diminta menjelaskan tentang digital skill, digital ethics, digital culture, dan digital
safety
Jawaban :
Program Literasi Digital Nasional ini meluncurkan empat kerangka yaitu :
 Digital Skills : berkaitan dengan kemampuan dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras, dan perangkat lunak TIK serta sistem operasi digital
dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini meliputi:
a. Pengetahuan dasar mengenai mesin pencarian informasi, cara penggunaan dan
pemilahan data
b. Pengetahuan dasar mengenai Aplikasi Percakapan dan Media Sosial
c. Pengetahuan dasar mengenai Aplikasi dompet digital, loka pasar dan transaksi
digital.
 Digital Ethics : kemampuan dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
berinternet (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini meliputi:
a. pengetahuan mengenai informasi yang mengandung hoaks, ujaran kebencian,
pornografi, perundungan dan konten negatif lainnya,
b. pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi, dan kolaborasi di ruang digital yang
sesuai dengan kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
c. pengetahuan dasar berinteraksi dan bertransaksi secara elektronik di ruang
digital sesuai dengan peraturan yang berlaku
d. pengetahuan mengenai Minor safety (catfishing).
 Digital Culture : kemampuan dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini meliputi:
a. Digitalisasi kebudayaan melalui TIK
b. pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri
c. Digital Rights.
 Digital Safety : kemampuan dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang, meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.  Kemampuan ini meliputi :
a. Pengetahuan dasar mengenai proteksi identitas digital dan data pribadi di
platform digital.
b. Pengetahuan dasar mengenai penipuan digital.

c. Pengetahuan dasar mengenai rekam jejak digital di media (mengunduh dan


mengunggah).
3. Peserta diminta menjelaskan contoh implementasi literasi digital dalam kehidupan
bermedia digital
Jawaban :
contoh implementasi literasi digital dalam kehidupan bermedia digital yaitu :
 Peserta pelatihan dasar (latsar) CPNS mengikuti pembelajaran melalui MOOC
(Massive Open Online Course) dengan memanfaatkan internet dan aplikasi
pendukungnya (Swajar)
 Peserta pelatihan dasar (latsar) CPNS dan coach melakukan synchronous Learning
yaitu proses pembelajaran daring yang memberikan bahan ajar dan pengerjaan tugas
tidak langsung dan menghadirkan interaksi langsung menggunakan aplikasi
pendukung zoom
 Peserta pelatihan dasar (latsar) CPNS melakukan absen harian online menggunakan
aplikasi Kolabjar.
 Masyarakat melakukan galang dana dan penyaluran galang dana secara online,
didukung dompet digital dan mobile banking lainnya.
 Masyarakat melakukan bisnis online atau marketplace untuk mengembangkan
usahanya.

EVALUASI BAB III KEGIATAN BELAJAR 2: PILAR LITERASI DIGITAL

1. Peserta diminta mengaitkan fenomena-fenomena di media sosial sesuai dengan 4 pilar


literasi digital
Jawaban :
dalam bermedia sosial, kita perlu mengetahui empat pilar literasi digital nasional. Pilar
tersebut yaitu etis bermedia digital, aman bermedia digital, cakap bermedia digital, dan
budaya bermedia digital. Dari empat pilar literasi digital nasional tersebut diharapkan
akan menjadikan Indonesia makin cakap digital. Perkembangan dan inovasi teknologi
digital terus berkembang pesat baik aplikasi maupun penggunanya. Hal ini memberikan
kemudahan bagi siapa saja dan di mana saja untuk memperoleh segala informasi dan
menyebarkan informasi. Bila internet tidak digunakan dengan bijak, tidak menutup
kemungkinan informasi tersebut bisa disalahgunakan oleh orang lain. Dengan menguasai
4 pilar tersebut, literasi digital membawa para pengguna media sosial lebih paham aturan,
norma, dan etika pemanfaatan teknologi secara bertanggung jawab.
2. Peserta diminta menganalisis perilaku masyarakat Indonesia di dunia digital
Jawaban :
Perkembangan digitalisasi berlangsung signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini
membuat semakin penting untuk mencermati perilaku masyarakat dalam menggunakan
platform digital khususnya bagi pemerintah. Berdasarkan survei Indeks Literasi Digital
Indonesia 2021, perilaku masyarakat bisa dilihat salah satunya dari pola akses dan
penggunaan internet. Selain memotret pola akses dan penggunaan internet, Survei Indeks
Literasi Digital Indonesia 2021 juga mencatat soal praktik berbagi informasi di media
sosial oleh masyarakat. Sejauh ini, medsos terus menjadi yang terbanyak diakses. Literasi
digital menjadi kemampuan strategis individu dalam menciptakan ruang digital yang
bersih, aman, dan nyaman. Warga yang berdaya secara digital akan membuat penggunaan
internet lebih terarah dan tepat guna.

3. Peserta diminta mengelaborasi cara-cara menerapkan 4 pilar literasi digital dalam


kehidupan bermedia digital
Jawaban :
Cara-cara menerapkan 4 pilar literasi digital dalam kehidupan bermedia digital yaitu
dengan :
 memahami dan memiliki keterampilan menggunakan semua perangkat digital dengan
tepat sesuai keperuntukannya
 memahami dan menggunakan perangkat digital untuk berinteraksi, berpartisipasi,
berkolaborasi secara sadar, penuh integritas, bertanggung jawab, dan demi kebajikan
 memahami dan memanfaatkan media digital sebagai budaya baru namun tidak
meninggalkan budaya “keindonesiaan” yang berdasar pancasila dan keanekaragaman
budaya dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika, Cinta Produk Indonesia, dan
Menghormati Hak Digital
 memahami dan terampil dalam menggunakan media digital yang aman dan nyaman
bagi dirinya maupun bagi orang lain sebagai warga negara.

EVALUASI BAB IV KEGIATAN BELAJAR 3: IMPLEMENTASI LITERASI


DIGITAL DAN IMPLIKASINYA

1. Peserta diminta mengelaborasi cara-cara memutus rantai penyebaran hoaks


Jawaban :
Hoaks merupakan upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang seolah-olah
meyakinkan akan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya. Dengan kata lain, hoaks
adalah informasi, kabar, berita yang palsu atau bohong. Pemutusan rantai penyebaran
hoaks dengan cara tidak menyebarkan suatu berita tanpa mengecek kebenarannya,
mengevaluasi sumber melalui keterbaruan dan relevansi infomasi, siapa penulis dan apa
tujuan berita/informasi tersebut, keakurasian dan cara penulis menyajikan
berita/informasi yang berdasarkan fakta atau opininya.
2. Fenomena pinjaman online yang marak di Indonesia sangat merugikan masyarakat, bukan
hanya kerugian materi namun juga pencurian identitas korban. Peserta diminta menyikapi
fenomena tersebut
Jawaban :
Di zaman digital saat ini, semua hal terasa serba mudah. Begitu pun dengan permodalan,
jika dulu masyarakat Indonesia sangat sulit mendapatkan pinjaman, kini untuk
mendapatkan pinjaman uang begitu mudah. Salah satu yang memudahkan ialah adanya
platform penyedia jasa pinjaman secara digital atau biasa disebut
pinjaman online (pinjol). siapa saja dapat menjadi pengguna pinjaman online hanya
dengan menunjukkan identitas pribadi, seperti, KTP, KK dan NPWP, untuk tuntaskan
berbagai problema keuangan. Namun, dibalik kemudahan dan kepraktisan yang
ditawarkannya, tak sedikit orang yang memanfaatkan produk pinjaman online ini dengan
tidak bijak. jika dibandingkan dengan pinjaman konvensional, pinjaman online memiliki
suku bunga yang cenderung lebih tinggi dan biaya administrasi tidak transparan.
Keberadaan pinjaman online ini menjadi polemik karena rendahnya literasi keuangan
pada masyarakat Indonesia. Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari dari pinjaman
online atau menjauhi utang adalah dengan mengatur keuangan dengan baik,membuat
target dari penghasilan untuk keperluan sehari-hari, dana dalurat, dan tabungan, memilah
mana kebutuhan dan keinginan, tidak menjadi masyarakat dengan gaya hidup yang
konsumtif.
3. Peserta diminta memberi pendapat tentang makna bijak dalam bermedia digital
Jawaban :
Peranan teknologi yang mendominasi aspek kehidupan menuntut semua masyarakat
untuk lebih bijak dalam memilah media sosial yang digunakan. Hal ini dilakukan guna
mendapat dampak positif bagi diri sendiri dan memberi manfaat untuk wawasan yang
lebih baik. Salah satu langkah meminimalisir dampak negatif penggunaan media sosial
yaitu dengan meningkatkan pentingnya pemahaman literasi digital. Literasi digital bukan
hanya sekadar kemampuan membaca atau menulis informasi di media digital, tetapi juga
kemampuan untuk mencari, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi
yang didapat dengan tepat. Seseorang dianggap punya kemampuan literasi digital yang
bijak saat ia mampu cakap digital untuk membaca cermat dan mengolah informasi dari
ragam media di internet, ponsel, dan sumber digital lain.

Anda mungkin juga menyukai