Anda di halaman 1dari 28

EVALUASI AGENDA 2

Nama : RISMAWATI, S.Pd


NIP : 197904102022212017
Unit Kerja : SDN 56 BASSIANG

MODUL 1 BERORIENTASI PELAYANAN


BAB II. MATERI POKOK 1 KONSEP PELAYANAN PUBLIK
Evaluasi Materi Pokok 1
1. ASN sebagai profesi, salah satunya berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar. Hal tersebut tertuang dalam:
Jawab : a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

2. Undang-Undang yang mengatur tentang Pelayanan Publik adalah:


Jawab : c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
3. Sebutkan yang bukan meru. pakan fungsi ASN:
Jawab : c. pengawas kegiatan public
4. Yang dimaksud dengan berorientasi pelayanan adalah
Jawab : b. Komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
5. Secara sederhana, definisi pelayanan publik berdasarkan Agus Dwiyanto adalah
Jawab : a. Semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat
yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa
6. Yang bukan merupakan unsur penting dalam pelayanan publik adalah
Jawab : c. Tempat pelayanan
7. Yang bukan prinsip pelayanan publik yang baik adalah
Jawab : c. Kompleks namun murah
8. “Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara
dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti status sosial, pandangan
politik, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya” adalah prinsip dari …
Jawab : c. Berkeadilan
9. “Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya” adalah prinsip dari …
Jawab : b. transparan
10. Nilai berorientasi pelayanan dijabarkan dalam ... panduan perilaku
Jawab : a. 3

BAB III. MATERI POKOK 2 BERORIENTASI PELAYANAN


5. Pengertian masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik adalah …
Jawab : a. seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun
badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak
langsung

6. Beberapa perilaku pelayanan prima yang perlu dibudayakan dalam organisasi antara lain sebagai berikut, kecuali

Jawab : c. Cepat dan terlihat sibuk

7. Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara berkelanjutan
melalui berbagai cara berikut ini, kecuali
Jawab : b. Standardisasi dan sertifikasi kompetensi pemberi layanan

8. Seorang ASN diharapkan dapat diandalkan untuk memberikan pelayanan prima yang dicontohkan dengan … jawab
: a. Melakukan pelayanan maksimal sesuai dengan tugas fungsinya
9. Memberikan layanan melebihi harapan customer ditunjukkan dengan ...
Jawab: a. meningkatkan mutu layanan dan tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer sudah dapat
terpenuhi

10. Tujuan utama dari Nilai Dasar ASN adalah …


Jawab : b. Menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan menciptakan budaya kerja yang mendukung tercapainya
kinerja terbaik

MODUL 2 AKUNTABEL
BAB II. POTRET PELAYANAN PUBLIK NEGERI INI
Soal Latihan

a. Banyak perbaikan yang terjadi di layanan publik yang bisa ditemukan di keseharian Anda, pilihlah salah satu
kasus yang pernah Anda alami, dan tulislah perubahan/perbaikan yang terjadi dari kondisi sebelumnya.
Jawaban :
Salah satu perubahan yang terjadi dilayanan publik yang pernah saya alami seperti yang terjadi pada Pelayanan
administrassi kependudukan di Disdukcapil didaerah saya. Dimana Disdukcapil kini mempermudah pelayanan
dengan mengembangkan aplikasi Disdukcapil yang bisa didownload. Bagi Masyarakat yang memiliki
keterbatasan waktu untuk mengurus Dokumen Kependudukannya secara manual, Aplikasi ini memberikan
kemudahan dan transparasi dalam pelayanan administrasi kependudukan yang tidak terbatas waktu. Aplikasi
ini dirancang untuk memudah kan pelayanan yang efektif dan efisien. Jenis layanan yang tersedia, yaitu :
Kartu Keluar,KTP,Akta kelahiran,dll. Saya secara pribadi pernah mempergunakan aplikasi tersebut untuk
memperbaiki Kartu Keluarga yang bermasalah, dengan cara mengupload beberapa dokumen sesuai
kebutuhan perbaikan data yang diajukan diaplikasi tersebut, segala kepengurusan nya menjadi lebih mudah
dan dan prosesnya pun sangat cepat. Saya tidak perlu mengatri panjang yang bisa memakan banyak waktu,
khusus nya pada saat berada diluar daerah yang jauh dari kantor Disdukcapil.

b. Masih ada beberapa layanan publik yang belum berubah dari versi buruknya, pilihlah salah satu layanan yang
Anda ketahui masih belum berubah tersebut, dan tuliskan harapa perubahan yang Anda inginkan.
Jawaban :
Pelayanan BPJS khususnya kesehatan dimana masih ada nya kesulitan dalam kepengurusan jika BPJS tersebut
1. Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, sering kita dengan istilah kata responsibilitas dan akuntabilitas.
Kedua kata tersebut mempunyai arti dan makna yang berbeda. Apa yang membedakan antara responsibilitas dan
akuntabilitas dilihat dari pengertiannya? Dan berikan pendapat anda terkait konsep responsibiltas dan
akuntabilitas tersebut?
Jawaban :
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Konsep responsibiltas dan akuntabilitas merupakan konsep yang tepat yang harus diterapkan kepada pegawai
atau pejabat pemerintah baik secara Personal, Individu, Kelompok, Organisasi, dan masyarakat. Dan kita
sebagai pegawai/pejabat pemerintah bisa mempunyai citra yang baik dan menjadi pelayan masyarakat dengan
mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan prilaku bertanggung jawab atas
kepercayaan yang diberikan

2. Bacalah kembali pembuka Bab II yang dikutip dari Laporan Tahun 2020 Ombudsman Republik Indonesia,
menurut Anda, bagaimana kasus itu bila dilihat dari konteks Akuntabilitas?
Jawaban :
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Namun dalam kasus tersebut terjadi dugaan penundaan
berlarut dalam penanganan perkara yang dilaporkan oleh Sdr. Romi, dimana proses laporan di Polsek Cadasari
berlarut sampai kurang lebih 5 bulan dan adanya penawaran “damai” dari Kasat sebesar Rp. 5.000.000 dimana
delik pidana dan bukan delik aduan tidak ada kata “berdamai”. Baik sadar atau tidak, kenyataan layanan publik
di negeri ini kerap dimanfaatkan oleh ‘oknum’ pemberi layanan untuk mendapatkan keuntungan pribadi
ataupun kelompok. Dan pada akhir nya masyarakat yang akan merasakan Tindakan yang tidak adil terhadap
kasus yang mereka hadapi.

3. Dalam hal pelayanan publik, masih sering diketemukan keluhan dari masyarakat terhadap kinerja pelayan
publik. Masyarakat merasakan kinerja yang lambat, berbelit-belit, maupun tidak efisien ketika berhadapan
dengan pelayan publik ataupun birokrasi publik. Padahal sejatinya sebagai abdi negara, birokrasi publik harus
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, Menurut anda, seberapa penting nilai-nilai akuntabilitas
publik jika dikaitkan dengan fenomena tersebut? Jelaskan.
Jawaban :
Menurut saya sangat penting, karena sebagai pelayan publik perlu adanya citra pelayan masyarakat yang
mempunyai nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan prilaku bertanggung jawab atas kepercayaan
yang diberikan. Nilai akuntabilitas sangat penting diadopsi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Hal ini
didasarkan pada argumen bahwa eksistensi atau keberadaan sebuah negara, tergantung pada masyarakatnya.
Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban bagi negara untuk memberikan pelayanan dengan baik dan
bertanggung jawab.

BAB IV. PANDUAN PERILAKU AKUNTABEL


Soal latihan

1. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum, Akuntabilitas Proses, Akuntabilitas Program, serta
Akuntabilitas Kebijakan.
Ada Studi Kasus Seperti Berikut : Pemerintah Pusat
maupun daerah sudah memulai program pengadaan barang
dan jasa dengan mekanisme secara elektronik yang disebut
e-procurement. Tujuannya adalah pertama, agar tidak ada
main mata antara pengada proyek dan pihak yang
mengadakan proyek (Meminimalisir Kasus KKN). Kedua,
agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dapat
dilaksanakan dengan cepat dan teratur
perjalanan memberikan ‘hadiah’ tersebut banyak rintangan yang dihadapi. Untuk lebih jelasnya, simaklah video
tersebut pada tautan berikut. https://youtu.be/4Yle_pbs9aA

No Poin-poin yang dianalisis Jawaban


1 Kondisi apa yang membuat Pemberian hadiah
cerita di video itu (gratifikasi) sebagai
berpotensi menjadi kasus ucapan terima kasih
Tindak Pidana Korupsi? kepada pejabat lelang.

2 Jenis tindak pidana korupsi Tindak pidana suap.


apa yang relevan dengan
cerita di video itu?

3 Siapa saja pihak di dalam Pemenang lelang dan


video itu yang akan terjerat pejabat lelang
dalam kasus korupsi?

4 Kondisi apa yang bisa Jika pihak pejabat lelang


menjadikan cerita di dalam menerima pemberian
video itu menjadi sebuah hadiah (grafitifaksiI
kasus Tindak Pidana tersebut, dimana penerima
Korupsi? gratifikasi akan dianggap
membantu atau
mempengaruhi objektivitas
dan penilaian profesional
penyelengara negara.
5 Apa dampak yang akan Jika dianggap memenuhi
terjadi ke depannya bila unsur tindak pidana suap.
cerita tersebut menjadi Ketentuan ini diatur
sebuah kasus Tindak pada UU Tipikor Pasal 5
Pidana Korupsi? ayat (1) dengan ancaman
hukuman penjara antara 1
sampai 5 tahun dan Pasal
13 dengan ancaman
hukuman penjara
maksimal 3 tahun. Dan
bisa menjadi peringatan
untuk pihak-pihak lain
yang ingin melakukan
gratifikasi.
6 Apakah menurut Anda apa Hal yang dilakukan pejabat
yang dilakukan oleh lelang tersebut sudah tepat.
Pejabat Lelang sudah Karena pejabat lelang
benar? Jelaskan kenapa? yang mengutamakan nilai
Akuntabilitas yaitun
menolak gratifikasi dengan
tidak menerima bentuk
ucapan terimakasih dari
pemenang tender.
7 Selain Pemenang Lelang Pegawai lain nya yang
dan Pejabat Lelang, siapa berhubungan dengan
lagi yang bisa berperan pelelangan tersebut.
agar kasus itu tidak terjadi?
MODUL 3 KOMPETEN

BAB II. TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS

1. Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian baru sesuai
dengan tren keahlian 2025 dari World Economic Forum (B-S). Jawaban : Benar (B)
2. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan kemampuan memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandingkan dengan tawaran
perubahan teknologi itu sendiri (B-S). Jawaban : Benar (B)
3. Lingkarilah jawaban paling sesuai, Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:
Berorientasi Pelayanan:
a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c) Melakukan perbaikan tiada henti.
Akuntabel:
a) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
b) Suka mendorong orang lain;
c) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Kompeten:
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;
b) Membantu orang lain belajar;
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Harmonis:
a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi;
b) Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efesien.
Loyal:
a) Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah;
b) Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adaptif:
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b) Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c) Bertindak proaktif.
Kolaboratif:
a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c) Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
BAB III. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR
Evaluasi
Berikan alasan untuk masing-masing pernyataan di bawah ini:
1. Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan
agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif. Jelaskan secara ringkas, mengapa
sistem merit tersebut penting dalam pengelolaan ASN?
Jawab :
Pembangunan birokrasi berkelas dunia tersebut dinilai penting karena birokrasi yang efektif, efisien, tanggap,
cekatan, dengan pelaku (birokrat) yang profesional dan berintegritas akan menciptakan pemerintahan yang baik
(berwibawa) dan bersih dari KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Pemerintahan yang demikian akan memberikan
pelayanan publik yang berkualitas. Pelayanan publik yang memuaskan dalam hal perizinan misalnya, akan
membuka pintu investasi, mempermudah terbukanya lapangan kerja yang pada akhirnya membantu pertumbuhan
ekonomi dan dengan sendirinya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini
dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan
global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship. Jelaskan secara ringkas, mengapa 8
(delapan) karakteristik ini penting bagi ASN?
Jawab :
8 (delapan) karakteristik atau dikenal dengan istilah smart ASN tersebut dianggap sangat penting dan harus
ditanamkan dalam diri seorang ASN dikarenakan 8 (delapan) karakteristik tersebut sejalan dengan profil yang
diperlukan untuk mewujudkan lingkungan global dan era digital, termasuk pembangunan aparatur 2020-2024,
mewujudkan birokrasi berkelas dunia
BAB IV. PENGEMBANGAN KOMPETENSI
EVALUASI
Berikan pernyataan Benar (B) atau Salah (S) untuk masing-masing pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda
silang (X) untuk jawaban yang dianggap sesuai:
1. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan peranan jabatan (B – S).
Jawaban : Benar (B)
2. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1)
Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Sosial Kultural adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau
mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang
harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan
(B – S).
Jawaban : salah (S)
3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan digital dan non-klasikal, baik untuk kompetensi teknis,
manajerial, dan social kultural (B – S).
Jawaban : salah (S)
4. Salah satu kebijkan yang penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak
pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh
empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) (B – S)
Jawaban : Benar (B)
5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine box pengembangan,
dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan pemetaan pegawai dalam nine box tersebut (B – S).
Jawaban : Benar (B)
Jawab :
- mengikuti pelatihan, seminar atau workshop yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan, Selanjutnya setelah
mengikuti kegiatan tersebut akan berbagi pengetahuannya kepada rekan-rekan .
- Proses berbagi pengetahuan secara non-formal juga dilaksanakan oleh beberapa guru yang sudah mengikuti
pelatihan-pelatihan dari luar sekolah dan kemudian membagikan kembali pengetahuannya kepada rekannya
ketika sudah kembali ke sekolah. Sebagai contoh apabila ada alat baru yang dimiliki dan beberapa orang sudah
menguasai alat tersebut, maka guru yang lain akan menanyakan bagaimana cara mengoperasikan alat tersebut.
2. Pelajari contoh lain berbagi ilmu dalam tokoh atau sosok yang Saudara anggap penting, tuliskan praktek berbagi
yang akan dan atau telah Saudara praktekan dalam kehidupan Saudara!
Jawab :
- Mengikuti kegiatan rutin Pada setiap mata pelajaran di kegiatan MGMP
- Mengikuti kegiatan workshop pendidikan.
- Penerapan pendidikan karakter kepada peserta didik di sekolah.
A. Melakukan kerja terbaik
 Pengetahuan menjadi karya: mewujudkan pengetahuan yang bertumbuh menjadi karya nyata.
 Makna hidup dan bekerja baik: Pentingnya berkarya terbaik sejalan dengan tujuan hidup seseorang.
 Tipikal individu semangat berkarya: yang dapat mendorong dan menahan kesuksesan pekerjaan Anda
EVALUASI
1. Sebutkan ciri-ciri yang berkaitan dengan ASN berkinerja yang berAkhlak dengan memberikan tanda silang (X)
pada pernyataan Benar (B) atau Salah (S):
a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan pelayanan, kompetensi, dan berkinerja
(B - S). Jawaban Benar(B)
b. ASN terikat dengan etika profesi ASN sebagai pelayan publik (B - S). Jawaban Benar (B)
c. Perilaku etika professional ASN secara operasional tunduk pada perilaku berAkhlak (B - S).Jawaban Benar ( B)
2. Berikut pernyataan di bawah ini menggambarkan perilaku kompeten ASN untuk meningkatkan kompetensi diri
yang relevan/tepat dengan memberikan tanda Benar (B) atau Salah (S):
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah diperlukan diutamakan
untuk jabatan strategis di lingkungan ASN (B - S). Jawaban Salah(S)
b. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai teori “net-centric”,
yang merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (B - S). Jawaban Benar (B)
c. Perilaku ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online network (B - S). jawaban Benar (B)
d. Sumber pembelajaran bagi ASN antara lain dapat memanfaatkan sumber keahlian para pakar/konsultan, yang
mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja (B - S). jawaban Benar (B)
e. Pengetahuan ASN dihasilkan jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan
pegawai dalam organisasi (B - S) jawaban Benar (B)
3. Perilaku kompeten ASN dalam membantu orang lain belajar yang tepat di bawah ini dengan memberikan tanda
Benar (B) atau Salah (S):
a. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor sering kali tidak menjadi ajang transfer
pengetahuan, tetapi lebih sebagai obrolan santai kurang bermakna pengetahuan (B - S). Jawaban Salah(S)
b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam forum terbuka (Knowledge Fairs and
Open Forums), dimana setiap ASN wajib melanjutkan kepada pendidikan lebih tinggi (B - S). Jawaban salah (
S)
c. Mengambil pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti memo, laporan, presentasi, artikel, dan
sebagainya dan memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil
(Knowledge Repositories) merupakan bagian perilaku kompeten yang diperlukan (B - S). Jawaban Benar (B)
MODUL 4 HARMONIS

BAB II .KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA


LATIHAN DAN TUGAS
1. Sebutkan dan Jelaskan keanekaragaman suku bangsa dan budaya dari tempat anda berasal dan berikan
contohnya?
Jawab : saya berasal dari kota medan dengan penduduk asli suku Melayu, Batak Karo, Simalungun, Fak-
fak/Dairi, Batak Toba, Mandailing, Pesisir dan Nias. Saya sendiri suku batak toba.

2. Jelaskan potensi dan tantangan keanekaragaman dilingkungan anda bekerja?


Jawab : saya bekerja di lingkungan dengan rekan sekerja yang berbeda latar belakang suku dan budaya,
sehingga sangat diperlukan sikap harmonis dan toleransi yang tinggi. Namun potensi maupun tantangan
keanekaragaman yang ada dapat diambil sisi positifnya yaitu :
1. Dapat mempererat tali persaudaraan
2. Sebagai media hiburan yang mendidik
3. Timbulnya rasa nasionalisme

3. Jelaskan sikap dan perilaku ASN dalam lingkungan yang penuh dengan keberagaman?
Jawab : Sikap harmonis sangat diperlukan dalam keanekaragaman
a. Posisi PPPK sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam artian tidak
memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, berarti PPPK dalam melaksanakna
tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan.
b. PPPK juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan tidak membuat
kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut.
c. PPPK juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong baik kepada pengguna
layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan
e. PPPK menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

BAB III .MEWUJUDKAN HARMONIS DALAM LINGKUNGAN BEKERJA DAN MEMBERIKAN


LAYANAN KEPADA MASYARAKAT.
Latihan dan Tugas
1. Kode Etik tempat saya bekerja, sesuai dengan kode Etik ASN yang tertuang dalam pasal 5 UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN ada dua belas kode etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi:
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

2. Kode Etik yang harus dilakukan ASN untuk menciptakan harmoni di lingkungan kerja adalah dengan (a)
menaati prosedur, tata-kerja, dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi pemerintah. (b)
4. Pengertian harmonis, dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara
serasi/sesuai). Manfaat Harmonis, memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan
efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan.

5. Suasana harmonis telah saya rasakan di lingkungan saya bekerja. Dimana tidak ada sikap membedakan satu
dengan yang lain, menghormati pendapat, menghargai keberagaman. Menjalin interaksi yang baik, dengan
perkataan jujur dan sopan, juga saling mendukung satu dengan yang lainnya. Upaya yang saya lakukan
untuk turut mewujudkan suasana harmonis dalah dengan menghargai perbedaan, berkata jujur dan sopan,
serta saling mendukung dalam bekerja.

BAB IV
STUDI KASUS PENERAPAN NILAI HARMONI DALAM LINGKUNGAN BEKERJA
Latihan dan Tugas
1. Potensi disharmonis dalam artikel adalah adanya oknum hingga masyarakat adat atau sekitar terlibat konflik di
dalam kawasan hutan produksi dengan pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK).
2. Penyebab dari Disharmonis dari artikel diatas adalah perbedaan visi dan tujuan dari masyarakat adat dengan
pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK).
3. Solusi yang dilakukan oleh entitas untuk mengatasi permsalah seusai dengan artikel adalah, dengan membuat
terobosan yang disebut dengan Simplik. Simplik adalah sistem informasi pemetaan disharmonis yang bertujuan
untuk dapat melakukan pemetaan dan resolusi disharmonis pada IUPHHK.
Praktik Studi Kasus Mandiri
No Masalah/Potensi Disharmonis Penyebab Alternatif Solusi Prosedur
1 Ketidak cocokan satu dengan yang Karena perbedaan Menghargai Setiap orang harus
lain pendapat, keberagaman yang sadar akan
perbedaan latar ada. keberagaman yang
belakang, dll ada di lingkungan
bekerja, dan
menerima
perbedaan yang
ada.
2 Pembullyan antar siswa Karena perbedaan Memberikan Menciptakan
fisik dan latarpengertian kepada pembelajaran
belakang, sertasiswa tentang melaului model
sikap sosial siswa keberagaman pembelajaran yang
dalam berinteraksi. SARA. Serta menghargai
memberikan ruang keberagaman
berinteraksi yang SARA.
bai kantar siswa.
3 Sikap tidak sopan kepada orang lain Kurangnya Belajar Bahasa Belajar penggunaan
memahami Indonesia yang baik bahasa yang baik
penggunaan Bahasa dan benar, sehingga dan benar
Indonesia yang baik perkataan dan berkehidupan
redefinisi atau mungkin pemberian batasan-batasan yang jelas tentang makna kesetiaan atau loyalitas, yang jadi salah
satu indikator bagi pegawai untuk dinilai tentang kesetiaan dan loyalitasnya itu," ujar Mr. E usai diperiksa penyidik
KPK di Gedung KPK, Jakarta. "Soalnya kalau tidak ada definisi yang jelas nanti ya, banyak yang seperti saya gitu,"
tambah Mr. E yang menyandang status tersangka kasus suap proyek yang dilakukan Wali Kota “X” nonaktif Mr. R. Mr.
E mengaku melakukan hal tersebut sebagai bentuk kesetiaan terhadap pimpinannya. Sehingga dia meminta perlu ada
definisi yang jelas soal makna kesetiaan atau loyalitas indikator penilaian pegawai. "Ya kan saya melakukan ini kan
sebagai bentuk kesetiaan saya kepada pimpinan. Nah ini bener tidak seperti itu, ini tolong didefinisikan yang lebih jelas
dan tegas," ucap Mr. E. Selain itu, Mr. E mengatakan Wakil Wali Kota “X” Mr. P saat diperiksa penyidik KPK hanya
dimintai konfirmasi posisi dirinya di Pemkot “X”. Namun ia mengaku tidak mengetahui apakah Mr. P mengaku proses
pengadaan proyek senilai Rp 5,26 miliar, yang dimenangi “PT. D” "Itu menjelaskan kedudukan saya mungkin, saya
nggak tahu pasti," ujar Mr. E. Dalam kasus ini, Wali Kota “X” nonaktif Mr. R ditangkap terkait suap proyek senilai Rp
5,26 miliar, yang dimenangi “PT. D”. Mr. R mendapatkan komisi 10 persen atau Rp 500 juta dari proyek yang
dianggarkan Kota “X” pada 2017 itu. Dari OTT tersebut, KPK menyita uang tunai Rp 200 juta yang diberikan kepada
Mr. R. Sedangkan Rp 300 juta sebelumnya diberikan untuk keperluan pelunasan mobil Toyota Alphard milik Mr. R.
KPK juga menyita uang tunai Rp 100 juta yang diberikan tersangka pengusaha “Mr. F” kepada Kepala Bagian Layanan
dan Pengadaan Pemkot “X” “Mr. S” sebagai panitia pengadaan. Ketiganya kemudian ditetapkan sebagai tersangka.

Pertanyaan
Dari kasus tersebut, uraikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi loyalitas seseorang pada sebuah organisasi.
Terdapat 3 (tiga) panduan perilaku loyal dalam Core Value ASN, berikan contoh tindakan yang dapat Anda lakukan di
Instansi/Unit Kerja Anda sebagai perwujudan dari masing-masing panduan perilaku loyal tersebut.
Berdasarkan kasus di atas jelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan loyalitas seorang ASN
terhadap bangsa dan negaranya.
Jawaban
aspek - aspek yang dapat mempengaruhi loyalitas seseorang pada sebuah organisasi adalah ;
taat pada peraturan, bekerja dengan integritas, tanggung jawab kepada organisasi, kemauan untuk Kerjasama, rasa
memiliki yang tinggi, hubungan antar pribadi, suka dan cinta pada pekerjaan, keberanian mengutarakan ketidak
setujuan, menjadi teladan bagi pegawai yang lain. saya sebagai seorang guru maka contohnya adalah saya mendidik
para murid dengan rasa tanggung jawab, serta sungguh sungguh mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan para anak murid saya. serta melakukan pengabdian kepada bangsa dan negara dengan rasa nasionalisme
yang tinggi sebagai bukti bahwa saya cinta kepada NKRI.
Upaya untuk meningkatkan loyalitas seorang ASN terhadap bangsa dan negara yaitu dengan cara ;
seorang ASN perlu memiliki rasa cinta dan memiliki terhadap organisasi atau instansi tempat dia bekerja, Usaha
peningkatan kesejahteraan ini juga dapat meningkatkan rasa loyal, Memenuhi kebutuhan rohani maksudnya adalah
organisasi menawarkan pendekatan emosional, memberikan kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir, dan
Melakukan evaluasi secara berkala
MODUL 7 KOLABORASI
LATIHAN EVALUASI
1. Jelaskan Konsep Collaborative Governance dan Pendekatan Whole of Government!
Konsep Collaborative Governance merupakan suatu rangkain pengaturan dimana satu atau lebih lembaga publik
yang melibatkan secara langsung stakeholder non-state di dalam proses pembuatan kebijakan yang bersifat formal,
berorientasi consensus dan deliberative yang bertujuan untuk membuat atau mengimplementasikan kebijakan
publik atau mengatur program atau asset
Pendekatan Whole of Government merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan,

2. Buatlah rancangan pelaksanaan kolaborasi antar unit kerja Saudara dengan unit kerja lainnya di instansi Saudara !
a. SMP Negeri 3 Gunung Tabur berkolaborasi dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), GSM disini bukan
merupakan suatu kurikulum tetapi merupakan gerakan akar rumput yang mempromosikan dan membangun
kesadaran guru, kepala sekolah, orang tua dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun ekosistem
sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan dan keterampialn hidup agar anak-
anak menjadi pembelajaran yang adaptif, madiri, tangkas, dan cepat menghadapi perubahan dunia yang sangat
cepat dan tak menentu ini.
b. SMP Negeri 3 Gunung Tabur berkolaborasi dengan perusahaan terdekat disekitar area tambang. Sekolah kami
terjaring didalam program area tambang dimana anak-anak yang tinggal di sekitaran area tambang nantinya
diberikan bantuan dalam pendidikan berupa beasiswa dan pendidikan yang layak kedepannya.
c. SMP Negeri 3 Gunung Tabur berkolaborasi dengan Kampung, sekolah kami sejatinya merupakan sekolah yang
berdiri ditengah kampung Maluang yang agak jauh dari kota kabupaten. Kolaborasi yang dilakukan yaitu ikon
kampung yaitu Batik, sekolah kami menggunakannya.

3. Jelaskan permasalahan kolaborasi di instansi Saudara!


Mungkin disini bukan disebut permasalahan melainkan lebih kepada tantangan, adapun tantangan yang saya hadapi
yaitu:
a. Pendekatan dengan mitra kolaborasi sepertinya harus lebih intens lagi, karena setelah sekolah ini berdiri mitra
jarang sekali berkunjung untuk memantau keadaan sekolah kami
b. Pembangunan karakter dari stakeholder di lingkungan sekolah sepertinya harus di permantap lagi

4. Presiden Jokowi sangat fokus pada pembangunan infrastruktur yang salah satunya adalah pembangunan jalan tol di
daerah pantaiutara Jawa (PANTURA). Bagaimanakah langkah kolaborasi yang bisa dilakukan oleh daerah-daerah
(dapat mengambil contoh 3 Kabupaten/Kota) di area jalan tol tersebut guna meningkatkan ekonomi daerahnya?
Jelaskan!
Berau merupakan daerah strategis ini dikarenakan Kabupaten Berau adalah Kabupaten terujung dari Provinsi
C. Di dalam gedung ruang servis bisa dibangun toko-toko dan sebaiknya pemerintah mendahulukan toko-toko
tersebut diisi oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta franchise atau waralaba lokal yang ada di
Bulungan maupun Berau.

RESUME AGENDA 2

A. Berorientasi Pelayanan
a. Pengertian Pelayanan Publik
Sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
b. Membangun Budaya Pelayanan Prima
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan pengguna
layanan. Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat, pelayanan yang
berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan prima didasarkan pada
implementasi standar pelayanan yang dimiliki oleh penyelenggara.
c. ASN sebagai Pelayan Publik

Untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas
dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena
tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah
penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam
pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.

B. Akuntabel
B.1 Potret Layanan Publik di Indonesia
Peribahasa ‘Waktu Adalah Uang’ digunakan oleh banyak ‘oknum’ untuk memberikan

layanan spesial bagi mereka yang memerlukan waktu layanan yang lebih cepat dari
biasanya. Sayangnya, konsep ini sering bercampur dengan konsep sedekah dari sisi
penerima layanan
yang sebenarnya tidak tepat. Waktu berlalu, semua pihak sepakat, menjadi kebiasaan, dan
dipahami oleh hampir semua pihak selama puluhan tahun.
Tugas berat Anda sebagai ASN adalah ikut menjaga bahkan ikut berpartisipasi dalam proses
menjaga dan meningkatkan kualitas layanan tersebut. Karena, bisa jadi, secara aturan dan
payung hukum sudah memadai, namun, secara pola pikir dan mental, harus diakui, masih
butuh usaha keras dan komitmen yang ekstra kuat.
Employer Branding yang termaktub dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021, “Bangga Melayani
Bangsa”,

menjadi udara segar perbaikan dan peningkatan layanan publik. Namun, Mental dan Pola
Pikir berada di domain pribadi, individual. Bila dilakukan oleh semua unsur ASN,
akan
memberikan dampak sistemik. Ketika perilaku koruptif yang negatif bisa memberikan
dampak sistemik seperti sekarang ini, sebaliknya, mental dan pola pikir positif pun harus
bisa memberikan dampak serupa.
B.2 Konsep Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas
individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.

B.3 Panduan Perilaku Akuntabel

Akuntabilitas dan Integritas banyak dinyatakan oleh banyak ahli administrasi negara sebagai
dua aspek yang sangat mendasar harus dimiliki dari seorang pelayan publik. Namun,
integritas memiliki keutamaan sebagai dasar seorang pelayan publik untuk dapat berpikir
secara akuntabel. Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam membangun kepercayaan publik
terhadap amanah yang diembankan kepada setiap pegawai atau pejabat negara.
Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme ini dapat
diartikan secara berbeda-beda dari setiap anggota organisasi hingga membentuk perilaku

yang berbeda- beda pula. Contoh mekanisme akuntabilitas organisasi, antara lain sistem
penilaian kinerja, sistem akuntansi, sistem akreditasi, dan sistem pengawasan (CCTV,
finger
prints, ataupun software untuk memonitor pegawai menggunakan komputer atau website
yang dikunjungi). Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan
kerja yang akuntabel adalah: 1) kepemimpinan, 2) transparansi, 3) integritas, 4) tanggung
jawab (responsibilitas), 5) keadilan, 6) kepercayaan, 7) keseimbangan, 8) kejelasan, dan 9)
konsistensi. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran dan
hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas kebijakan.
Pengelolaan konflik kepentingan dan kebijakan gratifikasi dapat membantu pembangunan
budaya akuntabel dan integritas di lingkungan kerja. Akuntabilias dan integritas
dapat

menjadi faktor yang kuat dalam membangun pola pikir dan budaya antikorupsi.
B.4 Akuntabel Dalam Konteks Organisasi Pemerintahan
Ketersediaan informasi publik telah memberikan pengaruh yang besar pada berbagai sektor
dan urusan publik di Indonesia. Salah satu tema penting yang berkaitan dengan isu ini adalah
Perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan informasi publik, dengan diterbitkannya UU
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya disingkat: KIP).
Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk
publik. Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi yang berfungsi

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan publik adalah suatu panduan
atau pegangan yang harus dipatuhi oleh para pelayan publik atau birokrat untuk
menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik. Buruknya sikap aparat sangat
berkaitan dengan etika.
Ada 2 jenis umum konflik kepentingan yaitu keuangan (Penggunaan sumber daya lembaga
termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan non-
keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan /atau orang
lain).
Untuk membangun budaya antikorupsi di organisasi pemerintahan, dapat mengadopsi
langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganan Konflik Kepentingan:
• Penyusunan Kerangka Kebijakan,
• Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan,
• Penyusunan Strategi Penanganan Konflik Kepentingan, dan
• Penyiapan Serangkaian Tindakan Untuk Menangani Konflik Kepentingan.

C. Kompeten
C.1 Tantangan Lingkungan Strategis
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan
keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai

kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam


meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandingkan dengan tawaran perubahan
teknologi itu sendiri. Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:
1. Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel:
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta

pemerintahan yang sah;

b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;


c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan bersama nilai tambah;
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

C.2 Kebijakan Pembangunan Aparatur


Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus
memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan

yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primordial lainnya yang
bersifat subyektif. Pembangunan Aparatur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia
(world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang
semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.
Terdapat 8 (delapan) karakteristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi
tuntutan pekerjaan saat ini dan ke depan. Kedelapan karakteristik tersebut meliputi: integritas,
nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking,
dan entrepreneurship.
C.3 Pengembangan Kompetensi

Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik
berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin
dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,

perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi
oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik
untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural.
• Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
• Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik.
• Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.

2. Meningkatkan kompetensi diri:


• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah

adalah keniscayaan.

• Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut


juga sebagai teori “net-centric”, merupakan
pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari Internet.
• Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online

network.

• Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para

pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja

atau tempat lain.

• Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri

sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.

3. Membantu Orang Lain Belajar:


• Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk

morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.

• Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar

pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).

• Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen

kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke

dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge

Repositories).

• Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam

bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian


pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessons learned).
4. Melakukan kerja terbaik:
Republik Indonesia (RI) adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Australia, serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di

dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah
Nusantara. Dengan populasi mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia
menjadi negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. Indonesia juga dikenal karena
kekayaan sumber daya alam, hayati, suku bangsa dan budayanya. Kekayaan sumber
daya alam berupa mineral dan tambang, kekayaan hutan tropis dan kekayaan dari
lautan di seluruh Indonesia.

D.1.2 Pentingnya Membangun Rasa Nasionalisme dan Persatuan Kebangsaan


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 1951 tentang
Lambang Negara, Bhinneka Tunggal Ika ditulis dengan huruf latin dalam bahasa Jawa
Kuno tepat di bawah lambang negara. Sebagaimana bunyi Pasal 5 sebagai berikut:
"Di bawah lambang tertulis dengan huruf latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa-
Kuno, yang berbunyi: BHINNEKA TUNGGAL IKA."
Nampak jelas bahwa para pendiri bangsa sangat peduli dan penuh kesadaran bahwa
bangsa Indonesia merupakan perkumpulan bangsa yang berbeda dan hanya rasa
persatuan, toleransi, dan rasa saling menghargai yang dapat membuat tegaknya NKRI.
Sejarah kejayaan bangsa dan kelamnya masa penjajahan karena terpecah belah telah
membuktikan hal tersebut.
D.1.3 Konsep dan Teori Nasionalisme Kebangs an
Beberapa aliran besar dalam konsep dan teori mengenai nasionalisme kebangsaan,
yaitu aliran modernis, aliran primordialis, aliran perenialis, dan aliran etno.
D.1.4 Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN
Kebhinekaan dan Keberagaman suku bangsa dan budaya memberikan tantangan yang
besar bagi negara Indonesia. Wujud tantangan ada yang berupa keuntungan dan
manfaat yang antara lain berupa:
1. Dapat mempererat tali persaudaraan
2. Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan negara
3. Memperkaya kebudayaan nasional
4. Sebagai identitas negara Indonesia di mata seluruh negara di dunia
5. Dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata sehingga para wisatawan dapat tertarik
D.1.5 Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa
Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai keanekaragaman bangsa dan
budaya, sejarah pergerakan bangsa dan negara, konsep dan teori nasionalisme
berbangsa, serta potensi dan tantangannya maka sebagai ASN harus memiliki sikap
dalam menjalankan peran dan fungsi pelayanan masyarakat. ASN bekerja dalam
lingkungan yang berbeda dari sisi suku, budaya, agama dan lain-lain.

D.2 Mewujudkan Suasana Harmonis Dalam Lingkungan Bekerja Dan Memberikan Layanan
Kepada Masyarakat
D.2.1 Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN
Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat
secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara
berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
D.2.2 Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga
etika publik membentuk integritas pelayanan publik. Moral dalam etika public
menuntut lebih dari kompetensi teknis karena harus mampu mengidentifikasi
masalah- masalah dan konsep etika yang khas dalam pelayanan publik.
D.2.3 Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut: Posisi PNS
sebagai aparatur Negara, PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok
minoritas, PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan, PNS juga harus
memiliki suka menolong, PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan
masyarakatnya.
E. Loyal
E.1 Konsep Loyal
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap penting dan
ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas
pegawainya, antara lain:
1. Taat pada Peraturan.
2. Bekerja dengan Integritas
3. Tanggung Jawab pada Organisasi
4. Kemauan untuk Bekerja Sama.
5. Rasa Memiliki yang Tinggi
6. Hubungan Antar Pribadi
7. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9. Menjadi teladan bagi Pegawai lain

Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,
dengan panduan perilaku:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah

2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
1. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2. Meningkatkan Kesejahteraan
3. Memenuhi Kebutuhan Rohani
4. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5. Melakukan Evaluasi secara Berkala
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan
martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya
terhadap bangsa dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa
dan Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkret, diantaranya
E.2 Panduan Perilaku Loyal
Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang ASN, ASN sebagai profesi berlandaskan
pada prinsip Nilai Dasar (pasal 4) serta Kode Etik dan Kode Perilaku (Pasal 5, Ayat 2)
dengan serangkaian Kewajibannya (Pasal 23). Untuk melaksanakan dan
mengoperasionalkan ketentuan-ketentuan tersebut maka dirumuskanlah Core Value ASN
BerAKHLAK yang di dalamnya terdapat nilai Loyal dengan 3 (tiga) panduan perilaku
(kode etik)-nya.
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya
dapat
diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam
kehidupan sehari-harinya, yaitu:
1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Kemampuan Awal Bela Negara

E.3 Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah


Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS sebagaimana ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS-PNS yang
memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat menegakkan ketentuan-ketentuan
kedisiplinan ini dengan baik.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan
ketiga fungsi tersebut merupakan perwujudan dari implementasi nilai-nilai loyal dalam
konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah.
F. Adaptif
F.1 Mengapa Adaptif
Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-
tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi
yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain
sebagainya.

F.2 Memahami Adaptif


Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan
mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan
organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam
organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat
kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif
sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri
ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
F.3 Panduan Perilaku Adaptif
Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan – baik
individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau
mewujudkan individu dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility,
Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi
uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity
dengan agility.
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan
F.4 Adaptif Dalam Konteks Organisasi Pemerintah
Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan kapasitas
pemerintah adaptif dengan indikator-indikator sebagai berikut: (a) Pengembangan sumber
daya manusia adaptif; (b) Penguatan organisasi adaptif dan (c) Pembaharuan institusional
adaptif. Terkait membangun organisasi pemerintah yang adaptif, Neo & Chan telah berbagi
pengalaman bagaimana Pemerintah Singapura menghadapi perubahan yang terjadi di
berbagai sektornya, mereka menyebutnya dengan istilah dynamic governance. Menurut Neo
& Chen, terdapat tiga kemampuan kognitif proses pembelajaran fundamental untuk
pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke depan (think ahead), berpikir lagi (think again) dan
berpikir lintas (think across).
Selanjutnya, Liisa Välikangas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda untuk
pemerintah yang adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient
organization). Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang
membuat organisasi kuat dan imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya, desain,
adaptasi, dan budaya (atau sisu, kata Finlandia yang menunjukkan keuletan.
G. Kolaboratif
G.1 Konsep Kolaborasi
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.

G.2 Praktik Dan Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintah


Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan diatur bahwa “Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan
Kewenangan lintas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama
antar-Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai