Anda di halaman 1dari 22

Dosen Pengampu :

PROBABILITAS Mochammad Ilyas Junjunan, SE. MA


DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. Ayu Dia Anggraeni (08010220004)

  2. Chusnul Chotimah (08010220006)


  3. Dhina Sawitri Anandayu (08010220009)

  4. Iin Nurul Wahidah (08010220014)

  5. Lidya Ardhita Sal Sabilla (08010220019)

  6. Mulazematul Hoiroh (08010220023)

  7. Nahdiya Anfa Taskiya (08010220024)


A. PENGERTIAN POBABILITAS

Pengertian Probabilitas adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang
acak. Kata probabilitas itu sendiri sering disebut dengan peluang atau kemungkinan. Probabilitas secara umum
merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi.

Dalam mempelajari probabilitas, ada tiga kata kunci yang harus diketahui yaitu eksperimen, hasil (outcome) dan
kejadian atau peristiwa (even). Sebagai contoh, sebuah eksperiman dilakukan dengan menanyakan kepada 100 orang
pembaca, apakah mereka akan mengambil mata kuliah statistik atau kalkulus. Dari eksperimen ini akan terdapat
beberapa kemungkinan hasil. Contohnya kemungkinan hasil pertama ialah sebanyak 58 orang akan mengambil mata
kuliah apapun. Kemungkinan hasil lain adalah bahwa 75 orang mengambil mata kuliah kalkulus dan sisanya
mengambil mata kuliah statistik.
B. PENDEKATAN PERHITUNGAN PROBABILITAS

Pendekatan perhitungan probabilitas ada tiga konsep untuk mendefinisikan probabilitas dan menentukan
nilai-nilai probabilitas, yaitu :
 Pendekatan klasik

 Pendekatan Relatif

 Pendekatan subjektif
PENDEKATAN KLASIK
Diasumsikan bahwa semua peristiwa mempunyai kesempatan yang samauntuk terjadi. Probabilitas suatu
peristiwa kemudian dinyatakan sebagai rasio antara jumlah kemungkinan hasil dengan total kemungkinan hasil
(rasio peristiwa terhadap hasil). Bila kejadian E terjadi dalam n cara dari seluruh n cara yang mungkin terjadi dan
masing-masing n cara itu mempunyai kesempatan atau kemungkinan yang sama untuik muncul, maka
probabilitas kejadian E yang ditulis P(E) dirumuskan sebagai berikut :
Peristiwa menjual dan membeli saham mempunyai kesempatan yang sama untuk terjadi pada
kegiatan jual beli saham. Jumlah hasil ada 2 dan hanya 1 peristiwa yang terjadi, maka probabilitas
menjual atau membeli adalah sama, yaitu ½
Pada suatu percobaan di mana hanya ada satu peristiwa yang terjadi, sehingga peristiwa lain tidak
dapat terjadi pada suatu percobaan dengan waktu yang sama dikenal dengan peristiwa saling lepas
(mutually exclusive).
Peristiwa saling lepas (mutually exclusive) adalah terjadinya suatu peristiwa sehingga peristiwa lain
tidak terjadi pada waktu yang sama.
Perumusan konsep probabilitas dengan cara klasik mempunyai kelemahankarena menuntut syarat
semua hasil mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul
PENDEKATAN RELATIF
Sehubungan dengan itu dikembangkan konsep probabilitas berdasarkan statistic, yaitu dengan pendekatan
empiris. Probabilitas empiris dari suatu kejadian dirumuskan dengan memakai frekuensi relatif dari terjadinya suatu
kejadian dengan syarat banyaknya pengamatan atau banyaknya sampel n adalah sangat besar. Bila n bertambah besar
sampai tak terhingga (n - > ∞), probabilitas kejadian E sama dengan nilai limit dari frekuensi relatif kejadian E
tersebut. Dengan demikian, jika kejadian E berlangsung sebanyak f kali dari keseluruhan pengamatan sebanyak n,
dimana n mendekati tak terhingga, probabilitas kejadian E dirumuskan sebagai berikut :

Walaupun mudah dan berguna dalam praktek, secara matematis perumusankonsep probabilitas dengan frekuensi
relative ini juga mempunyai kelemahan karenasuatu nilai limit yang benar-benar mungkin sebenarnya tidak ada
Nilai probabilitas ditentukan melalui
percobaan, sehingga nilai probabilitasitu
merupakan limit dari frekuensi relatif
peristiwa tersebut. Contohnya :
PENDEKATAN SUBJEKTIF

Pendekatan subjektif adalah menentukan besarnya probabilitas suatu peristiwa didasarkan pada
penilaian pribadi dan dinyatakan dalam derajat kepercayaan. Pendekatan subjektif menyatakan
probabilitas suatu peristiwa terjadi berdasarkan penilaian pribadi. Contoh pendekatan subjektif seperti :
1. Menurut Presiden Saddam Husen Irak pasti akan menang melawan Amerika.
2. Menurut Presiden Amerika rakyat Irak akan menyambut tentara Amerika dengan suka cita,
3. Menurut Mentri Keuangan Indonesia periode 1996-1998, Indonesia tidak akan pernah krisis karena
pondasi ekonomi kuat, atau
4. Anda akan mendapatkan nilai minimal B untuk matakuliah Statistik I.
Semua contoh di atas hanya didasarkan pada penilaian pribadi dan tidak banyak menggunakan informasi
sebagai dasar pertimbangan.
C. KEJADIAN/PERISTIWA DAN NOTASI HIMPUNAN

Probabilitas suatu kejadian adalah angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu
kejadian. Nilainya di antara 0 dan 1. Kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 1 adalah kejadian
yang pasti terjadi atau sesuatu yang telah terjadi.
Misalnya matahari yang masih terbit di timur sampai sekarang. Sedangkan suatu kejadian yang
mempunyai nilai probabilitas 0 adalah kejadian yang mustahil atau tidak mungkin terjadi. Misalnya
seekor kambing melahirkan seekor sapi.
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, sedangkan
titik-titik sampel percobaan tersebut adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6. Adapun sebarang himpunan bagian dari ruang
sampel disebut kejadian, biasanya dilambangkan dengan K. Misalnya, K = {2, 4, 6} adalah kejadian
munculnya muka dadu bertitik genap dengan n(K) = 3.
PERHITUNGAN PELUANG SUATU KEJADIAN
DENGAN FREKUENSI RELATIF
Frekuensi relatif adalah perbandingan banyaknya kejadian yang diamati dengan banyaknya percobaan.
Frekuensi relatif dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

Ambillah sekeping uang logam, kemudian lemparkan sebanyak 30 kali. Misalkan, hasil yang diperoleh
adalah muncul sisi gambar sebanyak 13 kali. Perbandingan banyak kejadian muncul sisi gambar
dengan banyak pelemparan adalah 13/30. Nilai inilah yang disebut frekuensi relatif.
Contoh Soal Frekuensi Relatif

Rino melempar dadu sebanyak 200 kali. Hasilnya adalah


muncul muka dadu sebagai berikut. b. Kejadian munculnya muka dadu bertitik 3
a. Bertitik 1 sebanyak 25 kali. sebanyak 17 kali.
b. Bertitik 3 sebanyak 17 kali.
Tentukan frekuensi relatif kejadian munculnya mata dadu
bertitik 1, 3,
Jawab: Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu
Banyaknya percobaan adalah 200 bertitik 3 adalah 0,085.
a. Kejadian munculnya muka dadu bertitik 1 sebanyak 25 kali.

Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bertitik 1 adalah


0,125.
PERHITUNGAN PELUANG SUATU KEJADIAN
DENGAN RUMUS PELUANG
Perhatikan kembali percobaan pelemparan sebuah dadu. Ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
sehingga n (S) = 6. Misalkan, kejadian munculnya muka dadu yang bertitik prima dinyatakan dengan K
= {2, 3, 5} sehingga n(K) = 3.
Peluang munculnya setiap titik sampel di dalam ruang sampel adalah sama, yaitu 1/6. Jadi, peluang
munculnya muka dadu bertitik prima adalah

Selain dengan cara tersebut, nilai P(K) juga dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut. S = {1, 2, 3,
4, 5, 6} maka n(S) = 6. K = {2, 3, 5} maka n(K) = 3.
Contoh Soal Peluang
Siti melemparkan sebuah dadu. Tentukanlah peluang munculnya
mata dadu 2. Misalkan, B adalah himpunan kejadian
1. bertitik 3, munculnya dadu bertitik lebih dari 3 maka B
2. bertitik lebih dari tiga, = {4, 5, 6} sehingga n(B) = 3.
3. bertitik 1, 2, 3, 4, 5, 6,
Jawab:
Oleh karena ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka
n(S) = 6.
1. Misalkan, A adalah himpunan kejadian munculnya dadu 3. Misalkan, C adalah himpunan C = {1, 2, 3, 4, 5,
bertitik 3 maka A = {3} sehingga n(A) = 1. 6} sehingga n(C) = 6. kejadian munculnya mata
dadu bertitik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 maka

Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik 1, 2, 3,


4, 5 dan 6 adalah 1.
NOTASI HIMPUNAN

Notasi himpunan yaitu cara memberi simbol pada suatu himpunan. Dalam matematika, himpunan dinyatakan
dengan huruf kapital seperti A, B, C atau P, Q, R. Benda atau objek yang termasuk ke dalam himpunan ditulis
dengan menggunakan pasangan kurung kurawal dan diberi koma seperti {…}, {…}
Contohnya
• P merupakan himpunan nama hari dimulai dari huruf S. Maka dinyatakan P = {Senin, Selasa, Sabtu}
• Q merupakan himpunan bilangan prima kurang dari 20. Maka dinyatakan Q = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19}
• A merupakan bilangan genap antara 25 – 35. Maka dinyatakan A = {26, 28, 30, 32, 34}

Setiap objek yang berada dalam himpunan disebut anggota dan dinotasikan dengan €. Objek yang tidak termasuk
dalam himpunan bukan dinyatakan sebagai anggota dan dinotasikan dengan bukan bagian. Untuk lebih mudah
memahaminya berikut contohnya :
A merupakan bilangan ganjil kurang dari 10. Anggota himpunannya yaitu 1, 3, 5, 7, 9. Notasi himpunannya A = {1,
3, 5, 7, 9}.
D. BEBERAPA ATURAN DASAR PROBABILITAS

• Aturan Penjumlahan

1. Kejadian Saling Meniadakan : Dua peristiwa atau lebih disebut saling meniadakan jika kedua
atau lebih peristiwa itu tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa A dan B saling
meniadakan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah
Penyelesaian :
P(A atau B) = P(A) + P(B) atau
P(A) = 1/6
P(A È B) = P(A) + P(B)
Contoh : P(B) = 2/6
Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peritiwanya adalah P(A atau B) = P(A) + P(B)
A = peristiwa mata dadu 4 muncul. = 1/6 + 2/6
B = peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.
= 0,5
Tentukan probabilitas dari kejadian berikut !
Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul!
2. Kejadian Tidak Saling Meniadakan :
Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa tidak saling Contoh :
meniadakan apabila kedua peristiwa atau lebih tersebut dapat Dua buah dadu dilemparkan bersamaan, apabila :
terjadi pada saat yang bersamaan. Jika dua peristiwa A dan B
tidak saling meniadakan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut A = peristiwa mata (4, 4) muncul.
adalah : B = peristiwa mata lebih kecil dari (3, 3) muncul.
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B) Tentukan probabilitas P(A atau B) !
P(A È B) = P(A) + P(B) – P(A Ç B) Penyelesaian :
Jika 3 peristiwa A, B, dan C tidak saling meniadakan, probabilitas P(A) = 1/36
terjadinya peristiwa tersebut adalah
P(B) = 14/36
P(A È B È C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A Ç B) – P(A Ç C) – P(B P(A Ç B) = 0
Ç C) + P(A Ç B Ç C)
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A Ç B)
= 1/36 + 14/36 – 0
= 0,42
• Aturan Perkalian

Contoh :
1. Kejadian Tak Bebas : Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
Dua peristiwa atau lebih disebut kejadian tidak bebas 5 buah bola putih bertanda +
apabila peristiwa yang satu dipengaruhi atau tergantung 1 buah bola putih bertanda –
pada peristiwa lainnya. Probabilitas peristiwa tidak saling 3 buah bola kuning bertanda +
bebas dapat pula dibedakan atas tiga macam, yaitu: 2 buah bola kuning bertanda –
a. Probabilitas Bersyarat : Seseorang mengambil sebuah bola kuning dari kotak
Probabilitas bersyarat peristiwa tidak saling bebas - Berapa probabilitas bola itu bertanda +?
adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan Penyelesaian :
syarat peristiwa lain harus terjadi dan peristiwa-peristiwa Misalkan : A = bola kuning
tersebut saling mempengaruhi. B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif.
P(A) = 5/11
P(B+ Ç A) = 3/11
b. Probabilitas Gabungan :
Probabilitas gabungan peritiwa tidak saling bebas
adalah probabilitas terjadinya dua atau lebih peristiwa Contoh :
secara berurutan (bersamaan) dan peristiwa-peristiwa itu Dari satu set kartu bridge berturut-turut diambil kartu itu
saling mempengaruhi. sebanyak 2 kali secara acak. Hitunglah probabilitasnya kartu
Jika dua peristiwa A dan B gubungan, probabilitas king (A) pada pengambilan pertama dan as(B) pada
terjadinya peristiwa tersebut adalah pengambilan kedua, jika kartu pada pengambilan pertama tidak
P(A dan B) = P(A Ç B) = P(A) x P(B/A) dikembalikan !
Jika tiga buah peristiwa A, B, dan C gabungan, Penyelesaian :
probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah (A) = pengambilan pertama keluar kartu king.
P(A Ç B Ç C) = P(A) x P(B/A) x P(C/A Ç B) P(A) = 4/52
(B/A) = pengambilan kedua keluar kartu as
P(B/A) = 4/51
P(A Ç B) = P(A) x P(B/A)
= 4/52 x 4/51
= 0,006
c. Probabilitas Marjinal : Probabilitas marjinal peristiwa tidak
saling bebas adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang
tidak memiliki hubungan dengan terjadinya peristiwa lain dan
peristiwa tersebut saling mempengaruhi.
Contoh :
Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda –
3 buah bola kuning bertanda +
2 buah bola kuning bertanda –
Tentukan probabilitas memperoleh sebuah bola putih !
Penyelesaianya :
Misalkan : A = bola putih
B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif
P(B+ Ç A) = 5/11
P(B- Ç A) = 1/11
P(A) = P(B+ Ç A) + P(B- Ç A)
= 5/11 + 1/11
= 6/11
3. Kejadian Bebas :
Dua kejadian atau lebih dikatakan merupakan kejadian bebas Rumus Bayes :
Contoh :
apabila terjadinya kejadian tersebut tidak saling mempengaruhi.
Tiga kotak masing-masing memiliki dua laci. Didalam laci-
Dua kejadian A dan B dikatakan bebas, kalau kejadian A tidak
laci tersebut terdapat sebuah bola. Didalam kotak I terdapat
mempengaruhi B atau sebaliknya bola emas, dalam kotak II terdapat bola perak, dan dalam
kotak III terdapat bola emas dan perak. Jika diambil sebuah
kotak dan isinya bola emas, berapa probabilitas bahwa laci
lain berisi bola perak?
Contoh : Penyelesaian :
Satu mata uang logam Rp. 50 dilemparkan ke atas sebanyak dua kali. Misalkan : A1 peristiwa terambil kotak I
Jika A1 adalah lemparan pertama yang mendapat gambar burung(B), A2 peristiwa terambil kotak II
dan A2 adalah lemparan kedua yang mendapatkan gambar A3 peristiwa terambil kotak III X peristiwa laci yang
burung(B), berapakah P(A1 Ç A2)! dibuka berisi bola emas
Kotak yang memenuhi pertanyaan adalah kotak III
(P(A3/X)).
Penyelesaian :
P(A1) = 1/3 P(X/A1) = 1
Karena pada pelemparan pertama hasilnya tidak mempengaruhi
P(A2) = 1/3 P(X/A2) = 0
pelemparan kedua dan P(A1) = P(B) = 0,5 dan P(A2) = P(B) = 0,5, P(A3) = 1/3 P(X/A3) = ½
maka P(A1 Ç A2) = P(A1) P(A2) = P(B) P(B) = 0,5 x 0,5 = 0,25.
Terima Kasih
ขอขอบคุณสำหรับความสนใจของคุณ

Anda mungkin juga menyukai