Anda di halaman 1dari 4

Budaya Digital

A. Pengertian dan Sejarah Budaya Digital


Digitalisasi kebudayan merupakan suatu konsep pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan daya guna dalam bidang kebudayaan. Digital ialah sesuatu yang
berhubungan dengan angka dan penomoran untuk sistem tertentu. Namun, untuk pengertian
teknologi sendiri adalah metode ilmiah atau cara untuk mencapai tujuan kehidupan yang
diperlukan untuk kenyamanan dan kelangsungan hidup masyarakat. Berdasarkan pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknologi digital adalah suatu hal yang hanya menggunakan
komputerisasi atau format yang dapat dibaca oleh komputer yang modern dan tidak lagi
menggunakan atau memakai tenaga manusia.
Budaya juga terbentuk dari beberapa unsur, yaitu sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
pakaian, karya seni dan lainnya. Namun, adapun penjelasan lain yang berkaitan dengan budaya
digital. Budaya digital ialah hasil pemikiran, kreativitas, dan cipta karya masyarakat yang
menggunakan teknologi internet. Perkembangan budaya digital sangat ditentukan oleh
kemampuan dari masyarakat mengenai pengetahuan dan teknologi digital. Pada dasarnya,
teknologi digital telah mengubah cara masyarakat di Indonesia berinteraksi dengan sesama,
dengan media dan muatannya, atau hal lainnya yang berkaitan dengan budaya Indonesia.

B. Sejarah Budaya Digital


Sejarah budaya digital tidak lepas penciptaan perangkat komputer generasi pertama oleh John mauchly
dan J Presper Eckert di University of Pennsylvania. Mereka berdua membangun ENIAC memakai 18.000
tabung vakum berukuran 1.800 kaki dan mempunyai berat sekitar 30 ton. Dari situlah era digital dimulai.

C. Perubahan Bentuk Perang Budaya Menjadi Digital


Peperangan masa depan adalah salah satu corak perang dalam spektrum konflik yang telah kita
kenal. Perang ini merupakan satu cara perang yang relatif baru yang akan selalu dikembangkan.
Peperangan masa depan ini bersifat total dimana segala cara dan sarana dibenarkan untuk
mencapai tujuan. Ini sesuai dengan teori yang dikatakan Mao Tse Dong untuk mencapai tujuan
perang segala cara dan sarana dapat saja dilakukan tanpa mengindahkan moral dan
berkembangnya kebencian.
Yang jelas peperangan masa depan ini tidak mempunyai pola yang sama, tidak mempunyai front
dan tidak kaku seperti perang konvensional. Perang konvensional mengandalkan kecanggihan
mesin dan teknologi perang yang cenderung membutuhkan biaya yang tidak sedikit maka
kemudian lahir konsep perang baru yang mengandalkan taktik dan strategi perang yang dikenal
dengan perang Proxy. Perang Proxy atau Proxy War adalah sebuah konfrontasi antar dua
kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara
langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.
Proxy War tidak melalui kekuatan militer, tetapi perang melalui berbagai aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara. Baik melalui politik, ekonomi, sosial dan budaya termasuk bidang
lainnya. Hal inilah yang akan dihadapi oleh Bangsa Indonesia ke depan.
Oleh karenanya perlu pengembangan paradigma berfikir global peserta Diklat Kader Bela
Negara di tengah ancaman berupa modus perang baru (Proxy War) dalam menangkal segala
bentuk ancaman, gangguan maupun hambatan yang merongrong keutuhan Bangsa dan Negara.
Naskah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan pengetahuan tentang peperangan
masa depan dan perkembangannya sebagai pembekalan dalam kegiatan Diklat Bela Negara.

D. Budaya Digital di Indonesia


Sebagai negara berkembang, teknologi digital mampu mendorong berbagai kemajuan
Indonesia. Dari segi infrastruktur dan hukum yang mengatur kegiatan di dalam internet,
Indonesia sudah siap hidup di era digital. Kesiapan Indonesia dalam koneksi internet yang
saat ini sudah semakin membaik di era 4G dengan Informasi dan Transaksi Eelektronik
(ITE). Masyarakat Indonesia secara umum antusias mengadopsi hidup mendigital terutama
dipicu oleh penetrasi internet dan penggunaan ponsel pintar yang terus meningkat setiap
tahun.
Dunia digital berbasis internet membuat seluruh aktivitas para penghuninya menjadi
tanpa batas ruang dan waktu. Payung hukum untuk mengatur segala bentuk aktivitas tersebut
seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tahun 2008 terus
disempurnakan. Data pribadi masyarakat perlu diberikan perlindungan di dalam dunia maya,
maka pihak seperti Google atau Facebook yang memiliki data pribadi penggunanya tidak bisa
menggunakan big data tersebut sembarangan.
Telah banyak perkembangan era digital yang dilakukan Indonesia termasuk media massa
di Indonesia berubah dalam menyampaikan informasi. Media online (internet) di era sekarang
ini menggeserkan media massa konvensional. Walaupun hampir satu dasawarsa Indonesia
terlambat dalam mengadopsi teknologi komunikasi khususnya internet. Namun budaya
digital masyarakat Indonesia sangat cepat menerima perkembangan teknologi tersebut. Di
lihat secara global Indonesia masuk dalam budaya digital yang di butuhkan dalam mencapai
pertumbuhan yang positif sesuai dengan kemajuan jaman itu sendiri.

Namun, ketika teknologi digital berkembang di Indonesia, beberapa media seperti televisi yang
dapat menampilkan siaran seni tradisional, komputer permainan dan apapun yang berkaitan
dengan budaya hiburan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari yang bersifat
menghibur. Namun, pada akhirnya bisa menimbulkan dampak negatif yaitu penggunaan budaya
hiburan ini dapat menentukan ekonomi moral dan sejauh mana identidas anggota rumah tangga
dari sebuah keluarga. Tidak hanya itu, dampak yang kedua adalah cara berkomunikasi
masyarakat terhadap sesama. Dengan adanya teknologi digital di Indonesia, masyarakat yang
dulunya berkomunikasi menggunakan surat atau mengirim pesan singkat SMS, sekarang terbiasa
berkomunikasi lewat e-mail atau media sosial lainnya tanpa batas ruang dan waktu. Namun, hal
ini juga bisa menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yaitu membuat masyarakat jarang
menjalin komunikasi tatap muka sehingga bisa menjauhkan diri dari orang sekitar.
Tidak hanya itu, cara berpakaian juga menimbulkan dampak positif yang berpengaruh pada
kebudayaan. Sekarang cara berpakaian yang sedang trend dikalangan anak muda adalah gaya
yang lebih modern dan bisa menjangkau berbagai kalangan yang harus disesuaikan dengan
pakaian yang layak digunakan di Indonesia. Berbagai contoh trend berpakaian bisa diakses dari
Smarthphone melalui Internet seperti media sosial. Namun, hal ini juga mempunyai dampak
negatifnya yaitu tidak kesesuaiannya cara berpakaian dengan budaya Indonesia seperti memakai
bikini saat berenang dipantai kemudian mengumbar photo serta video ke media sosial yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan bagi yang melihat postingan tersebut.

E. Berbudaya Digital yang Baik


Internet adalah anugerah, tetapi bisa menjadi bencana ketika teknologi yang mengendalikan
manusia sehingga manusia kehilangan etika-etika dasar yang diterapkan di kehidupan sehari-
hari. Etika digital ditawarkan sebagai pedoman dalam berinteraksi di dunia maya secara sadar,
bertanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan. Berdasarkan
survei Microsoft beberapa waktu lalu, tingkat kesopanan warganet Indonesia termasuk paling
rendah di kawasan Asia Tenggara. Hal itu amat disayangkan mengingat Indonesia memiliki
nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Berinteraksi di dunia digital juga
membutuhkan kesopanan dan etika.
Ruang digital kini menjadi sarana beraktifitas dalam berpartisipasi dan berkolaborasi tentang
bagaimana setiap memanfaatkannya untuk produktif dan kreatif. Salah satunya menghasilkan
produk budaya berupa konten positif apakah bentuk konkrit atau nilai-nilai yang mengarah pada
Pancasila. Berbicara mengenai budaya digital, maka ada pula hak-hak digital sebagai warga
negara. Yakni menjamin akses digital, kebebasan berekspresi, perindungan privacy, serta
kekayaan intelektual. Namun di mana ada hal tetap ada tanggung jawab, yakni dengan adanya
batas-batas. Kebebasan berekspresi misalnya bagaimana menjaga reputasi orang lain juga
menjaga keamanan bersama, ketertiban masyarakat, kesehatan maupun moral publik.
Akses digital harus digunakan sebaik-baiknya. Yakni dengan mengakses sumber informasi yang
valid, mengakses perangkat secara legal, dan mengakses program sesuai ketentuan.
Daftar Pustaka
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/upload/filemanager/download/tik-literasi-digital/Budaya
%20Bermedia%20Digital%20Final.pdf
http://repository.ut.ac.id/2267/1/fisip201002.pdf
https://bappeda.kaltimprov.go.id/storage/data-paparans/February2023/
ngkiGyBCQ9zVXHPmiZ2C.pdf

https://www.bengkuluinteraktif.com/apa-itu-budaya-digital
https://sistem-informasi-s1.stekom.ac.id/informasi/baca/Teknologi-Digital-Terhadap-Budaya-Di-
Indonesia/0ab6296c7420de9c4b3dd09b48f6ff316c9c3205
https://news.detik.com/kolom/d-6044168/nasionalisme-dan-budaya-digital
https://adv.kompas.id/baca/ciptakan-budaya-digital-yang-baik/
https://mediaindonesia.com/teknologi/507058/penerapan-pancasila-hadirkan-budaya-digital-
yang-baik

Anda mungkin juga menyukai