Anda di halaman 1dari 20

Analisis Gaya Bahasa Dalam Slogan Iklan Minuman di Stasiun

Televisi
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
Siti Rumilah, S.Pd., M.Pd.

Nama penyusun:
Nahdiya Anfa Taskiya (08010220024)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
AKUNTANSI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................5
KAJIAN TEORI.......................................................................................................................5
1. Hakikat Bahasa................................................................................................5
2. Fungsi Bahasa.................................................................................................5
3. Gaya Bahasa....................................................................................................6
4. Slogan..............................................................................................................9
5. Pengertian Iklan...............................................................................................9
6. . Jenis-jenis Iklan...........................................................................................10
7. Definisi Semantik..........................................................................................11
8. Jenis-Jenis Semantik......................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................12
METODE PENELITIAN...................................................................................................12
1. RANCANGAN PENELITIAN.....................................................................12
2. JENIS DATA..............................................................................................................13
3. METODE PENGUMPULAN DATA.........................................................................13
4. ANALISIS DATA.......................................................................................................13
BAB IV...........................................................................................................................14
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................................................14
BAB V.........................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................18
A. KESIMPULAN...................................................................................................................18
B. SARAN...............................................................................................................................18

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami curahkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat, dan kasih
sayangnya sehingga kami bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah tentang “Analisis Gaya Bahasa
Dalam Slogan Iklan Minuman di Stasiun Televisi” ini dengan baik dan dapat terselesaikan tepat
waktu. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kpada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW.

Kami berterimakasih kepada pihak pihak kami yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini. Kami sangat berharap karya tulis ilmiah ini dapat berguna dalam
menambah wawasan dan pengetahuan tentang gaya bahasa dalam mata kuliah bahasa Indonesia
Dalam keadaan sadar kami menyampaikan bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kata sempurna

Semoga karya tulis ilmiah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya
dan dapat berguna bagi kami menyusun makalah ini. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan mohon untuk memberikan kritik serta saran
yang dapat membantu kami dikemudian hari.

Sidoarjo, 03 Juli 2021

( Penyusun )

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi seperti ini bahasa sangat penting dalam kehidupan terutama
dalam berkomunikasi. Dikarenakan tanpa adanya bahasa bagaimana bisa berinteraksi
sesame manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling utama untuk
menyampaikan berita atau pesan kepada seorang atau orang lain.
Iklan adalah penyaluran berita pada masyarakat umum. Iklan mempunyai sifat
persuasif yang artinya bersifat mengajak untuk menggunakan produk yang dipasarkan
dengan menggunakan gaya bahasa yang disampaikan. Secara umum iklan mempunyai
tujuan yaitu sebagai media yang mendorong atau membujuk orang untuk membenarkan
pesan iklan yang disampaikan kepada khalayak umum.
Bahasa dalam iklan sangatlah penting dengan membuat bahasa yang menarik dan
bisa sangat dimengerti oleh konsumen. Banyak sekali iklan yang menggunakan gaya
bahasa yang lebih atau malah melenceng dari kenyataan hanya untuk menarik perhatian
konsumen terhadap produk yang dipasarkan atau diiklankan dengsn tidak mengubah
keunggulan dari produk tersebut.
Penggunaan gaya bahasa setidaknya untuk menilai watak atau kemampuan
seseorang dalam menggunakan bahasa. Karena semakin baik gaya bahasa. Semakin
bagus penilaian dari khalayak umum. Tetapi semakin buruk gaya bahasa nya semakin
buruk peniliannya dimata khalayak umum. (Keraf, 2004: 113).
Pengiklan menunjukkan dari banyak sisi dalam memasarkan produknya kepada
masyarakat. Dari mulai segi bahasa maupun dari segi bentuknya, iklan dapat mengubah
citraan atau pandangan masyarakat terhadap suatu produk. Pada awalnya produk tersebut
tidak menarik bagi seseorang, tetapi setelah melihat iklan tersebut dapat mengubah
pandangan terhadap produk yang diiklankan.
Pada penelitian ini dipusatka pada slogan iklan minuman teh dan kopi. Produk teh
dan kopi diambil karena terdapat gaya bahasa yang unik didalam iklan untuk diteliti.

B. RUMUSAN MASALAH

3
a. Apa saja gaya bahasa yang terdapat pada slogan iklan minuman teh dan kopi di
televisi ?
b. Bagaimana makna semantik yang terkandung dalam gaya bahasa slogan iklan
minuman teh dan kopi di televisi?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan gaya bahasa yang digunakan dalam slogan iklan minuman teh dan
kopi di televisi.
2. Mendeskripsikan makna semantik yang terkandung dalam gaya bahasa slogan iklan
minuman teh dan kopi di televisi.
D. Manfaat Penelitian
 Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan pada peneliti lain
ketika melakukan penelitian yang sejenis. selain itu, dapat memberikan masukan bagi
teori pembelajaran yang berhubungan dengan gaya bahasa iklan gaya bahasa iklan
minuman teh dan kopi di televisi.
 Manfaat Praktis
a) Bagi konsumen
Manfaat penelitian ini bagi konsumen adalah mengetahui keunggulan produk yang
ditawarkan dan mendapatkan informasi tentang kegunaan produk dalam iklan
minuman di dalam televisi
b) Manfaat bagi masyarakat
adalah sebagai media yang digunakan mempromosikan suatu barang dan jasa, suatu
alternatif yang digunakan produsen untuk membangun kepercayaan konsumen, dan
dengan adanya iklan konsumen dapat mengetahui adanya berbagai macam produk
minuman.
c) Manfaat bagi mahasiswa
Manfaat bagi mahasiswa adalah dapat menambah wawasan tentang gaya bahasa
dalam iklan minuman di stasiun televisi. Mahasiswa juga dapat mengetahuai gaya
bahasa dan makna semantik yang terkandung dalam slogan iklan the dan kopi yang
terdapat pada televisi.

4
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Hakikat Bahasa

Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk


menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Arti hakikat bila merujuk pada kamus
besar bahasa indonesia (KBBI) memiliki pengertian intisari atau dasar. Hakikat
bahasa mempunyai arti sebagai sesuatu yang mendasar dari bahasa. Sistem bahasa ini
merupakan sistem lambang, sama dengan sistem lambang lalu lintas, atau sistem
lambang lainnya. Sistem lambang bahasa ini berupa bunyi, bukan gambar atau tanda
lain; dan bunyi itu adalah bunyi bahasa yang dilahirkan oleh alat ucap manusia. Sama
dengan sistem lambang lain, sistem lambang bahasa ini juga bersifat arbitrer. Artinya,
antara lambang yang berupa bunyi itu tidak memiliki hubungan wajib dengan konsep
yang dilambangkannya (Chaer, 2009 :30)

2. Fungsi Bahasa

Menurut Halliday dalam buku "Pendidikan Bahasa Indonesia di SD" karya Solehan
(2008:1-7), secara khusus mengidentifikasi tujuh fungsi bahasa sebagai berikut:
 Fungsi personal : Yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran,
sikap atau perasaan pemakaiannya.
 Fungsi regulator
Yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau pikiran/pendapat orang lain,
seperti bukan, rayuan, permohonan atau perintah.
 Fungsi interaksional
Yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga hubungan sosial.
 Fungsi informatif
Yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan atau
budaya.

5
 Fungsi heuristik
Yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi.
 Fungsi imajinatif
Yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa estetis, seperti
nyanyian dan karya sastra.
 Fungsi instrumental
Yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan
pemakainya.
Fungsi bahasa menurut Keraf adalah selain untuk berkomunikasi bahasa juga
sebagai alat untuk mengapresiasikan diri, mengadakan integrasi dan untuk beradaptasi
sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol
sosial.

3. Gaya Bahasa

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok
penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara
lisan maupun tertulis. Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa. Gaya bahasa
yang baik harus mengandung tiga unsur, yaitu:
(1) kejujuran artinya kita mengikuti aturan- aturan, kaidah-kaidah yang baik, dan
benar dalam berbahasa.
(2) sopan santun adalah memberi penghargaan atau menghormati orang yang diajak
bicara, khususnya pendengar atau pembaca.
(3) menarik, sebuah gaya bahasa yang menarik dapat diukur melalui beberapa
komonen berikut; variasi, humor yang sehat, pengertian yang baik, tenaga hidup
(vitalitas), dan penuh daya khayal (imajinasi) (Keraf, 2009 :133-115).

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek
dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu
dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata penggunaan gaya bahasa
tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale [et all], 1971 :
220).

6
Jadi gaya bahasa merupakan ilmu kebahasaan yang mempunyai ciri yang khas yakni
mengandung unsur keindahan serta unik dalam bahasanya. Pengarang mengungkapkan
bahasa dalam gaya bahasa menggunakan bahasa yang menarik dan sopan dalam
penyampaian supaya diperoleh bahasa yang baik pula.
2. Jenis-Jenis Gaya Bahasa
Ada bermacam gaya bahasa dan ada beragam pula cara pengelompokkannya. Menurut
Tarigan (1985:6), bagian jenis gaya bahasa menjadi 4 yakni sebagai berikut.
1. Gaya Bahasa Perbandingan
Ke dalam kelompok gaya bahasa perbandingan ini paling sedikit termasuk sepuluh
jenis gaya bahasa, yaitu: Perumpamaan, Metafora, Personifikasi, Depersonifikasi,
Alegori, Antitesis, Pleonasme dan tautologi Perifrasis, Antisipasi atau prolepsis,
Koreksio atau epanortesis.
2. Gaya Bahasa Pertentangan

Gaya bahasa pertentangan ini terdapat dua puluh jenis gaya bahasa, yaitu hiperbola,
litotes, ironi, oksimoron, paronomasia, paralipsis, zeugma dan silepsis, satire, inuendo,
antifrasis, paradoks, klimaks, antiklimaks, apostrof, anastrof atau inversi, apofasis atau
preterisio, histeron proteron, hipalase, sinisme, Sarkasme.

3. Gaya Bahasa Pertautan


Gaya bahasa pertautan ini terdapat tiga belas jenis gaya bahasa, yaitu: metonimia,
sinekdoke, alusi, eufemisme, eponim, epitet, antonomasia, erotesis, paralelisme,
elipsis, gradasi, asindenton, polisindenton.
4. Gaya Bahasa Perulangan
Gaya bahasa perulangan ini terdapat dua belas jenis gaya bahasa, yaitu: aliterasi,
asonansi, antanaklasis, kiasmus, epizeukis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke,
mesodiplopsis, epanalepsis, anadilopsis.

Jenis-jenis gaya bahasa yang terdapat dalam penelitian kali ini terdapat gaya bahasa
metafora, hiperbola, personifikasi, pertanyaan retoris repetisi, asonansi, sinekdoke, dan ellipsis.

1) Metafora

7
Metafora adalah kata yang mengandung makna perbandingan dengan benda lain
karena adanya persamaan sifat antara kedua benda itu. Misalnya, tangan kursi karena
bagian kursi itu menyerupai tangan, demikian juga leher botol, leher baju dan sebagainya
(Suyatno, 2005: 149).

Metafora adalah perbandingan yang impisit, jadi tanpa kata seperti atau sebagai, di
antara dua hal yang berbeda (Moeliono, 1984 :3).

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung,
tetapi dalam bentuk yang singkat .

Contoh: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata dan sebagainya (Keraf,
2004 : 139).

2) Hiperbola
Merupakan pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan
tersebut menjadi tidak masuk akal. Contoh: Hujan serasa membanjiri dunia.
Hiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan
baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat,
meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar ke
seluruh dunia.
3) Personifikasi
Adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau
barang-barang yang tidak bersenyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan.
Personifikasi merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda-
benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia. Contoh : Matahari baru
saja kembali ke peraduannya, ketika kami tiba di sana, Angin yang meraung di
tengah malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami.
4) Pertanyaan Retoris
.Pertanyaan retoris adalah semacam pertanyaan yang digunakan dalam pidato atau
tulisan bertujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan memberikan
penekanan yang wajar, sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh
:Apakah adek saya yang menjadi wali ?

8
5) Gaya bahasa repetisi adalah gaya bahasa yang terdapat perulangan bunyi, suku kata,
kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan pada
sebuah konteks yang sesuai (Keraf, 2009:127). Contoh; di era new normal ini tetap
jaga jarak, jaga kondisi, jaga kebersihan, dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
6) Sinekdoke
Sinekdoke adalah suatu istilah yang diturunkan dari kata Yunani synekdechesthai
yang berarti menerima bersama-sama. Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif
yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars
pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro
parte). Contohnya: Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp1.000,-
7) Elipsis
Ialah gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah
satu atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis. Contoh:
 Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan prediksi).
 Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali (Penghilangan subyek).
 Saya sekarang sudah mengerti ( Penghilangan obyek).
 Saya akan berangkat (penghilangan unsur Keterangan).
 Mari makan ! (penghilangan subyek dan obyek).

4. Slogan

Suyanto (2005:139 ) mengemukakan bahwa slogan atau themeline atau tagline yang
tertuang dalam pesan iklan televisi merupakan awal kesuksesan periklanan. Slogan
menjadi pernyataan standar yang mudah diterima dibenak konsumen. Slogan mempunyai
dua fungsi utama, yaitu untuk menjaga keberlangsungan serangkaian iklan dalam
kampanye dan untuk menyederhanakan sebuah strategi pesan periklanan pada pernyataan
positioning agar menjadi ringkas, dapat diulang, menarik perhatian, dan mudah diingat.
Jika biasa mendengar kiasan „gambar merupakan seribu kata‟, sebaliknya dalam
merancang slogan berlaku „kata (slogan) merupakan seribu gambar‟.

5. Pengertian Iklan

9
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian iklan adalah berita atau
pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa
yang ditawarkan; pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual,
dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum.
Menurut Shurter (1971 : 239), iklan sebenarnya merupakan perwujudan dari surat-surat
niaga (sales letters).

6. . Jenis-jenis Iklan

 Iklan Media Cetak


Media cetak telah lama digunakan untuk beriklan. Surat kabar dan majalah adalah mode
periklanan yang cukup populer untuk berbagai perusahaan di seluruh dunia. Dengan
menggunakan media cetak, perusahaan juga dapat mempromosikan produk mereka
melalui brosur dan brosur. Surat kabar dan majalah menjual ruang iklan dan biayanya
tergantung pada beberapa faktor.
 Iklan Siaran
Jenis iklan ini sangat populer di seluruh dunia. Ini terdiri dari iklan televisi, radio, atau
Internet. Iklan di televisi memiliki audiens yang besar dan sangat populer. Biaya iklan
tergantung pada panjang iklan dan waktu kemunculan iklan tersebut.
 Iklan Luar Ruang (Outdoor)
Iklan luar ruang menggunakan berbagai alat untuk menarik perhatian pelanggan. Papan
iklan, kios, dan acara serta pameran dagang adalah cara yang efektif untuk
menyampaikan pesan perusahaan. Baliho hadir di seluruh kota tetapi isinya harus
sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pelanggan.
 Periklanan Terselubung
Ini adalah cara unik beriklan di mana produk atau pesan secara halus dimasukkan dalam
film atau serial TV. Tidak ada iklan yang sebenarnya, hanya penyebutan produk di film.
 Iklan Layanan Masyarakat
Sebagaimana terbukti dari judulnya sendiri, iklan tersebut untuk kepentingan umum. Ada
sejumlah masalah penting seperti AIDS, integritas politik, konservasi energi, buta huruf,
kemiskinan dan sebagainya yang semuanya membutuhkan kesadaran lebih lanjut sejauh
menyangkut masyarakat umum.

10
7. Definisi Semantik

Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ (kata benda) yang berarti
‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah ‘semaino’ yang berarti ‘menandai’atau
‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik
(Perancis : signé linguistique). seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure (1996)
dalam bukunya Chaer yaitu terdiri dari (1) komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-
bentuk bunyi bahasa, dan (2) komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama
itu. Kedua komponen ini adalah merupakan tanda atau lambang; sedangkan yang ditandai atau
dilambanginya adalah sesuatu yang berada di luar bahasa yang lazim disebut referen atau hal
yang ditunjuk. Sedangkan Tarigan (1985 :5) mengungkapkan bahwa semantik menelaah
lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan
yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, semantik
mencakup makna-makna kata, perkembangannya dan perubahannya.

8. Jenis-Jenis Semantik

1. Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna sebenarnya, sesuai dengan hasil observasi indra kita, makna apa
adanya dan makna yang ada dalam kamus. Leksikal adalah bentuk yang diturunkan dari bentuk
nomina leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Dikatakan makna leksikal adalah
makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indra, atau
makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contohnya, kata ‘kepala’ dalam
kalimat ‘Kepalanya hancur kena pecahan granat‘ adalah makna leksikal, tetapi dalam kalimat
‘Hafizh diangkat menjadi kepala cabang koperasi‘ adalah bukan makna leksikal. Maksud makna
dalam kamus adalah makna dasar atau makna yang konret. Misalnya leksem ‘Kuda’ memiliki
makna sejenis binatang.

2. . Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang terjadi setelah proses gramatikal (afikasi, reduplikasi,
kompositumisasi). Perbedaan dari makna leksikal dan gramatikal adalah Makna leksikal adalah
makna dasar/makna dari kata per kata, sedangkan makna gramatikal adalah makna baru yang
muncul ketika kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat. Makna gramatikal acapkali juga dapat

11
diketahui tanpa mengenal makna leksikal unsur-unsurnya. Misalnya klausa malalat dilili-lili
lolo-lolo ini, yang tidak kita ketahui makna leksikal unsur-unsurnya, apa itu malalat, apa itu
malalat, apa itu dilili-lili, dan apa pula lolo-lolo itu; namun kita tahu bahwa konstruksi klausa
itu memberi makna gramatikal: malalat mengandung makna ‘tujuan, pasien’ dilili-lili
mengandung makna ‘pasif’, dan lolo-lolo mengandung makna ‘pelaku perbuatan’. Contoh: kata
‘kuda‘ bermakna leksikal binatang sedangkan makna gramatikalnya bisa menjadi alat
transportasi atau sejenis. Contoh, Saya berangkat ke pasar dengan kuda.

3. . Makna Denotatif

Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh
sebuah kata. Umpamanya, kata ‘Kurus‘ (bermakna denotatif yang mana artinya keadaan tubuh
seseorang yang lebih kecil dari ukuran yang normal). Kata ‘Bunga‘( bermakna denotatitif yaitu
bunga yang seperti kita lihat di taman).

4. Makna kias adalah makna yang semua bentuk bahasa baik kata, frase, maupun kalimat yang
tidak merujuk pada arti sebenarnya dan disebut mempunyai arti kiasan. Contohnya seperti
buah hati yang memiliki arti „anak tercinta‟, buah tangan yang berarti „oleh-oleh‟.
5. Makna Referensial dan Nonreferensial
Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada tidak adanya
referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa
yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Jika kata-
kata tidak mempunyai referen , maka kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Kata
meja dan kursi termasuk kata yang bermakna referensial karena keduanya mempunyai
referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut meja dan kursi. Sebaliknya kata
karena dan tetapi tidak mempunyai referen. Jadi, kata karena dan kata tetapi termasuk kata
yang bermakna nonreferensial.

BAB III

METODE PENELITIAN

1. RANCANGAN PENELITIAN

12
Rancangan penelitian dibentuk untuk memutuskan, di antara isu-isu yang ada, bagaimana
mengumpulkan data lebih lanjut, menganalisis dan menafsirkannya, dan akhirnya, untuk
memberikan jawaban atas masalah tersebut. Sekaran (2003) . Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif untuk mengetahui gaya bahasa serta makna semantik yang terkandung pada
iklan minuman di beberapa stasiun televisi.

9. JENIS DATA

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah gaya bahasa dalam slogan iklan minuman
teh dan kopi di televisi dengan mencakup semua saluran televisi swasta di berupa frasa atau
kalimat iklan dan makna yang terkandung dalam slogan iklan.

10. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dan metode catat.

a. Metode simak
Menurut Sudaryanto (1993: 133) teknik simak adalah penyediaan data yang dilakukan
dengan menyimak data penggunaan bahasa. Pada penelitian ini peneliti menyimak iklan di
stasiun televisi dan youtube.
b. Metode catat
Menurut Sudaryanto (1933:135) dalam bukunya Muhammad menyatakan pencatatan dapat
dilakukan pada kartu data yang sudah disediakan atau akan disediakan. Setelah pencatatan
peneliti akan melakukan pengelompokan pada data.
Jadi kesimpulanya pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan dan
catat. Artinya, data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengamati iklan minuman
yang terdapat di televisi kemudian mencatat data iklan yang mengandung gaya bahasa.
Pertama-tama slogan iklan minuman teh dan kopi di televisi diamati, setelah itu dipilih iklan
yang mengandung gaya bahasa. Kemudian iklan tersebut direkam oleh peneliti secara
saksama dan dicatat dengan rapi.

11. ANALISIS DATA

Data dianalisis dengan menggunakan analisis makna, yaitu dengan membaca data yang telah
ditemukan dalam pengamatan terhadap iklan di televisi, kemudian menerjemahkan bahasa

13
iklan dengan sungguh-sungguh dan mengklasifik asikan data ke dalam gaya bahasa sesuai
dengan teori yang ada. Identifikasi data dilakukan untuk menetapkan data-data yang sudah
terkumpul kemudian dikelompokkan. Data dikelompokkan sesuai jenis minumannya, yaitu
minman teh dan minuman kopi. Kemudian data dipilih mana yang akan dianalisis terlebih
dahulu. Deangan cara diterjemahkan satu satu makna yang tergambar di kalimat iklan tsb.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menyajikan hasil dari penelitian dan pembahasan mengenai analisis gaya
bahasa pada slogan iklan minuman teh dan kopi di televisi. Secara sistematik, laporan
disajikan dalam benuk tabel yang dipaparkan tabel jenis gaya bahasa slogan iklan minuman
teh dan kopi.
Tabel Gaya Bahasa Slogan Iklan Minuman Teh dan Kopi

No. Gaya bahasa Contoh Gaya Bahasa Makna yang terkandung pada iklan
1) Metafora Teh sariwangi dengan Makna yang terkandung dalam iklan
slogan “teh aslinya adalah teh sariwangi ini memiliki
hangatkan keluarga!”. kemurnian teh yang sangat mencolok,
sehingga dengan teh ini dapat
mengakrabkan hubungan antara yang lain
saat berkumpul bersama.
(Makna kias)
2) Hiperbola MYTEA dengan Makna yang terkandung dalam iklan
slogan “Enak terus ! adalah teh mytea mengandung lemak
teh oolong bikin jenuh yang membuat konsumen aman
lemak jenuh, jadi untuk minum secara terus-terusan,
kamu bisa enak terus. jadinya enak terus.
Rasakan kesegaran (Makna Denotatif)
MYTEA teh oolong
dan nikmati semua
kebaikannya!”.

14
3) Persionifikasi Kapal api dengan Makna yang terkandung dalam iklan
slogan “secangkir adalah kopi kapal api merupakan suatu
semangat untuk persembahan kekuatan yang diberikan
Indonesia”. kepada Indonesia lewat kopi.
(Makna Kias)

4) . Pertanyaan retoris Kapal api fresco Makna yang terkandung dalam iklan
dengan slogan “mana adalah kopi ini mengandung kesegaran
bisa fresh kalo belum yang tak tergantikan, badan bisa menjadi
minum fresco?”. segar setelah minum kopi ini.
(Makna Denotatif)
5) Repetisi Kapal api white coffie Makna yang terkandung dalam iklan
dengan slogan “lebih adalah campuran krim dalam kopi kapal
krim lebih kaw”. api white coffie membuat rasa kopi
tersebut luar biasa.
(Makna Denotatif)
6) Asonansi Teh sari murni dengan Makna yang terkandung dalam iklan
slogan “Awali adalah minum segelas teh sari murni
semangat pagi”. dapat mengawali semangat pagi anda
dalam beraktivias sehari-hari karena teh
tersebut mengandung sesuatu yang
membuat lebih bersemangat dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
(Makna Kias)
7) Sinekode Top kopi dengan Makna dalam iklan adalah kopi ini
slogan “kopinya orang
mempunyai daya tarik yang spesial pada
Indonesia”.
kemasan maupun dari segi rasanya,
sehingga mendapatkan julukan kopi yang
benar-benar top dikalangan masyarakat.
(Makna Referensial)

15
8) Teh botol sosro Makna yang terkandung dalam iklan
dengan
adalah teh ini merupakan minuman yang
slogan“Apapun
Elipsis makanannya, diminum setelah makan. Pandangan akan
minumnya”.
hal tersebut sudah menjadi hal yang
biasa dalam masyarakat.
(Makna Denotatif).

 Pembahasan
1. Metafora
Perbandingan antara dua analogi yang berbeda terlihat jelas pada gaya bahasa metafora.
Dalam iklan teh sariwangi terdapat gaya bahasa metafora dengan slogan teh aslinya
hangatkan keluarga!, merupakan analogi yang membandingkan antara teh aslinya sariwangi
dengan hangatkan keluarga. Makna yang terkandung dari slogan iklan adalah keaslian dari
teh sariwangi dapat hangatkan keluarga. Teh sari wangi ini dapat mengakrabkan suasana
kekeluargaan. Dalam makna semantik teh sariwangi ini terdapat makna kias yaitu pada
kalimat hangatkan. Kata hangatkan bermakna teh tersebut dapat mengakrabkan hubungan
antara anggota keluarga.
2. Hiperbola
Dalam iklan MYTEA juga terdapat gaya bahasa hiperbola dengan slogan “enak terus!” yakni
teh oolong bikin lemak jenuh, jadi kamu bisa enak terus. Rasakan kesegaran MYTEA teh
oolong dan nikmati semua kebaikannya!. Kesegaran MYTEA tersebut dengan mengandung
lemak jenuh dapat memberikan kesegaran bagi penikmatnya serta enak terus. Jadi terkesan
minuman teh ini enak terus rasanya. Makna yang terkandung dalam iklan adalah teh MYTEA
tersebut membuat lemak jenuh, jadi terkesan aman untuk menkonsumsi serta enak terus.
3. Persionifikasi

Pada gaya bahasa personifikasi penggambaran mengenai benda mati seperti manusia terlihat
jelas pada gaya bahasa ini. Sebagai contoh iklan kapal api dengan slogan “secangkir
semangat untuk Indonesia” mengisyaratkan bahwa kopi kapal api dapat mempersembahkan
semangat seperti halnya manusia atau benda yang seolah-olah dapat hidup. Makna yang
terkandung dalam iklan ini menegaskan bahwa kopi adalah suatu semangat Indonesia untuk
membangun Negara yang maju.

16
4. Pertanyaan retoris

Pertanyaan yang tak perlu sebuah jawaban yang harus diberikan pada saat iklan berlangsung,
sebagai contoh iklan kapal api fresco dengan slogan “mana bisa fresh kalo belum minum
fresco?” jawaban dari pertanyaan tersebut karena kopi tersebut enak dan menyegarkan serta
freshco memang banyak yang mengkonsumsi karena kopi tersebut mempunyai ciri khas kopi
yang tidak dimiliki oleh kopi lain. Iklan ini secara semantik mengandung makna denotatif,
yakni berupa makna sebenarnya dalam iklan yang menyatakan bahwa pertanyaan yang
mengungkapkan kelebihan dari kopi frescho tersebut.

5. Repetisi

Perulangan bunyi, suku kata, atau kata terjadi pada setiap iklan yang termasuk gaya bahasa
repetisi. Seperti iklan Kapal api white coffie dengan slogan “lebih krim lebih kaw”. Makna
yang terkandung dalam iklan adalah campuran krim dalam kopi kapal api white coffie
membuat rasa kopi tersebut luar biasa.

6. Asonansi

Dalam gaya bahasa asonansi terjadi perulangan bunyi vokal pada konteks iklan. Hal
demikian terbukti pada iklan teh sari murni dengan slogan “Awali semangat pagi”, terdapat
perulangan bunyi vokal a. Makna yang terkandung dalam slogan iklan adalah pada pagi hari
biar bersemangat harus minum yang membuat semangat juga yaitu teh sari murni. Dengan
racikan para ahli pembuat teh menghasilkan teh yang sangat alami. Dengan minum teh sari
murni dapat mengawali semangat pagi anda dalam beraktivitas sehari-hari. Iklan ini secara
teori semantik mengandung makna kias yakni pada kata semangat pagi.

7. Sinekode

Iklan top kopi dengan slogan “kopinya orang Indonesia”, merupakan sinekdoke yang
mempergunakan dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) yakni pada
Iklan ini mengandung makna referensial yakni mempunyai referen kata kopi yaitu sejenis
minuman yang bewarna hitam dan kental serta harum wanginya.kata Indonesia. Slogan top
kopi menyatakan bahwa kopinya orang Indonesia adalah top kopi.

8. Elipsis

17
Penghilangan suatu kata atau silabel pada konteks suatu iklan terlihat jelas pada iklan teh
botol sosro yang terdapat gaya bahasa elipsis dengan slogan “apapun makanannya,
minumnya” dalam iklan tersebut terdapat penghilangan salah satu kata atau kata-kata dalam
konstruksi kalimat. Sebenarnya kata “teh botol sosro” merupakan akhir dari bagian iklan
tersebut tetapi dalam iklan terjadi penghilangan. Gaya bahasa elipsis ini terjadi penghilangan
unsur kata pada akhir iklan. Makna yang terkandung dari slogan iklan bahwa apapun yang
dimakan setelah itu minumannya pasti teh botol sosro.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gaya bahasa banyak digunakan dalam iklan minuman. Penyusun iklan menggunakan
gaya bahasa dengan tujuan untuk memperindah tulisan supaya menarik dan untuk
menekankan pesan iklan supaya dapat diterima konsumen. Gaya bahasa hiperbola
merupakan gaya bahasa yang banyak digunakan dalam iklan. Hal tersebut
dikarenakan bahwa penulis iklan ingin menonjolkan keistimewaan pada produk
minuman yang ditawarkan dengan menggunakan unsur-unsur berlebihan pada
bahasa iklan tersebut dan ingin mendefinisikan suatu produk tersebut ke dalam suatu
kalimat yang menarik melalui perbandingan langsung yang singkat. Unsur
berlebihan dalam kata-katanya terlihat jelas pada gaya bahasa hiperbola. Hal tersebut
berdasarkan data yang ditemukan oleh peneliti, gaya bahasa hiperbola merupakan
gaya bahasa yang paling memikat konsumendalam slogan iklan minuman teh dan
kopi di televisi
B. SARAN

1. Bagi pembelajar bahasa agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang gaya


bahasa dan makna yang terkandung didalamnya, supaya dapat menangkap pesan
dan isi iklan bahasa Indonesia dengan lebih baik.
2. Dengan begitu banyaknya macam gaya bahasa seperti yang tersebut di atas,
hendaknya dipergunakan dengan semestinya dan diterapkan dalam membuat
sebuah karya sastra sehingga menjadi indah dan ia dapat menarik pembaca untuk
lebih mendalami dan menikmati karya sastra tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka

https://www.mahmudkumpulanmakalah.com/2013/02/gaya-bahasa-majas-dan
pengelompokannya.html

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Jurnal UNY, LAZFIHMA, ANALISIS GAYA BAHASA DALAM SLOGAN IKLAN


MINUMAN DI TELEVISI: YOGYAKARTA

19

Anda mungkin juga menyukai